Anda di halaman 1dari 37

BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN

SYARIAH DAN KEBIJAKAN PENENTUAN


TUJUAN PERUSAHAAN SYARIAH
PERTEMUAN VI

Oleh : Agus Mahardiyanto, SE., M.A.

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
Proses pemenuhan kebutuhan tidak terlepas
dari tersedianya sumber daya (resources), tidak
hanya modal uang, akan tetapi keterampilan dan
manajemen yang mendukungnya. Perlunya usaha
untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan
sumber daya yang sesuai syari’ah khususnya terkait
dengan hukum muamalah
BENTUK ORGANISASI BISNIS DALAM
PEREKONOMIAN SYARI’AH
1. Perusahaan Perorangan (Sole Proprietorship)
Perusahaan Perorangan (Sole Proprietorship)
merupakan format organisasi bisnis yang paling sederhana
yang hampir ada dalam setiap ekonomi non-sosialis, dan
bentuk usaha pelaksanaan bisnis tertua. Sistem ekonomi
islam mengizinkan perusahaan swasta (private enterprice)
yang dikelola oleh setiap individu dan tidak mengikat
mereka secara khusus, selama bisnis atau usaha yang
dijalankan terika dengan ketentuan syari’ah
2. Persekutuan/Syirkah (Partnership)
Persekutuan atau Partnership merupakan hubungan
antara dua orang atau lebih untuk mendistribusikan laba
(profit) atau kerugian (losses) dari suatu bisnis yang dijalankan
oleh seluruhnya atau salah satu dari mereka sebagai pengelola
atas lainya. Masing-masing pihak harus memiliki andil modal
dalam usaha tersebut (Syirkatul Inan atau Syirkatul
Mufawwadah). Sementara bentuk persekutuan usaha, dimana
seseorang memiliki nama baik menjalankan usaha dengan
menggunakan modal orang lain (syirkatul wujuh)
Pembagian Keuntungan Dan Kerugian (Profit
And Loss Sharing)
Pendistribusian laba yang akan dibeikan antara para
pihak (mitra) diatur sesai perbandingan (ratio) yang telah
disepakati. Sedangkan pendistribusian kerugian akan dibagi
berdasarkan perbandingan jumlah modal yang diikut
sertakan (investasi), sesuai konsep laba rugi. Laba yang akan
dibagikan kepada para pihak dapat diberikan setelah
kerugian yang telah terjadi sudah dihapuskan/ ditutupi, dan
modal awal yang ada kembali utuh
Hak-hak Dan Kewajiban Mintra Usaha (Patner)
Hak:
1. hak menjual barang-barang secara kredit
2. Melaksanakan semua aktivitas bisnis
3. Mendapatkan keuntungan
4. Secara eksplisit hak-hak yang dimiliki mitra adalah masing-masing
mereka harus memperoleh ijin dari semua mintra lain dalam berbagai
hal
Kewajiban:
1. Bertanggungjawab atas modal yang dimiliki
2. Tidak seorangpun beranggungjwab atas kewajiban orang lain
3. Kerugian atas sejumlah pinjaman menjadi tanggungan bersama mitra
dalam porsi yang sama
Pemutusan Hubungan Kerjasama
Pemutusan hubungan kerjasama dapat dilakukan jika:
1. Salah satu dari mereka melakukan tindakan yang
menyebabkan kerugian atas kepentingan pihak lain
2. Salah satu dari mintra meninggal dunia/gila
3. Priode kontrak telah berakhir
4. Tujuan kerjasama sudah terealisasi
3. Mudharabah
Mudharabah merupakan hubungan antara dua
orang atau lebih dimana salah satu pihak menyediakan
modal (investor) kepada pihak lain yang berkedudukan
sebagai pengelola (mudharib) untuk menjalankan
suatu bisnis dengan kesepakatan untuk mendapatakan
tingkat keuntungan tertentu
Pengalokasian Keuntungan dan Kerugian

Pengalokasian keuntungan dibuat berdasarkan


kesepakatan kedua belah pihak dalam bentuk
prosentase atas keutungan yang telah diperoleh.
Pengalokasian kerugian ditanggung seluruhnya oleh
pemlik modal, dan tidak dapat ditangguhkan kepada
pihak pengelola.
Hak hak Pengelola (Enterprenur)
1. Hak mengelola modalnya sendiri dalam usaha tersebut
2. Hak memperoleh modal dari pihak ketiga
3. Hak ikut serta bekerjasama dengan pihak ketiga
4. Hak menjual dan mebeli barang secara kredit
5. Hak mengikuti semua kebiasaan dari aturan yang
berlaku
6. Hak mengeluarkan atau meminjamkan modal awal
kepada pihak ketiga untuk menjalankan bisnisnya.
Konsep Mudharabah ganda (doubel
Mudharabah)
Mudharabah ganda merupakan seseorang yang
memperoleh keuntungan dari bisnis Mudharabah, dan
keuntungan itu ia berikan kepada pihak ketiga untuk
menjalankan bisnis lainya. Peran ganda yang dimiliki, yaitu
sebgai pengelola dari pemilik modal awal dan sebagai pemilik
modal dari bisnis kedua
Mudharabah dan Kewajiban (Liabiilitas) para
Peserta
1. Kewajiban pemegang saham adalah dapat menyediakan
modal
2. Jika pengelola membeli barang secara cicilan melebihi total
modal yang ada melalui persetujuan pemilik modal, maka
keduanya bertanggung jawab melunasi utang
3. Keuntungan dan kerugian dibagi bersama atara pemilik
modal dan pihak pengelola
4. Jika terjadi kerugian, maka pelunasan utang didahulukan
sebelum pengembalian modal awal
Pemutusan Kontrak Mudharabah

Kontrak mudharabah dapat dicabut kembali


setiap saat, jika dalam kontrak tersebut dapat
menyebabkan kerugian bagi pihak yang terkait, maka
dapat dibubarkan karena adanya kematian ataupun
terganggunya akal salah satu pihak yang terlibat
Mudharabah dan Penyertaan Saham Perusahaan
(joint stock company)

Bentuk atau jenis organisasi bisnis didalam sistem


perekonomian islam pada dasarnya mengambil 3 bentuk
utama, yaitu:
1. Jenis organisasi bisnis perorangan (private
business/sole proprietorship)
2. Organisasi bisnis persekutuan /syirkah (partner ship)
3. Organisasi mudharabah secara umum memilikibanyak
kesamaan
IMPLEMENTASI SYIRKAH DALAM
PERUSAHAAN BISNIS
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan
tertentu yang mengubah sumber-sumber ekonomi
menjadi bernilai guna berupa barang dan jasa dengan
tujuan memperoleh keuntungan dan tujuan lainnya.
Dalam tuntunan syari’ah tujuan tersebut harus falah,
yaitu kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di
akhirat yang dirahmati Allah SWT.
Pada prinsipnya, kegiatan perusahaan dapat
dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Jenis usaha perdagangan atau distribusi


2. Jenis usaha produksi/ industri
3. Jenis usaha Jasa
JENIS AKAD DAN IMPLEMENTASI DALAM
ORGANISASI BISNIS
Pandangan ulama mengenai legalitas bentuk-bentuk
korprasi disajikan secara singkat menurut syari’ah yang akan
menyangkut perbandingan berbagai bentuk organisasi bisnis
diantaranya sbb:
1. Eksposur atau resiko atas harta pribadi dari bisnis yang dijalankan,
yaitu kewajiban yang terbatas dan tak terbatas
2. Kemudahan dan biaya pedirian serta pemeliharaan
3. Estimasi kelangsungann hidup bisnis
4. Eksposur pajak atas pendapatan bisnis
5. Kemudahan relatif dalam memperoleh dan meningkatkan modal di
pasar keuangan
Bentuk organisasi bisnis terbagi menjadi 3

1. Usaha Perseorangan
Usaha ini dimiliki, dikelola, dan dipimpin oleh
seseorang yang bertanggungjawab penuh terhadap
semua resiko dan aktivitas perusahaan. Bentuk
perusahaan perorangan bukan suatu badan hukum, dan
modalnya tidak terbgi atas saham. Harta kekayaan
pribadi pemilik perusahaan terikat pada utang-piutang
usaha perorangan
2. Usaha Pola Kemitraan
Merupakan perjanjian antar perorangan untuk
memadukan modal dan bakat (keahlian) mereka dalam
sebuh bisnis. Dimiliki dua orang lebih atau lebih dengan
nama bersama. Usaha kemitraan mengandung kewajiban
yang tidak terbatas bagi para mitranya. Kelangsungan
hidup relatif terbatas bergantung pada kondisi masing-
masing mitra. Dalam kemitraan lebih dari satu orang
terlibat sehingga diperkirakan mempunyai kesempatan
lebih banyak sumber modal dari pasar keuangan. Bentuk
perusahaan ini berupa firma (Fa) dan persekutuan
komanditer (CV)
Berikut ini akad-akad dalam Usaha Pola Kemitraan:
a. Mudharabah
b. Musyarakah
c.Kombinasi Mudharabah dan Musyarakah
3. Perseroan
Perseroan terbatas adalah badan hukum
perusahaan yang terpisah dari pemiliknya yang
disebut pemegang saham. Dalam UU No.40 tahun
2007, perseroan adalah badan hukum yang merupakan
pesekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenihi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini
serta peraturan pelaksanaanya.
Perusahaan dalam bentuk PT, mempunyai ciri:
a. Hak dan kewajiban yang terbatas bagi pemegang
sahamnya
b. Proses pendirian PT diperlukan adanya Akte Notaris dan
biaya yang relatif yang tinggi serta waktu yang lama
c. Keberlangsungan bisnisnya relatif lama
d. Merupakan entitas yang kena pajak
e. Mampu mengabungakan modal dari banyak pemmegang
saham
f. Lebiih cenderung untuk meningkatkan modalnya dari
pasar keuangan
4. Perbandingan Mudharabah, Musyarakah, dan
Perseroan
Terdiri dari beberapa aspek
1. Rasio keuntungan
2. Potensi kerugian
3. Kewajiban pemodal
4. Perubahan nilai aset
5. Likuidasi investasi
5. Pemisahan Kepemilikan dan Agency Problem

Salah satu bentuk pemisahan kepemilikan dari


manajemen, yaitu pihak manajer bertindak sebgai
agen dari pemilik (principal). Hal seperti ini
diperkirakan dapat menimbulkan agency problem
(masalah keagenan), yaitu terdapat kemungkinan
manajer tidak melakukan keputusan atau tindakan
yang terbaik sesuai kepentingan pihak pemilik
KEBIJAKAN PENENTUAN TUJUAN
PERUSAHAAN SYARIAH

Ekonomi ditimbulkan dan diharapkan bisa


menghindari penyimpangan-penyimpangan yang
berkaitan dengan ilmu ekonomi itu sendiri, yang
seharusnya tidak terjadi. Dan corak dari tingkah laku
pelaku ekonomi yang berkopetensi dalam menentukan
arah perekonomian
PERUSAHAAN DALAM ISLAM
Perusahaan dalam fungsinya untuk
memproduksi barang-barang yang diperlukan
masyarakat dan memperoleh keuntungan maksimum
dari usaha tersebut, maka akan mengalami berbagai
permasalahan. 2 aspek yang harus diperhatikan dalam
memecahkan masalah komposisi faktor produksi bagi
seorang muslim:
1. Menciptakan tingkat produksi yang tinggi
2. Meminimumkan biaya produksi yang dikeluarkan
untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu
PROFIT OPTIMUM MERUPAKAN TUJUAN
PERUSAHAAN
Suatu produksi dikatakan lebih efisien bila
memenuhi krieria:
1. Maminimalkan biaya untuk memproduksi jumlah
barang yang sama
2. Mengoptimalkan produksi dengan biaya yang sama
PROFIT OPTIMAL

Profit maksimal merupakan tujuan dasar atau


utama suatu perusahaan untuk memaksimalkan
keuntungan . Hal ini menunjukan pakah perusahaan
suatu penentu harga (pesaing sempurna), sebuah pasar
monopoli, atau Oligopoly, dsb.
PROFIT NORMAL DAN PROFIT TIDAK
NORMAL
Profit normal merupakan tingkat keuntungan ketika biaya
rata-rata sama dengan pendapatan. Semua faktor produk
mencakup didalamnya proses produksi mendapatkan hak
bagianya sesuai dengan margin ynag didapat.
profit tidak normal dibagi menjadi dua yaitu, profit super
normal dan profit subnormal. Profit super normal diperoleh
ketika penghasilan rata-rata melebihi biya rata-rata. Dan ketika
penghasilan rata-rata kurang dari biaya rata-rata maka
perusahaan dikatakan memperoleh profit subnormall atau rugi.
Tujuan Perusahaan Menurut Perspektif Islam
Tujuan kegiatan produksi diharapkan menciptakan manfaat
(maslahah) untuk masyarakat. Optimalisasi falah uga harus
menjadi tujuan utama produksi, dan juga konsumsi. Beberapa
macam tujuan kegiatan produksi, seperti:
1. Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
2. Pemenuhan kebutuhan masyarakat
3. Persediaan terhadap kemungkinan-kemungkinan di masa
mendatang
4. Persediaan bagi generasi yang akan datang
5. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada
Allah
KEBERAGAMAN TUJUAN PERUSAHAAN
Dari berbagai tujuan perusahan, bisa digunakan fungsi variasi untuk
menjelaskan variabel persamaan dari tujuan perusahaan, yang mewakili
variabel “falah” (F) yang merupakan tujuan akhir seorang muslim yaitu
kesuksesan duania akhirat.
F= f (X1, X2, X3, Z, .....Xn)
ket. F : Falah (kemenangan)
X1: profit optimum
X2: harga yang adil
X3: output optimum
Z : zakat yang dikeluarkan
dimana profit, harga, output, zakat variabel-variabel itu dapat diukur dan
Xn adalah variabel yang tidak dapat diukur, sepert berkah
IMPLIKASI EKONOMI
Tujuan perusahaan:
1. Mendapatkan keseimbangan antara perolehan moril dan spiritual
2. Memperoleh kekayaan yang sewajarnya dari pengembangan
perusahaan untuk kebaikan umum
3. Tidak mendapat keuntungan yang berlebih super normal profit
4. Memproduksi barang untuk kesejahteraan orang lain
5. Kerja sama antar perusahaan
 Etika islam dalam mencari keuntungan adalah disamping
mencari keuntungan materi juga spiritual, dalam arti mencari
falah atau keuntungan dunia an akhirat. Diaplikasikan dengan
memberikan kemaslahatan umat dengan memproduksi barang
yang berguna bagi umat
TATA KELOLA PERUSAHAAN ISLAM
Dalam hal hak kepemilikan, islam menyatakan bahwa
Allah adalah pemilik tunggal atas harta dan manusia
hanyalah wakil dan pemelihara. Hal tersebut menunjukan
adanya pengakuuan untuk menggunakan dan mengelola
harta sesuai dengan aturan syari’ah. Tata kelola perusahaan
secara islam berdasarkan model berorientasi stakenholder,
yakni prinsip hak milik dan prinsip kerangka kontrak. Tata
kelola setiap perusahan dalam islam diatur oleh syari’ah
bagi semua stakenholder termasuk pemegang saham,
manajemen, dan stakenholder seperti karyawan, pemasok,
pemodal, dan masyarakat
RELEVANSI TUJUAN PERUSAHAAN DAN
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata kelola (governance) berasal dari kata latin yang
berarti mengrahkan atau memerintah. Tata kelola
perusahaan merupakan sistem formal akuntabilitas senior
kepada pemegang saham dan dalam artian luas merupakan
keseluruhan jaringan hubungan formal dan informal yang
menyangkut sektor perusahaan dan konsekuensinya kepada
masyarakat secara umum. Tata kelola perusahan dari
perspektif islam, yaitu perusahaan diserahkan dan
dikendalikan agar memenuhi tujuan perusahaan dengan
melindungi kepentingan hak semua stakenholder
Konsep tata kelola perusahaan perspektif islam
Tauhid : Pilar

Dewan Syari’ah : puncak tata kelola pilar

Musyawarah

Masyarakat
Pemegang saham

Kesejahteraan sosial

Penetapan proses interaktif,


Pengujian kesatuan
intergratif, dan evolusi yang
pengetahuan menurut aturan
melengkapi tujuan perusahaan dan
syari’ah
soasila menurut aturan syari’ah
TERIMAKASIH
Latihan
1. Sebutkan dan jelaskan bentuk organisasi bisnis dalam
perekonomian syari’ah
2. Sebutkan 3 jenis pengelompokan kegiatan perusahaan syariah.
3. Sebutkan akad-akad dalam pola usaha kemitraan syariah.
4. Apakah Tujuan Perusahaan Menurut Perspektif Islam?.
5. Gambarkan Tata Kelola Perusahaan Perspektif Islam.

Anda mungkin juga menyukai