Anda di halaman 1dari 16

Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap
Pengetahuan dan
Pencegahan Faktor Risiko
DM Tipe 2 Pada Remaja di
SMAN 9 Makassar

TENRI OLA
PO.71.4.201.15.1.096
Menurut American Diabetes Association Diabetes Melitus Tipe 2 atau Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh.

Kebiasaan Remaja Dampak Diabetes


Saat ini usia remaja dikenal mulai rawan Peningkatan penderita DM sebagian besar
terkena penyakit Diabetes Melitus (DM) akan terjadi di negara berkembang
karena melakukan pola hidup yang tidak disebabkan karena pertumbuhan
sehat. Antara lain gaya hidup yang tidak penduduk, penuaan, diet tidak sehat,
sehat, mengkonsumsi makanan obesitas, gaya hidup dan kurang
berlemak seperti junk food dan soft beraktivitas fisik (World Health
drink, kurang berolahraga, dan Organization, 2016). Dengan perubahan
kebiasaan merokok juga bisa memicu gaya hidup penduduk modern, penyakit
penyakit Diabetes. Perilaku yang DM mengalami pergeseran yang mana
dilakukan mulai usia remaja dan usia penderita bahkan sudah mengenai
dilakukan sampai dewasa usia dewasa awal yaitu 20 tahun
memungkinkan remaja terkena penyakit (International Diabetes Federation,
DM (CT Diah, S Cahyo, & Martiningsih, 2017).
2014).
2
P R E VA L E N S I

DUNIA ASIA TENGGARA INDONESIA MAKASSAR SMAN 9


Lebih dari 60% laki-laki DM menempati
World Health Menempati peringkat SMAN 9 Makassar
dan 40% perempuan peringkat ke 5 dari
Organization (WHO) keenam di dunia dengan yang terletak di jalan
dengan Diabetes sepuluh penyebab
memperkirakan bahwa prevalensi yakni 10,3 Karunrung Raya No.
meninggal sebelum utama kematian di
secara global 422 juta juta penderita DM dan 15 B ini memiliki
berusia 70 tahun di diperkirakan pada tahun Makassar tahun 2007
orang dewasa berusia di jumlah pelajar kelas
wilayah regional Asia 2045 akan meningkat dengan jumlah
atas 18 tahun yang hidup XI sebanyak 303
Tenggara (World menjadi 16,7 juta sebanyak 65 kasus
dengan Diabetes pada siswa.
Health Organization, penderita. (IDF, 2017). (RISKESDAS).
tahun 2014
2016).

3
Tujuan Khusus
Rumusan Masalah
• Untuk mengetahui pengetahuan
tentang Diabetes Melitus tipe II pada
Berdasarkan latar belakang remaja di SMAN 9 Makassar sebelum
permasalahan yang telah dilakukan intervensi.
dijelaskan maka peneliti • Untuk mengetahui perilaku
merumuskan masalah penelitian pencegahan faktor risiko Diabetes
yakni apakah ada “Pengaruh Melitus tipe II pada remaja di SMAN 9
Pendidikan Kesehatan Terhadap Tujuan Umum Makassar sebelum dilakukan
Pengetahuan Dan Pencegahan intervensi.
Faktor Risiko Diabetes Melitus • Untuk mengetahui pengetahuan
Tipe 2 Pada Remaja Di SMAN 9 Untuk mengetahui adanya tentang Diabetes Melitus tipe II pada
Makassar” ? pengaruh pendidikan kesehatan remaja di SMAN 9 Makassar setelah
terhadap pengetahuan dan dilakukan intervensi.
pencegahan faktor resiko
• Untuk mengetahui perilaku
Diabetes Melitus Tipe II pada
pencegahan faktor risiko Diabetes
remaja di SMAN 9 Makassar. Melitus tipe II pada remaja di SMAN 9
Makassar setelah dilakukan
intervensi.
• Untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan dan pencegahan faktor
risiko Diabetes Melitus tipe II pada
remaja di SMAN 9 Makassar.
4
Ruang Manfaat
Lingkup Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Ruang lingkup dalam
penelitian ini berfokus pada  Terhadap Institusi
kajian ilmiah Diabetes  Terhadap Peneliti
Melitus Tipe 2 Keperawatan 2. Manfaat Praktis
Komunitas.  Terhadap Pelajar
 Terhadap SMA

5
TINJAUAN PUSTAKA
REMAJA DM TIPE 2
Istilah adolescene atau remaja berasal Diabetes Tipe II terjadi akibat penurunan
dari kata latin (adolescere) (kata sensitivitas terhadap insulin (resistensi
bendanya, adolescentia yang berarti
remaja) yang berarti “tumbuh” atau insulin) atau akibat penurunan
“tumbuh menjadi dewasa” (Hurlock, sensitivitas produksi insulin. (Tarwoto,
2012). 2016)

P E N G E TA H U A N PENDIDIKAN KESEHATAN
Pengetahuan adalah hasil Pendidikan kesehatan (Health Education)
adalah proses yang direncanakan dengan
pengindraan manusia, atau hasil sadar untuk menciptakan peluang bagi
tahu seseorang terhadap objek melalui individu-individu untuk senantiasa
indra yang dimilikinya (mata, hidung, belajar dan meningkatkan pengetahuan
telinga, dan sebagainya) dan keterampilannya (life skills) demi
kepentingan kesehatan (Nursalam &
(Notoatmodjo, 2012). Effendi, 2008).

06
Diabetes Melitus

Definisi Patofisiologi Klasifikasi Tanda & Gejala

Diabetes merupakan Pada DM Tipe 2 1. DM Tipe 1 1. Polifagi


serangkaian gangguan masalah utamanya (IDDM) 2. Polidipsi Faktor Risiko
metabolik menahun adalah berhubungan 2. DM Tipe 2 3. Poliuri
akibat pankreas tidak dengan resistensi (NIDDM) 4. BB Menurun
memproduksi cukup insulin dan gangguan 5. Kadar GDP lebih
3. Diabetes
insulin, sehingga sekresi insulin. dari 126 mg/dl
Melitus
menyebabkan Resistensi insulin 6. Kadar GDS lebih
kekurangan insulin menunjukkan
Gestasional dari 200 mg/dl
baik absolut maupun penurunan sensitifitas
relatif, akibatnya jaringan pada insulin.
terjadi peningkatan
konsentrasi glukosa Pendidikan
Kesehatan Pencegahan
dalam darah.

unmodifiable risk modifiable risk


factors factors

Genetik

KERANGKA
Gaya Hidup Pola Makan

1. Kurang olahraga 1. Kurangi makanan


2. Merokok berlemak
3. Konsumsi alkohol 2. Batasi makanan olahan

TEORI
3. Atur porsi makan

Peningkatan Pengetahuan

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

Sumber: (Gripp et al., 2013) , (Tarwoto, 2016) , (Nuari, 2017) , (Soedarsono, 2016)
KERANGKA KONSEP

PENGETAHUAN &
PENDIDIKAN KESEHATAN PENCEGAHAN FAKTOR
RISIKO DM TIPE 2

HIPOTESIS
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Pencegahan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe II Pada Remaja di SMAN 9
Makassar.
2. Hipotesis Nol (H0)
Tidak ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan dan
Pencegahan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe II Pada Remaja di SMAN 9
Makassar.
METODOLOGI PENELITIAN 9

Penelitian ini merupakan Populasi 303 pelajar SMAN 9 KRITERIA SAMPEL


penelitian kuantitatif, dengan Makassar dengan sampel
desain penelitian pre- yang di ambil 55 pelajar KRITERIA INKLUSI :
experimental one group • Pelajar yang aktif sekolah di
pretest-posttest design. SMAN 9 Makassar.
DESAIN PENELITIAN POPULASI & SAMPEL • Pelajar yang berusia 16-17
Upcoming Deposits tahun.
• Pelajar yang bersedia
VARIABEL PENELITIAN TEMPAT & WAKTU PENELITIAN mengikuti kegiatan sampai
Dalam penelitian ini terdapat selesai.
variabel independent (variabel SMAN 9 MKS • Pelajar yang bersedia
bebas) yaitu Pendidikan TEMPAT PENELITIAN menjadi responden.
Kesehatan sedangkan variabel KRITERIA EKSLUSI :
dependent (variabel terikat) yaitu MARET – MEI 2019 Pelajar yang tidak berada
Pengetahuan dan Pencegahan
WAKTU PENELITIAN dilokasi penelitian/sedang
Faktor Risiko DM Tipe II.
sakit.
No Variabel Definisi Alat Ukur Skala Ukur Skor

1. Independent: Upaya yang dilakukan untuk menambah pengetahuan Audiovisual

Pendidikan dan pencegahan faktor risiko Diabetes Melitus Tipe II

Kesehatan pada pelajar.

2. Dependent: Sesuatu pemahaman yang dimiliki oleh pelajar Kuisioner Interval 0-15

Pengetahuan DM terhadap pengetahuan dan pencegahan faktor risiko

Tipe II Diabetes Melitus Tipe II.

3. Dependent: Bentuk pencegahan yang dilakukan pelajar agar Kuisioner Interval 0-60

Pencegahan faktor terhindar dari penyakit. Dalam hal ini meningkatkan

risiko DM Tipe II gaya hidup yang sehat agar terhindar dari Diabetes
10

Melitus Tipe II.


J E N I S & T E K N I K P E N G U M P U L A N DATA

D ATA P R I M E R D ATA S E K U N D E R
Data sekunder adalah data yang diperoleh
Data Primer adalah data yang didapatkan atau dikumpulkan peneliti dari sumber yang
secara langsung oleh peneliti dari sumber telah ada. Data sekunder pada penelitian
datanya. Data primer diperoleh dari ini didapat dari institusi yang bersangkutan,
responden menggunakan kuesioner yang meliputi jumlah siswa kelas XI sebanyak 303
akan diisi oleh responden. siswa. Terdiri dari enam kelas IPA dan tiga
kelas IPS dengan rata-rata siswa perkelas
sebanyak 35 siswa.

11
INSTRUMEN PENELITIAN

KUESIONER AUDIOVISUAL

Kuesioner terdiri dari 2 Pelaksanaan Pendidikan


paket, yaitu paket A dan kesehatan dilakukan
B. Paket A berisi menggunakan
pernyataan dengan audiovisual yang
penilaian Benar: 1, Salah:
0. Paket B berisi dilakukan 2 kali, pertama
pernyataan dengan fokus pengetahuan DM 2
penilaian Tidak pernah: 1, dan yang kedua fokus
Jarang: 2, Sering: 3, pencegahan faktor risiko
Selalu: 4. DM tipe 2.
12
PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN DATA

1. Editing 2. Coding
Melakukan pemeriksaan terhadap Kegiatan pemberian kode numerik
kelengkapan dan kejelasan (angka) terhadap data yang terdiri atas
jawaban kuesioner dan beberapa kategori sebagai petunjuk
penyesuaian data yang diperoleh atau identitas pada suatu informasi atau
dengan kebutuhan penelitian. data yang akan dianalisis.

3. Data Entry 4. Melakukan Teknik Analisis


Kegiatan memasukkan data yang telah Dalam melakukan analisis, khususnya
dikumpulkan ke dalam master tabel atau terhadap data penelitian akan
database komputer, kemudian membuat menggunakan ilmu statistik terapan,
distribusi frekuensi sederhana atau yang disesuaikan dengan tujuan yang
dengan membuat tabel kontigensi. hendak dianalisis.
A N A L I S I S D AT A
A N A L I S I S U N I VA R I AT A N A L I S I S B I VA R I AT
Analisa data bivariat pada penelitian ini
Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan
menggunakan uji hipotesis komparatif
atau mendeskripsikan karakteristik setiap
numerik berpasangan dengan dua kali
variabel penelitian. Untuk data numerik
pengambilan data (pre dan post) dengan
digunakan data nilai rata-rata (mean),
menggunakan Uji T Test untuk mengetahui
median dan standar deviasi. Pada umumnya
adanya perbedaan skor rerata pengetahuan
dalam analisis ini hanya menghasilkan
dan pencegahan faktor risiko DM tipe II
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
(numerik) antara sebelum dan sesudah
variabel (Notoatmodjo, 2012).
dilakukan intervensi (Dahlan, 2010).

14
ETIKA PENELITIAN

Informed Confidential
Anonymity Beneficience Justice
Consent

15
Thank You

Anda mungkin juga menyukai