Anda di halaman 1dari 50

Persediaan

Barang Dagang

Chapter

3
1
Mengapa Pengendalian Persediaan Penting?
 Persediaan adalah aset yang signifikan dan
bagi banyak perusahaan merupakan aset
terbesar.
 Persediaan merupakan hal yang sangat penting
bagi aktivitas utama perusahaan dagang dan
manufaktur.
 Kesalahan dalam menentukan biaya
persediaan dapat menimbulkan kesalahan
penting dalam laporan keuangan.
 Persediaan harus dilindungi dari risiko
eksternal (seperti kebakaran dan pencurian)
dan penggelapan internal oleh karyawan.
Kepemilikan Persediaan
FOB (Free on Board) shipping FOB destination, hak
point , hak kepemilikan barang kepemilikan barang akan
akan beralih kepihak pembeli beralih kepihak pembeli ketika
ketika barang dikirimkan oleh barang diterima pihak pembeli
pihak penjual (gudang penjual) (gudang pembeli)
Klasifikasi Persediaan
Perusahaan Bahan baku
Manufaktur Persediaan barang dalam proses
Persediaan barang jadi
Perusahaan Membeli
Dagang Menyimpan
Menjual kembali barang tanpa
melalui proses lebih lanjut
Persediaan yang dimiliki dinamakan
persediaan barang dagang
Pengendalian Internal Persediaan
1. Memisahkan fungsi dan prosedur persediaan barang
secara manual
2. Melindungi dengan sebaik-baiknya persediaan barang
secara fisik
3. Menggunakan sistem pencatatan yang dapat
memantau mutasi barang setiap saat
4. Melakukan perhitungan secara periodik persediaan
barang secara fisik dan mencocokkannya dengan
catatan pada buku (kartu persediaan barang)
5. Mengasuransikan persediaan barang guna
menghindari terjadinya resiko yang tidak diinginkan
Kontrol Internal terhadap Persediaan

Laporan Pesanan
Penerimaan Pembelian
Barang
SETUJU

Faktur

JURNAL
Tanggal Post.
Keterangan
Ref.
Nov. 9 Persediaan 1 222 00
Utang Dagang--XYZ Co. 1 222 00
Membeli barang dagangan
secara kredit.
6
Sistem Pencatatan Persediaan Barang Dagang

Sistem Periodik Sistem Perpetual


• Mutasi barang tidak ditelusuri lebih • Ttiap jenis barang dicatat secara detail
lanjut dalam kartu persediaan (sebagai kartu
• Pada saat pembelian barang dicatat pembantu persediaan)
• Pada kartu tersebut, mutasi tiap jenis
dalam akun Pembelian Barang
barang dicatat secara kontinyu, baik
sebesar biaya yang diperolehnya
kuantitas maupun biaya perolehannya
• Pada saat penjualan, barang yang • Pada saat pembelian barang, dicatat posisi
dicatat dalam akun Penjualan Barang debit akun Persediaan Barang Dagang
sebesar nilai jualnya sebesar biaya perolehannya dan posisi
• Karena tidak dicatatnya mutasi kredit akun Utang Usaha atau Kas.
barang, maka beban pokok penjualan • Pada saat penjualan dicatat dalam dua
tidak dapat diketahui setiapkali jurnal
transaksi penjualan barang terjadi Jurnal Pertama Penjualan Barang Dagang di
kredit dan posisi debit akun Piutang Usaha
• Diakhir periode dilakukan
atau Kas
penyesuaian
Jurnal Kedua mengkredit akun Persediaan
Barang dan mendebit akun Beban Pokok
Penjualan
PENCATATAN
Transaksi Prepetual Periodik

Pembelian Persediaan xx Pembelian xx


Kas/Hut xx Kas/Hut xx

Retur pembelian Hutang xx Hutang xx


& pot harga Persediaan xx Retur Pemb xx

Biaya Angkut Persediaan xx Bi. Angkut xx


Kas xx kas xx
Pembayaran Hutang xx Hutang xx
Kas xx Kas xx
Persed xx Pot pemb xx
Penjualan Kas/Piut xx Kas/Piut xx
Penjualan xx Penjualan xx
HPPenj xx
Persed xx
Retur penj & pot Retur penj xx Retur penj xx
harga Piutang xx Piutang xx
Persediaan xx
HPPenj xx
Asumsi Arus Biaya Persediaan

Barang
dibeli Arus biaya yang keluar
(Harga Pokok Penjualan)
merupakan arus biaya yang
masuk terlebih dahulu,
sehingga biaya yang
tercatat pada akun
persediaan adalah biaya
yang belakangan masuk.
Barang
dijual

10
Asumsi Arus Biaya Persediaan

Barang
dijual
Barang Arus biaya yang keluar
dibeli (Harga Pokok Penjualan)
merupakan arus biaya yang
masuk belakangan,
sehingga biaya yang
tercatat pada akun
persediaan adalah biaya
yang terebih dahulu masuk.

11
Asumsi Arus Biaya Persediaan

Barang Barang
dibeli dijual

Arus biaya merupakan rata-


rata biaya yang terjadi

12
Biaya Persediaan Perpetual
Data biaya persediaan untuk menunjukkan
Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4 Penjualan 7 $30
10 Pembelian 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200

Perusahaan memulai tahun


tersebut dengan persediaan
Barang 127B sebanyak 10 unit
dengan total biaya sebesar $200.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4CostPenjualan
of 7 $30
10 Pembelian
Mdse. Sold 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 4 Januari, 7 unit


Barang 127B dijual seharga
$30 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60

Penjualan 7 unit menyisakan


saldo 3 unit.

Pada tanggal 4 Januari, 7 unit Barang


127B dijual seharga $30 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4CostPenjualan
of 7 $30
10 Pembelian
Mdse. Sold 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 10 Januari, perusahaan


membeli 8 unit seharga $21 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168

Karena harga beli sebesar $21 berbeda dengan biaya dari 3 unit
yang tersisa sebelumnya, saldo persediaan untuk 11 unit dihitung
secara terpisah.
Pada tanggal 10 Januari, perusahaan
membeli 8 unit seharga $21 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4CostPenjualan
of 7 $30
10 Pembelian
Mdse. Sold 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 22 Januari, perusahaan


menjual 4 unit seharga $31 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan


Pada tanggal 22
Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total
Tgl.
Januari, perusahaan
Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1
menjual 4 unit 10 20 200
seharga
4 $31 per unit.7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147

Dari 4 unit yang dijual, 3 berasal


dari unit awal (FIFO) dengan
biaya sebesar $20 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4CostPenjualan
of 7 $30
10 Pembelian
Mdse. Sold 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 28 Januari, perusahaan


menjual 2 unit seharga $32 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105

Pada tanggal 28 Januari, perusahaan


menjual 2 unit seharga $32 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO

Data biaya persediaan untuk menunjukkan


Sistem Perpetual FIFO dan LIFO
Barang 127B Unit Biaya Harga
Jan. 1 Persediaan 10 $20
4CostPenjualan
of 7 $30
10 Pembelian
Mdse. Sold 8 21
22 Penjualan 4 31
28 Penjualan 2 32
30 Pembelian 10 22

Pada tanggal 30 Januari, membeli 10


unit tambahan seharga $22 per unit.
Akun Persediaan Perpetual FIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 Pada tanggal 307Januari,
20 140 3 20 60
10 8 membeli
21 10 unit tambahan
168 3 20 60
seharga $22 per unit. 8 21 168
22 3 20 60
1 21 21 7 21 147
28 2 21 42 5 21 105
30 10 22 220 5 21 105
10 22 220
Total 18 $388 13 $263 15 $325
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200

Perusahaan memulai tahun


tersebut dengan persediaan
Barang 127B sebanyak 10 unit
dengan total biaya sebesar $200.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60

Pada tanggal 4 Januari,


perusahaan menjual 7
seharga $30 per unit.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168

Pada tanggal 10 Januari,


Perhatikan
perusahaan membeli 8
terbentuknya
unit seharga $21 per unit. lapisan baru.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 4 21 84 3 20 60
4 21 84
Dari 4 unit yang
On January 22,dijual,
the seluruhnya
berasal dari pembelian
firm sells four terakhir
denganatharga
units pokok sebesar $21
$31 each.
per unit.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 4 21 84 3 20 60
4 21 84
28 2 21 42 3 20 60
2 21 42

Pada tanggal 28 Januari menjual


2 unit seharga $32 per unit.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 4 21 84 3 20 60
4 21 84
28 2 21 42 3 20 60
2 21 42
30 10 22 220 3 20 60
2 21 42
Pada tanggal 30 Januari membeli 10 22 220
10 unit seharga $22 per unit.
Akun Persediaan Perpetual LIFO
Barang 127B

Pembelian Penjualan Saldo Persediaan

Biaya/ Total Biaya/ Total Biaya/ Total


Tgl. Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya Jml. Unit Biaya
Jan. 1 10 20 200
4 7 20 140 3 20 60
10 8 21 168 3 20 60
8 21 168
22 4 21 84 3 20 60
4 21 84
28 2 21 42 3 20 60
2 21 42
30 10 22 220 3 20 60
2 21 42
10 22 220
Total 18 $388 13 $266 15 $322
Biaya Persediaan Periodik
PT AMARTA adalah perusahaan dagang yang melakukan penjualan barang dan
pembelian barang dagang selama bulan Desember 2015. Harga jual barang
dagangannya yakni Rp. 700 per unit. Pada 31 Des 2015, perusahaan melakukan
penghitungan fisik barang sebanyak 150 unit
Tgl Keterangan Jumlah Biaya Harga Jual Biaya Nilai
Barang (unit) (Rp) (Rp) Perolehan Penjualan
(Rp) (Rp)
1 Des Saldo Awal 200 500 - 100.000 -
5 Pembelian 250 525 - 131.250 -
17 Pembelian 350 550 - 192.500 -
20 Penjualan 300 700 - 210.000
23 Penjualan 400 700 - 280.000
26 Pembelian 400 555 222.000 -
31 Penjualan 350 700 - 245.000
Total 645.750 735.000
Nilai Barang yang Tersedia untuk Dijual
Tgl Keterangan Jumlah (Unit) Biaya/Unit Biaya
(Rp) Perolehan (Rp)
1 Des Saldo Awal 200 500 100.000
5 Pembelian 250 525 131.250
17 Pembelian 350 550 192.500
26 Pembelian 400 555 222.000
1.200 645.750

Biaya Perolehan Barang Akhir Periode Nilai Beban Pokok Penjualan


Tgl Jumlah Biaya Biaya Keterangan Nilai (Rp)
(Unit) (Rp) Perolehan
(Rp) Barang Tersedia untuk dijual 645.750
26 Des 150 555 83.250 Persediaan akhir 83.250
Total 150 83.250 Beban Pokok Penjualan 562.500
Periodik
LIFO
Nilai Barang yang Tersedia untuk Dijual
Tgl Keterangan Jumlah (Unit) Biaya/Unit Biaya
(Rp) Perolehan (Rp)
1 Des Saldo Awal 200 500 100.000
5 Pembelian 250 525 131.250
17 Pembelian 350 550 192.500
26 Pembelian 400 555 222.000
1.200 645.750

Biaya Perolehan Barang Akhir Periode Nilai Beban Pokok Penjualan


Tgl Jumlah Biaya Biaya Keterangan Nilai (Rp)
(Unit) (Rp) Perolehan
(Rp) Barang Tersedia untuk dijual 645.750
1 Des 150 500 75.000 Persediaan akhir 75.000
Total 150 75.000 Beban Pokok Penjualan 570.750
Periodik Biaya Rata-rata

Biaya Perolehan
Barang/Unit

=
= Rp. 538,13
Nilai Barang yang Tersedia untuk Dijual
Tgl Keterangan Jumlah (Unit) Biaya/Unit Biaya
(Rp) Perolehan (Rp)
1 Des Saldo Awal 200 500 100.000
5 Pembelian 250 525 131.250
17 Pembelian 350 550 192.500
26 Pembelian 400 555 222.000
1.200 645.750

Biaya Perolehan Barang Akhir Periode Nilai Beban Pokok Penjualan


Tgl Jumlah Biaya Biaya Keterangan Nilai (Rp)
(Unit) (Rp) Perolehan
(Rp) Barang Tersedia untuk dijual 645.750
1 Des 150 538,13 80.719,50 Persediaan akhir 80.719,50
Total 150 80.719,50 Beban Pokok Penjualan 565.030,50
Perbandingan Laporan L/R Ketiga Metode
Keterangan FIFO LIFO Rata-Rata
Penjualan 735.000 735.000 735.000
Persediaan Barang Awal 100.000 100.000 100.000
Pembelian Barang (+) 545.750 545.750 545.750
Barang Tersedia Untuk Dijual 645.750 645.750 645.750
Persediaan Barang Akhir (-) 83.250 75.000 80.179,50
Beban Pokok Penjualan (HPP) 562.500 570.750 565.030,50
Laba Kotor 172.500 164.250 169.969,50
Pengaruh Laporan Keuangan
Terhadap Perubahan Harga Barang
Kondisi Harga Barang yang Cenderung Naik
Keterangan FIFO LIFO
Beban Pokok Penjualan dalam L/R Rendah Tinggi
Laba Bersih Tinggi Rendah
Pajak Penghasilan Tinggi Rendah
Persediaan Barang Pada Neraca Tinggi Rendah
Kondisi Harga Barang yang Cenderung Turun
Keterangan FIFO LIFO
Beban Pokok Penjualan dalam L/R Tinggi Rendah
Laba Bersih Rendah Tinggi
Pajak Penghasilan Rendah Tinggi
Persediaan Barang Pada Neraca Rendah Tinggi
Penilaian Persediaan Dengan Metode Taksiran
Metode Laba Kotor untuk Mengestimasikan
Biaya Persediaan
1. Persentase laba kotor diestimasikan
berdasarkanLaba kotor dibagi penjualan di kali
dengan 100%
2. Estimasi laba kotor dihitung dengan cara
mengurang penjualan dengan beban pokok
penjualan (HPP)
3. Estimasi harga pokok penjualan dihitung dengan
cara mengurangkan barang siap dijual dengan
persediaan akhir.
4. Estimasi persediaan akhir dihitung dengan
mengurangkan barang siap dijual dengan beban
pokok penjualan (HPP).
Metode Laba Kotor
PT Fajar merupakan perusahaan ritel barang kebutuhan pokok, pada 31 Maret
2015, perusahaan melakukan penilaian terhadap persediaan barang dalam rangka
menyusun laporan keuangan triwulan. Perusahaan menggunakan sistemperiodik
dalam melakukan pencatatan transaksi. Berikut informasi yang berhubungan
dengan laba kotornya
Penjualan Bersih Rp. 400.000
Persediaan awal Rp. 30.000
Pembelian Rp. 270.000
Pengalaman periode sebelumnya, laba kotor diperoleh adalah 30% dari penjualan
bersih Taksiran persediaan barang
akhir (31 Maret 2015) adalah
Penjualan Bersih = 400.000
Rp. 20.000
Laba kotor: 30% x 400.000 = 120.000 (-)
Hal ini dilandasakan pada
Beban Pokok Penjualan = 280.000
asumsi terhadap persentase
Persediaan awal = 30.000 laba kotor yang konsisten
Pembelian = 270.000 (+) dari periode satu ke periode
Barang siap dijual = 300.000 lainnya
Beban pokok penjualan = 280.000 (-)
Persediaan akhir barang = 20.000 45
Metode Ritel untuk Mengestimasikan Biaya
Persediaan

Persediaan Akhir = Barang Siap Dijual Menurut Harga


Berdasarkan Harga Eceran – Penjualan Selama Satu
Eceran Periode

Persediaan Akhir = Persentase Biaya Perolehan x


Berdasarkan Estimasi Persediaan Akhir Berdasarkan Harga
Biaya Perolehan Eceran
Mengestimasi Persediaan dengan Metode
Ritel
Biaya Ritel
Persediaan barang dagang 1 Jan $19,400 $ 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual $62,000 $100,000
$62,000
Rasio biaya pada harga ritel = = 62%
$100,000

Tahap 1: Menentukan rasio biaya


pada harga ritel.
47
Mengestimasi Persediaan dengan Metode
Ritel
Cost Retail
Persediaan Barang Dagang 1 Jan $19,400 $ 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual $62,000 $100,000
Penjualan di Januari (bersih) 70,000
Persediaan barang 31 Januari, pada ritel $ 30,000

Tahap 2: Menentukan persediaan


akhir pada ritel.
48
Mengestimasi Persediaan dengan Metode
Ritel
Cost Retail
Persediaan Barang Dagang 1 Jan $19,400 $ 36,000
Pembelian di Januari (bersih) 42,600 64,000
Barang tersedia untuk dijual $62,000 $100,000
Penjualan di Januari (bersih) 70,000
Persediaan barang 31 Januari, pada ritel $ 30,000
Persediaan barang 31 Januari pada biaya
($30,000 x 62%) $18,600

Tahap 3: Hitung persediaan yang


diestimasi pada biaya.
49
Metode Harga Eceran
Keterangan Biaya Harga
Perolehan Eceran
Persediaan Barang Awal 20.000 26.000
Pembelian Barang 180.000 234.000
Barang Siap Dijual 200.000 260.000
Penjualan Barang Dagang Bersih 210.000
Persediaan akhir Berdasarksan Harga Eceran 50.000

Berdasarkan data hasil perhitungan tersebut maka :


1. Persediaan barang akhir berdasarkan atas harga eceran adalah
Rp. 50.000
2. Perbandingan antara biaya perolehan dan harga ecerannya:
Rp200.000/Rp260.000 x 100% = 76,9%
3. Nilai taksiran biaya perolehan persediaan barang akhir adalah:
76,9% x Rp.50.000 = Rp.38.462

Anda mungkin juga menyukai