Anda di halaman 1dari 45

PENGAMBILAN DAN PENANGANAN

SAMPEL BIOLOGIS

Rinny Ardina, S.ST., M.Si


Fera Sartika, SKM, M. Si
Macam-macam Sampel Biologis
Spesimen yang berasal dari 11. Sekret (uretra, vagina, telinga,
manusia dapat berupa: hidung, atau mata)
1. Serum 12. Cairan pleura*
2. Plasma 13. Cairan asites*
3. Darah (whole blood) 14. Cairan otak*
4. Urin 15. Sumsum tulang*
5. Tinja 16. Kuku
6. Dahak/sputum 17. Rambut
7. Pus/nanah 18. Kerokan kulit
8. Sperma 19. Muntahan
9. Swab tenggorok * Pengambilan tidak dilaksanakan
10. Swab rektum di laboratorium
 Sampel dapat berupa bagian dari spesimen manusia atau bahan
pemeriksaan bersumber lingkungan (non klinis), misalnya: sisa
makanan, sisa bahan toksikologi, air, udara, makanan dan minuman, usap
alat makan, alat masak, alat medis.

PERSIAPAN
 Persiapan pasien secara umum
1. Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8-12 jam
sebelum pengambilan darah
2. Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00-09.00
3. Menghindari obat-obatan sebelum spesimen diambil (misalnya
pemeriksaan feses: hindari konsumsi obat pencahar)
4. Menghindari aktivitas fisik/olahraga sebelum spesimen diambil
misalnya pemeriksaan glukosa darah puasa)
5. Memperhatikan posisi tubuh (untuk menormalkan keseimbangan
cairan tubuh sebelum pengambilan spesimen)
PENGAMBILAN SAMPEL
 Peralatan  Wadah
Secara umum harus memenuhi 1. Terbuat dari gelas atau plastik
syarat-syarat: 2. Tidak bocor atau tidak
1. Bersih merembes
2. Kering 3. Harus dapat ditutup rapat
3. Tidak mengandung bahan dengan tutup berulir
kimia atau deterjen 4. Besar wadah disesuaikan
4. Terbuat dari bahan yang tidak dengan volume spesimen
mengubah zat-zat yang ada 5. Bersih
pada spesimen 6. Kering
5. Mudah dicuci dari bekas 7. Tidak mempengaruhi sifat zat
spesimen sebelumnya dalam spesimen
6. Pengambilan spesimen biakan: 8. Tidak mengandung bahan
harus steril dan disposable kimia atau deterjen
9. Zat yang mudah rusak; bottol
berwarna coklat/gelap
PENGAMBILAN SAMPEL
 Antikoagulan dan pengawet

1. Antikoagulan: zat kimia yang digunakan untuk mencegah sampel

darah membeku (hematologi)


2. Pengawet: zat kimia yang ditambahkan ke dalam sampel agar analit

yang akan diperika dapat dipertahankan kondisi dan jumlahnya dalam


waktu tertentu
3. Bahan tambahan ini harus memenuhi persyaratan tidak mengganggu

atau mengubah kadar zat yang akan diperiksa


PENGAMBILAN SAMPEL
 Waktu
Pada umumnya pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari (terutama
pemeriksaan kimia klinik, hematologi, dan imunoserologi  nilai normal
ditetapkan pada keadaan basal). Ada pemeriksaan tertentu yang harus
disesuaikan dengan perjalanan penyakit atau fluktuasi harian;
1. Pemeriksaan widal (pada saat fase akut dan penyembuhan)
2. Pemeriksaan biakan atau uji sensitifitas kuman  diambil sebelum
pemberian antibiotik
3. Pemeriksaan mikrofilaria  darah diambil sebaiknya pada malam hari
(antara jam 23.00-02.00)
4. Pemeriksaan tuberkulosis  dahak diambil pada pagi hari segera
setelah pasien bangun tidur , lebih baik dibandingkan dahak sewaktu
5. Pemeriksaan narkoba  darah dan urin dipengaruhi lama
mengkonsumsi
PENGAMBILAN SAMPEL
 Lokasi
1. Spesimen untuk pemeriksaan menggunakan darah vena (pemeriksaan
hematologi, kimia klinik, imunoserologi) diambil di vena mediana
cubiti. Spesimen darah arteri diambil di arteri radialis pergelangan
tangan atau arteri femoralis di daerah lipat paha. Spesimen darah
kapiler diambil di ujung jari tengah atau jari manis tangan bagian tepi
atau daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki atau cuping telinga pada
bayi.
2. Spesimen untuk pemeriksaan biakan  harus diambil di tempat yang
sedang mengalami infeksi, kecuali darah atau cairan otak
3. Lokasi pengambilan darah untuk pemeriksaan mikrofilaria (darah
kapiler di jari tangan atau darah vena dengan antikoagulan) dan
pemeriksaan gas darah (darah arteri dengan tambahan heparin)

 Volume
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan
laboratorium yang diminta atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
PENGOLAHAN SAMPEL
1. Darah (whole blood)
Darah ditampung dalam tabung berisi antikoagulan 
homogenisasi dengan membolak-balik tabung 10-12 kali secara
perlahan-lahan dan merata

2. Serum
 Biarkan darah membeku pada suhu kamar 20-30 menit  sentrifus
3000 rpm selama 5-15 menit
 Pemisahan serum dilakukan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen
 Serum tidak boleh kemerahan atau keruh (lipemik) atau ikterik
(kuning tua atau kecoklatan)
3. Plasma
 Kocok darah EDTA dengan segera secara pelan-pelan  diamkan
selama 1-2 jam atau dapat dibantu dengan sentrifus (sama seperti
prosedur serum)
 Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan
spesimen
 Plasma tidak boleh kemerahan atau keruh (lipemik)
PENGOLAHAN SAMPEL
4. Urin
 Untuk uji carik celup, urin tidak ada perlakuan khusus
 Pemeriksaan sedimen urin  1) wadah urin digoyangkan agar sampel
homogen, 2) masukkan +- 15 ml urin ke dalam tabung reaksi, 3)
sentrifugasi 1500-2000 rpm selama 5 menit, 4) buang supernatan dan
sisakan +- 1 ml, 5) resuspensikan sedimen, 6) suspensi sedimen sebaiknya
diberi cat sternheimer –malbin untuk menonjolkan unsur sedimen dan
memperjelas strukturnya.
5. Dahak
 Pembuatan apusan dahak sebaiknya dilakukan di dalam Bio Safety Cabinet
atau box tradisional
 Ambil dahak (bukan air liur) dengan menggunakan lidi atau aplikator
 Buat apusan dengan gerakan spiral, berbentuk bulat panjang (oval) dengan
ukuran 3x2 cm
 Lakukan fiksasi pada apusan dahak dengan cara melewatkannya pada nyala
api hingga apusan kering
 Lakukan pewarnaan Ziehl-Neelson
VERIFIKASI PERMINTAAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
FORMULIR PEMERIKSAAN DAN HASIL
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Dokter mencurigai kecenderungan suatu penyakit 
dokter langsung meminta pemeriksaan laboratorium 
untuk dilakukan diagnosis.
 Formulir permintaan dan hasil pemeriksaan laboratorium
memuat informasi kunci tentang pasien.
 Formulir tdd: jenis spesimen, asal spesimen, dokter/klinik
pengirim, tanggal pengambilan dan pengirim, tanggal
pengambilan dan pengiriman spesimen, nama pasien, usia,
jenis kelamin (Depkes RI, 2009).
 Pemeriksaan laboratorium dapat pula diminta oleh suatu
instansi/badan usaha untuk kepentingan legalitas atau
akreditasi (sampel non klinis).
FORMULIR PEMERIKSAAN DAN HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM

 Pada surat pengantar/formulir6. Diagnosis/keterangan klinik


pemeriksaan laboratorium7. Obat-obatan yang telah
sebaiknya memuat secara diberikan dan lama pemberian
lengkap: 8. Pemeriksaan laboratorium yang
1. Tanggal permintaan diminta
2. Tanggal dan jam pengambilan 9. Jenis spesimen
spesimen 10. Lokasi pengambilan
3. Identitas pasein (nama, umur, spesimen
JK, alamat/ruang) 11. Volume spesimen
4. Identitas pengirim (nama, 12. Nama pengambil spesimen
alamat, no. tlp) 13. Inform consent
5. Nomor laboratorium (MR /
Reg)
 Label wadah spesimen yang akan dikirim/diambil ke
laboratorium:
1. Tanggal pengambilan spesimen
2. Nama dan nomor pasien
3. Jenis spesimen
(Depkes RI, 2010)
PENGERTIAN dan KEPENTINGAN VERIFIKASI
 Verifikasi adalah pemeriksaan tentang benar tidaknya suatu laporan.
 Verifikasi dimaksudkan sebagai tindakan untuk mencegah lebih jauh
terhadap kemungkinan tindakan kecurangan maupun kesalahan tidak
disengaja yang dapat mendatangkan kerugian bagi instansi (Rumah Sakit,
Puskesmas, Labkes, Klinik Mandiri, dll).
 Usaha untuk mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang bermutu,
diperlukan suatu kegiatan pemantapan mutu laboratorium kesehatan yang
ditujukan untuk menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan
laboratorium. Kegiatan tersebut di antaranya adalah verifikasi.
 Verifikasi merupakan upaya pencegahan terjadinya kesalahan dalam
melakukan kegiatan laboratorium mulai dari tahap pra analitik sampai post
analitik dengan melakukan pengecekan setiap tindakan/proses
pemeriksaan (Kemenkes RI, 2010).
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN
LABORATORIUM MEDIK (KIMIA KLINIK,
HEMATOLOGI, MIKROBIOLOGI)
 Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter
merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien.
 Dokter dibantu oleh paramedis memberikan informasi
mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari
tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh
pasien
 Pengambilan spesimen untuk pemeriksaan laboratorium
merupakan salah satu dari serangkaian proses yang dilakukan
dalam proses pre-analitik yang baik untuk menjaga hasil
laboratorium yang baik. Supaya spesimen memenuhi syarat
untuk diperiksa, maka proses pengambilan spesimen harus
dilakukan dengan mengikuti kaidah yang benar.
 Tujuan dilakukannya pemeriksaan laboratorium ;
- untuk mendeteksi adanya penyakit
- menentukan faktor risiko penyakit
- memantau perkembangan penyakit dan
- memantau efektivitas pengobatan.
 Hasil pemeriksaan laboratorium memiliki peranan penting.
 Hasil pemeriksaan yang tidak akurat dikarenakan persiapan
pemeriksaan yang kurang optimal yang akan menyebabkan
tujuan pemeriksaan tidak tercapai dan dapat mengakibatkan
diagnosa yang kurang tepat dan berujung pada penanganan
medis yang kurang tepat pula.
 Syarat spesimen;
- jenisnya sesuai dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
- volume mencukupi untuk tiap jenis pemeriksaan,
- kondisinya layak untuk diperiksa (segar/tidak kadaluwarsa,
tidak berubah warna, steril, tidak menggumpal)
- antikoagulan yang digunakan sesuai
- ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat.
Persipan pasien secara umum
 Persiapan pasien tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan.
- Pasien harus puasa minimal selama 10 jam sebelum
pengambilan darah, kecuali untuk pemeriksaan glukosa puasa
minimal 8 jam. Untuk pemeriksaan trigliserida, sebaiknya
pasien puasa selama 12 jam.
- Selama puasa, pasien tidak diperbolehkan makan dan minum,
kecuali air putih.
- Hindari merokok, makan permen karet, minum kopi dan teh
(tanpa gula), alkohol, karena akan mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
- Jangan berpuasa lebih dari 14 jam.
- Jangan melakukan aktivitas berat seperti berolahraga sebelum
pengambilan darah.
- Pengambilan darah sebaiknya dilakukan pagi hari, antara
pukul 07.00 - 09.00. Hal ini karena pagi hari merupakan
keadaan basal tubuh dimana pada umumnya belum
melakukan banyak aktivitas.
- Menghindari obat-obatan sebelum specimen diambil (seperti
amphetamine, morphine, heroin, cannabis)
- Untuk pemeriksaan dengan specimen darah, tidak minum
obat-obatan selama 4-12 jam sebelum pengambilan specimen
 Untuk pemeriksaan dengan specimen urine, tidak minum
obat selama 48-72 jam sebellum pengambilan specimen.
 Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk
dihentikan, harus diinformasikan kepada petugas
laboratorium Contohnya: sebelum pemeriksaan gula darah 2
jam, tapi pasien minum obat anti diabetes
 Menghindari aktivitas fisik atau olahraga sebelum specimen
diambil
 Memperhatikan efek postur; Untuk menormalkan
keseimbangan cairan tubuh dari posisi berdiri ke posisi
duduk, dianjurakan pasien duduk tenang sekurang-kurangnya
15 menit sebelum diambil darah
Peringatan
“Perlu dicatat bahwa banyak tes tidak memerlukan persiapan
khusus. Tetapi bagi mereka yang melakukan, pastikan untuk
mematuhi petunjuk yang diberikan. Jika Anda tidak
memahami instruksi petugas laboratorium, ajak saudara atau
kerabat untuk memastikan instruksi yang diterima adalah
benar. Jika Anda tidak diberikan instruksi oleh petugas
sebelum melakukan pemeriksaan, harap tanyakan terlebih
dahulu kepada petugas apakah ada persiapan khusus pada
pemeriksaan yang akan dilakukan”.
(Infolabmed)
PERSYARATAN PASIEN DAN PENCEGAHAN
INFEKSI PADA SAMPEL DARAH dan
BIOLOGI
Persyaratan pasien
 Persiapan pasien. Beritahukan kepada pasien tentang hal-hal apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh pasien
sebelum dilakukan pengambilan spesimen.
 Persiapan secara umum, seperti : puasa selama 8-10 jam sebelum
pengambilan spesimen (untuk pemeriksaan glukosa darah puasa,
profil lipid, profil besi), tidak melakukan aktifitas fisik yang berat,
tidak merokok, tidak minum alkohol, dsb.
 Jika pasien harus melakukan pengambilan spesimen sendiri (urin,
dahak, faeses), jelaskan tata cara pengambilannya. Misalnya : kapan
harus diambil, bagaimana menampung spesimen dalam wadah
yang disediakan, mencuci tangan sebelum dan setelah mengambil
spesimen, membersihkan daerah genital untuk pengambilan
sampel urin, dsb.
 jika pengambilan spesimen bersifat invasif (misalnya
pengambilan sampel darah, cairan pleura, ascites, sumsum
tulang, dsb), jelaskan macam tindakan yang akan dilakukan
Infeksi
 Merupakan komplikasi ke 2 yang sering terjadi
 Proses flebotomi dapat menyebabkan infeksi dan sumber
penularan infeksi dapat berasal dari petugas atau proses
pengambilan darah
 Infeksi dapat terjadi lokal pada tempat pengambilan darah
atau sistemik
Komplikasi yang sering terjadi:
1. Selulitis (inflamsi jaringan)
2. Plebitis (inflamasi atau infeksi pembuluh darah)
Komplikasi lain yang dapat terjadi:
1. Sepsis (infeksi darah)
2. Septic arthritis (infeksi joint space)
3. Osteomielitis (infeksi tulang)
Pecegahan Infeksi
1. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
2. Membersihkan peralatan dan kerja yang tercemar darah
atau cairan tubuh
3. Melakukan prosedur antiseptis yang benar
4. Pemakaian alat pengambilan darah sekali pakai
5. Menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, jas
lab, dan masker.
Perhatian
 Flebotomis harus mengikuti SOP atau peraturan ditempat atau
unit yang dikunjungi.
 Sarung tangan sekali pakai akan mengurangi penyebaran kuman,
terutama kuman yang resisten diunit perawatan intensif
 Pencucian tangan dilakukan sebelum dan sedudah pengambilan
darah . Pencucian tangan sebaiknya menggunakan sabun antiseptik
 Flebotomis yg sedang infeksi sal. Nafas, kulit atau mata harus
menggunakan alat pelindung agar tidak menyebarkan penyakit
pada pasien
 Hindari pengambilan darah ditempat terdapat luka bakar, infeksi
atau peradangan

Anda mungkin juga menyukai