HIPOPARATIROIDISME KELOMPOK 16 : - RIVALDI DJAILANI (C051171039) - HERLIANA SUMARDIN (C051171008) KELENJAR PARATIROID • Kelenjar paratiroid adalah empat kelenjar seukuran kacang polong yang berlokasi tepat di belakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua di kutub inferiornya. • Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 mm, lebar 3 mm, tebal 2 mm, berat 50 mg, dan memiliki gambaran makroskopik lmak coklat kehitmanan. •Fungsi Kelenjar Paratiroid - Sebagai pengatur kadar kalsium - Mengatur metabolisme fosfor - Mempercepat absorbsi kalsium di intestinal HIPOPARATIROIDISME Hipoparatiroidisme adalah kondisi dimana adanya defisiensi hormon paratiroid karena adanya kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid sehingga terjadi gangguan metabolisme dan keseimbangan kalsium dan fosfor di dalam tubuh. ETIOLOGI 1) Defisiensi sekresi hormon paratiroid, ada dua penyebab utama: a. Post operasi pengangkatan kelenjar partiroid dan total tiroide ktomi b. Kerusakan autoimun pada kelenjar paratiroid 2) Hipomagnesemia. 3) Sekresi hormon paratiroid yang tidak aktif. 4) Resistensi terhadap hormon paratiroid (pseudohipoparatiroidis me) MANIFESTASI KLINIS 1. Tetanus 2. Bronkospasme 3. Spasme laring 4. Spasme karpopedal 5. Aritmia jantung serta kejang 6. Gejala Patirasa 7. Kesemutan dan kram 8. Disfagia PATOFISIOLOGI PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
•Foto Rontgen dan tes kepadatan tulang (bone densitomet
ry), untuk melihat | efek kalsium yang rendah pada tulang. • Elektrokardiogram (EKG), untuk melihat kondisi detak jan tung yang dapat ter ganggu akibat rendahnya kadar kalsium. PENATALAKSANAAN Apabila terjadi hipokalsemia dan tetanus pasca tiroidektomi, ter api yang harus diberikan adalah pemberian kalsium glukonas intravena Pemberian preparat parathormon parentral dapat dilakukan unt uk mengatasi hipoparatiroidsme akut seperti tetanus Diet tinggi kalsium rendah fosfor Trakeostomi atau ventilasi mekanis mungkin dibutuhkan bersam a dengan obat-obat bronkodilator jika pasien mengalami gangguan pernafasan. Gel alumunium hidroksida atau alumunium karbonat (gelusil, a ASUHAN KEPERAWATAN Diagnosa NOC NIC
Intoleran aktivitas Setelah dilakukan perawatan, Terapi Aktivitas
b.d kekakuan masalah pasien dapat teratasi Aktivitas-Aktivitas ekstremitas dengan kriteria hasil: 1. Pertimbangkan kemampuan klien dalam berpartisipasi melalui (NANDA, domain Kekuatan otot aktivitas spesifik. 4 Aktivitas/ ekstremitas kembali 2. Berkolaborasi dengan [Ahli] terapis fisik, okupasi dan terapis rekr istirahat, kelas 4 normal (NOC hal. 582) easional dalam perencanaan dan pemantauan program aktivitas, Respons jika memang diperlukan 3. Bantu klien untuk memilih aktivitas dan pencapaian tujuan kardiovaskuler/ melalui aktivitas yang konsisten dengan kemampuan fisik, pulmonal hlm 241) fisiologi dan sosial. 4. Instrusikan pasien dan keluarga untuk melaksanakan aktivitas yang diinginkan maupun yang [telah] diresepkan. (NIC hlm. 431). Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Terapi Menelan nutrisi : kurang dari perawatan, masalah Aktivitas-Aktivitas : kebutuhan b.d pasien dapat teratasi 1. Jelaskan rasionalisasi latihan menelan ini pada pasien/ ketidakmampuan dengan kriteria hasil: keluarga makan (NANDA, Peningkatan usaha 2. Bantu pasien untuk memposisikan kepala fleksi menghadap domain 2, Nutrisi, menelan ke depan sebagai persiapan menelan (dagu dilipat) kelas 1 makan hlm (NOC hal. 541) 3. Ajari pasien untuk mengucapkan kata “Ahs” untuk mening katkan elevasi langit-langit halus, jika memungkinkan 177) 4. Kolaborasikan dengan anggota tim kesehatan yang lain (misalnya, terapis okupasional, ahli patologi wicara, ahli diet) untuk menyediakan rencana terapi yang berlanjut bagi pasien. (NIC hlm. 441) Resiko cedera b.d Setelah dilakukan Manajemen Kejang disfungsi biokimia, perawatan, masalah Aktivitas-aktivitas: (NANDA, domain pasien dapat teratasi 1. Pertahankan jalan nafas 11, Keamanan/ dengan kriteria hasil: 2. Pandu gerakan klien untuk mencegah terjadinya cedera Perlindungan, Mendapatkan obat kelas 2 cedera fisik yang dibutuhkan 3. Berikan oksigen dengan benar hlm (412) (NOC hal. 245) 4. Monitor tingkat obat-obatan anti epilepsi dengan benar 5. Berikan obat anti kejang dengan benar (NIC, hlm 188) Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas pola napas b.d perawatan, masalah Aktivitas-Aktivitas : gangguan pasien dapat teratasi 1. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi muskulokeletal dengan kriteria hasil: 2. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana (NANDA, Normalnya kembali mestinya Domain 4, jalan nafas 3. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun Aktivitas/Istirahat atau tidak ada dan adanya suara tambahan (NOC hal. 556) 4. Posisikan untuk meringankan sesak nafas kelas 4 Respons (NIC hlm. 186) kardiovaskuler/ pulmonal hlm, 243) Ansietas berhub Setelah dilakukan peraw Pengurangan Kecemasan : ungan dengan st atan, masalah pasien dap Aktivitas-aktivitas : resor (NANDA, at teratasi dengan kriteria 1. Gunakan penekatan yang tenang dan meyakinkan Domain 9, Kopi hasil: 2. Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa aman dan men ng/ Toleransi Str Berkurang nya depres gurangi ketakutan es, kelas 2 Resp i pada pasien 3. Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yan ons Koping, hl Berkurang nya kecem g tepat asan pada pasien 4. Atur penggunaan obat-obatan untuk mengurangi kecemasan m 343) (NOC hal. 581) secara tepat. (NIC hlm. 319)