Anda di halaman 1dari 12

Nama Kelompok :

Benedictus Karel (611610004)


Dimas Ade Setyawan (611610005)
Sylma Dhini Avitra (611610020)
Farichatun Nikmah (611610011)
Irene Josina Kailola (611610024)
HIV
TAKSONOMI
Klasifikasi virus tidak mengikuti system Linnaeus, melainkan
sistem ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses) yang
hanya terdiri dari :

– Familii : Retroviridae
– Genus : Lentivirus
– Spesies : Human Immunodeficiency Virus (HIV)
Struktur Virus HIV
– Virus RNA yang partikel infeksius terdiri dari dua untai (+) single strand RNA
dan terdapat reversere transkripsi (transkripsi balik) sehingga dapat
dimasukkan ke dalam klasifikasi baltimore kelas VI
– Memiliki lapisan enveloped fosfolipid yang ditancapi 72 buah tonjolan (spikes)
glikoprotein
– Enveloped polipeptida terdiri dari 2 sub unit glikoprotein luar :
- gp 120 : tempat ikatan reseptor (receptor binding) CD4+
- gp 41 : glikoprotein transmembrane yang akan bergabung dengan
enveloped lipid virus
– Enveloped lipid virus dilapisi oleh :
- protein p24 : protein kapsid mengelilingi inti, membentuk cangkang di
sekeliling material genetic
- protein p17 : protein matriks yang menjada integritas struktural virion
– Reverse transkripsi: enzim yang berguna untuk mensintesis DNA dari RNA.
– Integrase : enzim pada proses penggabungan DNA virus dengan DNA genom
dari sel jaringan terinfeksi
– Protease : enzim yang digunakan untuk menjadikan rantai protein virus
menjadi bulatan-bulatan protein
Faktor virulensi
– Faktor virulensi merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan virus untuk
menyebabkan virus untuk menyebabkan penyakit.
– Faktor virulensi virus HIV :
 Jenis HIV-1 memiliki faktor virulensi lebih tinggi dari HIV-2
 Viral load (perkiraan jumlah copy RNA per millimeter serum/plasma)
individu yang terinfeksi
 Kerusakan mukosa genetalia memudahkan infeksi oleh HIV
 Penurunan jumlah CD4+ sel T hingga 200 sel/mm3 (normal 1.500sel/mm3 )
menyebabkan peningkatan virulensi virus HIV menjadi akut (AIDS)
Mekanisme Infeksi
– Virus HIV akan berikatan dengan reseptor CD4+ dengan bantuan koreseptor
– Virus HIV mengalami fusi ke dalam sel limfosit dan akan mengalami :
 Reverse transkripsi : oleh enzim ini, single strand RNA bergabung menjadi
RNA-DNA double helix menjadi DNA-DNA double helix yang akan
dilanjutkan pada proses integrase
 Integrase : oleh enzim integrase, kedua ujung primary DNA double helix
diklip membentuk ujung pengikat, lalu enzim integrase membawa DNA
tersebut ke dalam nukleus sehingga DNA virus bergabung dengan DNA
genom dari sel terinfeksi. Sehingga, sel host DNA genom membawa
informasi DNA virus. Lalu, menginduksi aktivasi DNA virus dari pro viral
RNA menjadi M-RNA dan masuk ke dalam sitoplasma untuk dilakukan
sintesis protein
– Di dalam sitoplasma terbentuk protein panjang yang akan dibawa ke dalam
enzim protease dan mengalami induksi menjadi bulatan protein kecil.
– 2 viral RNA strand pembawa informasi virus HIV, bulatan protein kecil, dan
protein tambahan lain yang belum dapat didentifikasi fungsinya, diselubungi
oleh kapsid dan dikeluarkan dari sel limfosit yang telah terinfeksi, setelah virus
HIV baru yang keluar matang, maka akan menginfeksi sel lain dengan
mekanisme yang sama.
DAFTAR PUSTAKA

– Aryulina, Dyah, dkk., 2006, Biologi SMA dan MA untuk Kelas X, hal. 48, Penerbit
Erlangga.
– Abbas AK, Lichtman AH., 2003, Cellular and Molecular Immunology, Edisi ke-5,
Philadelphia: Saunders.
– Suhaimi, Donel, dkk., 2003, Pencegahan dan Penatalaksanaan Infeksi HIV / AIDS
Pada Kehamilan, Fakultas Kedokteran Pekanbaru, Riau dan Fakultas Kedokteran
Padjajaran, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai