Anda di halaman 1dari 19

MENUJU MODEL PENGEMBANGAN

KAWASAN PERBATASAN
DARATAN ANTAR NEGARA

NAMA : INSHAN PADILLAH


KELAS : AP / 6 / C

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
BIODATA PEMATERI

NAMA : INSHAN PADILLAH


PRODI : ADMINISTRASI PUBLIK
KELAS : VI - C
NO ABSEN : 37
Materi Pembahasan
01
Esensi Pengembangan Kawasan Perbatasan

02 Mencari Model Teoritis Pengembangan Kawasan


Perbatasan

03 Konsep Daya Saing Wilayah

04 Sintesa Kajian Model Pengembangan Kawasan


Perbatasan

05 Mengetahui Kerangka Hubungan Teori dengan


Kodisi Empiris
Esensi Pengembangan Kawasan Perbatasan


Pengembangan wilayah secara umum merupakan salah satu upaya dalam peny
elenggaraan desentralisasi yang berorientasi pada pemecahan
masalah ketertinggalan dan ketimpangan antar wilayah dalam tingkat
kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi.

Esensi Pengembangan Kawasan Perbatasan


Menurut Hamid (2003), kawasan perbatasan antarnegara merupakan kawasan yang
strategis karena merupakan titik tumbuh bagi perekonomian regional maupun nasional. Mel
alui kawasan ini, kegiatan perdagangan antarnegara dapat dilakukan dengan mudah, cepat d

an murah yang pada gilirannya akan mendorong naiknya aktivitas produksi masyarakat, pend
apatan masyarakat, dan berujung pada kesejahteraan masyarakat.
Konsep Wilayah

Wilayah formal adalah wilayah geografik yang seragam atau homogen me

nurut kriteria tertentu.

Wilayah fungsional adalah wilayah geografik yang memperlihatkan

suatu koherensi fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagian-ba

gian, bila didefinisikan berdasarkan kriteria tertentu.

Wilayah perencanaan merupakan wilayah geografik yang cocok

untuk perencanaan dan pelaksanaan rencana-rencana pembangunan unt

uk memecahkan persoalan-persoalan wilayah


Paradigma Baru Pengembangan Wilayah
Kenichi Ohmae (1996:28), kondisi kartografi yang paling pentingdalam peta

ekonomi lama yaitu: lokasi cadangan bahan mentah, sumber energi, sungai,

pelabuhan laut, jalur kereta api, jalan raya dan daerah perbatasan

nasional, secara kontras telah digantikan oleh kenyataan yang paling

menonjol dalam peta ekonomi baru dengan hadirnya TV Satelit,

jangkauan signal radio, jangkauan geografis surat kabar dan majalah.

Teknologi informasi adalah faktor yang paling memungkinkan merubah hal-hal

tersebut dalam membentuk aktifitas aliran ekonomi.


Tipologi Kawasan Perbatasan
Tipologi yang diadopsi dari pemikiran Wu (2001:21-24) ini pada

dasarnya adalah sebuah klasifikasi karakteristik dari

pengembangan kawasan perbatasan sehingga setiap tahapan

pengembangan dapat diidentifikasi. Klasifikasi bertujuan

meningkatkan studi komparatif dengan mengelompokkan

karakteristik proses timbulnya pengembangan kawasan

perbatasan dan menggambarkan proses pengembangan ke

tahap selanjutnya.
Mencari Model Teoritis Pengembangan Kawasan Perbatasan

Terdapat perbedaan-perbedaan yang signifikan dalam kategori ini, yang menunjukkan karakteristik dominan
yang ada. Sehingga pendekatan ini hanya membatasi dengan 3 (tiga) pendekatan (Wu,2001: 28-33), yaitu:

(Infrastructure led)
A
(policy led)

C B
(investment led)
(Infrastructure led)
A

Kegiatan ini biasanya melibatkan peran p


emerintah atau
lembaga multilateral dalam perencanaan
pengembangan
kawasan yang belum atau tidak mempuny
ai nilai ekonomi
secara signifikan. Hal ini dikarenakan ka
wasan yang akan
dikembangkan tersebut secara geografis a
dalah kawasan
(policy led)
B

Tujuan dari pengembangan kawasan perbatasan di Uni Eropa ad


alah memperkuat keunggulan daya saing serta

komplementaritas ekonomi. Programprogram bantuan

keuangan ditujukan bagi pengembangan institusi yang

potensial. Studi tentang interaksi serta perilaku pencari kerja me


ngidentifikasikan bahwa diantara negara-negara yang

tergabung dalam Uni Eropa terdapat kesamaan level kondisi

perekonomian secara fisik, kognitif dan budaya.


(investment led)
C

Terdapat beberapa contoh pendekatan ini yang muncul di zona per


batasan. Sering hal ini menjadi permulaan dari rencana

pengembangan tetapi pengembangan sektor swasta berskala

kecil cenderung mendominasi pada awalnya. Dominasi

perdagangan di kawasan perbatasan Polandia dan eks Jerman

Timur, perbatasan Thai-China-Burma dan Laos (TCBL), dan

Perbatasan China-Vietnam di Dongxing dan Mong Chai,

merupakan tiga contoh kasus dalam pendekatan ini.


Konsep Daya Saing Wilayah (Regional Competitiveness)

01 (Regional Competitiveness)

European Commission (1996) mendefinisikan daya saing regional sebagai kemampuan


suatu wilayah memproduksi barang dan jasa yang05
sesuai kebutuhan pasar internasional,
dan pada saat bersamaan mampu menjaga tingkat pendapatan yang tinggi secara
berkelanjutan. Agar menjadi kompetitif, penting bagi wilayah untuk menjamin kualitas
dan kuantitas tenaga kerjanya.
Konsep Daya Saing Wilayah (Regional Competitiveness)

02 (Industrial Clusters)

“Klaster industri (industrial clusters)” merupakan suatu pendekatan yang dipandang sesuai

05
bagi pembangunan ekonomi di tengah dinamika perkembangan dewasa ini. Dengan
penguatan klaster-klaster industri, suatu daerah/negara semakin memiliki peluang
mengembangkan potensi terbaiknya dan bersaing di arena global (Taufik, 2005).
03 Kebijakan Regionalisasi dan Kerjasama inter-regional

(Devlin 2003) Integrasi ekonomi regional biasanya ditandai oleh kesepakatan-kesepakatan


perdagangan (trade agreement) yang meningkat secara progresif menuju pada kebijakan ekonomi
kolektif dengan cakupan yang lebih luas, termasuk kerjasama dalam kawasan non-ekonomi,
sampai akhirnya menyusun suatu bentuk kerjasama politik.
Sintesa Kajian Teori Model
Pengembangan Kawasan
Perbatasan

Menurut terminologi Ratti (1993), pengembangan kawasan


perbatasan merupakan sebuah rangkaian proses pergerakan
yang semula dari daerah perbatasan (frontier) sebagai
sebuah barrier (rintangan), menjadi suatu kawasan
perbatasan sebagai filter, kemudian membentuk kawasan
perbatasan sebagai sebuah zona kontak.
Kerangka Hubungan Teori dengan Kondisi Empiris
Kondisi empiris yang terjadi di kawasan perbatasan PALSA Kabupaten Sambas direpresentasikan oleh berbagai
fenomena yang terjadi dalam bidang :

budaya ekonomi prasarana sosial


Kerangka Hubungan Teori dengan Kondisi Empiris

Menurut Hamid (2003), kawasan perbatasan antarnegara merupakan


kawasan yang strategis karena merupakan titik tumbuh bagi
perekonomian regional maupun nasional. Melalui kawasan ini,
kegiatan perdagangan antarnegara dapat dilakukan dengan mudah,
cepat dan murah yang pada gilirannya akan mendorong naiknya
aktivitas produksi masyarakat, pendapatan masyarakat, dan berujung
pada kesejahteraan masyarakat.
Hatur Nuhun
“Barang siapa melapangkan seseorang mukmin dari satu kesusahan dunia, maka Allah SWT akan
melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat.” (Hr. Bukhori dan Muslim)

Anda mungkin juga menyukai