Anda di halaman 1dari 19

OLEH:

WIDIA EDORITA, SH.,MH


Sumber hukum internasional adalah
bahan-bahan aktual yg digunakan
oleh para ahli hukum internasional
untuk menetapkan hukum yg berlaku
bagi suatu peristiwa atau situasi
tertentu.
Pasal 38 (1) Statuta Mahkamah Internasional
menetapkan bahwa sumber hukum internasional
tdd:
1. Perjanjian internasional (international conventions)
2. Kebiasaan iternasional (international Custom)
3. Prinsip-prinsip hukum umum(general principle of
law)
4. Keputusan pengadilan (judicial decisions) dan
pendapat para ahli yg telah diakui kepakarannya.
I. PERJANJIAN INTERNASIONAL
Perjanjian internasional adlh perjanjian yg
diadakan antara anggota masyarakat bangsa-
bangsa dan bertujuan untuk mengakibatkan
akibat hukum tertentu.
b. Penggolongan Perjanjian Internasional

Menurut Menurut
Isinya Subjeknya

Politik, KLASIFIKASI Negara,


Ekonomi, hukum Subjek hukum,
Wilayah PERJANJIAN Sesama subjek
kesehatan INTERNASIONAL hukum

Menurut Menurut
Prosesnya Fungsinya

Penting 3 tahap
Sederhana Law making treaties
2 tahap Treaty contract
c. Istilah-istilah Lain Perjanjian Internasional

No Nama Uraian Keterangan


1. Traktat Yaitu, perjanjian paling formal Perjanjian ini khusus
(Treaty) yang merupakan persetujuan mencakup bidang poli-
dari dua negara atau lebih. tik & bidang ekonomi.
2. Konvensi Yaitu persetujuan formal yang Persetujuan ini harus
(Conven- bersifat multilateral, dan tidak dilegalisasi oleh wakil-
tion) berurusan dengan kebijaksanaan wakil berkuasa penuh
tingkat tinggi (high policy). (plaenipotentiones).
3. Protokol Yaitu persetujuan yang tidak Mengatur masalah tam-
(Protocol) resmi dan pada umumnya tidak bahan penafsiran
dibuat oleh kepala negara. klausal-klausal ttn.
4. Persetujuan Yaitu prjanjian yang berifat Agrement tidak dirati-
(Agree- teknis atau admistratif fikasi karena sifatnya
ment) tidak seresmi traktat
atau konvensi.
Lanjutan ………….

5. Perikatan Yaitu istilah yg digunakan untuk Perikatan tidak seresmi


(Arrange- transaksi-transaksi yang bersifat traktat dan konvensi.
ment) sementara.
6. Proses Yaitu catatan-catatan atau ke- Proses verbal tidak
Verbal simpulan konferensi diplomatik, diratifikasi.
atau suatu permufakatan.
7. Piagam Yaitu himpunan peraturan yang Piagam itu dapat digu-
(Statute) ditetapkan oleh persetujuan nakan sebagai alat
internasional baik mengenai tambahan untuk
pekerjaan maupun kesatuan- pelaksanaan suatu
kesatuan tertentu seperti konvensi (seperti
pengawasan internasional yang piagam kebebasan
mencakup tentang minyak atau transit).
mengenai lapangan kerja
lembaga-lembaga internaional.
Lanjutan ………….

8. Deklarasi Yaitu perjanjian internasional yg Deklarasi sebagai per-


(Declara- berbentuk traktat, dan setujuan tidak resmi
tion) dokumen tidak resmi. Deklarasi bila mengatur hal-hal
sebagai traktat bila menerang- yang kurang penting.
kan suatu judul dr batang tubuh
ketentuan traktat, dan sebagai
dokumen tidak resmi apabila
merupakan lampiran pd traktat
/konvensi.
9. Modus Yaitu dokumen untuk mencatat
Vivendi persetujuan internasional yang
bersifat sementara, sampai ber-
hasil diwujudkan perjumpaan
yang lebih permanen, terinci,
dan sistematis serta tidak me-
merlukan ratifikasi.
Lanjutan ………….

10. Pertukaran Yaitu metode yang tidak resmi, Akibat pertukaran nota
Nota tetapi akhir-akhir ini banyak ini timbul kewajiban
digunakan. Biasanya, pertuka- yang menyangkut
ran nota dilakukan oleh wakil- mereka.
wakil militer dan negara serta
dapat bersifat multilateral.
11. Ketentuan Yaitu ringkasan hasil konvensi
Penutup yang menyebutkan negara
(Final Act) peserta, nama utusan yang
turut diundang, serta masalah
yang disetujui konferensi dan
tidak memerlukan ratifikasi.
12. Ketentuan Yaitu traktat yang dapat bersifat LBB menggunakan ke-
Umum resmi dan tidak resmi. tentuan umum arbitrasi
(General untuk menyelesaikan
Act), scr damai pertikaian
internasional th. 1928.
Lanjutan ………….

13. Charter Yaitu istilah yang dipakai dalam Misalnya, Atlantic


perjanjian internasional untuk Charter.
pendirian badan yang
melakukan fungsi administratif.

14. Pakta Yaitu istilah yang menunjukkan Pakta membutuhkan


(Pact) suatu persetujuan yang lebih ratifikasi.
khusus (Pakta Warsawa).

15. Covenant Yaitu anggaran dasar LBB (Liga


Bangsa-Bangsa).
Ruang lingkup perrjanjian
internasional
 Perjanjian bilateral, yaitu perjanjian yang hanya
mengikat dua negara.
 Perjanjian trilateral, yaitu perjanjian yang mengikat
tiga negara.
 Perjanjian multilateral, yaitu perjanjian yang
mengikat banyak negara peserta.
Tahap-tahap Pembuatan Perjanjian Internasional

Tahap-tahap menurut konvensi Wina tahun 1969 :


 Perundingan (Negotiation)
 Penandatanganan (Signature)
 Ratifikasi (Ratification)
1. Ratifikasi oleh badan eksekutif (biasa dilakukan oleh
raja-raja absolut dan pemerintahan otoriter).
2. Ratifikasi oleh badan legislatif (jarang digunakan).
3. Ratifikasi campuran DPR dan Pemerintah (paling
banyak digunakan karena peranan legislatif dan ekse-
kutif sama-sama menentukan dalam proses ratifikasi.
Konvensi Wina (tahun 1969) pasal 24 menyebutkan
bahwa mulai berlakunya sebuah Perjanjian
Internasional adalah sebagai berikut:
• Pada saat sesuai dengan yang ditentukan dalam naskah
perjanjian tersebut.
• Pada saat peserta perjanjian mengikat diri pada
perjanjian itu bila dalam naskah tidak disebut saat
berlakunya.

Persetujuan untuk mengikatkan diri, sangat tergantung pada


persetujuan mereka. Misalnya, dengan penandatangan,
ratifikasi, pernyataan turut serta (accession), ataupun
pernyataan menerima (acceptance) dan dapat juga dengan cara
pertukaran naskah yang sudah ditandatangani.
Berakhirnya Perjanjian Intenasional
Prof. DR. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., mengatakan bahwa
suatu perjanjian berakhir karena :
1. Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
2. Masa beraku perjanjian internasional itu sudah habis.
3. Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya
objek perjanjian itu.
4. Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri
perjanjian itu.
5. Adanya perjanjian baru antara peserta yang kemudian
meniadakan perjanjian yang terdahulu.
6. Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan
ketentuan perjanjian itu sudah dipenuhi.
7. Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan
pengakhiran itu diterima oleh pihak lain.
II. KEBIASAAN INTERNASIONAL

Untuk dapat dikatakan bahwa kebiasaan internasional


mrpk sumber hukum, harus memenuhi unsur-unsur:
1. Harus tdp suatu kebiasaan yg bersifat umum dan
diterapkan berulang dari masa ke masa.
2. Kebiasaan tersebut harus diterima sbg hukum.
 Kebiasaan internasional sbg sumber hukum erat
kaitannya dengan perjanjian internasional.
 Kebiasaan internasional dpt menimbulkan kaidah
hukum kebiasaan internasional yg kemudian
diteguhkan dlm konvensi internasional.
 Perjanjian internasional yg berulang kali diadakan
mengenai hal yg sama dpt menimbulkan suatu
kebiasaan dan menciptakan lembaga hukum melalui
proses hukum kebiasaan internasional.
III. PRINSIP HUKUM UMUM
 Asas hukum umum ialah asas hukum yg mendasari
sistem hukum modern.
 Hukum modern ialah sistem hukum positif yg
didasarkan atas asas dan lembaga hukum negara barat
yg untuk sebagian besar didasarkan atas asas dan
lembaga hukum romawi.
 Prinsip-prinsip umum yg diambil dari sistem-sistem
nasional dpt mengisi kekosongan yg terjadi dlm
hukum internasional.
IV. KEPUTUSAN PENGADILAN DAN
PENDAPAT PARA SARJANA
TERKEMUKA

 Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana


terkemuka hanya mrpk sumber subsider atau sumber
tambahan.
 Keputusan pengadilan dan pendapat para sarjana itu
tidak mengikat, artinya tidak dapat menimbulkan
suatu kaidah hukum.

Anda mungkin juga menyukai