Anda di halaman 1dari 12

Determinan Perilaku

dalam Promkes
Vera Nazhira Arifin, MPH
 Perilaku adalah segala sesuatu yang dapat dikerjakan
oleh seseorang baik secara langsung maupun tidak
langsung

 Perilaku adalah perbuatan atau tindakan yang


dilakukan makhluk hidup,

 Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi dari organisme


terhadap lingkungannya.

 Departemen Kesehatan RI mendefinisikan perilaku


sebagai respon individu terhadap suatu stimulus atau
tindakan yang dapat diamati, baik disadari maupun
tidak disadari.

Definition
 Pada dasarnya perilaku dapat diamati
dengan sikap dan tindakan seseorang, hal
tersebut sejalan dengan pernyataan
Robert Kwick (1974) bahwa perilaku
merupakan tindakan atau perbuatan yang
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
dapat diamati serta dapat dipelajari
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
iiiiiiiiiiiiiiiikk
 Perilaku menurut teori dari Lawrence Green
(1980) yang membedakan masalah
kesehatan menjadi 2 determinan yaitu faktor
perilaku dan non perilaku.

 Untuk faktor perilaku sendiri bertujuan untuk


mendorong terjadinya perubahan perilaku
pada setiap individu.
 Green membagi faktor perilaku menjadi 3
faktor utama yaitu faktor predisposisi,
pemungkin (enabling) dan penguat
 Determinan Promosi Kesehatan Menurut Teori
Lawrence Grence
Berangkat dari analisis penyebab masalah
kesehatan,

 Green membedakan ada duanya determinan


masalah kesehatan tersebut, yakni :
 Faktor-faktor Predisposisi (disposing factors)
 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)
 Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)
A. faktor predisposisi (predisposing factors)

faktor-faktor yang dapat mempermudah atau


mengpresdeposisikan terjadinya perilaku pada diri
seseorang atau masyarakat, adalah pengetahuan dan
sikap seseorang atau masyarakat tersebut terhadap apa
yang dilakukan.

misalnya perilaku ibu untuk memeriksakan kehamilannya


akan dipermudah apabila ibu tersebut tahu apa manfaat
dari periksa hamil, tahu siapa dan dimana periksa hamil
tersebut dilakukan
B. faktor pemungkin (enabling factors)

faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku


adalah fasilitas, sarana, atau prasarana yang
menmdukung atau yang memfasilitasi terjadinya
perilaku seseorang atau masyarakat.

Misalnya, untuk terjadinya perilaku ibu periksa


hamil, maka diperlukan bidan atau dokter, fasilitas
periksa hamil seperti puskesmas, rumah sakit, klinik,
posyandu,dan sebagainya. agar seseorang atau
masyarakat buang air besar di jamban, maka harus
tersedia jamban, atau mempunyai uang untuk
membangun jamban sendiri.
Pengetahuan dan sikap saja belum
menjamin terjadinya perilaku, maka
masih diperlukan sarana atau fasilitas
untuk memungkinkan atau mendukung
perilaku tersebut. Dari segi kesehatan
masyarakat, agar masyarakat mempunyai
perilaku sehat harus terakses
(terjangkau) sarana dan prasarana atau
fasilitas pelayanan kesehatan.
C. faktor penguat (reinforcing factors)
 Pengetahuan, sikap dan fasilitas yang tersedia kadang-
kadang belum menjamin terjadinya perilaku seseorang
atau masyarakat.

 Sering terjadi, bahwa masyarakat sudah tahu manfaat


keluarga berencana (KB) dan juga telah tersedia di
lingkungannya fasilitas pelayanan KB, tetapi mereka belum
ikut KB karena alasan yang sederhana, yakni bahwa Toma
(tokoh masyarakat) yang dihormatinya tidak atau belum
mengikuti KB.
 Dari contoh diatas telah terlihat jelas bahwa Toma (tokoh
masyarakat) merupakan faktor penguat (Reinforcing
factors) bagi terjadinya perilaku seseorang atau
masyarakat.
 Contoh Kasus:
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan
anaknya di posyandu dapat disebabkan karena orang
tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat
imunisasi bagi anaknya. (predisposing factor). Atau
barangkali juga karena rumahnya jauh dari posyandu
atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (
enebling factor). Sebab lain, mungkin karena para
petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain
disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya
( reinforcing factors).
Factor diluar perilaku (non-behaviour cause)
◦ Teori Snehandu B. Kar
 Kar menganalisis perilaku kesehatan dengan
bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan
fungsi dari :
◦ Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan
atau perawatan kesehatannya (behaviour intention)
◦ Dukungan social dari masyarakat sekitarnya (social-support)
◦ Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas
kesehatan ( accessibility of information)
◦ Otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal ini mengambil
tindakan atau keputusan (personal autonomy)
◦ Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak
(action situation).
Thank You

Anda mungkin juga menyukai