Anda di halaman 1dari 17

STERILISASI

RADIASI
Disusun oleh:
1. Dindha Pristika Aulia (E0016013)
2. Eka Aprillyani (E0016014)
3. Mutia Nurul Niza (E0016024)
4. Yoga Amanda Gusti (E0016043)
PENGERTIAN & MACAM-MACAM STERILISASI

SEJARAH STERILISASI RADIASI

INTERAKSI SINAR DENGAN MATERI

HARGA G (G VALUE)

EFEK RADIASI PADA MATERI

NILAI D10
Pengertian Sterilisasi

 Sterilisasi adalah suatu proses untuk menghilangkan atau menginaktivasi


mikroorganisme hidup (bakteri, jamur, virus, dan organisme bersel satu
lainnya) yang terdapat pada suatu produk.
 Teknik radiasi ionisasi yang biasa digunakan untuk sterilisasi adalah
radiasi sinar gamma. Sinar gamma memiliki energi sangat tinggi yang
dapat mengionisasi molekul bahan, sehingga dapat juga merusak bahan
tersebut serta dapat menimbulkan mutasi pada organisme baik secara
langsung maupun tidak langsung. (Kappke et al., 2005).
 Sedangkan radiasi non ionisasi yang selama ini digunakan adalah radiasi
ultraviolet. Namun kelemahan dari sinar ultraviolet adalah daya penetrasi
nya yang lemah (Ariyadi dan Dewi,2009).
Macam-macam sterilisasi
Secara garis besar terdapat tiga cara sterilisasi yaitu sterilisasi cara panas
(panas basah, panas kering), sterilisasi cara kimia (gas etilen okside, EtO)
dan sterilisasi dingin (filtrasi, radiasi).

a. Sterilisasi cara panas (panas basah, panas kering)


Untuk melakukan sterilisasi dengan metode ini dibutuhkan sebuah
alat yang terkenal disebut Autoclave atau Otoklaf atau terkadang juga
Autoklaf. Secara fisik Autoclave memiliki bentuk seperti panci tertutup
dengan tekanan yang tinggi. Dilengkapi dengan elemen pemanas untuk
mendidihkan di dalamnya sehingga menghasilkan uap panas yang
berfungsi untuk memusnahkan mikroorganisme pada benda yang di-
sterilkan.
Lanjutan...
b. Sterilisasi cara kimia (gas etilen oksida, EtO)
Yaitu satu proses menghilangkan atau membunuh
mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia.
Metode ini juga sering disebut dengan desinfeksi. Bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam metode ini pada
umumnya Alkohol dengan prosentase 70-90%.
Untuk meningkatkan daya desinfeksinya biasnya di-
tambahkan dengan yodium. Zat atau senyawa yang di-
gunakan dalam proses sterilisasi ini selain alkohol diantara
nya Fenol, hydrogen feroksida, zat warna ungu kristal,
derivate akridin, rosanalin, detergen, dan lain sebagainya.
Lanjutan...
c. Sterilisasi dingin (filtrasi, radiasi)
- Sterilisasi filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil.
Penyaringan ini menggunakan filter bakteri. Metode ini
tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan
tertahan oleh pori-pori filter dan terpisah dari filtratnya.
- Sterilisasi radiasi
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik
yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultra violet,
radiasi sinar gamma atau sinar dan sinar matahari. Sinar
matahari banyak mengandung ultraviolet, sehingga
secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi.
SEJARAH STERILISASI RADIASI
1895 Sinar X ditemukan oleh Roentgen.
1896 Efek membunuh mikroba dari radiasi ditemukan oleh Minck.

1930 Hubungan antara dosis radiasi dan jumlah mikroba yang hidup ditetapkan, serta bersifat
linier jika dosis diperbesar, mikroba yang mati juga bertambah banyak.
1946 1946 Exponent/a/ Survival Pattern diperiksa dengan sinar X. Ada yang tahan dan ada pula
yang tidak tahan, tetapi pada umumnya bakteri patogen sensitif. Adapun yang tahan
adalah bentuk spora.
1947 Penelitian sterilisasi radiasi dengan Electron beam mulai dirintis.

1957 Era sterilisasi untuk komersial dimulai (LINAC).


1960 Pemakaian sinar gamma Cobal-60 secara komersial.
1960 Pemakaian radiasi untuk mensterilkan bulu domba di Australia.

1961 Johnson & Johnson irradiation I untuk alat kedokteran (Slough).

1965 Sterilisasi radiasi dimasukkan dalam USP.


1976 Dos/metry release disetujui USA.
1980 Dose Setting menurut AA diperkenalkan.
1984 Di seluruh dunia sudah didirikan 135 buah fasilitas irradiator Cobal-60 untuk sterilisasi
radiasi.
Interaksi Sinar dengan Materi

Secara umum, interaksi radiasi dapat dibedakan menjadi tiga


jenis yaitu interaksi radiasi partikel bermuatan (alpha dan
beta), radiasi partikel yang tidak bermuatan (neutron) dan
radiasi gelombang elektromagnetik/foton (radiasi gamma dan
sinar-x)
Karena ketiga jenis radiasi memiliki karakteristik yang
berbeda, maka interaksi yang terjadi pun akan berbeda. Oleh
karena radiasi Alpha dan radiasi Beta termasuk dalam
kelompok radiasi bermuatan interaksinya dengan materi
akan menimbulkan efek: Ionisasi, eksitasi dan absorbsi.
(Gunadarma, 1999)
HARGA G (G VALUE)
Harga G adalah banyaknya molekul atau spesies yang terbentuk atau
terurai akibat penyerapan energi 100 eV. Spesies yang terbentuk dapat
berupa ion, molekul yang tereksitasi atau elektron sekunder.
Misalnya, pada radiolisis air :
H2O  H2O+ + e
e- + H2O  H2O-
H2 O+ + H2 O  H+ + OH*
H2O- + H2O  H* + OH-

OH* dan H* adalah radikal bebas, yang merupakan komposisi dari zat
kimia yang sangat reaktif (lebih reaktif daripada ion) yang akan cepat
bereaksi dengan apa saja sehingga efek peruraian air lebih cepat karena
adanya radikal-radikal dalam air yang akan memengaruhi lingkungan-
nya. Kerusakan primer terjadi pada mikroba, sedangkan kerusakan
sekunder terjadi pada alat-alat. Oleh karena itu, lebih baik dilakukan
dalam keadaan kering.
Efek radiasi pada materi
Interaksi radiasi gelombang elektromagnetik ketika mengenai materi
lebih menunjukkan sifat dualisme gelombang-partikel, yaitu :
1. Efek fotolistrik Pada proses efek fotolistik, radiasi gelombang
elektromagnetik (foton) yang datang mengenai atom, seolah-olah
“menumbuk” salah satu elektron orbital dan memberikan seluruh
energinya.
2. Hamburan Compton (efek Compton) Peristiwa hamburan Compton
sebenarnya tidak berbeda jauh dengan efek fotolistrik. Akan tetapi,
pada hamburan Compton tidak semua energi foton diberikan kepada
elektron, melainkan hanya sebagian saja, sisa energi foton masih
berupa gelombang elektromagnetik (foton) yang dihamburkan.
3. Produksi pasangan Peristiwa ini menunjukkan kesetaraan antara
massa dengan energi sebagaimana yang diperkenalkan oleh Einstein.
Ketika berada di daerah medan inti sebuah atom, foton dapat
mengalami konversi (lenyap) menjadi postron yang bermuatan positif
dan elektorn yang bermuatan negatif.
NILAI D10
Nilai D10 adalah dosis radiasi (Gray atau Krad) yang
diperlukan untuk mengurangi sejumlah populasi mikro-
organisme sehingga tersisa 10 % dari jumlah awal (90 %
terbunuh dan 10% yang dapat bertahan hidup) atau dengan
faktor 10 atau satu logcycle.
D10 dapat diperoleh dari gradien garis lurus kurva inaktivasi
atau dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Nilai D10 = D[log No - log N]
Keterangan :
D : Dosis Radiasi
No : Jumlah mikroorganisme awal
N : Jumlah mikroorganisme yang survive pada dosis radiasi D
Lanjutan...
Untuk kurva respon berbentuk konkav, yang terbaik adalah dengan
mengambil dosis inaktivasi, sebagai contoh dosis untuk menginaktivasi
90% atau 99% dari populasi sel awal yang hidup atau menggunakan
Most Probable Effective Dose (MPED). Nilai D10 beberapa mikroorgan
isme dapat dilihat pada Tabel.
Jurnal Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi
Sinar Gamma Co-60 dan Autoklaf
 Persiapan dan Sterilisasi Media Tanam
Media zeolit dicuci dengan air mengalir sampai bersih.
Bahan pembawa zeolit dan kompos sebelum disterilisasi
dikering-anginkan selama 7 hari, setelah itu dilakukan
analisis kadar air awal. Media bahan pembawa disaring
menggunakan saringan ukuran 16 mesh. Sebanyak 50g
bahan pembawa dimasukkan ke dalam plastik tahan panas
HDPE dimasukkan ke dalam plastik tahan panas HDPE
ukuran 1/2 kg untuk dilakukan sterilisasi menggunakan
radiasi sinar Gamma Co-60 (dosis 10 kGy, 20 kGy, 30 kGy,
40 kGy, 50 kGy) dan autoklaf pada suhu 1210C selama 60
menit.
Lanjutan...

 Persiapan Isolat Mikoriza


Isolat mikoriza Mycofer G. margarita yang digunakan beras
al dari koleksi Laboratorium Bioteknologi Kehutanan Pusat
Antar Universitas, Institut Pertanian Bogor. Pemisahan spora
dilakukan dengan metode penyaringan basah yang sudah
dimodifikasi (Brundrett et al. 1996). Spora mikoriza
disaring menggunakan saringan bertingkat berukuran 710,
125, dan 45 μm. Spora hasil saringan 45 μm dipisahkan pada
cawan Petri dan dilakukan perhitungan di mikroskop.
Sebanyak 50 spora G. margarita dimasukkan ke dalam
plastik yang sudah berisi media dan sudah disterilisasi sesuai
dengan perlakuan. Untuk memasukkan spora ke dalam bahan
pembawa, spora diletakkan di dalam cawan Petri berisi 15ml
air steril lalu dimasuk-kan ke dalam bahan pembawa.
Selanjutnya disimpan di baki yg ditutup rapat dengan plastik
hitam. Penyimpanan dilakukan selama 1 & 3 bulan.
 Pengamatan yang dilakukan terdiri:
1. Keefektifan metode sterilisasi (autoklaf dan radiasi sinar
Gamma) pada bahan pembawa zeolit dan kompos
menggunakan metode total plate count (TPC).
2. Pengaruh autoklaf dan radiasi sinar Gamma terhadap kelarutan
Fe, Mn dan Zn dari bahan pembawa zeolit, kompos dan tanah
(Balai Penelitian Tanah 2009).
3. Viabilitas spora pada bahan pembawa zeolit dan kompos
setelah penyimpanan selama 1 bulan dan 3 bulan dengan
metode penyaringan basah yang sudah dimodifikasi (Brundrett
et al. 1996).
Analisis statistik dengan menggunakan software SAS 9.1.
Analisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada taraf
kepercayaan 95%. Hasil analisis yang menunjukkan adanya
pengaruh nyata pada perla-kuan diuji lanjut dengan uji lanjut
DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) pada taraf kepercayaan
95%.
Jurnal Sterilisasi Produk Kesehatan (Health Care
Products) Dengan Radiasi Berkas Elektron
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai