FFD : 100 cm
Kaset : 18 x 24 cm
Marker : R/L
Contoh kasus : Corpus Alienum di Cruris
Proyeksi pemeriksaan AP
Luka tempat masuknya benda asing diberi marker steril. Bila benda asing lebih
dari satu buah dilakukan dengan penomoran sesuai dengan letak benda asing
seperti 1, 2, 3 dan seterusnya.
PP : pasien duduk atau berbaring diatas meja pemeriksaan dengan kedua tungkai
lurus.
PO : ankle dorsifleksi 90 derajat dengan telapak kaki vertikal terhadap kaset.
CR : vertikal tegak lurus
CP : pertengahan cruris
FFD : 100 cm
Faktor Eksposi : kv 52-54, ma 100, s 0.04-0.05
Marker : R/L
Proyeksi pemeriksaan Lateral
PP : dari posisi supine atau duduk, rotasikan cruris kearah satu sisi
yang diperiksa.
PO : rotasikan knee joint dan malleolus ke sisi lateral sehingga
kedua malleolus saling superposisi vertikal.
CR : vertikal tegak lurus
CP : pertengahan cruris
FFD : 100 cm
Faktor Eksposi : kv 52-54, ma 100, s 0.04-0.05
Marker : R/L
Tujuan
• Menentukan kedalaman benda asing pada organ yang mempunyai ketebalan
pada kemungkinan mengalami pergerakan
• Contoh : abdomen dan rongga thorax
Evaluasi Radiograf
• Radiograf yang dihasilkan akan tampak gambaran
benda asing tergambar 2 buah
• Radiograf titik-titik pada lokalisir akan tampak 2
lubang dari titik-titik yang berjarak 1-10 cm
Cara Menentukan Kedalaman Benda Asing
Gunakan jangka sorong, kemudian cari jarak yang sama
antara pergeseran bayangan benda asing dengan
pergeseran gambaran pada titik-titik pada lokalisir.
Tujuan
Menentukan kedalaman benda asing pada organ / daerah yang tebal, tetapi
tidak berongga contohnya pelvis.
Persiapan Alat
• Pesawat sinar-x
• Kaset dan film
• Mistar / meteran pengukur
Prinsip Kerja
Metode • Menggunakan prinsip sinar oblique
• Kedalaman benda asing dihitung berdasarkan prinsip “segitiga kongruen”
Triangulasi • Ekspose 2 (dua) kali dalam satu film dengan posisi tabung yang berbeda
• Tidak memerlukan alat bantu fluoroskopi maupun lokalisir
Teknik Pemotretran
• Pemotretan pertama dilakukan dengan central point pada titik tertentu
(biasanya sebagai patokan MSS adalah titik masuknya benda asing)
• Pemotretan kedua dibuat dengan central point diatur pada jarak T1 sampai
T2 = 1/10 FFD
• Lakukan ekspose T1 dan T2 pada satu film
• Faktor eksposi diatur :
T1 dan T2 : kV sesuai standar obyek, mAs ½ total yang diperlukan
Prinsip Geometri
Rumus Permasalahan
• TSD : Tube Shift Distance (jarak pergeseran tabung dan
pemotretan pertam dan kedua)
• ISD : Image Shift Distance (jarak pergeseran bayangan)
• SID : Source Image Distance (Jarak antara tabung dengan film)
• d : kedalaman benda asing dari film
• x : kedalaman benda asing dari permukaan tubuh
• t : ketebalan tubuh
Anatomi dan
Fisiologi
Saluran
Pencernaan
1.Mulut
Mulut adalah pembukaan atas dari saluran pencernaan,
mulai dari bibir, yang berisi gigi, gusi, dan lidah. Bahan
makanan dipecah secara mekanis di mulut dengan
mengunyah dan air liur ditambahkan sebagai pelumas.
Anatomi dan 2.Esofagus
Fisiologi Merupakan bagian saluran cerna yang
Saluran menghubungkan hipofaring dengan lambung.
3. Lambung
Pencernaan Lambung merupakan kantong berotot yang berbentuk
lonjong, menyimpan makanan yang masuk dari kerongkongan
hingga dicernakan dengan baik. Dalam lambung itu makanan
itu makanan diperas oleh otot-otot yang kuat, hingga hancur
menjadi potongan-potongan kecil.
4. Usus Halus
Usus halus adalah bagian yang terpanjang dalam system pencernaan. Pada
orang dewasa, panjangnya lebih dari 6 meter. Usus halus dilapisi oleh jonjot-
jonjot kecil (villi) yang mirip jari-jari tangan. Setiap jonjot mengandung
jaringan kapiler darah dan pembuluh getah bening.
Pencernaan Adalah bagian terakhir dari kolon, menghubungkan kolon sigmoid (di atas)
dan anus (di bawah). Rektum menyimpan feses sampai dikeluarkan dari
tubuh.
7. Anus
Pembukaan pada akhir rektum dari saluran pencernaan di mana kotoran
dibuang.
Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tergantung
pada komplikasi yang terjadi. Benda asing di
pencernaan sering ditemukan di daerah esophagus.
Benda asing yang bukan makanan kebanyakan
tersangkut diservikal esophagus, biasanya di otot
Benda asing krikofaring atau arkus aorta, kadang-kadang di
daerah penyilangan esophagus dengan bronkus
dalam utama kiri pada sfingter
kardioesophagus.menimbulkan nekrosis tekanan
Oeshopagus atau infeksi lokal. Pada orang dewasa benda asing
yang tersangkut dapat berupa makanan atau bahan
yang tidak dapat dicerna seperti biji buah-buahan,
gigi palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang
melekat pada tulang.
Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri di
daerah leher bila benda asing tersangkut didaerah servikal.
Bila benda asing tersangkut di esophagus bagian distal timbul
rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri
dipunggung.Gejala disfasia bervariasi tergantung pada
Benda asing ukuran dan benda. Disfagia lebih berat bila terjadi edema
mukosa yang memperberat sumbatan , sehingga timbul rasa
dalam sumbatan esophagus yang persisten.
Gejala lain ialah odinofagia yaitu nyeri menelan makanan atau
Oeshopagus ludah, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah.Kadang-kadang
ludah berdarah. Nyeri di punggung menunjukkan tanda
perforasi atau mediastinitis. Gangguan nafas dengan gejala
dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea
oleh benda asing.
Pada kasus benda asing di saluran Esofagus dapat dilakukan pemeriksaan
radiologis dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.
Benda asing yang bersifat radioopak dapat dibuat:
Foto Rongent
Segera setelah kejadian, benda asing radiolusen dibuatkan.
Foto Rongent setelah 24 jam kejadian, karena sebelum 24 jam kejadian
belum menunjukkan gambaran radiologis yang berarti. Biasanya setelah
24 jam baru tampak tanda-tanda atelektasis atau emfisema.
Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara
keseluruhan,dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan
adanya
obstruksi parsial.Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk meng
etahui adanya gangguan keseimbangan asam basa, serta tanda-tanda
infeksi saluran napas.
Yaitu berbagai benda asing bisa ditemukan di dalam rektum maupun anus.
Penyebab
Benda yang tertelan (seperti tusuk gigi, tulang ayam, atau tulang ikan), batu
empedu atau gumpalan tinja yang keras bisa tersangkut diantara anus dan
Benda asing rektum.
Benda juga bisa dimasukan dengan sengaja. Obat enema, termometer dan benda
dalam yang dimasukkan untuk rangsangan seksual, bisa tersangkut direktum. Benda
yang lebih besar ini biasanya tersangkut pada pertengahan usus besar.
Rectum dan Gejala
Anus Nyeri hebat yang timbul secara tiba-tiba selama buang air besar, menunjukkan
adanya benda asing yang menembus lapisan rektum atau anus. Biasanya benda
asing ini terdapat di daerah perbatasan antara anus dan rektum. Gejala lain
tergantung pada ukuran dan bentuk benda itu, berapa lama sudah ada di sana dan
apakah ia telah menyebabkan infeksi atau perforasi.
Diagnosa
Pada pemeriksaan colok dubur dengan menggunakan sarung tangan,
akan dapat dirasakan adanya benda asing dalam rektum atau anus.
Pemeriksaan perut, sigmoidoskopi dan foto rontgen, mungkin diperlukan
untuk meyakinkan bahwa dinding usus besar tidak mengalami perforasi.
Pengobatan
Bila pada pemeriksaan colok dubur dapat dirasakan keberadaan benda
asing tersebut, biasanya disuntikkan bius lokal di bawah kulit dan lapisan
anus untuk mematikan rasa di daerah tersebut. Anus kemudian dapat
dilebarkan dengan pelebar anus dan bendanya dapat dijangkau dan
dikeluarkan. Gerakan normal dinding usus besar (peristaltik) biasanya
akan membawa benda asing turun sehingga memungkinkan
dilakukannya pengeluaran benda tersebut.Jika benda asing tersebut tidak
teraba atau tidak dapat diambil melalui anus, maka perlu
dilakukan pembedahan.
Penderita diberi bius lokal atau bius total, sehingga bendanya dapat
diambil dengan lembut melaluianus atau melalui pembedahan pada usus
besar.Setelah benda dikeluarkan, dilakukan sigmoidoskopi untuk
menentukan apakah rektum telah mengalami perforasi atau cedar
lainnya.
Anatomi dan
Fisiologi
System
Pernapasan
a)Benda Asing di Faring
Pada umumnya berupa benda tajam seperti duri ikan dan
tulang. Selain pada farings, juga sering pada tonsil atau pada
daerah antara pangkal lidah dan epiglotis (Valekule Epiglotika). Ini
Prosedur bukan merupakan kasus darurat dan akibatnya tidak fatal,
melainkan hanya menyebabkan kesakitan.
pemeriksaan b) Benda Asing di Laring
pada Saluran Terjadi pada waktu makan dan tersedak. Benda asing bisa masuk
saat seseorang melakukan inspirasi dan ikut masuk. Namun
Pernapasan apabila benda tersebut menyinggung mukosa, maka akan terjadi
batuk. Bila korpal menyangkut di glotis (celah antara pita suara)
dapat berbahaya karena menyebabkan tidak dapat bernapas.
c) Benda Asing di Bronkus
Bronkus kanan lebih sering kemasukkan korpal dibandingkan
Prosedur dengan bronkus kiri. Sebab bronkus kanan memiliki kemiringan
lebih curam dan lubang yang lebih lebar. Trakea tidak tepat berada
pemeriksaan ditengah linea mediana, melainkan lebih condong ke kiri dan
akibat kecuraman tersebut, membuat bronkus kanan lebih lebar.
pada Saluran Untuk mendiagnosis dapat dilakukan anamnesis, auskultasi
bronkus, foto rontgen, dan bronkoskopi.
Pernapasan
1). Persiapan pasien
a). Tidak aada persiapan khusus pasien
b). Instruksikan pasien untuk melepaska benda-benda logam,
plastic dan benda-benda disekitar lengan yang dapat
Prosedur 2).
mengganggu gambaran radiografi
Persiapan alat
pemeriksaan a). Pesawat rontgen
pada Saluran b). Kaset + film 35x35 cm dibagi 2
Pernapasan c). Marker R/L dan marker untuk menandai lubang masuknya
benda asing tersebut
d). Apron
e). Plester
a. TEKNIK RADIOGRAFI THORAK PA
Posisi pasien : berdiri membelakangi berkas sinar
Posisi objek : - MSP tubuh pasien di pertengahan kaset
- ACROMION berjarak 3-5 cm dari tepi atas kaset
- Dagu di letakkan di atas bucky stand
- Tangan bertolak pinggang dan tarik ke depan
- Kedua bahu di atur sama tinggi
Teknik - BATAS ATAS; APEX PULMO