Mini Riset Pertanian Cabai Borobudur
Mini Riset Pertanian Cabai Borobudur
CABAI KERITING
Tanjung Sari , Borobudur
EKONOMI PERTANIAN
OUR TEAMS
Awal mula usaha ini, dimulai dengan pak aziz yang bekerja
sebagai buruh tani, dan pada tahun 2005 beliau memulai
bertani cabai sendiri yang kemudian diikuti oleh kedua
adiknya
e. Pengendalian
hama dan
a. Penyiraman b. pemupukan c. Pemasangan ajir d. Perempelan penyakit tanaman
Penyiraman minimal dilakukan 2 Pemupukan dilakukan setiap Pemasangan ajir sangat Perempelan tunas Pengendalian HPT dilakukan
kali dalam seminggu. Frekuensi minimal 1 minggu sekali dan penting dilakukan agar atau anakan secara preventif dengan
penyiraman dapat disesuaikan dihentikan saat tanaman mulai tanaman lebih kokoh dan merupakan upaya menyemprotkan insektisida
saat tanaman mulai dapat akan menghasilkan buah dan tegak berdiri. Pemasangan untuk dan fungisida sesuai dengan
beradaptasi dengan tanah dan bunga. Atau dapat juga ajir mulai dilakukan saat mempercepat dosis yang dianjurkan.
lingkungan. menggunakan pupuk dengan tanaman berumur 1 bulan proses pembuahan.
komponen lengkap lain yang setelah tanam
banyak dijual di pasaran.
Metode Penanaman dan Perawatan Cabai
Keriting
5. Pemanenan
Pemanenan
Proses pemanenan dapat dilakukan pada saat
cabai telah berwarna hijau kemerahan, dengan
cara dipetik dari dahan tanaman dan kemudian
dimasukkan ke dalam wadah yang bersih.
Selanjutnya dapat langsung dijual dengan
sebelumnya dipisahkan antara produk yang layak
jual dan tidak. Frekunsi panen dapat mencapai
lebih dari 6 kali dalam sekali budidaya
tergantung pada pemeliharaan dan perawatan
yang diberikan.
KEBIJAKAN HARGA
Musim kemarau = Mekanisme Kebijakan Harga Dasar Musim hujan = Mekanisme Kebijakan Harga
( floor price) Tertinggi (ceiling price)
Sebab musim kemarau merupakan musim panen raya bagi
para petani cabai dikarenakan minimnya hama sehingga Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi
meningkatkan kapasitas produksi yang kemudian konsumen karena harga cabai yang melambung
menyebabkan harga cabai jatuh. pada musim hujan (biasanya resiko gagal panen
ketika musim hujan lebih tinggi daripada musim
campur tangan pemerintah seperti bulog digantikan perannya panas karena serangan hama atau lahan yang
oleh para tengkulak dan pengepul yang menjadi distributor terendam akibat intensitas hujan yang tinggi)
bagi para petani cabai itu sendiri dengan membeli kelebihan karena sedikitnya jumlah cabai yang berada di
penawaran. pasar.
Namun kebijakan harga yang dilakukan tidak efektif, karena Biasanya pemerintah melakukan impor cabai
harga yang ditetapkan berada dibawah harga ekuilibrium, yang menciptakan penawaran baru di dalam
dikarenakan sifat cabai yang tidak bisa bertahan lama jika pasar yang kemudian menurunkan harga cabai
disimpan dalam gudang penyimpanan. dalam negeri.
MARGIN PEMASARAN
Distribusi hasil pertanian dikendalikan oleh
para tengkulak yang kemudian dijual kembali
di sekitaran Muntilan dan Borobudur dengan
besaran margin pemasaran : jika harga cabai
dipasaran sebesar Rp. 13.000,-/kg maka para
tengkulak membeli hasil tani dari para petani
dengan harga Rp.10.000,-. Maka besaran
margin pemasaran adalah sebesar Rp.3000,-
KESEIMBANGAN ANTARTEMPAT
Pengepul juga berperan dalam memasarkan hasil tani para petani,
ketika panen raya dimana terjadinya kelebihan penawaran dari
petani. Pengepul membeli hasil tani untuk kemudian dipasarkan ke
daerah luar Jawa. Dari hasil wawancara kami, hasil tani paling jauh
dipasarkan ke pulau Sumatera yaitu di provinsi Lampung yang
dipasarkan oleh pengepul. Jika diidentifikasi dalam kebijakan
pemasaran dalam keseimbangan antar tempat, maka termasuk
dalam golongan keseimbangan antar tempat dengan biaya transfer.
Karena pengepul harus menanggung beban biaya terminal, biaya
transportasi, serta biaya lainnya.
Modal, Keuntungan & Kerugian
MODAL
Modal awal sekitar Rp. 2.000.000,- untuk penanaman
2000 bibit cabai, usahanya terus berkembang hingga
saat ini sudah mencapai penanaman sekitar 10.000
bibit Cabai keriting.