Laporan Kasus
Laporan Kasus
a. Glauseta 3 x 1 tab
b. KSR 1 x 1 tab
c. Ranitidin 2 x 1 tab
Triamcinolone pada OS
Laser
Laser pada OS
Non-Medikamentosa
a. Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita
pasien dan rencana pengobatan yang akan dilakukan.
b. Memberikan edukasi kepada pasien untuk mengubah gaya hidup
dengan mengurangi makanan yang mengandung kadar gula yang
tinggi, kurangi makanan yang terlalu asin, berlemak, dan rutin
melakukan aktivitas fisik.
c. Memberikan edukasi kepada pasien mengenai pentingnya
mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah pasien dengan
rutin memeriksakan diri ke dokter dan konsumsi obat-obatan
sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Ad Functional : Dubia ad malam
Ad Sanationam : Dubia ad malam
Pasien laki-laki usia 50 tahun datang dengan keluhan mata kanan
merah, tidak dapat melihat dan ada nyeri hebat sejak 1 minggu disertai
keluhan mata berair.
Pemeriksaan oftalmologi ditemukan visus OD : 0 dan visus OS : 6/6 F1.
Pada inspeksi mata kanan ditemukan injeksi konjungtiva, injeksi siliar,
kornea keruh, bilik mata depan dangkal dan pupil mid-dilatasi.
Sedangkan pada inspeksi mata kiri dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fundus tidak ditemukan refleks fundus pada mata kanan
sehingga sulit untuk dinilai.
Pemeriksaan TIO didapatkan hasil OD : 58mmHg dan OS : 14 mmHg
Keluhan yang dialami oleh pasien sesuai dengan keluhan
yang terjadi pada serangan glaukoma sudut tertutup akut
dengan faktor resiko pasien adalah usia tua dan didukung
dengan pemeriksaan oftalmologi yang ada.
Pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup akut
ditemukan adanya tanda-tanda seperti yang disebutkan
sebelumnya. Kekeruhan pada kornea terjadi karena adanya
edema pada kornea, peningkatan TIO pada kasus akut bisa
mencapai 45 mmHg dan pemeriksaan fundus dapat
dilakukan pada keadaan yang lebih tenang guna
mengetahui gambaran papil optik.
Tatalaksana utama pada kasus glaukoma
akut ialah menurunkan TIO.
Pada pasien diberikan terapi Glauseta 3 x 1
tab, KSR 1 x 1 tab, Ranitidin 2 x 1 tab, Timol
0,5% 2 x 1 tetes OD dan C. Carpin 3 x 1 tetes
OD.
Glauseta mengandung asetazolamid yang termasuk
dalam golongan karbonik anhidrase inhibitor.
Efeknya dapat menurunkan tekanan dengan
menghambat produksi humor akuos sehingga sangat
berguna untuk menurunkan tekanan intraokular.
Pemberian obat ini memberikan efek samping
hilangnya kalium tubuh, parastesi, anoreksia, diarea,
hipokalemia, batu ginjal dan miopia sementara.
Untuk mencegah efek samping tersebut, pada pasien
ini diberikan pemberian KSR tablet.
Timol 0,5% mengandung timolol 0,5% yang
merupakan beta bloker non selektif. Beta bloker
dapat menurunkan tekanan intraokular dengan
cara mengurangi produksi humor aquos.
Cendo Carpin mengandung pilokarpin. Pilokarpin
merupakan obat parasimpatomimetik yang akan
meningkatkan aliran keluar aqueous humor
dengan bekerja pada anyaman trabekular melalui
kontraksi otot siliaris.
Pada pasien juga diberikan Ranitidin yang
merupakan obat golongan H-2 antagonis
yang digunakan untuk mengurangi produksi
asam lambung.
Selanjutnya pasien diminta untuk datang
kembali keesokan harinya.
Keluhan nyeri dirasa sudah mulai berkurang, sementara
keluhan mata merah, tidak dapat melihat, mual dan
muntah masih dirasakan oleh pasien.
Dilakukan pemeriksaan visus dan pemeriksaan mata ulang
dan didapatkan hasil yang sama dengan hari sebelumnya.
Pada pemeriksaan menggunakan slit lamp tampak adanya
neovaskularisasi di sekitar iris OD. Pemeriksaan fundus
pada OS ditemukan adanya edem pada makula disertai
adanya titik-titik perdarahan. Pada pemeriksaan TIO
didapatkan TIO pada mata kanan turun menjadi 42mmHg.
Pada anamnesis sebelumnya, pasien
mengaku pandangan buram sudah dirasakan
sejak kurang lebih 1 bulan yang lalu, tanpa
adanya keluhan mata merah dan nyeri. Pasien
memiliki riwayat diabetes yang tidak
terkontrol
Pemeriksaan menggunakan slit lamp
ditemukan adanya gambaran neovaskularisasi
pada iris.
Temuan ini sesuai dengan temuan pada
glaukoma neovaskular.
Glaukoma neovaskular merupakan glaukoma
sekunder sudut tertutup yang terjadi akibat
pertumbuhan jaringan fibrovaskuler pada
permukaan iris dan anyaman trabekula sehingga
menyebabkan terjadinya gangguan aliran humor
akuos dan peningkatan tekanan intraokuler.
Pada mata kiri pasien didapatkan gambaran
adanya neovaskularisasi, titik perdarahan dan
edem makula.
Temuan ini mengarah pada diagnosis
retinopati diabetik proliferatif yang disertai
dengan clinically significant macular edem.
Pada mata kiri direncanakan dilakukan tindakan injeksi
intravitreal Triamcinolone Acetonide dan laser Argon.
Edem yang bermakna klinis memerlukan focal laser bila
lesinya setempat, dan grid laser bila lesinya difus. Laser
Argon pada makula sebaiknya hanya cukup untuk
menghasilkan bakaran sinar karena parut laser dapat
meluas dan mempengaruhi penglihatan.
Triamcinolone acetonide merupakan golongan steroid
yang diharapkan dengan pemberian obat ini dapat
mengurangi edema pada makula.