PDTTD 4.1.a 1
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan arti infeksi dan imunologi dasar
infeksi.
2. Menjelaskan mekanisme terjadinya infeksi
dalam praktek transfusi darah.
3. Mengidentifikasi agen infeksius yang dapat
ditularkan melalui transfusi darah.
4. Menjelaskan gambaran dasar infeksi HIV,
hepatitis, sifilis dan malaria.
5. Menjelaskan signifikansi agen infeksius
tersebut diatas didalam praktek transfusi darah
PDTTD 4.1.a 2
PENDAHULUAN
• Infeksi adalah masuknya agen infeksius kedalam tubuh
sehingga timbul kesakitan.
• Tdp 4 jenis agen infeksius, yaitu :
- Virus dilaporkan dapat ditularkan
- Bakteri lewat transfusi darah.
- Protozoa
- Fungi inf jamur berat membuat
orang terlalu sakit untuk jadi donor.
• Baru-2 ini ditemukan “prion” sbg agent infeksius.
PDTTD 4.1.a 3
VIRUS (1)
• Sifat :
- bentuk paling sederhana dari agen infeksius.
- bukan sel, tidak memiliki komponen untuk hidup dan
berkembang biak sendiri, tergantung pada sel host.
- merubah seluruh fungsi normal sel host.
- mampu menginstruksikan sel host membentuk “virion”
yg kmd dilepaskan dan menginfeksi sel lain.
- protein pada selubung luar dan inti dikenal sbg antigen.
PDTTD 4.1.a 4
VIRUS (2)
• Contoh virus IMLTD :
– Hepatitis B, C, D dan G
– HIV
• Bbrp virus mpy sifat “latent”, yakni kemampuan
virus untuk menyatukan asam nukleat-nya dg
asam nukleat host tanpa mengambil alih kontrol
sepenuhnya thd sel host – dapat aktif kembali
mis. jika ada infeksi lain.
PDTTD 4.1.a 5
BAKTERI
• Sifat :
- mrp sel utuh dg struktur sederhana.
- protein pada capsul merupakan antigen.
- bbrp bateri menghasilkan toxin. Inti sel
Organel sel
Flagella (cambuk)
Dinding sel
sitoplasma
- contoh bakteri IMLTD :
- Treponema pallidum sifilis
PDTTD 4.1.a 6
PROTOZOA
• Sifat :
- organisme uniseluler, diklasifikasikan sbg eukaryotes.
- mpy dinding sel, sitoplasma dan inti sel.
- protein dinding merupakan antigen.
- hidup didaerah berair dan tanah.
- umumnya ditularkan mll makanan & minuman tercemar.
Inti sel
sitoplasma
Organel sel flagelum
PDTTD 4.1.a 7
PRINSIP DASAR IMLTD
• Ada 3 kondisi dasar yg menentukan suatu agen
infeksius ditularkan lewat transfusi darah :
1. Agen mampu menggunakan aliran darah
sbg jalan masuk kedalam tubuh.
2. Donor terinfeksi bebas dari gejala atau keluhan
penyakit.
3. Agen bertahan hidup dalam plasma atau
komponen darah bbrp waktu tertentu.
PDTTD 4.1.a 8
IMUNOLOGI DASAR INFEKSI
• Fs utama sistim imunologi adl melndungi tubuh
thd serangan agen infeksius.
• Tdp 2 jenis respons imnologis, yaitu :
1. Respons imunologis humoral antibodi
2. Respons imunologis seluler sel limposit,
makrofag, sel NK, dll.
• Antibodi :
- protein gamaglobulin : IgG, IgM, IgA, IgD, IgE
- dihasilkan oleh sel limposit B.
PDTTD 4.1.a 9
INFEKSI HUMAN IMMUNO
DEFFICIENCY VIRUS (HIV)
PDTTD 4.1.a 10
LATAR BELAKANG INFEKSI HIV
• HIV mrp penyebab AIDS, kerusakan sistim imun.
• HIV-1 ditemukan th 1983, HIV-2 tahun 1986.
• Scr morfologi HIV-1 dan HIV-2 sama.
• Perbedaan pada protein amplop cross reactivity
• Contoh : antibodi penderita HIV-1 dapat mengenali Ag core
dan amplop HIV-1 serta Ag core HIV-2.
• Epidemiologi : mendunia, lebih dari 95% di negara
berkembang
Kasus HIV / AIDS pada th 2001 40 juta
PDTTD 4.1.a 11
TRANSMISI HIV-1 dan HIV-2
Terdapat 3 model utama penularan :
• Kontak sexual.
• Inokulasi darah atau cairan tubuh terinfeksi :
transfusi darah, jarum atau peralatan medis yang
terkontaminasi (iv-drug abuse, tattoo).
• Ibu ke anak : dalam kandungan, bersalin, ASI.
PDTTD 4.1.a 13
STRUKTUR HIV
Capsid
Gp 41 p17 (gag)
(transmembaran)
P55 (precursor)
P24
PDTTD 4.1.a 14
MASUKNYA HIV KEDALAM TUBUH
PDTTD 4.1.a 15
GAMBARAN KLINIS INF HIV
• Infeksi HIV, melemahkan sistim imun penderita
mudah terkena infeksi oportunistik.
• Infeksi oportunistik :
- pneumonia krn Pneumocystis carinii
- tuberculosis krn Mycobacterium tuberculosa
- chronic cryptosporidiosis.
- toxoplasmosis,cytomegalovirus,Kaposi’s sarcoma
• ARC (Aids Related Complex) diare hebat
PDTTD 4.1.a 16
DIAGNOSA LAB INFEKSI
HIV
Pemeriksaan Serologi HIV :
• Ag HIV p24 mrp pertanda pertama
infeksi scr serologis.
• Anti-P24, Anti-Gp 41, Anti Gp-120
muncul kemudian.
• Pemeriksaan thd RNA HIV mrp
terobosan baru mengatasi WP.
PDTTD 4.1.a 17
SEROLOGI HIV
Respons Ab dan antigenemia selama infeksi HIV
p24 Ag
PDTTD 4.1.a 18
SEROLOGI HIV (Dr. John V Parry-WHO)
Seroconversion
illness
Diagnostic HIV
Window RNA
p24
Local Ag IgM IgG
viral Viral Anti Anti-HIV
spread HIV
0 1 2 3 4 5 6 7
8
Weeks post infectious
PDTTD 4.1.a 19
WINDOW PERIODE PD INF
HIV
Infeksi RNA DNA/Ag Ab
PDTTD 4.1.a 20
SEROLOGI HIV
Infection Seroconversion
minor or no symptoms ARC/AIDS Death
1000
Antibodies to p24
Viremia
PDTTD 4.1.a 21
DAMPAK EVOLUSI KIT UJI SARING
DIKAITKAN DG WINDOW PERIOD
(Dr. John V Parry-WHO)
4th Gen
0 1 2 3 4 5 6 7 8
WEEKS POST INFECTION
PDTTD 4.1.a 22
PENCEGAHAN PENYEBARAN INF HIV
• Tdp 2 pendekatan :
1. pendidikan memungkinkan org menghidari
situasi dmn tdp resiko penularan.
2. pencegahan secara fisik terhadap infeksi.
- transmisi sex : praktek sex aman, kondom,
mengurangi jumlah pasangan sex.
- transmisi mll jarum : penggunaan jarum
disposable.
- transmisi mll transfusi : seleksi donor dan uji saring
PDTTD 4.1.a 23
INFEKSI
HBV, HDV DAN HCV
PDTTD 4.1.a 24
VIRUS HEPATITIS B
• Mrp virus DNA, keluarga hepadnaviridae.
• Virion dikenal sbg partikel Dane
(infeksius).
• Protein utama virion adl HBsAg diproduksi
dalam jlh besar oleh sel yg terinfeksi.
• Di bagian capsid tdp Ag HBeAg dan
HBcAg.
• Di dlm plasma penderita tdp partikel kecil
yg anya tdd atas HBsAg (non infeksius).
PDTTD 4.1.a 25
INFEKSI HBV
• Rute infeksi paling umum :
1. Kontak dg darah : mll luka, jarum terkontaminasi,
tattoo, akupunktur, dll.
2. Kontak sexual.
3. Transmisi neonatalatau perinatal mll sekret cervix
4. Melalui transfusi darah terkontaminasi.
• Masa inkubasi infeksi : 5-=180 hari.
• Gambaran klinis infeksi :
- Akut : demam. Rash, jaundice
- Kronis (10-20%) : tidak ada gejala klnis sirosis Ca
PDTTD 4.1.a 26
DIAGNOSA LAB INF HBV
• Status infeksi dapat diidentifikasi atas dasar adanya
pertanda serologis.
• Window period : masa dimana baik HBsAg ataupun
Anti-HBs tidak terdeteksi didalam darah.
• Pertanda serologis :
- Awal infeksi dapat terdeteksi HBsAg, diikuti
HBeAg.
- Pd Window periode : HBsAg negative tapi
Anti-HBc dan Anti-HBe apat terdeteksi.
- Anti HBs baru terdeteksi kemudian.
PDTTD 4.1.a 27
POLA SEROLOGIS INF. HBV
HBsAg Anti-HBc
Anti-Hbe
HBeAg Anti-HBs
PDTTD 4.1.a 28
POLA SEROLOGIS INF. HBV
Hepatitis B asimptomatis
Anti-HBs
HBsAg
HBeAg Anti-HBc
GPT Anti-Hbe
0 1 2 3 4 5 6 12
24
PDTTD 4.1.a 29
POLA SEROLOGIS INF. HBV
Hepatitis B khronis
Anti-HBc
Symptoms
GPT
HBsAg
HBeAg
0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Bulab Tahun
Waktu setelah masuknya virus
PDTTD 4.1.a 30
VIRUS HEPATITIS D
• HDV :
- Virus RNA
• Infeksi HDV :
- Tergantung pada infeksi HBV.
- Sering berhubungan dg hepatitis
fulminan
- Uji saring darah : deteksi HBsAg
PDTTD 4.1.a 31
INTERPRETASI PERTANDA
SEROLOGIK HEPATITIS B
PDTTD 4.1.a 32
INFEKSI
HEPATITIS C VIRUS
PDTTD 4.1.a 33
VIRUS HEPATITIS C
Pada infeksi HCV :
• Pola serologis lebih kompleks.
• Level virus di darah relatif rendah.
• Akut (50-60%) dan kronis (40-50%).
• Ab menandakan resolusi bukan imun.
• HCV terdiri dari beberapa genotipe (1
s/d 6), di Ind terbanyak 1 a.
• Tdd Ag Structural (Core & Env / NS1),
dan Ag Non-structural (NS2-NS5)
PDTTD 4.1.a 34
SEROLOGI HCV
• Serologi anti-HCV lebih kompleks, dan
belum jelas.
• Masih didebatkan antigen yg digunakan
pada assay : Core, NS3 penting.
• Konfirmasi assay belum ideal
• HCV indeterminan dianggap positif
• Window periode :
- Anti-HCV negative, RNA HCV positif
- Anti-HCV pada level tidak terdeteksi
PDTTD 4.1.a 35
INFEKSI SIFILIS
PDTTD 4.1.a 36
INFEKSI SIFILIS
• Penyebab : Spirochaeta : T. pallidum
• T. pallidum :
- mati pada suhu 4 C dalam 72 jam
(Kolmer), 4 hari (Mollison), 6 hari (Selbie).
- mati pada - 20 C dalam 48 jam (Ravitch).
- mati oleh antibiotik (penicillin)
• Pertimbangan uji saring : biaya uji saring,
biaya pengobatan, supply darah.
PDTTD 4.1.a 37
RESPON IMUN THD INF
SIFILIS
• Inf. Sifilis --> kerusakan jaringan
tubuh --> timbul antibodi.
• Antibodi non spesifik (Reagin) : thd
lemak jaringan.
• Antibodi spesifik thd T. pallidum.
• Reagin positif pada inf. Malaria,
Lepra, SLE, Campak, Rubella, dll
PDTTD 4.1.a 38
INFEKSI SIFILIS
Menurut gejala klinis infeksi sifilis dapat dibagi 3 :
1. Sifilis primer
- Setelah kontak awal spirochaeta menembus
mukosa masuk ke sistim limf lesi.
2. Sifilis sekunder
- lesi primer sembuh muncul lesi baru kulit
& mukosa sangat infeksius transmisi
non venereal.
3. Sifilis tertier
- terjadi 5-40 tahun setelah infeksi awal, lesi di sistim
saraf, cardiovaskuler kerusakan hebat.
PDTTD 4.1.a 39
DIAGNOSA LAB INF SIFILIS
• Observasi langsung spirochaeta dg dark
field microscope pd fase tertentu.
• Pemeriksaan VDRL mendeteksi
munculnya antibodi non spesifik.
• Pemeriksaan TPHA endeteksi
munculna antibodi spesifik hd treponema
pallidum.
PDTTD 4.1.a 40
INFEKSI MALARIA
PDTTD 4.1.a 41
INFEKSI MALARIA
• Disebabkan oleh protozoa : sporozoa.
• Ditularkan mll gigitan nyamuk anopheles
betina sbg vektor).
• Manusia sbg reservoar.
• 4 spesies sporozoa penyebab malaria :
1. Plasmodium vivax
2. Plasmodium ovale
3. Plasmodium malariae
4. Plasmodium falciparum infeksi fatal
PDTTD 4.1.a 42
RIWAYAT INFEKSI MALARIA
Siklus di tubuh manusia
- Nyamuk menggigit sporozoa masuk aliran darah
masuk sel hati (bbrp siklus) aliran darah masuk ke
eritrosit (berubah bentuk menjadi tropozoit)
memperbanyak diri mll pembentukkan schizont
eritrosit pecah beribu-ribu merozoit dilepaskan
memasuki eritrosit baru (mengulang siklus aseksual).
Siklus di tubuh nyamuk
- Merozoit berubah menjadi mikro dan makrogamet
terhisap nyamuk fusi jadi zygot dlm lambung nyamuk
ookinet di dinding lambung ookist membentuk
sporozoit bergerak ke klj ludah nyamuk.
PDTTD 4.1.a 43
GAMBARAN KLNIS INF MALARIA
PDTTD 4.1.a 44
RINGKASAN (1)
• Tdp 4 jenis agent infeksius : virus, bakteri,
protozoa dan fungi, virus mrp agent IMLTD utama.
• Agen infeksius hanya dapat ditularkan mll
transfusi darah jika mereka ada dalam darah
donasi. Program uji saring penting dilakukan.
• Respons imun terdiri dari 2 jenis : humoral dan
seluler.
• Tes uji saring harus dapat mendeteksi pertanda
infeksi yang berlainan yg diproduksi oleh masing-
2 agent yang berlainan.
PDTTD 4.1.a 45
RINGKASAN (2)
• HIV mrp penyebab AIDS, kerusakan sistim imun.
• HIV mrp retrovirus dg berbagai Ag, namun P24
dan Gp41 mrp Ag yang paling imunogenik.
• HIV merusak sel yg memiliki reseptor CD4.
• Pd penderita AIDS, penyebab kesakitan adl
penyakit-2 infeksi sekunder.
• Efisiensi transmisi HIV mll transfusi darah > 90%.
• Pencegahan tansmisi infeksi HIV berdasarkan
pada pendidikan dan pencegahan scr fisik.
PDTTD 4.1.a 46
RINGKASAN (3)
• Infeksi hepatitis disebabkan oleh virus DNA.
• Penyakit hepatitis bisa menjadi kronis sirosis
hati kanker hati meninggal.
• Uji saring darah merupakan cara pencegahan
transmisi hepatitis atau IMLTD lainnya.
PDTTD 4.1.a 47
HASIL PEMBELAJARAN
Sekarang anda dapat :
• Memahami respons imun dan mekanisme
infeksi.
• Memahami mekanisme infeksi melalui
transfusi darah.
• Menyebutkan agent infeksius penebab IMLTD.
• Memahami patofisiologi infeksi HIV, Hepatitis,
Sifilis dan Malaria.
• Memahami peranan uji saring darah dalam
pencegahan IMLTD.
PDTTD 4.1.a 48