Anda di halaman 1dari 16

Disusun oleh :

Sri Indri
Anisa Barus
Egar Hamdani
Tiansah
Anton
Anneke
Menggugurkan kandungan atau dalam dunia
kedokteran dikenal dengan istilah ”aborsi”, berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel
sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Aborsi
provocatus merupakan istilah lain yang secara resmi dipakai
dalam kalangan kedokteran dan hukum. Ini adalah suatu
proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi
kesempatan untuk bertumbuh.
Macam – macam aborsi
Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu
pengguguran spontan (spontanueous aborsi) dan pengguguran
buatan atau sengaja (aborsi provocatus)
meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa dijelaskan
(C.B. Kusmaryanto, 2002), menguraikan berbagai macam aborsi.
1. Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured Abortion/ Aborsi Prvocatus/
Induced Abortion, yaitu penghentian hasil kehamilan dari rahim sebelum
janin bisa hidup diluar kandungan.
2. Miscarringe/ Keguguran, yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi
hidup di luar kandungan (viabilty).
3. Aborsi Therapeutic/ Medicalis, adalah penghentian kehamilan dengan
indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu, atau tubuhnya yang tidak
bisa dikembalikan.
4. Aborsi Kriminalis, adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa
hidup di luar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik, dan
dilarang oleh hukum.
5. Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk meghindari
kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit ginetis.
6. Aborsi langsung - tak langsung, adalah tindakan (intervensi medis) yang tujuannya
secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam rahim sang ibu. Sedangkan aborsi
tak langsung ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi,
meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam tindakan itu.
7. Selective Abortion. Adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung tidak
memenuhi kriteria yang diiginkan. Aborsi ini banyak dilakukan wanita yang mengadakan
”Pre natal diagnosis” yakni diagnosis janin ketika ia masih ada di dalam kandungan.
8. Embryo reduction (pengurangan embrio), pengguguran janin dengan menyisahkan satu
atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami hambatan perkembangan, atau
bahkan tidak sehat perkembanganya.
9. Partia Birth Abortion, merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah medis dikenal
dengan nama dilation and extaction. Cara ini pertama-tama adalah dengan cara
memberikan obat-obatan kepada wanita hamil, tujuan agar leher rahim terbuka secara
prematur.
Penyebab Tindakan Aborsi
– Umur
– Incest (hubungan seks sedarah) seperti tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh ayah
kepada anaknya.
– Kehamilan tak diinginkan (KTD) seperti hamil diluar nikah
– Adanya penyakit kronis atau indikasi medis yang membahayakan ibu dan janin
– Aktivitas seksual di usia muda
– Kurangnya pengetahuan tentang dampak aborsi
– Perspektif sosiokultural dan agama
– Tingkat pendidikan tentang seksual dan kesehatan reproduksi rendah
– Kurangnya kesadaran masyarakat akan dampak dari aborsi yang tidak aman
– Kontrol keluarga (orang tua) dan kontrol sosial masyarakat yang pada era modern yang
melemah dan berkurang.
Aspek Legal Etik
 Pasal 299 KUHP diatur untuk menjaring orang – orang yang “mengobati”
perempuan/melakukan sesuatu terhadap perempuan dengan memberitahukan
atau menimbulkan harapan bahwa oleh karena perbuatan itu dapat terjadi
pengguguran kandungan. Jika seseorang melakukan pengguguran kandungan
dengan mengharapkan keuntungan, dan bila melakukan kejahatan dalam
jabatannya, maka ia bisa dipecat.
 Pasal 346 KUHP mengatur pidana 4 tahun dapat dikenakan pada perempuan
yang mencari pertolongan aborsi.
 347 KUHP mengatur pidana dikenakan kepada siapa saja yang dengan sengaja
menyebabkan gugur kandungan tanpa seijin perempuan tersebut. Dan bila
perempuan tersebut meninggal dunia, maka hukumnya akan lebih berat lagi
(maksimal 12 tahun).
 Pasal 348 KUHP, mengatur pihak – pihak yang dapat terkena sanksi pidana maksimal 5-6 tahun bila
melakukan pengguguran kandungan dengan seijin perempuan tersebut. Tambahan hukuman dikenakan bila
pengguguran kandungan menyebabkan kematian perempuan tersebut.
 Undang – Undang No.23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut:
“Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya dapat
dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu inipun juga disertai dengan prosedur khususnya
yang diatur dalam ayat 2 pasal ini, seperti indikasi medis, oleh tenaga kesehatan, dengan persetujuan ibu hamil
dan sarana kesehatan tertentu.
 Undang – undang diatas memberikan hukuman pidana yang lebih berat terhadap pelaku aborsi ( maksimal
15 tahun penjara dan denda sebesar 500 juta rupiah).
 Undang – Undang No 36 tahun 2009 pasal 75, pasal 76, pasal 77
Aspek Agama Islam
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman : Kami menurunkan Al-Quran kepadamu
untuk menjelaskan segala sesuatu (QS 16:89). Inilah pandangan Al-Quran terhadap
masalah Aborsi
– Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-
ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman:
‘Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.´(QS 17:70)
– Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah
Allah. Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang
dilakukan dengan tujuan menghentikan kehidupan bayi dalam kandungan tanpa
alasan medis dikenal dengan istilah abortus provokatuskriminalis ’’yang
merupakan tindakan kriminal ± tindakan yang melawan Allah’’ (QS 5:36).
– Sejak kita masih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih
sangat kecild alam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran
menyatakan:´Dia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur
tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.´(QS: 53:32).
– Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang yang
cukup atau takut akan kekurangan uang. Banyak calon ibu yang masih muda
beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau tabungannya
belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk menggugurkan
kandungannya. Alangkah salah pemikirannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan
firman Allah yang bunyinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu
karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan
kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar.”
(QS 17:31).
– Tidak ada kehamilan yang merupakan ‘kecelakaan´ atau kebetulan. Setiap janin
yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia
dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini
tidak terjadi secara kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: ‘Selanjutnya
Kami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur
kandungan. Kemudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi.´ (QS
22:5).
– Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus
hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil
diluar nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap
para pelaku zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW, seperti dikisahkan dalam
Kitab Al-Hudud tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar
nikah untuk menggugurkan kandungannya.
Menurut Fatwa MUI
Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan
ketentuan hukum Aborsi adalah
 Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu
(nidasi).
 Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat.
Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu
yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati. Sedangkan Hajat adalah
suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang
diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
 Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi
adalah Perempuan hamil menderita sakit fisik berat seperti kanker stadium lanjut,
TBC dengan caverna dan penyakit-penyakit fisik berat lainnya yang harus ditetapkan
oleh Tim Dokter.Dalam keadaan di mana kehamilan mengancam nyawa si ibu.
 Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat
membolehkan aborsi adalah:
a. Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir
kelak sulit disembuhkan.
b. Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang
yang di dalamnya terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama.
Kebolehan aborsi sebagaimana dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum
janin berusia 40 hari.
 Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat
zina.
Pendapat kelompok terkait aborsi

Setelah mengetahui bahwa aborsi itu merupakan salah satu tindakan ilegal maka
diharapkan kita sebgai tenaga kesehatan tidak akan pernah melakukannya kecuali dengan
indikasi yang jelas. Suatu prinsip etika yang mendasarialah kita harus menghormati
kehidupan manusia. Jangan pernah mencoba untuk mengorbankan manusia kepada tujuan
yang lain dalam konteks ini yaitu membunuh manusia ataupun janin. Melakukan hal tersebut
tidaklah efisien bagi kesehatan pastinya akan menimbulkan efek samping. Jalan yang baik
adalah konseling ke tempat yang tepat dan benar apabila memiliki trauma yang hebat dan
melakukan terapi dengan teratur.

Anda mungkin juga menyukai