Anda di halaman 1dari 40

Oleh:

Hidayanti Br Siregar, S.Ked


G1A217103
Pembimbing :
dr. Ameria Paramita,Sp.M
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan
1 bola mata, atrofi saraf optikus, dan menciutnya
lapang pandang.

Penyebab kedua kebutaan di dunia dan


2 penyebab ketiga kebutaan di Indonesia

Glaukoma dibedakan menjadi glaukoma primer


3 dan glaukoma sekunder.

uveitis, pasca bedah katarak intra atau ekstra


kapsular, pasca tukak perforasi, atau trauma
4 kornea perforasi, hifema, dan glaukoma yang
disebabkan oleh kelainan lensa
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 48 tahun
Alamat : RT 12 Kelurahan Payo Lebar Kec.Jelutung
Pekerjaan : Tukang bengkel
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal berobat : 22 November 2018
KELUHAN UTAMA
Mata kiri merah sejak 1 minggu yang lalu

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien merasa keluhan disertai nyeri pada


kepala. Keluhan melihat pelangi atau silau saat
melihat cahaya disangkal. Melihat seperti terowo
Lalu pasien mengucek matanya, mata
ngan disangkal, mual dan muntah disangkal.
nya terlihat merah dan terasa ada yang
Pasien juga tidak mengeluh demam ataupun
mengganjal. Lalu pasien merasa matan
meriang-meriang. Tidak juga terdapat belekan
ya nyeri. Nyeri dirasakan berdenyut dan
ataupun kotoran dari mata yang keluar.
pandangan mulai terasa buram.

1 MINGGU SMRS 4 HARI SMRS


Awalnya mata kiri pasien terkena bentur
an saat ia sedang bekerja di bengkel, mata sebelah kiri buram, sudah tidak
dan pasien merasa matanya jelas untuk melihat. Nyeri pada mata
kemasukan debu dan bahan bengkel. dirasakan terus menerus dan tidak
membaik dengan apapun
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat trauma pada daerah mata (+)

Riwayat mata merah sebelumnya disangkal

Riwayat menggunakan kacamata disangkal

Riwayat menggunakan lensa kontak


disangkal
Riwayat mengalami keluhan serupa
atau menderita penyakit mata sebelumn
ya disangkal

Riwayat hipertensi disangkal

Riwayat alergi, diabetes melitus, asma


disangkal
Insert the title of your subtitle Here

Keadaan sosial ekonomi


Riwayat penyakit keluarga 02 Pasien sehari-hari bekerja sebagai
Tidak ada keluarga yang menderita tukang bengkel dan pasien berobat
keluhan yang sama seperti pasien menggunakan BPJS. Kesan sosial
ekonomi pasien menengah.
Text Here
01
Simple
PowerPoint
Riwayat gizi Presentation
03 Penyakit Sistemik
Trac. Respiratorius: Tidak ada keluhan
Normal
Trac. Digestivus: Tidak ada keluhan
Kardiovaskuler: Tidak ada keluhan
Endokrin : Tidak ada keluhan
04 Neurologi : Tidak ada keluhan
THT : Tidak ada keluhan
Kulit : Tidak ada keluhan
Pemeriksaan fisik
Status oftalmologikus

Pemeriksaan Visus dan Refraksi


OD OS
Visus : 6/15 Visus : 1/300

Muscle Balance
Kedudukan bola Ortoforia Ortoforia
mata

Pergerakan bola
mata
Duksi : baik
Duksi : baik
Versi : baik
Versi : baik
Tonometer

OD OS

 Manual : N  Manual : N+2


 Schiotz : -  Schiotz : -
 Non Contact Tonometri: 16  Non Contact Tonometri: 29

Funduskopi

Refleks fundus (+) Tidak dapat dinilai


Papil : bulat, batas tegas
Makula : +

Visual Field
Sama dengan pemeriksa Menyempit dibandingkan dengan pem
eriksa
Pemeriksaan Umum

Tinggi badan 152 cm

Berat badan 46 kg

Tekanan darah 120/80 mmHg

Nadi 96 kali/menit

Suhu 36,50C

Pernapasan 20 kali/menit

Kerdiovaskuler Tidak ada keluhan

Traktus gastrointestinal Tidak ada keluhan

Paru-paru Tidak ada keluhan

Neurologi Tidak ada keluhan


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Fisiologi Aqueous Humor
TRABEKULAR OUTFLOW
COA  anyaman trabekular  k
analis schlemm  vena episklera
 vena siliaris anterior  vena o
phtalmica superior  sinus kav
ernosus

UVEOSCLERAL OUTFLOW
COA  otot siliar  rongga sup
rasiliar dan suprakoroidal
ETIOPATOGENESIS GLAUKOMA

Tiga faktor sehingga terjadinya peningkatan tekanan intraokuler yang akhirnya


menyebabkan terjadinya glaukoma adalah :

• Produksi berlebih humor akuous pada corpus siliaris


• Adanya resistensi dan aliran akuous pada sistem trabekular maupun kanal S
chlemm.
• Peningkatan tekanan vena episklera.
Faktor-faktor penyebab penggaungan dan
degenerasi papil saraf optik :
• Gangguan pendarahan pada papil yang di
sebabkan oleh peninggian TIO.
• TIO yang tinggi secara mekanik menekan
papil saraf optik yang merupakan tempat
dengan daya tahan paling lemah pada
bola mata.
Kerusakan Saraf Optikus pada Glaukoma
• Penggaungan papil yang tidak simetris
antara mata kanan dan mata kiri.
GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma Pigmentasi
• Disebabkan oleh degenerasi
epitel pigmen iris dan korpus
siliaris.
• Pigmen mengendap di
permukaan kornea posterior
(Krukenberg Spindle) dan
tersangkut di jaringan
trabekular, mengganggu
aliran keluar aqueous humor.
Sindrom Eksfoliasi
(Glaukoma Pseudoeksfoliasi)
Dijumpai endapan bahan be
rserat mirip serpihan di per
mukaan lensa anterior, pros
esus siliaris, zonula, permu
kaan posterior iris, dan jarin
gan trabekula
Glaukoma Akibat Tekanan Lensa

• Terjadi akibat trauma atau spontan (sindrom Marfan)


Dislokasi
• Dislokasi anterior  sumbatan pada bukaan pupil  iris
Lensa bombe dan penutupan sudut

Intumesensi • Lensa yang menyerap cukup banyak air sewaktu


mengalami perubahan katarak, sehingga ukuran
Lensa membesar

• Katarak stadium lanjut mengalami kebocoran kapsul lensa


Glaukoma anterior  protein lensa mencair masuk COA  jalinan
Fakolitik trabekula edema dan tersumbat  peningkatan TIO
mendadak
Glaukoma Akibat Kelainan Traktus Uvealis

• Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang


Uveitis dari COA disertai edema sekunder

• Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glaukoma


Tumor akibat pergeseran korpus siliaris ke anterior  penutupan
sudut sekunder

• Beberapa kelainan yang ditandai dengan endotelium


Sindrom kornea yang abnormal yang menyebabkan derajat
Iridokorneoendotel variabel atrofi iris, galukoma sudut tertutup sekunder, dan
edema kornea.
Glaukoma Akibat Trauma Glaukoma Neovaskularisasi

• Cedera kontusio bola mata + • Disebabkan iskemi retina yang


peningkatan TIO akibat perdarahan luas (retinopati diabetik stadium
ke COA (hifema)  darah bebas lanjut dan oklusi vena sentralis
menyumbat jalinan trabekular yang retina iskemik)
mengalami edema akibat cedera.
Glaukoma sekunder akibat operasi

• Sering disebabkan oleh pertumbuhan epitel di COA setelah insisi kornea


atau sklera sehingga menutup COA yang dapat menimbulkan glaukoma.
• Gagalnya pertumbuhan COA posca operasi karena adanya kebocoran pa
da luka operasi juga bisa menimbulkan terjadinya glaukoma.
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
– Keluhan utama atau gejala-gejala penderita dengan glaukoma umumnya
berupa gangguan penglihatan, mata sakit, mata merah.
– Penyakit sistemik, seperti penyakit DM, penyakit paru-paru dan kardiovaskuler
HT, serta berbagai penyakit neurologis
– Riwayat ophtalmologi, derajat sosial, riwayat penggunaan tembakau dan
alkohol, dan riwayat penyakit dalam keluarga.
DIAGNOSIS

2. Pemeriksaan pada mata


– Ketajaman penglihatan
– Biomikroskopi
– Pemeriksaan tekanan bola mata
– Pemeriksaan lapangan pandang
– Oftalmoskopi untuk menilai kerusakan saraf optik
– Gonioskopi untuk menentukan jenis glaukoma
– Tes Provokasi
DIAGNOSIS
Glaukoma sudut tertutup
• TIO mendadak naik
Glaukoma sudut terbuka primer • Penglihatan yang kabur mendadak diikuti rasa nyeri
• kelainan glaukomatosa pada diskus hebat dan penampakan lingkaran berwarna pelangi
optikus dan lapang pandang disertai disekitar lampu.
peningkatan TIO. • Sering mual-mual dan muntah.
• Sudut kamera anterior terbuka dan • Biasanya nyeri pada dan disekitar mata.
tampak normal • Bilik mata depan yang dangkal
• Tidak terdapat sebab lain yang meny • Edema kornea
ebabkan peningkatan tekanan intraok • Tajam penglihatan menurun
ular. • Pupil yang agak melebar dan tidak bergerak dan i
njeksi siliar.
• Pada funduskopi, papil saraf optik menunjukkan
penggaungan dan atrofi.
OBAT-OBAT GLAUKOMA
• Supresi Pembentukan Aqueous Humor • Fasilitasi Aliran Keluar Aqueous Humor
– Penyekat adrenergik-beta : – Analog prostaglandin
• Timolol maleat, betaxolol, levobunol – Obat parasimpatomimetik
ol, metipranolol, carteolol – Epinephrine
– Apraclonidine
– Brimonidine • Penurunan Volume Vitreus
– Dorzolamide hydrochloride – Obat-obat hiperosmotik
– Penghambat anhidrase karbonat : – Glycerin (glycerol)
• Asetazolamide, dichlorphnenamide,
methazolamide • Miotik, Midriatik, dan Siklopegik
– Cyclopentolate
– atropine
Pembedahan dan Laser

• Indikasi: • Iridektomi dan Iridotomi


– TIO tak dapat dipertahankan di bawah 2 Perifer
2 mmHg • Trabekuloplasti Laser
– Lapang pandangan yang terus mengecil • Bedah Drainase Glauko
– Pada pasien yang tidak dapat dipercaya p ma
engobatannya
• Tindakan Siklodestruktif
– Tidak mampu membeli obat untuk seumur
hidup
– Tak tersedia obat-obatan yang diperlukan
Prognosis

• Tanpa tatalaksana yang adekuat, glaukoma dapat berprogresi terus hingga menjadi
kebutaan total.
• Apabila obat drop antiglaukoma dapat mengontrol TIO pada mata yang belum mengala
mi kerusakan glaukomatosa yang ekstensif, maka prognosisnya bagus (walaupun ma
sih ada kemungkinan penurunan visus).
• Saat terdeteksi dini, kebanyakan pasien glaukoma dapat tertatalaksana secara medika
mentosa dengan baik.
• Trabekulektomi adalah pilihan yang bagus untuk pasien yang telah mengalami progresi
glaukoma walaupun telah mendapat terapi medikamentosa.
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai