Anda di halaman 1dari 35

PENGERTIAN DAN Direktorat Pengurangan

TERMINOLOGI Risiko Bencana – BNPB

KEBENCANAAN Jakarta, 2 Mei 2017


TERMINOLOGI DALAM
KEBENCANAAN
 Fenomena (alam, artificial/buatan)
 Bahaya
 Keterpaparan (exposure)
• element at risk
 Kerentanan
 Kerawanan
 Kemampuan (coping & adaptif capacity)
 Resiko Bencana
 Bencana
FENOMENA
(PHENOMENON)
Sesuatu (berupa kejadian atau kenyataan) yang dapat
diamati dan dipelajari, yang umumnya tidak biasa atau
sulit dipahami atau dijelaskan.
Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam
pandangan fisika, tak diciptakan oleh manusia, meskipun
dapat memengaruhi manusia (mis. bakteri, penuaan,
bencana alam).
Contoh dari fenomena alam termasuk letusan gunung
berapi, perubahan cuaca, dan gerakan tanah.
KONDISI ATMOSFER
INDONESIA
Perubahan Musim
TATAAN GEOLOGI DI INDONESIA

PASIFIK

EURASIA

LEMPENG INDO-AUSTRALIA

5
BAHAYA (HAZARD)
Fenomena, substansi, kegiatan manusia atau
kondisi yang membahayakan, yang dapat
mengakibatkan korban jiwa, luka atau masalah
kesehatan lainnya, kerusakan properti, kehilangan
matapencarian dan pelayanan, gangguan sosial
ekonomi atau kerusakan lingkungan.
Contoh: letusan gunungapi, cuaca buruk,
kerusakan dam/bendungan, PLTN, Industri,
bangunan bertingkat dll.
KETERPAPARAN
(EXPOSURE)
Manusia, properti, sistem, atau unsur lainnya yang
berada pada zona bahaya, oleh karenanya
benda-benda tersebut berpotensi mengalami
kerusakan atau hilang.
Element at risk (unsur yang berisiko):
 Manusia
 Properti
 Infrastruktur
 Sistem
 Lingkungan
 Dll.
KERENTANAN
(VULNERABLILITY)
Sifat, karakteristik atau aspek lain dari suatu
komunitas, sistem atau aset yang menyebabkan
mereka rentan (tidak tahan) terhadap pengaruh
yang merusak dari suatu bahaya.
Aspek kerentanan: fisik, sosial, ekonomi dan
lingkungan
Contoh :
 Desain atau konstruksi bangunan yg salah,
 Kurangnya informasi atau pengetahuan,
 Tidak adanya perlindungan aset (asuransi),
 Pengelolaan lingkungan yang salah dsb.
VULNERABILITY VS
SUSCEPTIBILITY
Kerentanan itu mengandung 2 faktor
penyebab:
 Karena sifat/karakteristiknya dari dalam (susceptible):
 Contoh:
 karena tanahnya gembur, maka kalau hujan terus menerus mudah mengalami
longsor
 karena tanahnya gambut, maka mudah terbakar
 Karena faktor bahaya dari luar (vulnerable):
 Contoh:
 karena gempanya sangat kuat, maka semua bangunan hancur
 karena sebaran asapnya yang sangat luas, maka semua orang terkena ISPA
RAWAN VS RENTAN
Kerawanan lebih disebabkan oleh faktor
eksternal (dari luar) komunitas.
 Contoh: rawan longsor, rawan gempabumi dsb.

Kerentanan lebih disebabkan oleh faktor


internal (dari dalam) komunitas.
 Contoh: kemiskinan, kekurangan gizi, kerapuhan
bangunan, kekurangan pengetahuan, lahan yg bergambut
KEMAMPUAN
(CAPACITY)
Kemampuan masyarakat, organisasi dan sistem
dalam menggunakan ketrampilan dan
sumberdaya, untuk menghadapi dan mengatasi
kondisi yg tidak diinginkan, akibat kedaruratan
dan bencana.
Kemampuan terbagi 2 (dua), yakni:
 Kemampuan untuk menanggulangi (coping capacity)
 Contoh: mitigasi struktural, pembuatan tanggul sungai dll.
 Kemampuan untuk beradaptasi (adaptive capacity)
 Contoh: penyediaan logistik selama bencana, lokasi pengungsian, jalur evakuasi
dll.
RISIKO BENCANA
(DISASTER RISK)
Potensi kerugian akibat bencana, dalam bentuk
korban jiwa, status kesehatan, penghidupan, aset
dan pelayanan, yang dapat terjadi pada suatu
masyarakat atau komunitas dalam suatu kurun
waktu tertentu.
Risiko bencana itu jika belum terjadi, jika sudah
terjadi disebut dampak bencana.
Risiko: f ( Bahaya * Kerentanan/Kapasitas )
BENCANA (DISASTER)
Gangguan serius dari keberfungsian masyarakat atau
komunitas, berupa kerusakan dan dampak yg meluas
terhadap manusia, materi, ekonomi atau lingkungan, yang
mana dampak tersebut melampaui kemampuan
masyarakat atau komunitas yg terkena untuk
menanggulangi dengan menggunakan sumberdayanya.
(UNISDR)
Bencana merupakan gabungan dari keterpaparan
terhadap bahaya, kondisi kerentanan dan kurangnya
kemampuan untuk mengatasi atau menanggulangi
dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kejadian.
KLASIFIKASI BENCANA
Bahaya Penyebabnya Proses Besaran Kejadiannya
Terjadinya
Geologis (geological) Mendadak (sudden Intensif
onset) (mega disaster)
Hidro-meteorologis Perlahan-lahan (slow Ekstensif (local disaster)
(hydrometeorolgical) onset)
Biologis (biological)

Teknologis (technological)

Lingkungan
(environmental)
SIKLUS HIDROLOGI
+ URBANISASI + PEMBANGUNAN

Kondisi Ideal
QUIZ…
1. Letusan Gunungapi 1. Fenomena Alam
2. Gerakan Tanah 2. Bahaya
3. Hujan Lebat 3. Bencana
4. Tornado/Angin Puting Beliung 4. Keterpaparan
5. Petir VS 5. Kerentanan
6. Kebakaran Hutan 6. Rawan
7. Tsunami 7. Rentan
8. Gelombang Pasang Air Laut 8. Risiko Bencana
9. Gerakan Lempeng Bumi
10. Kekeringan
industrialisasi Penebangan hutan tanpa rencana dan pembukaan lahan

REALITA KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Urbanisasi Pertambangan Mobilisasi dan transportasi


DISASTER VS EMERGENCY
Sering dijumpai Disaster Management dan
Emergency Management, yang keduanya
sama-sama diartikan Manajemen Bencana.
Disaster kadang diartikan sebagai satu
tingkatan dalam emergensi, yakni:
 Emergency
 Disaster
 Catastrophe
 Calamity
PERSEPSI TENTANG
BENCANA
Konvensional

Ilmu
Komprehensif Kebumian

Bencana

Progresif Ilmu Terapan

Multi Disiplin
Ilmu
PERSEPSI TENTANG
BENCANA

Multi
Progresif Disiplin Ilmu

Ilmu Terapan

Ilmu Pengetahuan Alam

Konvensional
1.Pandangan Konvensional. Dalam pandangan konvensional
bencana dianggap sebagai kodrat alam (takdir). Terjadinnya
bencana merupakan suatu musibah atau kecelakaan, tidak
dapat diprediksi, tidak menentu terjadinnya, tidak
terhindarkan, dan tidak dapat dikendalikan. Pada pandangan
ini, bencana merupakan diluar kemampuan manusia, sehingga
bukan merupakan ranah manusia untuk melakukan
pencegahan, prediksi atau langkah-langkah penanggulangan
bencana. Masyarakat dipandang sebagai korban dan layak
menerima bantuan dari pihak luar.

2.Pandangan dari Ilmu Pengetahuan Alam. Bencana


merupakan unsur lingkungan fisik yang membahayakan
kehidupan manusia dan sebagai kekuatan alam yang
terjadinnya luar biasa, tidak seperti biasannya (normal).
Bencana merupakan proses geofisika, geologi dan hidrologi.
Pandangan ini menganggap semua bencana adalah peristiwa
alamiah, tidak menganggap manusia sebagai penyebab
bencana.
3.Pandangan dari Ilmu Terapan. Pandangan ini melihat bencana
berdasarkan pada besarnya ketahanan atau tingkat
kerusakan akibat bencana yang dilatarbelakangi oleh ilmu
teknik sipil, bangunan dan kostruksi. Penanganan bencana lebih
lanjut ditujukan pada upaya untuk meningkatkan kekuatan fisik
struktur bangunan untuk memperkecil kerusakan.

4.Pandangan Progresif. Pandangan ini menganggap


bencana sebagai bagian yang normal dan selalu terjadi dalam
proses pembangunan dan merupakan suatu masalah yang
tidak pernah berhenti dalam perjalanan pembangunan. Oleh
karena itu, dituntut kesadaran pada pemerintah dan
masyarakat untuk mengenali bencana di sekitar kita dan selalu
memperhitungkannya dalam pembangunan. Bencana dapat
muncul karena perbuatan atau kelalaian manusia.
5.Pandangan dari Ilmu Sosial. Pandangan ilmu sosial, memisahkan
bencana dan bahaya. Bahaya adalah alami, bencana bukan alami.
Pandangan ini memfokuskan pada sisi manusia, bagaimana sikap
dan kesiapan masyarakat menghadapi bahaya. Ancaman bahaya
adalah fenomena alam, akan tetapi bahaya tidak akan berubah
menjadi bencana, jika manusiannya siap dan tanggap. Padangan
ilmu sosial memfokuskan tanggapan dan kesiapan masyarakat
menghadapi bahaya, sedangkan besarnya bencana bergantung
pada perbedaan tingkat kerawanan atau kerentanan masyarakat
menghadapi bahaya atau ancaman bencana.

6.Pandangan Holistik. Pendekatan ini menekankan pada


adanya ancaman bahaya (threat), kerentanan (vulnerability) dan
risiko serta kemampuan masyarakat dalam menghadapi bahaya
dan risiko. Gejala alam dapat menjadi bahaya, jika mengancam
manusia dan harta benda. Bahaya jika bertemu dengan kerentanan
dan ketidakmampuan masyarakat akan menjadi risiko bencana.
Risiko bencana akan berubah menjadi bencana, jika ada pemicu
kejadian.
PARADIGMA
PENANGGULANGAN
BENCANA

Pengurangan Risiko
Bencana

Pembangunan

Mitigasi

Bantuan Darurat
HUBUNGAN ANTARA PERSPEKTIF
TENTANG BENCANA DENGAN
PARADIGMA PENANGGULANGAN
BENCANA

Pandangan Holistik
Pengurangan
Resiko

Pandangan
Ilmu Peng. Sosial

Pandangan Pembangunan
Progresif

Pandangan
Ilmu Peng. Terapan
Mitigasi
Pandangan
Ilmu Peng. Alam

Pandangan Relief /
Konvensional Bantuan
MANAJEMEN BENCANA
(DISASTER MANAGEMENT)
Terjemahan resmi: Penanggulangan Bencana Definisi:
 Upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dan mengurangi risiko,
menanggulangi pada saat terjadi dan memulihkan dampak yang ditimbulkan.

Disaster Management is systematic measure


 to prevent and mitigate the disaster risk
 to prepare for effective response
 to respond the disaster
 to recover from the disaster impact
RESPONSIF VS PREVENTIF
Pendekatan Responsif Pendekatan Preventif
Fokus utama pada kejadian bencana Fokus pada kerentanan dan risiko

Tunggal, skenario berbasis kejadian Dinamis, skenario multi risiko & pembangunan

Tanggungjawab utama pada respon kejadian Kebutuhan dasar utk kaji, pantau, mutakhirkan kondisi
perubahan exposure
Tanggungjawab pada satu kewenangan Melibatkan multi pemangku kepentingan

Operasi perintah, komando dan kendali Situasional, fungsi spesifik dan partisipasi terbuka

Membentuk hubungan yg hirarkhis Hubungannya tangensial dan cair

Sering terpusat pada peralatan dan perangkat keras Tergantung dari praktek, kemampuan dan
pengetahuan
Bersifat segera dan mendesak Bersifat moderat dan jangka panjang

Informasi cepat berubah dan sering sensitif Informasi bersifat historis, kumulatif, terbarui dan dapat
menimbulkan konflik digunakan untuk perbandingan
Berkatian dengan keamanan dan perlindungan Berkaitan dengan keinginan masyarakat, investasi dan
keselamatan keselamatan

Anda mungkin juga menyukai