Anda di halaman 1dari 28

KOMPILASI FARMAKOLOGI

OBAT DIURETIK
VAGUS 2017
Tujuan Praktikum
◦ Mengamati efek obat diuretik terhadap produksi urine tikus wistar
◦ Membandingkan produksi urin tikus wistar yang diberi obat
diuretik dengan kelompok kontrol
◦ Membandingkan produksi urin akibat pengaruh dosis besar
dengan produksi urin dengan dosis kecil
◦ Memahami mekanisme kerja obat diuretik.
DIURETIK
obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air
dan natium klorida. Secara normal, reabsorbsi garam dan air
dikendalikan masing-masing oleh aldosteron dan vasopresin.
Sebagian besar diuretik bekerja dengan menurunkan reabsorbsi
eletrolit oleh tubulus.
Ekskresi elektroit yang meningkat diikuti oleh peningkatan ekskresi
air, yang penting untuk mempertahankan keseimbangan osmotik.
Loop Diuretik
◦ Diuretik kuat
◦ Tempat : Ansa Henle asenden epitel tebal
◦ Cara Kerja : menghambat triple cotrnsport (Na, K, dan Cl.)
◦ CONTOH : asam etakrinat, furosemid dan bumetamid.
DRUG MEKANISME URINE LEVELS BLOOD CHEMISTRY

Carbonic anhidrase Menghambat CAI di Peningkatan Na, K, Hipokalemia, asidodis,


inhibitor tubulus proksimal Ca, HCO3 dan PO4 hipercloremia

Loop Diuretic Menghambat Peningkatan Na, K, Hipokalemia, alkalosis,


Na/K/2Cl di loop of Ca, Mg, dan Cl hipomagnesemia,
henle Penurunan HCO3 hipokalsemia

Thiazid Menghambat Na/Cl di Peningkatan Na, K Hipokalemia, alkalosis,


tubulus distal dan Cl hiperkalsemia,
Penurunan Ca hiperuricosemia

Diuretik Hemat Kalium Hambat reseptor Peningkatan Na Hiperkalemia


aldosteron Penurunan K asidosis
Hambat kanal Na
Alat dan Bahan
◦ Alat: Bahan:
• Mencit
◦ Handscoon
• Furosemid 1 mg /cc
◦ Sonde • Furosemid 0, 5 mg /cc
◦ Spuit 1 cc • PZ solution
◦ Kandang metabolik
◦ Beaker glass
◦ Stopwatch
PENJELASAN BAHAN
◦ Larutan PZ merupakan larutan fisiologis isotonik untuk kontrol
perlakuan dengan menyamakan kondisi hidrasi mencit.
◦ Furosemid sebagai obat diuretik
◦ Dosis furosemid untuk percobaan dengan tikus dengan berat 20g
adalah 1mg dan 0,5mg
◦ (Dosis furosemid utk hewan coba: 10mg/kgBB).
CARA KERJA
A B C
↓ ↓ ↓
PZ 1 cc intraperitoneal PZ 1 cc intraperitoneal PZ 1 cc intraperitoneal
↓ ↓ ↓
Hitung produksi urin Furosemid 0,1 cc Furosemid 0.2 cc intra
menit ke- 5, 10, 15, intraperitoneal peritoneal
30, 45, 60 ↓ ↓
Hitung produksi urin Hitung produksi urin
menit ke- 5, 10, 15, menit ke- 5, 10, 15,
30, 45, 60 30, 45, 60
KEL. MENCIT 5' 10' 15' 30' 45' 60'

TABEL HASIL PENGAMATAN


A 0 0 0 0.16 0.3 0.4
1 B 0 0.01 0.2 0.6 0.8 0.9
C 0 0 0 0.35 0.45 0.7
A 0 0 0.1 0.55 0.9 0.95
2 B 0 0.01 0.01 0.1 0.2 0.3
C 0 0.1 0.15 0.3 0.65 0.8
A 0 0 0 0 0.01 0.01
3 B 0 0 0.2 0.3 0.5 0.55
C 0 0 0.05 0.2 0.72 1.1
A 0 0 0 0.05 0.36 0.55
4 B 0 0 0 0.55 0.8 1.1
C 0 0.1 0.3 0.7 1.1 1.2
A 0 0 0 0.02 0.25 0.45
5 B 0 0.03 0.05 0.2 0.3 0.32
C 0 0.2 0.22 0.25 0.54 0.77
A 0 0 0 0 0 0
6 B 0 0 0.2 0.3 0.75 1
C 0 0.05 0.15 0.2 0.3 0.57
A 0 0 0.017 0.13 0.303 0.393
AVR B 0 0.008 0.11 0.342 0.558 0.695
C 0 0.075 0.145 0.333 0.627 0.857
Apakah dosis yang diberikan masih tergolong dosis terapi atau dosis letalis?
YOU NEED TO KNOW :
1. Dosis lazim
Dosis lazim adalah dosis yang diberikan berdasarkan petunjuk umum pengobatan yang
biasa digunakan, referensinya bisa berbeda-beda, dan sifatnya tidak mengikat, selagi
ukuran dosisnya diantara dosis maksimum dan dosis minimum obat.
2. Dosis terapi
Dosis terapi adalah dosis yang diberikan dalam keadaan biasa dan dapat
menyembuhkan pasien.
3. Dosis Letalis
Dosis letalis adalah takaran obat yang apabila diberikan dalam keadaan biasa dapat
menimbulkan kematian pada pasien, dosis letal dibagi menjadi 2 :
Dosis letal50 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 50% hewan percobaan
Dosis letal100 : takaran dosis yang bisa menyebabkan kematian 100% hewan
Dosis terapi pada hewan coba (tikus wistar) yaitu, 10 mg/kgBB
Berat hewan coba yaitu, 20 gram = 0,02 kg.
◦ Dosis 1 furosemide hewan coba 20 gram = 10 mg x 0,02 kg = 0,2 mg.
◦ Dosis 2 (20 mg) = 20 mg x 0,02 kg = 0,4 mg.
Sehingga dosis terapi untuk hewan coba yaitu, 0,2-0,4 mg.
hewan B diinjeksikan furosemide secara intraperitoneal dengan dosis 0,5 mL.
hewan C diinjeksikan furosemide secara intraperitoneal dengan dosis 1 mL
sediaan furosemide (ampul) : 20 mg/ 2 mL diencerkan dalam aquades untuk
diinjeksikan dalam 10 mL dan hasil konsentrasi furosemide,
V1.M1 = V2.M2
10.M1 = 2.10
M1 = 20/10
M1 = 2 mg/ mL
Jika yang diinjeksikan 0,5 mL  1 mg furosemide DAN 1 mL  2 mg furosemide
Untuk dosis letalis furosemide terhadap hewan coba (tikus wistar) yaitu,
Intraperitoneal LD50  800 mg/kg
revisi
◦ Dosis furosemide pada hewan coba bervariasi tergantung tujuan terapi pada hewan
coba, yaitu sbb: (sumber http://ratguide.com/meds/urinary_tract_agents)
◦ 1 mg/kg to 4 mg/kg, SQ or IM, q4hrs to q6hrs; or 5 mg/kg to 10 mg/kg, SQ, IM, q12h (as
diuretic for edema, pulmonary congestion, ascites) ; or
0.3 mg/kg to 4 mg/kg, PO, SQ, IM, IV, q12hr to q24hrs (congestive heart failure)
◦ Atau bisa juga menggunakan dosis : 5 mg/kg to 10 mg/kg, SQ or IM, q12hrs; 2 mg/kg to
10 mg/kg, PO, SQ, IM, q12hrs.
◦ SEHINGGA DOSIS lazim pada mencit dengan berat badan 20 gram adalah:
0,3mg/kg – 10mg/kg  0,3mg x 0,02 kg = 0,006 mg s/d 10mg x 0,02kg = 0,2 mg
Dapat juga menggunakan dosis konversi dari manusia ke hewan coba
◦ Dosis lazim pada manusia 40mg/kgBB (dosis ini merupakan dosis tinggi pada hewan
coba, sumber Can J Physiol Pharmacol. 1981 Sep;59(9):1002-7.Diuretic and
cardiovascular effects of furosemide in rats.)
◦ Sehingga dosis pada mencit adalah: 0,0026 x 40 mg =1,04 mg
◦ (cari table konversi manusia ke hewan coba, 0,0026 adalah factor konversi dari
manusia ke mencit)
DOSIS LETAL FUROSEMID
◦ Dosis letal mencit 300 mg/kgBB  300mg x 0,02 = 6 mg
◦ Sehingga dosis yang digunakan pada praktikum ini memang sudah lebih dari dosis
lazim namun tidak melebihi dosis letal pada mencit
Data efek toksisitas
◦ Rats: A one-year study was performed on one hundred albino rats at dosages of 0, 50,
100, 200 and 400 mg/kg/day orally. Seventy-six rats survived for one year. Ten rats from
the two highest dose groups died within the first 10 days of therapy.
◦ Histological examination of those animals dying early revealed striking basophilic
degeneration of the myocardial fibres with infiltration and necrotic foci consistent with
severe electrolyte imbalance. In the kidney, the most consistent pathological changes
seen were degenerative changes in the tubular epithelium manifested by swollen cells
with increased density of the cytoplasm.
◦ Occasionally, focal necrosis of the epithelium and decreased cell size were evident,
plus accumulation of some calcified material. These changes were considered
consistent with the nephropathy of potassium deficiency
Onset of Action dari Furosemide

Furosemid dalam darah dibawa oleh protein albumin. Sekitar 91% - 99% fursemid
terikat pada albumin di plasma darah, sisanya tidak terikat dengan protein. Onset
obat tersebut dimulai antara 30-60 menit setelah obat tersebut masuk secara IV.
Beberapa literatur menjelaskan sekitar 1 jam. Durasi kerja obat bisa mencapai 4 – 8
jam dengan waktu paruh sekitar 4 jam (oral) dan 4,5 jam secara IV.

Pada TABEL , ditunjukkan jumlah urin yang dieksresikan pada tikus B dan pada tikus C
terdapat kenaikan. Hal ini menunjukan eksresi urin yang lebih banyak dari tikus A.

Dari data tersebut dapat diketahui jika waktu obat bekerja yaitu 30 menit.
Revisi
◦ Onset of action sudah benar 30-60 menit namun ada juga literature yang mengatakan
farmakominetik pada hewan coba onset of actuonnya 20 menit.
◦ It is rapidly absorbed and results may be seen in 20 minutes to an hour. The maximum
effect of this drug occurs anywhere from 2-4 hours after ingestion, and its action lasts for
up to 8 hours. Furosemide exhibits an antihypertensive effect.
◦ Sehingga data pada praktikum ini sudah sesuai , dengan menggunakan dosis tertinggi
hewan coba bisa jadi mulai mi=uncul menit ke 10, namun rata2 mulai muncul efek
diuretuk antara menit ke 15-30.
Apakah hasil sesuai dengan hipotesis,
kurva, dan respon
◦ Hipotesis: Semakin banyak dosis furosemide yang diberikan maka urin yang
diekskresikan juga semakin banyak.
◦ Kurva: Meningkat, semakin lama waktu yang digunakan maka jumlah volume
urine yang diekskresikan juga semakin banyak.
◦ Respon: Respon positif, mencit yang diberi furosemide dengan dosis yang semakin
tinggi akan memberi respon dengan mengekskresikan urin semakin banyak.
Hasil pengamatan sesuai dengan hipotesis, kurva, dan respon. Karena prinsip kerja
dari diuretik sendiri adalah obat untuk meningkatkan ekskresi urine. Sehingga
semakin tinggi dosis yang diberikan maka urin yang diekskresikan juga akan
semakin banyak. Apalagi jenis obat yang di berikan pada mencit ketika perlakuan
adalah diuretik jenis furosemid, yang merupakan golongan diuretik kuat.
Uji banding hasil kelompok
menggunakan annova
Anova (analysis of varian) digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih
dari dua kelompok.
Misalnya kita ingin mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata produksi urine tikus wistar
kelompok kontrol, kelompok dengan pemberian obat diuretik dengan dosis kecil, dan
kelompok dengan pemberian obat diuretik dengan dosis kecil .
Anova mempunyai dua jenis yaitu analisis varian satu faktor (one way anova) dan analsis
varian dua faktor (two ways anova).
Pada pengamatan kali ini akan menggunakan analisis varian satu faktor satu jalan (Anova
Single Factor : One Way) karena pada pengamatan ini hanya mempunyai satu variable
terikat (produksi urine tikus wistar) dan satu variabel bebas (dosis pemberian obat diuretik).

Nonton ini ya, relakan kuota demi ujian blok : https://www.youtube.com/watch?v=oL0ZkbPPWKo


Anova result :
Anova: Single Factor
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
A (kontrol) 7 0.98 0.140556 0.024227
B (furosemid 0,5ml) 7 2 0.285556 0.072402
C (furosemid 1ml) 7 2.38 0.339444 0.095502
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Varietas 0.148134 2 0.074067 1.156496 0.33689 3.554557
Errror 1.152794 18 0.064044
Kesimpulan :
Total 1.300928 20
A. F (1,156) > F crit (3,55) maka perlakuan tidak berpengaruh secara signifikan
A. Nilai signifikan yang digunakan 0,05 karena p value (0,33) > nilai signifikan (0,05) maka perlakuan tidak
berpengaruh secara signifikan
KOK TIDAK SIGNIFIKAN?
Hal ini bertolak belakang dengan hasil beberapa kelompok (kelompok 2-5)
dimana perbedaan perlakuan dosis obat diuretik yang diberikan
berpengaruh secara signifikan terhadap produksi urine tikus wistar. Jika
diteliti lebih jauh, hasil yang berbeda ini disebabkan karena pengukuran
urine dari kelompok 1 dan kelompok 6 yang kurang sesuai dengan hipotesis
yang ada. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :
◦ Kesalahan dalam pengukuran urine.
◦ Kesalahan dalam menginjeksikan obat intraperitoneal ke dalam wistar.
◦ Kesalahan dalam penghitungan waktu selama pengamatan.
Revisi
◦ Bisa jadi pengaruh tidak signifikan karena variance data output urine antar
kelompok(mahasiswa) terlalu lebar, sehingga terkesan tidak signifikan
◦ Bisa juga dikonfirmasi dengan menggunakan t-test antara kelompok normal dengan
dosis kecil, kelompok normal dengan dosis besar, kelompok dosis kecil dan dosis besar
◦ Rata2 kelompok normal = 0,14ml, dosis 1 mg = 0,28 ml, dosis 2 mg = 0,33 ml
FARMAKODINAMIK FUROSEMID
◦ Menghambat kanal K/Na/2Cl
di loop henle ascending
◦ Menghambat reabsorpsi Na+,
LUMEN
SEL
TUBULUS K+, dan Cl-  menurunkan
TUBULUS
gradien +
◦ Na+ menarik air ke lumen
tubulus
◦ Volume urin ↑
FARMAKOKINETIK FUROSEMID
◦ Onset: Oral antara 30-60 menit, im 30 menit, iv 5 menit.
◦ Efek puncak: Oral dicapai 1-2 jam setelah pemberian.
◦ Durasi: 6-8 jam, iv 2 jam.
◦ Absorpsi: Oral 60-67%
◦ Ikatan dengan protein: >98%
◦ T1/2:
Fungsi ginjal normal: 0,5-1,1 jam,
End-stage renal disease: 9 jam.
◦ Eliminasi: 50% dari pemberian oral atau 80% iv diekskresikan melalui urin
setelah 24 jam.
◦ Bioavailability: 65 %
FK & FD FUROSEMID PD MENCIT
◦ Pada mencit dan manusia farmakodinamik dan
farmakokinetik furosemide sama.
EFEK SAMPING
a. Hipotensi, Hiponatremia, Hipokalemia, Hipokloremia,
Hipomagnesemia, Hipokalsemia
b. Ototoksisitas sementara akibat perubahan elektrolit di
cairan endolimfa
c. Hiperurisemia, Hiperglikemia; LDL naik; HDL turun
d. Alergi(gol.Sulfa) kecuali asam etakrinat
LD 50 FUROSEMID
◦ Oral (rat) LD50: 2600 mg/kg
◦ Intraperitoneal (rat) LD50: 800 mg/kg
◦ Intravenous (rat) LD50: 800 mg/kg

Anda mungkin juga menyukai