berhubungan erat dengan proses metamorfosa dan metasomatisma kontak yang melibatkan batuan karbonat. Terdapat banyak variasi logam pada endapan skarn, diantaranya yang sangat umum adalah Fe, Sn, Cu, W, Zn-Pb, Mo, dan Au. Pendahuluan Suatu tubuh batuan yang diterobos magma (batuan beku) umumnya akan mengalami rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, penggantian (replacement), pada bagian kontaknya. Perubahan ini disebabkan oleh adanya panas dan fluida yang berasal dari aktifitas magma tersebut. Istilah metamorfosa kontak dan metasomatisma kontak sangat terkait dengan proses-proses diatas. Metamorfosa dan metasomatosa kontak yg melibatkan batuan samping terutama batuan karbonat seringkali menghasilkan skarn dan endapan skarn, dalam proses ini berbagai macam fluida seperti megmatik, metamorfik serta meteorik ikut terlibat. Fluida yang mengandung bijih ini sering tercebak dan terakumulasi antara tubuh pluton dan sesar-sesar disekitar pluton dengan batuan sekitarnya. Walaupun sebagian besar skarn ditemukan pada batuan karbonat, tetapi juga dapat terbentuk pada jenis batuan lainnya, seperti serpih, batupasir maupun batuan beku. Di Indonesia, endapan bijih skarn yang terkenal adalah komplek Gunung Bijih ertzberg, Tembagapura Irian jaya. Bijih skarn yang di eksploitasi disini adalah Cu-skarn. 2. Terminologi Skarn Kata skarn pertama kali digunakan di pertambangan Swedia untuk sebuah material gangue kalk-silikat yang kaya akan bijih Fe dan endapan sulfida terutama yang telah me-replace kalsit dan dolomit pada batuan karbonat. Klasifikasi skarn pada umumnya banyak mempertimbangkan tipe batuan dan asosiasi mineral dari batuan yang di replace. Pengertian endo-skarn dan exo-skarn mengacu pada skarnifikasi batuan beku dan batugamping yang terkait. Endo- skarn adalah proses skarnifikasi yang terjadi pada batuan beku, sedangkan exo-skarn adalah skarnifikasi pada batugamping sekitar batuan beku. Pada kenyataannya sebagian besar bijih skarn hadir sebagai exo-skarn Pembagian exo-skarn (Einaudi 1982) Pembagian exo-skarn berdasarkan kandungan mineral-mineral kalk-silikatnya menjadi calcic skarn dan magnesian skarn a. Calcic skarn Dibentuk oleh replacement pada batugamping, yang banyak mengandung mineral-mineral Fe-Ca silikat seperti garnet ( seri andradit-grosularit), klino- piroksen (seri diopsit-hedenbergit), wolastonit, skapolit, epidot dan magnetit. b. Megnesian skarn Dihasilkan dari replacement batuan dolomit dan dicirikan oleh hadirnya mineral-mineral Mg-silikat seperti diopsit, forsterit, serpentin, magnetit dan talk pada lingkungan yang miskin silika, sedangkan pada lingkungan yang kaya silika sering hadir tremolit- aktinolit Disamping klasifikasi diatas, yang juga banyak digunakan adalah klasifikasi berdasarkan asosiasi kandungan logamnya, yang dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: Fe-skarn, W-skarn, Mo-skarn, Cu-skarn, Zn-Pb skarn, dan Sn-skarn. Istilah calc-silicate hornfels digunakan untuk batuan-batuan kalk-silikat yang berukuran relatif halus yang dihasilkan oleh metamorfosa pada batugamping tidak murni seperti lanau atau batu lanau gampingan. Istilah skarnoid digunakan untuk batuan kalk- silikat yang berukuran relatif halus, miskin fe, komposisinya dikontrol oleh protolithnya. Secara genetik skarnoid terbentuk antara proses hornfels metamorfosa murni dan metasomatosa murni. 3. Tatanan Tektonik Skarn Skarn terbentuk pada daerah dimana terjadi magmatisme pada batugamping. Tatanan tektonik skarn banyak berhubungan dengan sistem porfir pada batas lempeng konvergen, terutama pada active continental margin. Pada busur kepulauan, pluton-pluton berkomposisi intermediate basa, yang berasosiasi dengan batugamping terumbu sering menghasilkan skarn yang kaya akan magnetit. Skarn tipe ini berasosiasi dengan batu gabro dan diorit yang pada umumnya menghasilkan bijih Co, Cu, dan Au. Cu, Zn-Pb, dan W skarn umumnya terbentuk pada island arc yang telah mature hingga volcanik arc pada kerak kontinen (continental margin) dan biasanya beraosiasi dengan intrusi granodiorit, monzonit- kuarsa, atau diorit. Kedalaman juga berpengaruh terhadap tipe skarn, W skarn umumnya berasosiasi dengan batholit yang terbentuk pada kedalaman 5 – 15 km, sedangkan pada kedalaman 1 – 6 km umumnya akan muncul porphyry stock yang berasosiasi dengan endapan sulfida skarn yang kaya dengan Cu, Cu-Fe, Pb, Zn dan sedikit Mo, Au dan Ag. W dan Mo skarn dominan terbentuk pada batuan kerak kontinen yang berasosiasi dengan magma tipe I. magma yang berasal dari kerak, yang terbentuk pada zona rifting pada umumnya menghasilkan Sn-W skarn yang mengandung elemen- elemen lain seperti Be, B, F, Bi, Cu, Zn dan U. 4. Tahapan Pembentukan Skarn - Skarn terbentuk oleh proses replacement pada batuan karbonat oleh mineral-mineral silikat. - Proses tersebut berhubungan dengan fase akhir proses magmatisme dan hidrotermal suatu pluton yang menerobos batuan sedimen. - Perjalanan magma hingga beku umumnya disertai kontak metamorfosa dan metasomatosa, oleh karena itu pembentukan skarn akan melibatkan stadia isokimia metamorfosa dan metasomatosa. - Kearah fase akhir pendinginan, akan terbentuk fase retrograde, dimana skarn yang telah terbentuk akan direplace oleh mineral-mineral hydrous. - Proses pada stadia ini berhubungan dengan alterasi potasik awal dan alterasi filik maupun argilik akhir dari intrusi porfir. - Skarn terbentuk pada suhu sekitar 200-700 C, tekanan antara 0,3-3 kbar, dengan salinitas fluida metasomatik berkisar 10-45wt% NaCl equivalent.