Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Ghoddousi et al. Jang et al. 2011 Jarkas et al. WorkSafe Makulsawatudom


2015 2015 Victoria 2008 et al. 2004
Industri dan Konstruksi Tingkat produktifitas Dalam proyek Fasilitas di lokasi yang Menemukan bahwa
memberikan kontribusi industri lebih tinggi konstruksi, biaya disediakan yang pengaturan toilet yang
yang besar gross daripada konstruksi tenaga kerja 30%- mengcangkup tidak tepat
domestic product (GDP) 50% dari total biaya kesehatan, keselamatan menyebabkan hilangnya
proyek dan kesejahteraan 20 orang/jam
pekerja

2
TINJAUAN LITERATUR

3
METODELOGI PENELITIAN

Kuesioner Sampel Responden


Berisikan 38 factor Anggota Construction 1 2 3 4 5
yang akan ditanyakan Industry Development
Council (CIDC)

Contoh Pertanyaan Survei


Kuesioner Sampel Responden
Selama 3 bulan total • 46 organisasi
ada 151 kuesioner
• 81 orang dari
Engineers
• 70 orang dari
Supervisors

4
METODELOGI PENELITIAN
• Relative Importance Index (RII) • Perbandingan sudut pandang para Engineers dan
Supervisors untuk menguji perbedaan persepsi.
• Analisis statistik ANOVA (Analysis of Variance) yang
menguji perbedaan rerata antar grup.
• Hipotesis : H0 = tidak ada perbedaan (µ1=µ2)
Dimana : n1 = jumlah responden yang memilih poin 1 H1 = ada perbedaan (µ1≠µ2)
n2 = jumlah responden yang memilih poin 2
• Dengan tingkat signifikan α = 0.01, jika α < 0.01
n3 = jumlah responden yang memilih poin 3
artinya selisih antara rerata 2 kelompok ini signifikan
n4 = jumlah responden yang memilih poin 4
secara statistic oleh karena itu hipotesis H0 ditolak.
n5 = jumlah responden yang memilih poin 5

5
• Upah harian pekerja di India USD 5-10

• Minimnya fasilitas transportasi menjadi


perhatian utama karena perjalanan dari
rumah ke lokasi konstruksi
menyebabkan waktu dan energi
terbuang sia-sia.

• Upah buruh yang berbeda-beda untuk


pekerjaan yang sama.

• Tidak ada ketentuan cuti tahunan


menerima peringkat lebih tinggi dari
supervisors.

6
FAKTOR PENTING FASILITAS LAPANGAN DAN

MEMPENGARUHI PRODUKTIFITAS TENAGA


KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA YANG
• 8 factor diekstrasi mengunakan analisis factor
• berdasarkan pemuatan factor > dari 0,45 sehingga ada
34 factor dari 38 factor yang ada
• 8 factor ini menjelaskan 64,920% dari total varian.
• 8 factor itu ialah :
1. Jaminanan Kesehatan dan Medis
KERJA

2. Layanan Lapangan
3. Fasilitas Kamp Buruh
4. Kebersihan dan Sanitasi
5. Cuti dan Tunjangan
6. Kebijakan Kesejahteraan Sosial dan
Ketenagakerjaan
7. Remunerasi
8. Fasilitas Akomodasi

7
Jaminanan Kesehatan dan Medis

Permasalahan Akibatnya Saran

• Pekerjaan konstruksi • Menurut Meerding et al, 2015 • Menyediakan fasilitas medis


membutuhkan upaya fisik dari 5%-12% berkurangnya dasar dan kendaraan darurat
pekerja produktifitas kerja akibat di lokasi konstruksi sehingga
masalah kesehatan sehingga saat terjadi kecelakan kerja
• Pekerja juga terpapar
menurunkan produktifitas dapat di tangani tepat waktu.
lingkungan lapangan
pekerjaan 12%-28%
konstruksi yang beresiko • Menyediakan jumlah toilet
cukup tinggi bagi kesehatan. • Pekerja sering mengabaikan yang memadai dan hygenis
kondisi kesehatan mereka
• Untuk itu perlu adanya • Menyediakan tempat istirahat
untuk menghemat upah yang
pemantauan kesehatan bagi sementara sehingga dapat
menyebabkan komplikasi
pekerja agar tingkat kinerja meminimalkan beberapa
kesehatan di masa depan.
fisik yang optimal dan tingkat bahaya kesehatan.
kecelakan kerja rendah. • Penyakit menular melalui
kondisi toilet yang tidak bersih
• Kondisi fasilitas toilet di lokasi
konstruksi yang buruk dan • Di India suhu mencapai 40°C
tidak ada tempat beristirahat
pekerja saat musim panas
8
Layanan Lapangan
• Berdampak pada
kualitas pekerjan
dan keselamatan
kerja, terutama shift
malam (Enshassi et
al, 2007) Buruknya pengaturan
Kurangnya fasilitas Tidak adanya pelatihan
Tata letak di Site keselamatan kerja
transportasi bagi yang dapat
konstruksi dan tingkat menjadi factor utama
pekerja dari rumah meningkatakan
kepadatan rendahnya
menuju lokasi yang keterampilan para
mempengaruhi produktifitas dalam
Pentingnya menyebabkan pekerja yang dapat
produktifitas proyek konstruksi (Dai
pencahayaan di lokasi kelelahan karena menigkatkan
konstruksi (Kazaz et et al. 2007; Jarkas et
durasi yang lama produktifitas pekerja
al. 2008; Thomas and al. 2015; Kazaz and
(Jarkas and (El-Gohary and Aziz
Sudhakumar, 2013) Ulubeyli 2007; Naoum
Radosavljevic, 2013) 2014; Jarkas 2015)
2016).
• Pencahayaan buruk
menyebabkan lebih
banyak pekerjaan
ulang

9
Fasilitas Kamp Buruh

Wang et al. 2016 di


Ketersediaan fasilitas dasar
Abrey and Smallwood (2014) China akomodasi
yang tidak memadai seperti
menemukan bahwa kualitas yang lebih nyaman
fasilitas mandi, mencuci, dan
hidup di kalangan pekerja dan kondisi
memasak memiliki dampak
konstruksi buruk. Contohnya kehidupan pekerja
psikologis terhadap pekerja
pekerja tidak mendapatkan migran di lokasi
yang dapat meningkat tingkat
kualitas tidur yang baik akibat meningkatkan
kelelahan dan penyakit. Hal
pasokan listrik yang tidak produktifitas mereka
ini menyebabkan peluang
teratur. karena kesehatan
tingkat absensi yang tinggi.
yang lebih baik.

10
• Buruknya kondisi sanitasi dan air yang
tidak bersih merupakan penyebab utama
penyakit diare dan sakit perut (Pruss et al.
2002)

• Fasilitas sanitasi yang tidak baik dan air


yang tidak higienis sebagai alasan utama
di balik beberapa masalah kesehatan di
kalangan pekerja konstruksi (Loganathan
and Kalidindi, 2016)
• Industri konstruksi sebagai sector yang tidak
terorganisasi di Negara berkembang
• Sehingga pekerja tidak dapat mendapatkan manfaat
CUTI DAN TUNJANGAN
yang tersedia seperti industry lain seperti manufaktur.
• Misalnya cuti kehamilan yang tidak didapatkan pekerja
konstruksi perempuan dan fasilitas lainya yang akan
mempengaruhi moral pekerja konstruksi.
• Tidak adanya cuti dan tunjangan tahunan yang
dibayarkan. Akibatnya para pekerja berkerja terus-
menerus tanpa mendapat cuti liburan, yang berdampak
negative pada produktifitas tenaga kerja (Hinze 1999;
Enshassi et al. 2007)
• Para pekerja bekerja 18 jam sehari di stadion Piala
Dunia Qatar (Global Construction Review, 2017)
• Jarkas and Bitar (2012), menyimpulkan bahwa
kelelahan fiisk pekerja konstruksi berdampak buruk
terhadap kinerja karena jam kerja yang panjang.
Dengan tidak adanya istirahat yang cukup kemampuan
kognitif, keterampilan motorik dan produktifitas pekerja
akan menurun secara alami.

12
Kebijakan Kesejahteraan Sosial dan Ketenagakerjaan

Keamanan kerja rendah telah


diidentifikasi sebagai faktor
Masalah utama bagi
demotivasi untuk peningkatan
Tidak ada ketentuan tunjangan para pekerja
produktivitas (Kazaz dan
pemukiman bagi pekerja konstruksi adalahtidak
Ulubeyli 2007; Jarkas et al.
konstruksi di India, padahal adanya ketentuan
2014; Naoum 2016).
umumnya pekerja merupakan skema pensiunan bagi
Ghoddousi et al. (2015) juga
migran dari beberapa negara para pekerja, sehingga
menemukan keamanan kerja
bagian tidak ada biaya setelah
di antara 10 faktor teratas
pensiun
yang mempengaruhi
produktivitas konstruksi

13
Remunerasi

• Kazaz dan Ulubeyli (2007)


menemukan upah rendah Ibrahim (2013)
Pentingnya insentif berbasis menekankan peran
sebagai sumber ketidakpuasan kinerja juga telah ditekankan oleh
yang signifikan di antara pemerintah dalam
para peneliti sebelumnya (Dai et merumuskan kebijakan
pekerja konstruksi. al. 2007; Kazaz dan Ulubeyli dan undang-undang
• Remunerasi dipandang 2007). untuk mengatur upah
sebagai alasan paling penting Produktivitas tenaga kerja dapat dan tunjangan tenaga
individu harus bekerja dalam ditingkatkan secara signifikan kerja untuk
pekerjaan karena membantu melalui pemberian insentif meningkatkan loyalitas
mereka dalam memenuhi berbasis kinerja, upah minimum dan motivasi di
kebutuhan dasar mereka tetap, dan pembayaran upah kalangan pekerja
(Kazaz et al. 2008). tepat waktu konstruksi

14
Fasilitas Akomodasi

• Di daerah perkotaan di
India dan di tempat lain, Karena absensi
Untuk menghadapi situasi ini,
akses ke perumahan dan berdampak negatif
pekerja konstruksi sering
keterjangkauan perumahan pada kemajuan
meninggalkan keluarga mereka
menjadi perhatian utama pekerjaan (Hughes
di tempat asal mereka. Namun,
bagi rumah tangga (Ram dan Thorpe 2014),
jika ada situasi darurat, hari
dan Needham 2016). sebaiknya disediakan
raya, atau acara keluarga,
akomodasi bagi
• Karena upah yang rendah, mereka harus mengunjungi
pekerja dan keluarga
para pekerja sulit membeli keluarga mereka, yang
mereka di dekat
atau menyewa rumah. mengarah pada ketidakhadiran.
lokasi proyek.

15
Kunjungan Lapangan

Kategori
Proyek
Persentase
Konstruksi
Kriteria
1. Pembangunan Gedung Kantoran • Kondisi sangat buruk (0% –20%)
Komersial
• Kondisi buruk (21% –40%)
2. Stasiun Kereta Metro
• Kondisi rata-rata (41% –60%)
3. Perumahan Pemukiman
• Kondisi memuaskan (61% –80%)
4. Kantor Pusat Perusahaan
• Kondisi bagus (81% –99 %)
5. Gedung Bertingkat Tinggi
• Kondisi unggulan (100%)

16
17

Anda mungkin juga menyukai