SISTEM

SURVEILLANCE
KELOMPOK 2
 • HOST
• AGENT
• ENVIRONMENT
INPUT

EVALUASI
• MENDEFINISIKAN MASALAH
• MENGUMPULKAN DATA

SISTEM PROSES
• INSTRUMEN
• MEMPROSES DATA, INTERPRETASI DAN REPORTING RESULTS
• PLAN TREATMENT (PROGRAM KERJA)
SURVEILANCE
• TIDAK TERJADI KERACUNAN MERKURI DI PADA PEKERJA
• KONSENTRASI MERKURI DI AIR SESUAI ATAU DI BAWAH NILAI BAKU MUTU
OUTPUT
  HOST : KARYAWAN/ TENAGA KERJA TAMBANG EMAS
INPUT  AGENT : BAHAN KIMIA MERCURI
 ENVIRONMENT : TIDAK ADA PENGOLAHAN LIMBAH MERCURI
  MENDEFINISIKAN MASALAH  KASUS KERACUNAN MERCURI
 MENGUMPULKAN DATA  JUMLAH KARYAWANYANG MENGALAMI
GEJALA, USIA, LAMA KERJA, JENIS KELAMIN
 INSTRUMEN  KUSIONER, PEMERIKSAAN KADAR MERCURI DALAM
DARAH ATAU URIN

 MEMPROSES DATA, INTERPRETASI DAN REPORTING RESULTS

PROSES   KADAR MERCURI DALAM DARAH (NAB : KURANG DARI 4 ug/dl ),
  KADAR MERCURI DALAM URIN (NAB : KURANG DARI 10 ug/L ),
 Baku mutu Mercuri di air bersih 0,001 mg/l
 Baku mutu Mercuri di air sungai (perikanan) 0,001 mg/l
 Upaya pengendalian konsentrasi merkuri di air sungai.
 Upaya pengolahan limbah merkuri sebelum di buang ke sungai
 Pengendalian – tidak menggunakan atau mengkonsumsi air yang
tercemar mercuri, tidak memakan ikan yang tercemar mercuri,
konsumsi vitamin E dan antioksidan yang berfungsi untuk
mendetoksifikasi mercuri dalam tubuh, menggunakan APD berupa
sarung tangan karet, masker dan baju lengan Panjang, tidak
PROSES membuang limbah hasil pengolahan ke lingkungan secara langsung
tetapi dengan membuat penampungan dan melakukan
fitoremidiasi dengan menggunakan tanaman seperti eceng gondok.
  Cara terbaik untuk menghilangkan Mercury dalam air adalah
dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang
mampu mengikat ion Mercury hingga menjadi jenuh, kemudian
diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga
Mercury bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat
mahal, maka biaya termurah dan terbaik adalah dengan
mencegah Mercury tidak masuk perairan. Cara lain, yaitu
penyulingan. Tapi setali tiga uang, biaya yang akan dikeluarkan
PROSES untuk penyulingan pun sangat
Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat
mahal.

terbatas. Akhir- akhir ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,L-

penicillamine (NAP), British Anti-Lewisite (BAL), 2,3-dimercapto-
1-propanesulfonic acid (DMPS), and dimercaptosuccinic acid
(DMSA). Pada penelitian dengan sampel kecil dilakukan pada
pekerja tambang yang ter ekpos air raksa diberikan DMSA dan
NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil partikel air
raksa,sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan.
  Akan tetapi Pencegahan adalah lebih baik dari pengobatan.
Artinya, ini kembali pada soal koordinasi unsur-unsur masyarakat
terkait. Khususnya untuk kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa
Izin), kebijakan publik, Gubernur, Bupati, dan Departemen
Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi
pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan
penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat penambang. Tentu saja
bukan perkara yang mudah, sebab penggunaan Mercury berkait
dengan mata pencaharian serta juga pendapatan daerah. Tidak
PROSES selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacadan yang terjadi
sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah untuk
melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang
menggunakan air raksa harus dilakukan dengan benar dan sanksi
yang tegas apabila AMDALnya membahayakan kesehatan
manusia dan lingkungan. Pengendalian/penanggulangan
pencemaran air di Indonesia telah diatur melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
dan Pengendalian Pencemaran Air.
  Saat semua proses pengendalian yang berdasarkan pada hasil
surveilans berhasil, maka diharapkan tidak ada kasus keracunan
OUTPUT merkuri pada pekerja.
 Konsentrasi merkuri di air sesuai atau dibawah baku mutu.
 Dilakukan pada setiap tahapan, untuk memastikan tidak ada
kesalahan. Jika ditemukan kesalahan segara dilakukan upaya
Evaluasi perbaikan saat itu juga, atau jika tidak vatal maka perbaikan untuk
surveillance berikutnya.
TERIMA
KASIH