Anda di halaman 1dari 13

Program Pencegahan & Pemberantasan

Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas Simpur


Kota Bandar Lampung Tahun 2018
• Di dalam pembangunan kesehatan, Indonesia memiliki masalah
kesehatan yang cukup kompleks, dibuktikan dengan
meningkatnya kasus penyakit menular.
• Dengan adanya Puskesmas sebagai upaya keperawatan
kesehatan masyarakat yang terdiri dari upaya wajib dan
upaya pengembangan, diharapkan pemberian pelayanan
kesehatannya dapat mencegah dan memberantas penyakit
menular melalui upaya wajibnya yaitu P2M.
• Di berbagai negara masalah penyakit menular dan kualitas
lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan masih
menjadi isu sentral yang ditangani oleh pemerintah tidak
terkecuali dengan DBD.
• Menurut data Depkes Provinsi Lampung Tahun 2015 Penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia pada umumnya dan
Provinsi Lampung pada khususnya, dimana kasusnya cenderung
meningkat dan semakin luas penyebarannya serta berpotensi
menimbulkan KLB.
• Di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Simpur pada tahun
2017 terdapat 22 kasus DBD dan untuk program tahunan
puskesmas simpur belum mencapai target mengenai angka
bebas jentik (ABJ) dengan target Angka Bebas Jentik (ABJ)
95% sedangkan pencapaian kumulatifnya 82,7%. Capaian
target Angka Kejadian Jentik pada kasus DBD masih cenderung
masih rendah dibandingkan penyakit menular & mewabah
seperti TB dan Diare.
Pencapaian program P2M di kelurahan Pasir
Gintung Tahun 2017
Pencapaian Target Pencapaian Target (%)
(%)

Campak 2 0 2 100

Typoid 28 0 28 100

IMS 66 0 66 100

VCT 66 0 66 100

Diare 231 152 151 100

TB Paru 23 35 65 95

Malaria 21 0 21 100

DBD 6 0 120 100


Pencapaian program P2M di kelurahan Kaliawi
persada Tahun 2017
Pencapaian Target Pencapaian Target (%)
(%)

Campak 5 0 5 100

Typoid 23 0 23 100

IMS 48 0 48 100

VCT 48 0 48 100

Diare 278 211 131 100

TB Paru 13 35 37 95

Malaria 14 0 14 100

DBD 8 0 160 100


Pencapaian program P2M di kelurahan
Kelapa Tiga Tahun 2017
Pencapaian Target Pencapaian Target (%)
(%)

Campak 9 0 9 100

Typoid 20 0 20 100

IMS 71 0 71 100

VCT 71 0 71 100

Diare 310 261 118 100

TB Paru 51 35 145 95

Malaria 36 0 36 100

DBD 8 0 160 100


Pencapaian Target Masalah
KP PG K3 KP PG K3
Campak 5 2 9 0 0 0 +
(5%) (2%) (9%) (100%) (100%) (100%)

Typoid 23 28 20 0 0 0 +
(23%) (28%) (20%) (100%) (100%) (100%)

IMS 48 66 71 0 0 0 +
(48%) (66%) (71%) (100%) (100%) (100%)
VCT 48 66 71 0 0 0 +
(48%) (66%) (71%) (100%) (100%) (100%)
Diare 278 231 310 261 152 261 +
(131%) (151%) (118%) (100%) (100%) (100%)

TB Paru 13 23 51 35 35 35 K3 +
(37%) (65%) (145%) (95%) (95%) (95%)
Malaria 14 21 36 0 0 0 +
(14%) (21%) (36%) (100%) (100%) (100%)
DBD 8 6 8 0 0 0 +
(8%) (6%) (8%) (100%) (100%) (100%)
Masalah U S G Total

Campak 1 1 1 3

Typoid 1 1 1 3

IMS 2 3 4 9

VCT 2 3 3 8

Diare 3 2 2 7

TB Paru 3 3 4 10

Malaria 2 3 2 7

DBD 4 5 3 12
RUMUSAN MASALAH
Kelurahan ABJ tahun 2017

Kelapa Tiga 91,7%

Kaliawi Persada 68,5%

Pasir Gintung 87,9%

Puskesmas 95%

Berdasarkan analisis data bahwa terdapat


masalah penyakit DBD Di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawat Inap Simpur tahun 2017 disebabkan Angka
Bebas Jentik (ABJ) yang rendah dan belum mencapai
target.
Lingkungan
Manusia
Belum maksimal
melaksanakan Musim Penghujan Perumahan padat
kegiatan
pencegahan

Banyak tempat
Kurang peduli lembab
Tingkat Pendidikan Terdapat genangan
terhadap lingkungan
Rendah air Cakupan ABJ di
Puskesmas Rawat
Inap Simpur Tahun
2017 baru
mencapai 82,7%
dari target 95%
Penyuluhan kurang Pemakaian serbuk
abate secara
menyeluruh
Lakukan kegiatan
pembersihan tempat-
tempat potensial sarang
nyamuk

Sarana Dana
Metode
Alternatif jalan keluar M I V C Prioritas jalan keluar : P =
(MxIxV)/C
Melakukan kegiatan seperti gotong royong seperti 5 3 3 1 45
Minggu bersih untuk membersihkan genangan air,
sampah di sekitar lingkungan tempat tinggal.

Mengedukasi masyarakat pentingnya kebersihan 5 5 5 1 125


lingkungan agar kesadaran diri masyarakat akan
kebersihan meningkat

Menabur racun pembasmi jentik ( abatisasi). 5 3 2 1 30

Menguras tempat penampungan air sekurang- 5 5 3 1 75


kurangnya seminggu sekali, atau menutup rapat-
rapat
Mengubur barang bekas yang menampung air. 5 4 3 1 60

Memelihara ikan 5 3 2 2 15
Memberikan pamphlet mengenai gejala klinis 5 4 5 2 50
DBD agar tidak terjadi keterlambatan penanganan
pasien DBD
Berdasarkan tabel diatas didapatkan urutan prioritas jalan keluar
sebagai berikut:

1. Mengedukasi masyarakat pentingnya kebersihan lingkungan agar


kesadaran diri masyarakat akan kebersihan meningkat
2. Menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu
sekali, atau menutup rapat-rapat
3. Mengubur barang bekas yang menampung air.
4. Melakukan kegiatan seperti gotong royong seperti Minggu bersih
untuk membersihkan genangan air, sampah di sekitar lingkungan
tempat tinggal.
5. Menabur racun pembasmi jentik (abatisasi).
6. Memberikan pamphlet mengenai gejala klinis DBD agar tidak terjadi
keterlambatan penanganan pasien DBD
7. Memelihara ikan

Anda mungkin juga menyukai