Anda di halaman 1dari 21

1.Abd.aziz 2.

Zulkarnaen
3.Susi 4.Zulfikri
5.Sulis 6.Riska7.Rosa
8.Ririn haerani
9.Nurhayani
10. Wahyu nurmalian
11.Ahmad fathoni
Pemberian Obat
Pengertian obat
 Obat adalah semua zat baik dari alam (hewan
maupun tumbuhan) atau kimiawi yang dalam takaran
(dosis) yang tepat atau layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit atau gejala-
gejalanya.
Jenis –jenis pemberian obat
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling
mudah dan paling sering digunakan. Obat yang digunakan
biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama.
b. Parenteral
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian
obat melalui jaringan tubuh.pemberian obat parenteral,
merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut
merupakan ktrak indikasi.
Lanjutan
c. Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat
yang diberikan biasanya memiliki efek lokal, obat
dapat di oleskan pada areah yang diobati atau
medicated baths. Efek sistematik dapat timbul jika
kulit klien tipis.
d. Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk
absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau pun
hidung
Tujan Pemberian Obat

v Untuk menghilangkan rasa nyeri yang dialami klien.


v Obat topikal pada kulit memiliki efek yang lokal
v Efek samping yang terjadi minimal
v Menyembuhkan penyakit yang diderita oleh klien
Prinsip 6 benar
• benar obat
Sebelum mempersiapkan obat ke tempatnya petugas
medis harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak
tiga kali, yakni : ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan obat ke tempat penyimpanan.
• benar dosis
Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat,
maka penentuan dosis harus diperhatikan dengan
menggunakan alat standar seperti obat cair harus
dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus,
alat untuk membelah tablet, dan lain-lain. Dengan
demikian, penghitungan dosis benar untuk diberikan ke
pasien.
• Benar pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada
pasien yang diprogramkan.hal ini dilakukan dengan
mengidentifikasikan identitas kebenaran obat, yaitu
mencocokkan nama, nomor registrasi, alamat, dan
program pengobatan pada pasien.
• benar jalur pemberian / rute
Kesalahan rute pada pemberian dapat menimbulkan
efek sistenik yang fatal pada pasien .untuk itu, cara
pemberiannya adalah dengan melihat cara
pemberian/ jalur obat pada lebel yang dada sebelum
memberikannya ke pasien.
 Benar waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan
waktu yang diprogramkan karena berhubungan
dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek
terapi dari obat
. Benar dokumentasi
Klasifikasi
 Per oral (po)
 Secara suntikan (parenteral)
 Melalui paru-paru (inhalasi)
 Topikal
ASPEK LEGAL DALAM PEMBERIAN
OBAT
• Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal
63 ayat (4) yang berbunyi “Pelaksanaan pengobatan
dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu
• Dalam melakukan semua keahlian dan kewenangan
di atas, perlu dibuat suatu regulasi yang dapat
memberikan suatu Izin kepada tenaga keperawatan
supaya dapat memberikan tindakan kepada pasien
dalam level aman. Berdasarkan Kepmenkes no
1239/2001 tentang registrasi perawat dan Permenkes
No 148/2009 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Perawat didapatkan beberapa izin yang harus
dipunyai oleh seorang perawat al:
1. Surat Izin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti
tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan
praktik keperawatan di sarana pelayanan kesehatan

2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti


tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia

3. Surat Izin Praktik Perawat selanjutnya disebut SIPP


adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk
melakukan praktik keperawatan secara perorangan
dan/atau berkelompok

4. STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti tertulis dari


pemerintah kepada tenaga kesehatan yang telah memiliki
sertifikat kompetensi sesuai ketentuan perundang-
undangan
Per oral
 Cara pemberian obat yang paling umum dilakukan
 Keuntungan: mudah, aman dan murah.
 Kerugian :
 bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor
 iritasi pada saluran cerna
 perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa diberikan
pada penderita
Parenteral
 Keuntungan :
 efek timbul lebih cepat dan teratur
 dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif,
tidak sadar, atau muntah-muntah
 sangat berguna dalam keadaan darurat.
 Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan
rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga
medis.
 Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im), subcutan
(sc) dan intrathecal.
iv
 Tidak mengalami tahap absorpsi.
 Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah
sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan
cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan
respons penderita.
 Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak dapat
ditarik kembali, sehingga efek toksik lebih mudah
terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi
alergi akan lebih terjadi. Pemberian iv harus
dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi respons
penderita.
im
 Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan
kelengkapan absorpsi.
 Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin
akan mengendap di tempat suntikan sehingga
absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak
teratur.
 Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
 Tempat suntikan yang sering dipilih adalah gluteus
maksimus dan deltoid.
sc
 Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif
terhadap jaringan.
 Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan,
sehingga efeknya bertahan lebih lama.
 Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam
bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau
dalam bentuk suspensi.
 Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga
dapat memperlambat absorpsinya.
intrathecal
 obat langsung dimasukkan ke dalam ruang
subaraknoid spinal, dilakukan bila diinginkan efek
obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau
sumbu cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau
pengobatan infeksi SSP yang akut.
Melalui paru-paru (inhalasi)
 hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas
atau cairan yang mudah menguap
 misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat
diberikan dalam bentuk aerosol.
 Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran
nafas.
 Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan
absorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme lintas
pertama di hati.
 Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan
metode khusus, sukar mengatur dosis dan sering
mengiritasi paru.
Topikal
 Terutama pada kulit dan mata.
 Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat
tertentu karena tidak banyak obat yang dapat
menembus kulit yang utuh.
 Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas
permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kalarutan obat dalam lemak.
 Pemberian topikal pada mata dimaksudkan untuk
mendapatkan efek lokal pada mata, yang biasanya
memerlukan absorpsi obat melalui kornea.
 1. jelaskan pengertian obat
 2. sebutkan jenis-jenis pemberian obat dan jelaskan
 Pemberian cefo 1gr = 1000mg dengan Dosis yang di
berikan pad anak a 300mg dengan pengenceran 5
dengan spuit 3 cc.

Anda mungkin juga menyukai