Anda di halaman 1dari 27

 Keluhan utama

Mata kanan merah, tidak dapat melihat dan terasa nyeri.

 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke Klinik Mata dan THT A. Yani kota Pontianak
tanggal 3 Mei 2019 dengan keluhan mata kanan merah, tidak dapat
melihat dan terasa nyeri sejak kurang lebih 1 minggu ini. Pasien
mengaku keluhan diawali dengan pandangan buram sejak kurang
lebih sejak 1 bulan yang lalu tanpa disertai keluhan nyeri.
Selanjutnya pasien merasa mata kanan tampak berwarna merah dan
tidak dapat melihat lagi sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan ini
disertai dengan adanya keluhan nyeri pada mata. Nyeri dirasakan
terutama ketika pasien menunduk. Kemudian pasien berobat,
diberikan obat tetes dan obat minum, tetapi pasien merasa tidak
ada perbaikan dan menghentikan pengobatan. Selanjutnya keluhan
nyeri dirasa semakin berat. Nyeri dirasa menjalar hingga ke kepala
dan disertai dengan adanya keluhan mual hingga muntah. Keluhan
lain yang dirasakan oleh pasien adalah mata kanan yang berair.
Keluhan kotoran mata, rasa silau, dan gatal disangkal. Riwayat
penggunaan kacamata sebelumnya disangkal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Sakit serupa (-)
 Diabetes (+), tidak terkontrol sejak ± 8
tahun lalu.
 Hipertensi (+) sejak ± 6 bulan lalu
 Asma (-)
 Riwayat Penyakit Keluarga
 Keluarga dengan keluhan serupa (-)
 Hipertensi (+)
 Diabetes (-)
 Riwayat Sosial dan Pekerjaan
 Pasien bekerja swasta
 Kebiasaan merokok hingga saat ini (±1
bungkus/hari)
 Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran/GCS : Composmentis / E4V5M6
 Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 105 kali/menit
Frekuensi Napas : 19 kali/menit
Suhu : 36,7 O C
 Tajam Penglihatan
OD : 0
OS : 6/6 F1
 Pergerakan Bola Mata
OD : Tidak dapat dinilai
OS : Baik ke segala arah
Foto mata pasien dengan Slit Lamp
tampak neuvaskularisasi pada iris
(rubeosis iridis)
 Laki-laki, 50 tahun
 Mata kanan merah, tidak dapat melihat dan terasa nyeri sejak kurang lebih 1 minggu ini.
 Didahului dengan pandangan buram sejak kurang lebih sejak 1 bulan yang lalu tanpa
disertai keluhan nyeri.
 Selanjutnya pasien merasa mata kanan tampak berwarna merah dan tidak dapat melihat
lagi sejak 1 minggu yang lalu, disertai dengan adanya keluhan nyeri pada mata.
 Sudah berobat tetapi pasien merasa tidak ada perbaikan dan menghentikan pengobatan.
 Keluhan nyeri dirasa semakin berat. Nyeri dirasa menjalar hingga ke kepala dan disertai
dengan adanya keluhan mual hingga muntah.
 Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah mata kanan yang berair.
 Pasien memiliki riwayat hipertensi selama kurang lebih 6 bulan belakangan ini. Pasien
juga memiliki riwayat diabetes sejak kurang lebih 8 tahun dengan kadar gula darah yang
tidak terkontrol. Pasien juga merupakan seorang perokok.
 Pada pemeriksaan tajam penglihatan didapatkan tajam penglihatan mata kanan adalah
0. Sedangkan tajam penglihatan mata kiri adalah 6/6. Pada inspeksi mata kanan
ditemukan injeksi konjungtiva, injeksi siliar, kornea keruh, dan bilik mata depan
dangkal. Sedangkan pada inspeksi mata kiri dalam batas normal. Pada pemeriksaan
fundus tidak ditemukan refleks fundus pada mata kanan sehingga sulit untuk dinilai.
Pada mata kiri ditemukan adanya gambaran titik perdarahan dan edem makula. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan TIO mata kanan 58 mmHg dan mata kiri 14 mmHg.
Pada keesokan harinya dilakukan kembali pemeriksaan TIO dengan hasil 42 mmHg pada
mata kanan dan 14 mmHg pada mata kiri. Pemeriksaan menggunakan slit lamp tampak
adanya gambaran neovaskularisasi pada iris.
 3 Mei
Glaukoma sudut tertutup akut OD
 4 Mei
Glaukoma Neurovaskular OD
Retinopati Diabetik Proliferatif disertai
Clinically Significant Macular Edema (CSME)
OS
 Medikamentosa

a. Glauseta 3 x 1 tab

b. KSR 1 x 1 tab

c. Ranitidin 2 x 1 tab

d. Timol 0,5% 2 x 1 tetes OD

e. Cendo Carpin 3 x 1 tetes OD

f. Direncanakan dilakukan penyuntikan intravitreal

Triamcinolone pada OS

 Laser

Direncanakan dilakukan fotokoagulasi laser dengan Argon

Laser pada OS
 Non-Medikamentosa
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita
pasien dan rencana pengobatan yang akan dilakukan.
b. Memberikan edukasi kepada pasien untuk mengubah gaya hidup
dengan mengurangi makanan yang mengandung kadar gula yang
tinggi, kurangi makanan yang terlalu asin, berlemak, dan rutin
melakukan aktivitas fisik.
c. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya
mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah pasien dengan
rutin memeriksakan diri ke dokter dan konsumsi obat-obatan
sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functional : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
 Pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kanan
merah, tidak dapat melihat dan ada nyeri hebat sejak 1 minggu disertai
keluhan mata berair.
 Pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus OD : 0 dan visus OS : 6/6 F1.
Pada inspeksi mata kanan ditemukan injeksi konjungtiva, injeksi siliar,
kornea keruh, bilik mata depan dangkal dan pupil mid-dilatasi.
Sedangkan pada inspeksi mata kiri dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fundus tidak ditemukan refleks fundus pada mata kanan
sehingga sulit untuk dinilai.
 Pemeriksaan TIO didapatkan hasil OD : 58mmHg dan OS : 14 mmHg
 Keluhan yang dialami oleh pasien sesuai dengan keluhan
yang terjadi pada serangan glaukoma sudut tertutup akut
dengan faktor resiko pasien adalah usia tua dan didukung
dengan pemeriksaan oftalmologi yang ada.
 Pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup akut
ditemukan adanya tanda-tanda seperti yang disebutkan
sebelumnya. Kekeruhan pada kornea terjadi karena adanya
edema pada kornea, peningkatan TIO pada kasus akut bisa
mencapai 45 mmHg dan pemeriksaan fundus dapat
dilakukan pada keadaan yang lebih tenang guna
mengetahui gambaran papil optik.
 Tatalaksana utama pada kasus glaukoma
akut ialah menurunkan TIO.
 Pada pasien diberikan terapi Glauseta 3 x 1
tab, KSR 1 x 1 tab, Ranitidin 2 x 1 tab, Timol
0,5% 2 x 1 tetes OD dan C. Carpin 3 x 1 tetes
OD.
 Glauseta mengandung asetazolamid yang termasuk
dalam golongan karbonik anhidrase inhibitor.
Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan
menghambat produksi humor akuos sehingga sangat
berguna untuk menurunkan tekanan intraokular.
 Pemberian obat ini memberikan efek samping
hilangnya kalium tubuh, parastesi, anoreksia, diarea,
hipokalemia, batu ginjal dan miopia sementara.
Untuk mencegah efek samping tersebut, pada pasien
ini diberikan pemberian KSR tablet.
 Timol 0,5% mengandung timolol 0,5% yang
merupakan beta bloker non selektif. Beta bloker
dapat menurunkan tekanan intraokular dengan
cara mengurangi produksi humor aquos.
 Cendo Carpin mengandung pilokarpin. Pilokarpin
merupakan obat parasimpatomimetik yang akan
meningkatkan aliran keluar aqueous humor
dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui
kontraksi otot siliaris.
 Pada pasien juga diberikan Ranitidin yang
merupakan obat golongan H-2 antagonis
yang digunakan untuk mengurangi produksi
asam lambung.
 Selanjutnya pasien diminta untuk datang
kembali keesokan harinya.
 Keluhan nyeri dirasa sudah mulai berkurang, sementara
keluhan mata merah, tidak dapat melihat, mual dan
muntah masih dirasakan oleh pasien.
 Dilakukan pemeriksaan visus dan pemeriksaan mata ulang
dan didapatkan hasil yang sama dengan hari sebelumnya.
 Pada pemeriksaan menggunakan slit lamp tampak adanya
neovaskularisasi di sekitar iris OD. Pemeriksaan fundus
pada OS ditemukan adanya edem pada makula disertai
adanya titik-titik perdarahan. Pada pemeriksaan TIO
didapatkan TIO pada mata kanan turun menjadi 42mmHg.
 Pada anamnesis sebelumnya, pasien
mengaku pandangan buram sudah dirasakan
sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, tanpa
adanya keluhan mata merah dan nyeri. Pasien
memiliki riwayat diabetes yang tidak
terkontrol
 Pemeriksaan menggunakan slit lamp
ditemukan adanya gambaran neovaskularisasi
pada iris.
 Temuan ini sesuai dengan temuan pada
glaukoma neovaskular.
 Glaukoma neovaskular merupakan glaukoma
sekunder sudut tertutup yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada
permukaan iris dan anyaman trabekula sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan aliran humor
akuos dan peningkatan tekanan intraokuler.
 Pada mata kiri pasien didapatkan gambaran
adanya neovaskularisasi, titik perdarahan dan
edem makula.
 Temuan ini mengarah pada diagnosis
retinopati diabetik proliferatif yang disertai
dengan clinically significant macular edem.
 Pada mata kiri direncanakan dilakukan tindakan injeksi
intravitreal Triamcinolone Acetonide dan laser Argon.
 Edem yang bermakna klinis memerlukan focal laser bila
lesinya setempat, dan grid laser bila lesinya difus. Laser
Argon pada makula sebaiknya hanya cukup untuk
menghasilkan bakaran sinar karena parut laser dapat
meluas dan mempengaruhi penglihatan.
 Triamcinolone acetonide merupakan golongan steroid
yang diharapkan dengan pemberian obat ini dapat
mengurangi edema pada makula.

Anda mungkin juga menyukai