Anda di halaman 1dari 22

HAJI

NAMA : Muhammad Najib


NIM : 17.71.018032
KELAS : FARMASI B
(Semester IV)
TUGAS AGAMA ISLAM
Pengertian haji
haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji
yang dimaksud disini (menurut syara’) ialah: menyengaja
mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa
amal ibadah.
Permulaan wajib haji
pendapat ulama menentukan permulaan wajib haji ini
tidak sama, sebagian mengatakan pada tahun keenam, yang
lain mengatakan pada tahun kesembilan hijriyah.
haji diwajibkan atas orang yang kuasa, satu kali seumur
hidupnya.
Firman allah swt:
“allah mewajibkan haji ke rumah suci (ka’bah) atas semua
manusia yang kuasa kesana”. (Al- imran:97)
Pelaksanaan ibadah haji
cara melaksanakannya dapat dilakukan dengan salah
satu dari tiga cara, ialah:
1. Ifrad ialah mengerjakan haji terlebih dahulu, baru
mengerjakan umrah. Cara ini tidak wajib membayar dam.
2. Tumattu’ ialah mengerjakan umrah dahulu, baru
mengerjakan haji. Cara ini wajib membayar dam.
3. Qiran ialah mengerjakan haji dan umrah didalam satu
niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga wajib
membayar dam masuk (ibadah).
Syarat-syarat wajib haji
1. Islam (tidak wajib bahkan tidak sah haji orang kafir)
2. Berakal (tidak wajib atas orang gila dan orang bodoh)
3. Balig (sampai umur 15 tahun, atau balig dengan tanda-
tanda lain, tidak wajib atas anak-anak)
4. Merdeka (tidak wajib haji atas orang yang tidak kuasa).
Wajib haji
1. Niat ihram dari miqat
2. mabit di muzdalifah
3. Mabit di mina
4. Melontar jumrah ula, wusta, dan ‘aqabah
5. Tidak melakukan perbuatan yang diharamkan pada
waktu melakukan ibadah haji
6. Thawaf wada
Rukun haji
1. Ihram ( berniat mulai mengerjakan haji dan umrah)
sabda rasulullah saw:
“sesungguhnya segala amal ibadah hanya sah dengan niat”.
(riwayat bukhari )
2. Hadir dipadang arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu
mulai dari tergenlincir matahari (waktu zuhur) tanggal 9
bulan haji sampai terbit fajar tanggal 10 bulan haji., artinya
orang yang sedang mengerjakan haji wajib berada dipadang
arafah pada waktu tersebut.
3. Thawaf (berkeliling ka’bah). Thawaf rukun ini dinamakan “
tawaf ifadah”.
Firman allah swt:
“dan hendaklah mereka thawaf (mengelilingi) rumah yang tua
itu (ka’bah).” (al-hajj:29)
Syarat thawaf
1. Menutup aurat
Sabda rasulullah saw:
“janganlah engkau thawaf (mengelilingi ka’bah) sambil
telanjang”. (riwayat bukhari muslim)
2. Suci dari hadats dan najis
3.ka’bah hendaklah disebelah kiri orang yang thawaf
4. Permulaan thawaf itu hendaklah dari hajar aswad
5. Thawaf itu hendaklah 7 kali
6. Thhawaf itu hendaklah didalam mesjid karena rasulullah
saw. Melakukan tawaf didalam mesjid.
 Niat thawaf
thawaf yang terkandung dalam ibadah haji tidak wajib niat
karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji. Tetapi
kalau thawaf itu tersendiri bukan dalam ibadah haji seperti thawaf
wada’ (thawaf karena akan meninggalkan makkah), maka wajib
berniat. Niat thawaf disini menjadi syarat sahnnya thawaf itu.
Rupa-rupa thawaf
a. Thawaf qudum (thawaf ketika baru sampai) sebagai shalat
tahiyatul mesjid
b. Thawaf ifadah (thawaf rukun haji)
c. Thawaf wada’ (thawaf ketika akan meninggalkan makkah)
d. Thawaf tahallul (penghalalkan barang yang haram karena
ihram)
e. Thawaf nazar ( thawaf yang dinazarkan)
f. Thawaf sunnat
4. sa’I (berlari-lari kecil diantara bukit shafa dan marwah)
Sabda rasulullah saw:
“dari shafiyah binti syaibah bahwa seseorang perempuan telah
mengabarkan kepada (shafiyah) bahwa dia telah mendengar nabi
besar saw. Bersabda diantara bukit shafa dan marwah: telah
diwajibkan atas kamu sa’I, maka hendaklah kamu kerjakan”.
(riwayat ahmad)
Sayarat-syarat sa’I
a. Hendaklah dimulai dari bukit shafa dan disudahi dibukit
marwah
b. Hendaklah sa’I itu tujuh kali karena rasulullah saw Telah sa’I
tujuh kali. Dari shafa ke marwah dihitung 1 kali, kembalinya
marwah ke shafa dihitung 2 kali, dan seterusnya.
c. Waktu sa’I itu hendaklah sesudah thawaf, baik thawaf rukun
maupun thawaf qudum.
5. Mencukur atau menggunting rambut, ini kalau kita
berpegang atas pendapat yang kuat. Sekurang-kurangnya
menghilangkan 3 helai rambut. Pihak yang mengatakan
mencukur menjadi rukun beralasan karena tidak dapat
diganti dengan menyembelih.
6. Menertibkan rukun-rukun itu (mendahulukan yang dahulu
di antara rukun-rukun itu), yaitu mendahulukan niat dari
semua rukun yang lain, mendahulukan hadir dipadang
arafah dari thawaf dan bercukur, mendahulukan dari sa’I jika
ia tidak sa’I sesudah thawaf qudum.
Larangan dalam ihram
 Kawin
 Bersetubuh
 Wangi-wangian
 Bercalak
 Memotong kuku, rambut,pohon
 Melihatdirinyadalam cermin
 Memakai pacar
 Memakai payung and penutupkepala
 Memakai pakaian yang terjahit dan cincin
 Berbuat kefasikan dan bertengkar
 Berbekam (bercanduk)
 Kutu
 Berburu
 Batas dua tanah haram
Beberapa jenis dam (denda)
1. dam(denda) tumattu’ dan qiran. Artinya,orang
yangmengerjakan haji dan umrah dengan cara tumattu’ atau
qiran ia wajib membayar denda, dendanya nya diatur sebagai
berikut: menyembelih seekor kambing yang sah untuk
berkurban, kalau tidak sanggup memotong kambing, ia wajib
berpuasa sepuluh hari, tiga hari wajibdikerjakan sewaktu
ihram paling lambat sampai hari raya haji, tujuh hari lagi
wajibdikerjakan sesudah ia kembali kenegerinya.
2. dam(denda) karena mengerjakan salah satu dari beberapa
larangan.
3. Dam (denda) karena bersetubuh yang membatalkan haji
dan umrah apabila terjadi di sepuluh tahallul pertama. Para
ulama berpendapat wajib menyembelih seekor kambing saja,
mereka mengambil alasan hadis mursal yang diriwayatkan
abu dawud.
4. Dam (denda) membunuh buruan (binatang liar). Binatang
liar adayang mempunyai bandingan (misal) dengan binatang
yang jinak, berarti ada binatang jinak yang berhampiran
rupa dan keadaanya dengan binatang liar yang terbunuh, dan
adayang tidak. Kalau binatang yang terbunuh itu mempunyai
bandingan, dendanya menyembelih binatang jinak yang
sebanding dengan yang terbunuh. Kalau binatang yang
terbunuh itu tidak ada bandingannya, dendanya bersedekah
makanan sebanyak harga binatang yang terbunuh, kepada
fakir-miskin ditanah haram, atau puasa ditiap-tiap
seperempat gantan gsatu hari
5. Dam (denda) karena terkepung (terhambat). Orang yang
teralang dijalan tidak dapat meneruskan perjalanan haji atau
umrah, baik teralang ditanah halal maupun ditanah haram,
sedangkan tidak ada jalan yang lain, ia hendaklah tahallul
dengan menyembelih seekor kambing ditempatnya terhambat
itu, dan mencukur rambut kepalanya. Menyembelih dan
bercukur itu hendaklah dengan niat tahallul (penghalalkan
yang haram).
Firman allah swt:
“maka jika kamu terlambat oleh musuh, maka berikanlah
hadiah apa yang mudah, dan jangan lah kamu bercukur
rambut kepala kamu sehingga sampai hadiah itu
ketempatnya”. (Al-baqarah:196)
Ketentuan tempat (makani)
a. Makkah ialah miqat (tempat ihram) orang yang tinggal
dimakkah, berarti orang dimakkah hendaklah ihram dari
rumah masing-masing.
b. Zul-hulaifah ialah miqat orang yang datang dari arah
madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan madinah.
c. Juhfah ialah tempat orang yang datang dari arah syam,
mesir, maghribi, dan negeri-negeri yang sejajar dengan
negeri-negeri tersebut. Juhfah adalah nama satu kampung
diantara makkah dan madinah. Kampung itu sekarang telah
rusak (roboh), kampung yang dekat padanya adalah rabigh.
Orang-orang datang dari negeri tersebut sekarang mulai
ihram apabila mereka telah melalui atau berbetulan dengan
rabigh.
d. Yalamlam adalah nama satu bukit dari beberapa bukit
tuhamah. Bukit ini adalah miqat orang yang datang dari arah
yaman, india, indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar
dengan negeri-negeri tersebut. Orang-orang yang datang dari
indonesia dan india, apabila kapal mereka telah setentang
dengan bukit yalamlam, mereka telah wajib ihram.
e. Dan Qarnul manazil adalah nama sebuah bukit jauhnya
dari makkah kira-kira 80,640 km. bukit ini merupakan miqat
orang yang datang dari arah najdil-yaman, najdil-hijaz, dan
orang-orang yang datang dari negeri-negeri yang sejajar
dengan itu.
f. Zatu ‘irqin adalah nama kampung yang jauhnya dari
makkah kira-kira 80,640 km. kampung ini merupakan miqat
orang yang datang dari irak dan negeri-negeri yang sejajar
dengan itu
Hukum melontar jamrah
1. Hukum melontar jamrah
melontar jamrah adalah salah satu wajib haji. Jamaah
yang tidak melontar jamrah selama tigahari wajib
membayar dam dan apabila meninggalkan sebagian
lontaran maka harus membayar fidyah.
Pembayaran dam dengan tertib sebagai berikut:
a. Menyembelih seekor kambing
b. Kalau tidak mampu menyembelih kambing boleh
berpuasa 10 hari yaitu 3 hari dimasa hajiditanah suci
dan 7 haribila sudah sampai ditanah air
c. Jika tidak sanggup menyembelih kambing dan berpuasa,
memberi makan kepada beberapa orang miskin seharga
seekor kambing
2. Waku melontar jamrah
a. Pada tanggal 10 zulhijah yang dilontar hanya jamrah
‘aqabah saja. Waktunya melontar mulai setelah lewat
setengah malam sampai subuh tanggal 11 zulhijah.
b. Pada hari-hari tasrik yaitu tanggal 11,12,13 zulhijah yang
dilontar adalah ketiga-tiganya yaitu jumrah ula,wusta,
dan ‘aqabah waktunya melontar mulai masuk waktu
zuhur sampai subuh. Untuk menghindari panas terik
Matahari , pelontar hendaknya dilaksanakan pada sore
atau malam hari.
Mabit di mina
mabit dimina pada hari tasyrik hukumnya wajib. Apabila
tidak mabit pada hari-hari tasyrik diwajibkan membayar dam,
yang itu pendapat imam syafi’i. tetapi imam syafi’I juga
berpendapat lain bahwa mabit dimina pada hari-hari tasyrik
hukumnya sunnat.
waktunya mabit dapat dilakukan mulai sore hari sampai
dengan fajar atau berada di mina paling sedikit 2/3 malam. Jamaah
haji yang uzur dan petugas yang ditunjuk untuk kelancaran haji,
boleh tidak mabit. Yang bersangkutan tidak membayar dam.
menurut fatwa MUI jamaah haji yang tidak mabit dimina
tanpa ada uzur syar’I wajib membayar dam. Jika tidak ada
bermalam satu malam dendanya satu mud (3/4 kg beras). Kalau
tidak bermalam 2 malam maka dendanya 2 mud (1 ,5 kg beras),
kalau tidak bermalam 3 malam maka dendanya seekor kambing
Haji amanah
menghajikan orang lain hukumnya boleh dengan
ketentuan bahwa orang yang menjadi wakil sudah
melakukan haji wajib bagi dirinya, dan yang diwakilkan
(dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak
dapat melaksanakannya sendiri karena sakit yang tidak
dapat diharapkan kesembuhannya/ uzur yang menghilangkan
istita’ahnya (kemampuannya) atau karena meninggal dunia
setelah ia berniat haji. orang laki-laki boleh menghajikan
untuk laki-laki dan perempuan, demekian pula sebaliknya.
Diutamakan orang yang mengerjakan itu adalah
keleuraganya dan berangkat dari kampung halamannya.
Hikmah haji
dengan singkat dapat dapat dikatakan, hikmah ibadah
haji antara lain:
1. Menumbuhkan semangat tauhid
2. Membentuk sikap mental,tabah, sabar, terpuji, dan
akhlak mulia
3. Sebagai sarana persatuan umat sedunia (ummatan
wahidah) yang dilandasi nilai iman dan aqidah
4. Mengambil hikmah perjalanan serta perjuangan nabi
muhammad dalam membentuk ketangguhan perjuangan
dan pengembangan islam
5. Mendorong umatnya untuk saling mengenal sesamanya
(taaruf) walau berbeda bahasa, adat istiadat, bahkan
faham yang dianutnya
Kesilmpulan
haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji
yang dimaksud disini (menurut syara’) ialah: menyengaja
mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa
amal ibadah.
haji diwajibkan atas orang yang kuasa, satu kali seumur
hidupnya.
Firman allah swt:
“allah mewajibkan haji ke rumah suci (ka’bah) atas semua
manusia yang kuasa kesana”. (Al- imran:97)
Daftar Pustaka
 Diambil dari buku tuntunan praktis agama islam, DITJEN
BIMAS ISLAM DAN URUSAN HAJI PROYEK
BIMBINGAN DAN DAKWAH AGAMA ISLAM (PUSAT)
TAHUN 1996/1997.
 Buku fiqih madrasah aliyah kelas I (Departemen Agama RI
direktorat jendral kelembagaan agama islam jakarta 2002)
 Diambil dari buku FIQIH Lima Mazhab edisi lengkap,
muhammad jawad mughniyah
 Diambil dari buku fiqih islam, H.SULAIMAN RASJID

Anda mungkin juga menyukai