Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

SUPERIMPOSED PREEKLAMSI
+ BSC 2X
Oleh :
dr. Emma Rahmadania

Pembimbing :
dr. Iskandar Musgamy, Sp.OG

RSUD PANGERAN JAYA SUMITRA KOTABARU


2019-2020
PENDAHULUAN
Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih merupakan masalah
kesehatan di Indonesia dan juga mencerminkan kualitas pelayanan
kesehatan selama kehamilan dan nifas.. AKI di Indonesia masih
merupakan salah satu yang tertinggi di negara Asia Tenggara

Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%),


hipertensi dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%). WHO
memperkirakan kasus preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di
negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi
preeklampsia di Negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di
Negara berkembang adalah 1,8% - 18%.

Preeklampsia merupakan masalah kedokteran yang serius dan


memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini
bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat
hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca
persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti
risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya

• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklamsia. Perkumpulan Obstetri


dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.2016.
Panduan Praktik Klinik Hipertensi Dalam Kehamilan. Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia. 2018 1
LAPORAN KASUS

2
IDENTITAS

 Nama pasien: Ny. J


 Umur : 35 tahun
 Pendidikan : SMA
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Agama : Islam
 Suku : Banjar
 Alamat : Jl. Taman Melati RT 2
 No. MR : 058058
 Tanggal MRS: 18 Februari 2019
ANAMNESIS

 Keluhan utama : Nyeri Kepala

Pasien tidak mengeluhkan keluar air-air maupun darah.


Pasien datang sendiri dengan keluhan nyeri Pasien juga tidak merasakan nyeri perut tembus ke
kepala belakang sejak 1 hari SMRS. Pusing belakang. Pasien rutin kontrol di poli kandungan RSUD
(+), nyeri ulu hati (+), pandangan mata kaburKotabaru, terdiagnosis hipertensi dalam kehamilan sejak
(-), sesak (-), mual (-), muntah (-). pertama kali ANC di bulan pertama dan dapat terapi
antihipertensi dari Sp.OG.

4
ANAMNESIS
 Riwayat Penyakit Dahulu:
 Hipertensi (+), Asma (-), DM (-), Alergi (-) PEB (+) pada
kehamilan ketiga dan keempat.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
 Asma (-), Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-) PEB (-)

 PAN : 3x di Poli Kandungan RSUD Kotabaru

5
HPHT : 30-8-2018
TP : 07 - 05 -2019 22-23 minggu
Riwayat Persalinan
1. 2003/aterm/bidan /sptbk/PR/Bb 3800/meninggal
2. 2004/post term/bidan /sptbk/LK/Bb 3000/Hidup
3. 2016/preterm/RS/SC a/i hipertensi kronis + solusio
plasenta/LK/BB 900 gr/Meninggal
4. 2017/preterm/RS/SC a/i Adhesiolisis a/i PEB+ BSC
1x/LK/BB 1200 gr/Meninggal
5. Hamil ini

R/ ANC : 3x di RS Kotabaru
R/ KB :-
R/Menikah :2 x  Dengan suami sekarang 11th
R/ Haid : menarche: pertama kali 11 tahun,siklus
teratur, lama 5 hari, tiap 28 hari
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum: Tampak sakit sedang


 Tekanan darah : 190/120 mmHg
 Nadi : 94 x/menit
 Respirasi : 20 x/menit
 Suhu : 36,8 o C
 BB : 89 kg
 TB : 160 cm
 IMT : 34,76 kg/m 2 (Obesitas Grade II)

6
PEMERIKSAAN FISIK

 Kepala dan leher


 - Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
edema palpebra +/+, pupil isokor, reflex cahaya +/+
 - Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar
dari telinga, tidak ada gangguan pendengaran
 - Hidung : Bentuk normal, tidak tampak deviasi septum,
tidak ada sekret, tidak ada epistaksis, tidak ada pernapasan
cuping hidung
 - Leher : Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak
pembesaran kelenjar getah bening dan tiroid, tidak ada
peningkatan JVP.

7
 Thorax
 - Paru :
 Inspeksi : bentuk normal, gerak napas simetris dan ICS
tidak melebar
 Palpasi : fremitus raba simetris , tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : sonor +/+, tidak ada nyeri ketuk
 Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), whezing (-/-)
 - Jantung :
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : tidak teraba thrill
 Perkusi : sulit dilakukan terhalang payudara
 Auskultasi : S1 dan S2 tunggal, bising jantung tidak ada
 Ekstremitas atas dan bawah
 Atas : Edema (-), gerak normal, parese (-), nyeri
gerak (-)
 Bawah : Edema (+), gerak normal, parese (-), nyeri
gerak (-)
 Refleks patella : (+)
STATUS OBSTETRI

 Status obstetri :
 TFU 20 cm
 Presentasi kepala

 V T :Tidak dilakukan
 TBJ : 1240 gr
 HIS :-
 DJJ : 141x/menit
 Gerak janin: +
Pemeriksaan Laboratorium (RSUD Kotabaru) HASIL LAB

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


DARAH LENGKAP
Hemoglobin 13,1 L (13-16)/W(12-14) g/dL
Hematokrit 39,3 L(40-48)/W(12-14) %
Eritrosit 5,52 L(4.50-5.50)/W(4.0-5.0) jt/Ul
MCV 71,2 82.0-92.0 fL
MCH 23,7 27,0-31,0 pg
MCHC 33,3 31,0-36,0 g/Dl
Lekosit 10,9 4,0-10.0 ribu/ul
Hitung Jenis
- Basofil 0,2 0-1.0 %
- Eosinofil 2,4 1.0-3.0 %
- Neutrofil 64,1 50.0-70.020.0-48.0 %
- Limfosit 26,9 20.0-48.0 %
- Monosit 6,4 2.0-8.0 %
Trombosit 150 150-450 ribu/ul
Asam urat 9,6 L(3,5-7,2)/W(2,6-6,0) mg/dL
Glukosa Sewaktu 108 <140 mg/dL
Ureum 24 15-39 mg/dL
Kreatinin 0,7 L(0,9-1,3)/W(0,6-1,1) mg/dL
SGOT 31 <40 U/L
SGPT 20 <41 U/L

8
HASIL URINALISA
 24 JULI 2017 (00:29:30)

URINALISA LENGKAP FULL AUTOMATIC

Makroskopis
Warna Kuning Kuning muda-tua
Kejernihan Jernih Jernih
Berat jenis 1.015 1.003-1030
Ph 6 4.5-8.0
Protein +++ Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Darah/Hb + Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit esterase Negatif Negatif
Mikroskopis
Sel epitel +
Leukosit 2-3 1-5/LPB
Eritrosit 10-15 1-3/LPB
Silinder Negatif /LPB
Kristal Negatif /LPB
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Negatif

9
DIAGNOSIS KERJA

SUPERIMPOSED
PREEKLAMSIA

11
PENATALAKSANAAN AWAL

 Pasang 02
 Drip MgSO4 sesuai protap
 IVFD D5 500cc/24 jam
 Po. Nifedipin 3x10 mg
 Po. Metildopa 3x250 mg
 Pematangan paru
 R/ terminasi dan rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin
 Cek DL,UL,USG.
 Pasang DC menetap.
 Monitor : Keluhan/VS/His/tanda impending
eklampsia
12
FOLLOW UP

Tanggal Follow
up S O A P

18/03/2019 Nyeri kepala (+) TD: 190/120 Superimpossed • Pasang 02


pusing (+) nyeri ulu N: 94 Preeklamsia + BSC 2x • Drip MgSO4 sesuai protap
hati (-) pandangan T: 36,7 • IVFD D5 500cc/24 jam
mata kabur (-) sesak (- R: 20 • Po. Nifedipin 3x10 mg
) mual (-) muntah (-) St. obstetri: • Po. Metildopa 3x250 mg
TFU 20 cm • Monitor : Keluhan/VS/His/tanda
DJJ (+) 141 x/m impending eclampsi
Kontraksi (-)

19/03/2019 Nyeri kepala (+) TD: 180/100 Superimpossed • Pasang 02


bagian belakang N: 92 Preeklamsia + BSC 2x • Drip MgSO4 sesuai protap
pusing (+) nyeri ulu T: 36,9 • IVFD D5 500cc/24 jam
hati (-) pandangan R: 22 • Po. Nifedipin 3x10 mg
mata kabur (-) sesak (- St. obstetri: • Po. Metildopa 3x250 mg
) mual (-) muntah (-) TFU 20 cm • Monitor : Keluhan/VS/His/tanda
DJJ (+) 137 x/m impending eklampsia
Kontraksi (-) • Rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin

16
DISKUSI KASUS

17
DEFINISI SUPERIMPOSED PREEKLAMSIA

Superimposed preeclampsia/eclampsia adalah


preeklampsia/eklampsia pada penderita hipertensi kronik.

• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklamsia.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.2016.
• Panduan Praktik Klinik Hipertensi Dalam Kehamilan. Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia.

18
2018
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

• Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi yang


1.Preeklamsia baru terjadi pada kehamilan / diatas usia kehamilan
20 minggu disertai adanya gangguan organ.
PREEKLAMSIA

 Jika hanya didapatkan hiper tensi saja, kondisi ter sebut tidak dapat
disamakan dengan peeklampsia, harus didapatkan gangguan organ
spesifik akibat preeklampsia ter sebut. Kebanyakan kasus
preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika
protein urin tidak didapatkan , salah satu gejala dan gangguan lain
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia , yaitu: 1
 1 . Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
 2. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1 ,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
 3. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas
abdomen
 4. Edema Paru
 5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
 6.Gangguan per tumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta : Oligohidramnion , Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or rever sed end diastolic velocity (ARDV)
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

2.Preeklamsia •Beberapa gejala klinis meningkatkan morbiditas dan


mortalitas pada preeklampsia, dan jika gejala tersebut
Berat didapatkan, akan dikategorikan menjadi kondisi pemberatan
preeklampsia atau disebut dengan preeklampsia berat.
PREEKLAMSIA BERAT

 Jika hanya didapatkan hiper tensi saja, kondisi ter sebut tidak dapat
disamakan dengan peeklampsia, harus didapatkan gangguan organ
spesifik akibat preeklampsia ter sebut. Kebanyakan kasus
preeklampsia ditegakkan dengan adanya protein urin, namun jika
protein urin tidak didapatkan, salah satu gejala dan gangguan lain
dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, yaitu: 1
 1 . Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
 2. Gangguan ginjal : kreatinin serum >1 ,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
 3. Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas
abdomen
 4. Edema Paru
 5. Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
 6.Gangguan per tumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta : Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan adanya absent or rever sed end diastolic velocity (ARDV)
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

•Hipertensi kronik adalah hipertensi pada ibu hamil yang sudah


3. HIPERTENSI ditemukan sebelum kehamilan atau yang ditemukan pada umur
KRONIK kehamilan kurang dari 20 minggu, dan yang menetap setelah 12
minggu pasca persalinan

4. SUPERIMPOSED •Superimposed preeclampsia/eclampsia adalah


PREEKLAMSIA preeklampsia/eklampsia pada penderita hipertensi kronik.

5. Hipertensi •Hipertensi gestasional adalah timbulnya hipertensi dalam


gestasional atau kehamilan pada wanita yang tekanan darah sebelumnya normal
dan tidak mempunyai gejala-gejala hipertensi kronik atau
transient preeklamsi/eklamsi (tidak disertai proteinuri). Gejala ini akan
hilang dalam waktu < 12 minggu pascasalin.
hypertension
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN

•Eklampsia merupakan jenis preeklampsia berat


6. EKLAMSIA yang ditandai dengan adanya kejang, terjadi
pada 3% dari seluruh kasus preeklampsia.
DIAGNOSIS
Algoritma diagnosis hipertensi pada kehamilan.

• Wagner LK. Diagnosis and management of preeclampsia. Am. Fam. Physician 2004;70(12):2317-24. 23
 Tabel 2.1 . Klasifikasi tekanan darah berdasarkan JNC-8
9 dibandingkan dengan NHBPEP
(National High Blood Pressure Education Program ).

• Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds. Hypertension: A companion
to Braunwald’s heart disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013:327–35. 19
FAKTOR RISIKO
FAKTOR RISIKO
 Tabel 2.2. Faktor risiko preeklampsia.


to Braunwald’s heart disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013:327–35.
20
Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds. Hypertension: A companion
PATOFISIOLOGI
Hipotesis tentang peranan soluble fms-like tyrosine
kinase 1 (sFlt1) pada preeklampsia.


to Braunwald’s heart disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013:327–35.
21
Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds. Hypertension: A companion
PATOFISIOLOGI


to Braunwald’s heart disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013:327–35.
22
Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds. Hypertension: A companion
TATALAKSANA

• Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Diagnosis dan Tata Laksana Pre-Eklamsia. Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal.2016.
• Panduan Praktik Klinik Hipertensi Dalam Kehamilan. Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia. 2018
MGSO4

 Cara kerja magnesium sulfat belum dapat dimengerti


sepenuhnya.
 Salah satu mekanisme kerjanya adalah menyebabkan
vasodilatasi melalui relaksasi dari otot polos, termasuk
pembuluh darah perifer dan uterus, sehingga selain sebagai
antikonvulsan, magnesium sulfat juga berguna sebagai
antihipertensi dan tokolitik.
 Magnesium sulfat juga berperan dalam menghambat reseptor
N-metil-D-aspartat (NMDA) di otak, yang apabila teraktivasi
akibat asfiksia, dapat menyebabkan masuknya kalsium ke
dalam neuron, yang mengakibatkan kerusakan sel dan dapat
terjadi kejang.
PEMBERIAN MGSO4

 Guideline FIGO merekomendasikan:


 dosis loading magnesium sulfat 4 g selama 5 – 10 menit,
 dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1 -2 g/jam selama 24
jam post partum atau setelah kejang terakhir, kecuali
terdapat alasan tertentu untuk melanjutkan pemberian
magnesium sulfat.
MGSO4

Pemantauan:
 Produksi urin
 Refleks patella,
 Frekuensi napas
 Saturasi oksigen
PILIHAN PENGOBATAN LINI PERTAMA
UNTUK TERAPI HIPERTENSI PADA
KEHAMILAN
Jenis Obat Dosis Efek samping pada kehamilan Komentar
Metildopa (PO) 500 mg - 3 g dibagi dalam 2 dosis Edema perifer, ansietas, mimpi buruk, sering Kontraindikasi pada depresi
mengantuk, mulut kering, hipotensi,
hepatitis maternal, tidak ada efek samping
mayor yang terjadi pada fetal

Labetalol (PO) 100–1200 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis Bradikardi persisten pada fetal, hipotensi, Resiko bronkospasme dan bradikardia
hipoglikemia pada neonates, asma

Labetalol (IV) 10–20 mg; ulang 20–80 mg iv setiap 30 Bradikardi persisten pada fetal, hipotensi, Hindari pada penyakit asma dan gagal
menit atau 1–2 mg/menit; maksimum 300 hipoglikemia pada neonates, asma jantung
mg/hari

Nifedipin (PO) 30–120 mg/hari Hipotensi dan ada efek saling menginhibisi Kontraindikasi pada stenosis aorta;
bila digunakan bersamaan dengan pemberian nifedipin yang cepat tidak
magnesium sulfat direkomendasikan

Hydralazine (PO) 50–300 mg/hari dibagi dalam 2-4 dosis Hipotensi, trombositopenia neonates, lupus- Flusing, nyeri kepala
like syndrome, takikardia

Hydralazine 5–10 mg iv/im; bias diulang setiap 20-30 Takikardia, hipotensi, nyeri kepala, distress Hipotensi dan ada efek menginhibisi
menit maksimum hingga 20 mg fetal terutama bila digunakan bersamaan dengan
magnesium sulfat

Nicardipin (IV) Inisial: 5 mg/jam ditingkatkan 2.5 mg/jam Nyeri kepala, edema, takikardia Peningkatan resiko hipotensi ada efek
setiap 15 menit hingga maksimum 15 menginhibisi terutama bila digunakan
mg/jam bersamaan dengan magnesium sulfat

Nitroprusside (IV) 0.3–0.5 hingga 2 mg/kg per menit; durasi Resiko keracunan sianida pada fetal Penggunaan > 4 jam dan dosis > 2 µg/kg per
maksimum 24–48 jam menit berhubungan dengan terjadinya resiko
keracunan sianita; gunakan hanya sebagai
pilihan terakhir
TATALAKSANA

 Obat untuk kontrol cepat hipertensi berat pada kehamilan.

• 24
Podymow T, August P. Hypertension in pregnancy. In: Black HR, Elliott WJ, eds. Hypertension: A companion
to Braunwald’s heart disease. 2nd ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013:327–35.
PENUTUP
 Telah dilaporkan sebuah kasus Ny.J dengan diagnosis
Superimposed Preeklamsia
 Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang.
 Penatalaksanaan awal yang diberikan IVFD D5 500cc/24 jam,
Pasang monitor, pasang DC menetap., Drip MgSO4 sesuai protap
Balance cairan, CM= CK+ 500cc minum maks 1000 cc/24 jam,
Pasang 02, Po. Metildopa 3x500 mg
 Monitor : Keluhan/VS/His/DJJ/tanda impending eklampsia .
Setelah dilakukan 2 kali induksi misoprostol Kemudian pada
pasien dilakukan Histerotomi atas indikasi gagal induksi.
 Pasien kemudian dirujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk
penanganan lebih lanjut

31

Anda mungkin juga menyukai