Anda di halaman 1dari 16

Enterobius vermicularis

Disusun oleh :
Soni Spinnori D1A181689
Nova Eliyanty D1A181707
Rosi Cahayuni Wahida D1A181708
Rizky Noordiani Putri D1A181712

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
ENTEROBIUS VERMICULARIS
(CACING KREMI)
Enterobiasis merupakan infestasi parasitik yang disebabkan oleh
cacing gilig. Enterobius vermicularis yang termasuk kedalam golongan
parasit usus.

Cacing kremi merupakan cacing parasit yang banyak menginfeksi


anak-anak maupun dewasa dan ditandai dengan gejala khas berupa rasa
gatal di sekitar anus.

Cacing dewasa dalam jumlah banyak kadang-kadang bisa


ditemukan pada feses atau tinja orang yang terinfeksi.
KLASIFIKASI

Enterobius vermicularis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis
MORFOLOGI
Cacing yang berukuran kecil berbentuk seperti benang berwarna putih, hidup
di sekum, apendiks, dan di daerah yang berbatasan dengan ileum dan kolon
asendens.
Cacing jantan memiliki panjang 2–5 mm x 0,1-0,2 mm, dan betina memiliki
panjang 8–13 mm x 0,3-0,5 mm. Ekornya melengkung kearah ventral dan
alae caudal lateral mengelilingi ujung.
Cacing betina mampu bermigrasi ke anus, bertelur lebih dari 10.000 telur, yang
berukuran 30 x 50 mm, pada kulit perianal. Individu betina yang matang
bentuknya seperti kumparan dan mempunyai ekor yang langsing
memanjang dan runcing
Seekor cacing betina dapat menghasilkan rata-rata 11.000-15.000 butir
telur.

Telur E. vermicularis berbentuk ovoid dengan ukuran 50-60 mm x 20-30


mm, pada salah satu sisinya datar sehingga berbentuk seperti sampan
atau bola tangan (American football).
Daur Hidup
Penularan
• Manusia terinfeksi bila menelan telur infektif.
• Kemudian menetas di sekum dan berkembang menjadi
dewasa. Siklus hidup cacing lebih kurang 1 bulan.
• Larva yang dilepaskan dari telur di saluran gastrointestinal
• Kemudian bermigrasi ke jejenum dan ileum
• Selanjutnya akan tumbuh menjadi cacing jantan dan betina
dewasa
Siklus penularan
MANIFESTASI KLINIS

Enterobiasis relatif tidak berbahaya dan infeksi yang terjadi pada


umumnya asimtomatik Pada infeksi yang simtomatik, gejala klinis yang
mencolok disebabkan iritasi di sekitar anus, perineum, dan vagina oleh
cacing betina gravid yang bermigrasi ke daerah anus dan vagina. Hal ini
menyebabkan pruritus lokal, anak menggaruk kulit di sekitar anus,
berakibat terjadinya iritasi yang bisa diikuti dengan infeksi bakteria
sekunder
DIAGNOSA

Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan melihat


anus pada malam hari dan menemukan cacing
dewasa yang sedang keluar untuk bertelur
Pencegahan
• untuk menyarankan bahwa kuku anak-anak dipotong,
• pakaian tidur dicuci
• anjing dan kucing dimandikan
• dan rumah dibersihkan, khususnya kamar tidur
• Harus sering cuci tangan.
Pengobatan

• Mebendazole (Vermox dan lainnya)


• Pyrantel Pamoate
• Pyrvinium Pamoate
• Piperazine (Antepar dan lainnya)
Daftar Pustaka
Caldwell, J.P. 1982. Pinworms (Enterobius vermicularis). Can. Fam. Physician
Vol. 28: February 1982
Lubis, S.M, Syahril, P, dan Chairuddin, P.L. Enterobiasis pada Anak. Sari
Pediatri, Vol. 9, No. 5, Februari 2008
Weyenberg SJB Van, and NK De Boer. 2013. Enterobiasis vermicularis. Video
Journal and Encyclopedia of GI Endoscopy. doi:10.1016/S2212-
0971(13)70157-2http://dx.doi.org/10.1016/S2212-0971(13)70157-2
Hospitalfor Tropical Diseases. 1994. Enterobius vermicularis Infection. Gut
1994; 35: 1159-1162

Anda mungkin juga menyukai