Anda di halaman 1dari 26

Pendahuluan

Gula farmasi dibutuhkan oleh industri farmasi, industri


makanan & minuman dan industri lainnya

Untuk memenuhi kebutuhan gula farmasi (2,5 juta ton/tahun)


Penjajakan Indonesia masih mengimpor 400 ribu ton/tahun
kerjasama dalam
membuat gula Saat ini ada 8 industri lokal yang memproduksi gula rafinasi,
farmasi (sukrosa) seluruhnya menggunakan raw sugar import
pharmaceutical
Pembuatan gula farmasi (sukrosa) tidak terlalu rumit,
grade
Unpad dapat membantu dalam menyiapkan teknologinya

Unpad ada cukup pengalaman dalam menyiapkan teknologi


pembuatan bahan baku dalam bidang kesehatan, seperti
MRI contrast agents, dan gadolinium oksida (salah satu
bahan baku contrast agents) dari tailing tambang timah.
Perbedaan Gula Food Grade dan Pharm. Grade

Food Grade Pharmaceutical Grade


Gula Putih (Sukrosa) Sukrosa
Yang Memenuhi Persyaratan Yang Memenuhi Persyaratan
SNI-3140-200/Rev 2005 Standar Farmakope

Diluent in syrup, tablet, capsule


Food Additive VS and powder formulations

Sweetening agent
Sumber Utama Sukrosa
1. Tebu (Saccharum spp.)
2. Bit (Beta vulgaris)
3. Kurma (Phoenix dactylifera)
4. Sorgum (Sorghum vulgare)
5. Mapel (Acer saccharum).
1 2

3 4 5
Kandungan Dalam Tebu Sebagai Sumber Sukrosa

1. Air (H20) dan sukrosa (C12H22O11).


2. Serat atau bagasse adalah selulosa yang tidak mengandung gula.
3. Dekstrosa atau glukosa.
4. Levulosa atau fruktosa akibat tebu yang belum masak atau yang
terlalu masak.
5. Asam organik seperti glycolic, malic, succinic, tannic dan acetic acid
yang terkandung pada tebu yang terlalu masak
6. Unsur nitrogen.
7. Zat warna, yaitu chlorophyll yang berasal dari kulit dan serat tebu.
8. Lilin tebu, umumnya berwarna putih menempel pada kulit tebu.
9. Pektin, berbentuk semacam jelly, tidak larut dalam air.
10. Abu atau ash, yang mengandung sisa mineral seperti potash,
kapur, soda, magnesium dll.
Syarat Gula Pharmaceutical Grade
Persyaratan Farmakope Indonesia
Pemerian Hablur putih atau tidak berwarna, masa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur
putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara, larutan netral terhadap lakmus
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter
Rotasi jenis Tidak kurang dari +65,9

Sisa pemijaran Tidak lebih dari 0.05%

Klorida Tidak lebih dari 35 bpj

Sulfat Tidak lebih dari 60 bpj

Kalsium Pada 10 mL larutan, larutan tetap jernih sesudah penambahan 1 mL amonium oksalat LP
minimal selama 1 menit
Logam berat Tidak lebih dari 5 bpj

Gula invert Bobot tembaga oksida tidak lebih dari 112 mg


Proses Rafinasi
Gula di Industri
Saat ini

1. Afinasi, fosflotasi, karbon


aktif, kristalisasi
2. Afinasi, fosflotasi, resin
penukar ion, kristalisasi
3. Afinasi, karbonatasi,
karbon aktif, kristalisasi
4. Afinasi, karbonatasi, resin
penukar ion, kristalisasi
Perusahaan Yang Melakukan Rafinasi Gula
1. PT. Angels Products (320.000 ton per tahun)
2. PT. Jawa Manis Rafinasi (210.000 ton per tahun)
3. PT. Sentra Usahatama Jaya (495.000 ton per tahun)
4. PT. Permata Dunia Sukses Utama (330.000 ton per tahun)
Utilisasi belum optimal
5. PT. Dharma Pala Usaha Sukses (50.000 ton per tahun)
6. PT. Sugar Labinta
7. PT. Duta Sugar Internasional
8. PT. Makasar Tene
Penjajakan Kerjasama

Pemerintah (BUMN) : Institusi Pendidikan :


Bahan baku, sarana, Optimasi teknologi
prasarana, dan proses pembuatan gula farmasi
pembuatan gula farmasi

Kemandirian Bahan Baku


Gula Farmasi
Optimasi Teknologi Pembuatan Gula Farmasi

Metode 1 : Metode 3 :
• Afinasi • Afinasi
• Karbonatasi
1 3 • Karbonatasi
• Presipitasi • Alumina
• Karbonatasi Target: • Karbon aktif
• Kristalisasi • Kristalisasi
• Separasi Best result & cost • Separasi
effectiveness

Metode 2 : 2 4 Metode 4 :
• Afinasi • Afinasi
• Karbonatasi • Karbonatasi 2x
• Sentrifugasi • Presipitasi
• Kristalisasi • Kristalisasi
• Separasi Optimasi dan pengembangan teknologi • Separasi
Pembuatan gula farmasi yang telah dilakukan
Parameter Optimasi yang Dilakukan

Preparasi awal

Konsentrasi
pH
1

Parameter Proses pemucatan


Suhu 2
Optimasi Kecepatan (rpm)

3
Waktu Ukuran kristal

Tahap pemurnian
Quality Control
Sukrosa Unpad Sukrosa Unpad Sukrosa Unpad Sukrosa Unpad Sukrosa Standar
Parameter
Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4 Market Farmakope

Identifikasi Hablur putih atau Hablur putih, rasa Hablur putih atau Hablur putih atau Hablur putih atau Hablur putih atau tidak
tidak bewarna, manis, stabil di u tidak bewarna, tidak bewarna, tidak bewarna, m bewarna, masa hablur atau
masa berbentuk dara, pH larutan masa berbentuk masa berbentuk asa berbentuk ku berbentuk kubus, rasa
kubus, rasa manis 8,53 kubus, rasa manis kubus, rasa manis bus, rasa manis, s manis, stabil di udara,
stabil di udara, stabil di udara, stabil di udara, tabil di udara, pH larutan netral
pH larutan 8,34 pH larutan 8,6 pH larutan 6.6 larutan 6,4
Polarimeter +62.5 60 +60.0 +66.0 +66,26 Tidak kurang dari +65,9
ICUMSA 825 IU 347.25 IU 1022 IU 38 IU 23 IU < 45
Batas Kurang dari Kurang dari 35 b Kurang dari Kurang dari Kurang dari Tidak lebih dari 35 bpj
Klorida 35 bpj pj 35 bpj 35 bpj 35 bpj
Batas Diatas 60 bpj Kurang dari 60 b Kurang dari Kurang dari Kurang dari Tidak lebih dari 60 bpj
Sulfat pj 60 bpj 60 bpj 60 bpj
Logam Kurang dari Kurang dari 5 bpj Kurang dari Kurang dari Kurang dari Tidak lebih dari 5 bpj
Berat 5 bpj 5 bpj 5 bpj 5 bpj
Kalsium Larutan tidak Larutan tidak Larutan tidak Sesuai farmakope Sesuai farmakope Pada 10 mL larutan, larutan
jernih jernih jernih tetap jernih setelah penam-
bahan 1 mL Am. oksalat LP
minimum 1 menit
Flow Chart Metode Terbaik Proses Pengolahan Gula Food Grade
Menjadi Pharm. Grade

Pemanasan dan
Raw sugar Pelarutan dalam air penambahan CaOH Karbonatasi 1
1

Pemanasan dan
Presipitasi 2 Karbonatasi 2 penambahan CaOH Presipitasi 1
2

Pemisahan
Kristalisasi 3x Quality Control
(Sentrifugasi)
Peralatan yang digunakan

1. CO2 gas container


2. Rotavapor
3. Sentrifugator
4. Crystal processor
5. Refraktometer
6. Spektrofotometer UV Visibel
7. Polarimeter
Hasil Kristal Sukrosa

Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4


Kesimpulan

Sejauh yang telah dikerjakan, metode pemurnian yang paling baik


untuk membuat sukrosa kualitas pharmaceutical grade adalah
metode karbonatasi 2x (Metode 4)

Secara umum, didasarkan kepada parameter kualitas, produk yang


diperoleh telah memenuhi syarat mutu sukrosa kualitas
pharmaceutical grade.
Rencana Kerja Selanjutnya

Peningkatan skala produksi (scaling up), dari skala


laboratorium menuju skala pilot.

Penelitian laboratoris untuk pembuatan gula farmasi


lainnya, termasuk glukosa dan fruktosa
Seminar Pentahelix 2016
Lampiran

Data tambahan

Seminar Pentahelix 2016


Bagaimana dengan kualitas raw sugar yang digunakan dalam pene
litian ini ?? Apakah ditentukan dahulu sebelum proses pemurnian?
Parameter Raw Sugar

Identifikasi Hablur berwarna kekuningan, masa be


rbentuk kubus, rasa manis, stabil di ud
ara, pH larutan 4,74

Polarimeter +58

Derajat Keputihan 1025,667

Batas Klorida Kurang dari 35 bpj


Batas Sulfat Diatas 60 bpj

Logam Berat Kurang dari 5 bpj

Kalsium Larutan Jernih

Seminar Pentahelix 2016


Spesifikasi Gula Tebu

Icumsa : 100 RBU


Polarisai : Min. 99,50%
Kadar abu : Maks. 0,15%
Kadar air : Maks. 0,10%
Kelarutan : 100% Free Flowing
Radiasi : Tersertifikasi normal (Normal Certified)
Warna : Putih.
Granulation : halus

Seminar Pentahelix 2016


Syarat Mutu Gula Rafinasi

Seminar Pentahelix 2016


Standar dan Spesifikasi Gula Rafinasi
Contoh: REFINED SUGAR GRADE A 45

Origin : Brazil
Icumsa : 45 RBU
Polarization : 99.80% Min
Ash content : 0.04% Max
Moisture : 0.04% Max
Solubility : 100% Free Flowing
Radiation : Normal Certified
Colour : Sparkling White
Granulation : Fine

Seminar Pentahelix 2016


ICUMSA

• International Commission for Uniform Methods


of Sugar Analysis
• An ICUMSA rating is an international unit for ex-
pressing the purity of the sugar in solution, and is
directly related to the colour of the sugar.
For Brazilian sugar, the lower the ICUMSA figure
the whiter the sugar.

Seminar Pentahelix 2016


Catatan
• Impor raw sugar tahun 2011 untuk bahan baku gula rafinasi 2,42 ju-
ta ton.
• total kuota impor raw sugar tahun 2016 yang ditugaskan kepada PT
Perkebunan Nusantara X, yakni 381 ribu ton.
• Juga impor gula rafinasi untuk memenuhi kebutuhan gula industri.

Seminar Pentahelix 2016

Anda mungkin juga menyukai