NIM : 17.71.018032 KELAS : FARMASI B (Semester IV) TUGAS AGAMA ISLAM Pengertian haji haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud disini (menurut syara’) ialah: menyengaja mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah. Permulaan wajib haji pendapat ulama menentukan permulaan wajib haji ini tidak sama, sebagian mengatakan pada tahun keenam, yang lain mengatakan pada tahun kesembilan hijriyah. haji diwajibkan atas orang yang kuasa, satu kali seumur hidupnya. Firman allah swt: “allah mewajibkan haji ke rumah suci (ka’bah) atas semua manusia yang kuasa kesana”. (Al- imran:97) Pelaksanaan ibadah haji cara melaksanakannya dapat dilakukan dengan salah satu dari tiga cara, ialah: 1. Ifrad ialah mengerjakan haji terlebih dahulu, baru mengerjakan umrah. Cara ini tidak wajib membayar dam. 2. Tumattu’ ialah mengerjakan umrah dahulu, baru mengerjakan haji. Cara ini wajib membayar dam. 3. Qiran ialah mengerjakan haji dan umrah didalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga wajib membayar dam masuk (ibadah). Syarat-syarat wajib haji 1. Islam (tidak wajib bahkan tidak sah haji orang kafir) 2. Berakal (tidak wajib atas orang gila dan orang bodoh) 3. Balig (sampai umur 15 tahun, atau balig dengan tanda- tanda lain, tidak wajib atas anak-anak) 4. Merdeka (tidak wajib haji atas orang yang tidak kuasa). Wajib haji 1. Niat ihram dari miqat 2. mabit di muzdalifah 3. Mabit di mina 4. Melontar jumrah ula, wusta, dan ‘aqabah 5. Tidak melakukan perbuatan yang diharamkan pada waktu melakukan ibadah haji 6. Thawaf wada Rukun haji 1. Ihram ( berniat mulai mengerjakan haji dan umrah) sabda rasulullah saw: “sesungguhnya segala amal ibadah hanya sah dengan niat”. (riwayat bukhari ) 2. Hadir dipadang arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai dari tergenlincir matahari (waktu zuhur) tanggal 9 bulan haji sampai terbit fajar tanggal 10 bulan haji., artinya orang yang sedang mengerjakan haji wajib berada dipadang arafah pada waktu tersebut. 3. Thawaf (berkeliling ka’bah). Thawaf rukun ini dinamakan “ tawaf ifadah”. Firman allah swt: “dan hendaklah mereka thawaf (mengelilingi) rumah yang tua itu (ka’bah).” (al-hajj:29) Syarat thawaf 1. Menutup aurat Sabda rasulullah saw: “janganlah engkau thawaf (mengelilingi ka’bah) sambil telanjang”. (riwayat bukhari muslim) 2. Suci dari hadats dan najis 3.ka’bah hendaklah disebelah kiri orang yang thawaf 4. Permulaan thawaf itu hendaklah dari hajar aswad 5. Thawaf itu hendaklah 7 kali 6. Thhawaf itu hendaklah didalam mesjid karena rasulullah saw. Melakukan tawaf didalam mesjid. Niat thawaf thawaf yang terkandung dalam ibadah haji tidak wajib niat karena niatnya sudah terkandung dalam niat ihram haji. Tetapi kalau thawaf itu tersendiri bukan dalam ibadah haji seperti thawaf wada’ (thawaf karena akan meninggalkan makkah), maka wajib berniat. Niat thawaf disini menjadi syarat sahnnya thawaf itu. Rupa-rupa thawaf a. Thawaf qudum (thawaf ketika baru sampai) sebagai shalat tahiyatul mesjid b. Thawaf ifadah (thawaf rukun haji) c. Thawaf wada’ (thawaf ketika akan meninggalkan makkah) d. Thawaf tahallul (penghalalkan barang yang haram karena ihram) e. Thawaf nazar ( thawaf yang dinazarkan) f. Thawaf sunnat 4. sa’I (berlari-lari kecil diantara bukit shafa dan marwah) Sabda rasulullah saw: “dari shafiyah binti syaibah bahwa seseorang perempuan telah mengabarkan kepada (shafiyah) bahwa dia telah mendengar nabi besar saw. Bersabda diantara bukit shafa dan marwah: telah diwajibkan atas kamu sa’I, maka hendaklah kamu kerjakan”. (riwayat ahmad) Sayarat-syarat sa’I a. Hendaklah dimulai dari bukit shafa dan disudahi dibukit marwah b. Hendaklah sa’I itu tujuh kali karena rasulullah saw Telah sa’I tujuh kali. Dari shafa ke marwah dihitung 1 kali, kembalinya marwah ke shafa dihitung 2 kali, dan seterusnya. c. Waktu sa’I itu hendaklah sesudah thawaf, baik thawaf rukun maupun thawaf qudum. 5. Mencukur atau menggunting rambut, ini kalau kita berpegang atas pendapat yang kuat. Sekurang-kurangnya menghilangkan 3 helai rambut. Pihak yang mengatakan mencukur menjadi rukun beralasan karena tidak dapat diganti dengan menyembelih. 6. Menertibkan rukun-rukun itu (mendahulukan yang dahulu di antara rukun-rukun itu), yaitu mendahulukan niat dari semua rukun yang lain, mendahulukan hadir dipadang arafah dari thawaf dan bercukur, mendahulukan dari sa’I jika ia tidak sa’I sesudah thawaf qudum. Larangan dalam ihram Kawin Bersetubuh Wangi-wangian Bercalak Memotong kuku, rambut,pohon Melihatdirinyadalam cermin Memakai pacar Memakai payung and penutupkepala Memakai pakaian yang terjahit dan cincin Berbuat kefasikan dan bertengkar Berbekam (bercanduk) Kutu Berburu Batas dua tanah haram Beberapa jenis dam (denda) 1. dam(denda) tumattu’ dan qiran. Artinya,orang yangmengerjakan haji dan umrah dengan cara tumattu’ atau qiran ia wajib membayar denda, dendanya nya diatur sebagai berikut: menyembelih seekor kambing yang sah untuk berkurban, kalau tidak sanggup memotong kambing, ia wajib berpuasa sepuluh hari, tiga hari wajibdikerjakan sewaktu ihram paling lambat sampai hari raya haji, tujuh hari lagi wajibdikerjakan sesudah ia kembali kenegerinya. 2. dam(denda) karena mengerjakan salah satu dari beberapa larangan. 3. Dam (denda) karena bersetubuh yang membatalkan haji dan umrah apabila terjadi di sepuluh tahallul pertama. Para ulama berpendapat wajib menyembelih seekor kambing saja, mereka mengambil alasan hadis mursal yang diriwayatkan abu dawud. 4. Dam (denda) membunuh buruan (binatang liar). Binatang liar adayang mempunyai bandingan (misal) dengan binatang yang jinak, berarti ada binatang jinak yang berhampiran rupa dan keadaanya dengan binatang liar yang terbunuh, dan adayang tidak. Kalau binatang yang terbunuh itu mempunyai bandingan, dendanya menyembelih binatang jinak yang sebanding dengan yang terbunuh. Kalau binatang yang terbunuh itu tidak ada bandingannya, dendanya bersedekah makanan sebanyak harga binatang yang terbunuh, kepada fakir-miskin ditanah haram, atau puasa ditiap-tiap seperempat gantan gsatu hari 5. Dam (denda) karena terkepung (terhambat). Orang yang teralang dijalan tidak dapat meneruskan perjalanan haji atau umrah, baik teralang ditanah halal maupun ditanah haram, sedangkan tidak ada jalan yang lain, ia hendaklah tahallul dengan menyembelih seekor kambing ditempatnya terhambat itu, dan mencukur rambut kepalanya. Menyembelih dan bercukur itu hendaklah dengan niat tahallul (penghalalkan yang haram). Firman allah swt: “maka jika kamu terlambat oleh musuh, maka berikanlah hadiah apa yang mudah, dan jangan lah kamu bercukur rambut kepala kamu sehingga sampai hadiah itu ketempatnya”. (Al-baqarah:196) Ketentuan tempat (makani) a. Makkah ialah miqat (tempat ihram) orang yang tinggal dimakkah, berarti orang dimakkah hendaklah ihram dari rumah masing-masing. b. Zul-hulaifah ialah miqat orang yang datang dari arah madinah dan negeri-negeri yang sejajar dengan madinah. c. Juhfah ialah tempat orang yang datang dari arah syam, mesir, maghribi, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut. Juhfah adalah nama satu kampung diantara makkah dan madinah. Kampung itu sekarang telah rusak (roboh), kampung yang dekat padanya adalah rabigh. Orang-orang datang dari negeri tersebut sekarang mulai ihram apabila mereka telah melalui atau berbetulan dengan rabigh. d. Yalamlam adalah nama satu bukit dari beberapa bukit tuhamah. Bukit ini adalah miqat orang yang datang dari arah yaman, india, indonesia, dan negeri-negeri yang sejajar dengan negeri-negeri tersebut. Orang-orang yang datang dari indonesia dan india, apabila kapal mereka telah setentang dengan bukit yalamlam, mereka telah wajib ihram. e. Dan Qarnul manazil adalah nama sebuah bukit jauhnya dari makkah kira-kira 80,640 km. bukit ini merupakan miqat orang yang datang dari arah najdil-yaman, najdil-hijaz, dan orang-orang yang datang dari negeri-negeri yang sejajar dengan itu. f. Zatu ‘irqin adalah nama kampung yang jauhnya dari makkah kira-kira 80,640 km. kampung ini merupakan miqat orang yang datang dari irak dan negeri-negeri yang sejajar dengan itu Hukum melontar jamrah 1. Hukum melontar jamrah melontar jamrah adalah salah satu wajib haji. Jamaah yang tidak melontar jamrah selama tigahari wajib membayar dam dan apabila meninggalkan sebagian lontaran maka harus membayar fidyah. Pembayaran dam dengan tertib sebagai berikut: a. Menyembelih seekor kambing b. Kalau tidak mampu menyembelih kambing boleh berpuasa 10 hari yaitu 3 hari dimasa hajiditanah suci dan 7 haribila sudah sampai ditanah air c. Jika tidak sanggup menyembelih kambing dan berpuasa, memberi makan kepada beberapa orang miskin seharga seekor kambing 2. Waku melontar jamrah a. Pada tanggal 10 zulhijah yang dilontar hanya jamrah ‘aqabah saja. Waktunya melontar mulai setelah lewat setengah malam sampai subuh tanggal 11 zulhijah. b. Pada hari-hari tasrik yaitu tanggal 11,12,13 zulhijah yang dilontar adalah ketiga-tiganya yaitu jumrah ula,wusta, dan ‘aqabah waktunya melontar mulai masuk waktu zuhur sampai subuh. Untuk menghindari panas terik Matahari , pelontar hendaknya dilaksanakan pada sore atau malam hari. Mabit di mina mabit dimina pada hari tasyrik hukumnya wajib. Apabila tidak mabit pada hari-hari tasyrik diwajibkan membayar dam, yang itu pendapat imam syafi’i. tetapi imam syafi’I juga berpendapat lain bahwa mabit dimina pada hari-hari tasyrik hukumnya sunnat. waktunya mabit dapat dilakukan mulai sore hari sampai dengan fajar atau berada di mina paling sedikit 2/3 malam. Jamaah haji yang uzur dan petugas yang ditunjuk untuk kelancaran haji, boleh tidak mabit. Yang bersangkutan tidak membayar dam. menurut fatwa MUI jamaah haji yang tidak mabit dimina tanpa ada uzur syar’I wajib membayar dam. Jika tidak ada bermalam satu malam dendanya satu mud (3/4 kg beras). Kalau tidak bermalam 2 malam maka dendanya 2 mud (1 ,5 kg beras), kalau tidak bermalam 3 malam maka dendanya seekor kambing Haji amanah menghajikan orang lain hukumnya boleh dengan ketentuan bahwa orang yang menjadi wakil sudah melakukan haji wajib bagi dirinya, dan yang diwakilkan (dihajikan itu) telah mampu untuk pergi haji tetapi dia tidak dapat melaksanakannya sendiri karena sakit yang tidak dapat diharapkan kesembuhannya/ uzur yang menghilangkan istita’ahnya (kemampuannya) atau karena meninggal dunia setelah ia berniat haji. orang laki-laki boleh menghajikan untuk laki-laki dan perempuan, demekian pula sebaliknya. Diutamakan orang yang mengerjakan itu adalah keleuraganya dan berangkat dari kampung halamannya. Hikmah haji dengan singkat dapat dapat dikatakan, hikmah ibadah haji antara lain: 1. Menumbuhkan semangat tauhid 2. Membentuk sikap mental,tabah, sabar, terpuji, dan akhlak mulia 3. Sebagai sarana persatuan umat sedunia (ummatan wahidah) yang dilandasi nilai iman dan aqidah 4. Mengambil hikmah perjalanan serta perjuangan nabi muhammad dalam membentuk ketangguhan perjuangan dan pengembangan islam 5. Mendorong umatnya untuk saling mengenal sesamanya (taaruf) walau berbeda bahasa, adat istiadat, bahkan faham yang dianutnya Kesilmpulan haji (asal maknanya) adalah menyengaja sesuatu. Haji yang dimaksud disini (menurut syara’) ialah: menyengaja mengunjungi ka’bah (rumah suci) untuk melakukan beberapa amal ibadah. haji diwajibkan atas orang yang kuasa, satu kali seumur hidupnya. Firman allah swt: “allah mewajibkan haji ke rumah suci (ka’bah) atas semua manusia yang kuasa kesana”. (Al- imran:97) Daftar Pustaka Diambil dari buku tuntunan praktis agama islam, DITJEN BIMAS ISLAM DAN URUSAN HAJI PROYEK BIMBINGAN DAN DAKWAH AGAMA ISLAM (PUSAT) TAHUN 1996/1997. Buku fiqih madrasah aliyah kelas I (Departemen Agama RI direktorat jendral kelembagaan agama islam jakarta 2002) Diambil dari buku FIQIH Lima Mazhab edisi lengkap, muhammad jawad mughniyah Diambil dari buku fiqih islam, H.SULAIMAN RASJID