Anda di halaman 1dari 15

 Tujuan pembelajaran ini adalah agar

pemakai bahasa dapat memahami berbagai


variasi bahasa Indonesia berdasarkan
pemakai, dan pemakaian bahasa.

 Ragam bahasa dapat dikenali menurut


pemakai dan pemakaian bahasa.
 Menurut pemakai bahasa, ragam bahasa
dapat dibedakan menjadi (1) ragam
daerah, (2) ragam pendidikan, dan (3)
ragam sikap pemakai bahasa.

 Dari segi pemakaian bahasa, ragam bahasa


dibedakan menjadi (1) ragam bahasa berdas
pokok persoalan, (2) ragam menurut
sarananya, (3) ragam yang mengalami
gangguan percampuran, dan (4) ragam
berdasarkan situasi pemakaian.
 Ragam Bahasa Menurut Pemakai Bahasa.
Ragam Daerah/Dialek

◦ mBogor, mBandung, mBali, mBanyumas


◦ pendidi’an, tanja’an, kenai’an, tungga’an,
gera’an
◦ thethapi, ithu, pathung, canthik
◦ séméntara, tétapi, séwénang-wénang,
pérgi, lébaran
 Ragam Pendidikan
Pada ujaran orang yang tidak
berpendidikan formal, bunyi f  p
pakultas, pilem, pakir, pirasat

 Ragam Sikap Pemakai Bahasa


Ragam bahasa menurut sikap pemakai
bahasa dapat disebut langgam atau gaya.
Sikap itu dipengaruhi antara lain oleh usia
dan kedudukan lawan bicara, pokok
persoalan yang disampaikan, dan tujuan
penyampaian informasi.
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Pokok Persoalan
Bahasa yang digunakan dalam lingkungan
agama berbeda pula dari bahasa yang
digunakan di lingkungan olah raga, dunia
niaga, jurnalistik, dan militer.

◦zakat, ibadah, kurban, infak


◦wasit, finalti
◦kredit, laba, inflasi, suku bunga
2. Ragam Bahasa Berdasarkan Sarana/Media
Ragam ini dibedakan ke dalam dua
macam, yaitu: (1) ragam bahasa lisan,
dan (2) ragam bahasa tulis.
Contoh pelafalan:

Tidak baku Baku


azas asas
merjer merger
mines minus
ples plus
Perbedaan Ragam Bahasa Lisan dan Tulis
 Bentuk Kata
Ani sedang baca koran (L)
Ani sedang membaca koran (T)

 Struktur Kalimat
Mereka tinggal di kota (L)
Mereka bertempat tinggal di kota (T)
3. Ragam bhs yang mengalami gangguan
percampuran
Lafal Indonesia yang keJawa-Jawaan atau
kesunda-sundaan masih dapat diterima
orang daripada lafal Indonesia yang
keinggris-inggrisan.

4. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaian


Penggunaan bahasa ini terkait dengan situasi,
yaitu situasi resmi dan situasi tidak resmi.
Contoh ragam bahasa berikut ini.
Sesampainya di sekolah, gue menoleh ke kanan dan ke
kiri, mencari sumber kemarahan senior. Tampangnya
pada sangar gitu loh. Bentakannya makin keras, dan
sebelum gue paham penuh, muka seorang senior
sudah persis di depan gue. Gue pikir, ini orang-orang
ngapain sih, kok pada repot amat ngomelin gue. Lalu,
gue disuruh pake sepatu dalam hitungan sepuluh dan
lari berkeliling lapangan. Selama lari saya masih nggak
ngeh dengan keanehan para senior. Believe it or not,
baru besoknya saya nyadar kalau lagi dikerjain sama
senior. Taunya mereka sengaja jam kumpulnya
dimajuin agar ada alasan untuk ngerjain yuniornya. Eh
ngapain lu disitu! Emangnya ada something yang lu
kerjain? Setelah gue amatin, tenyata dia lagi perhatiin
seorang cowok yang dandanannya keren dan modenya
lagi ngetrend. Pantasan dari tadi dia betah banget
nongkrong di situ.
Ia pergi ke kampus akan pinjam buku untuk belajar.
Dalam perjalanan ia berhenti sebentar beli permen
di sebuah warung. Ia sandarkan sepedanya di tepi
jalan dan masuk ke warung tersebut. Di dekat
pintu masuk, ia lihat-lihat stiker dari berbagai
fakultas, kemudian dia ambil salah satu stiker lalu
dibayar.
Di warung tersebut ia ketemu dengan Ardi yang
kemarin jualan kaos di GOR Satria. Ardi yang pakai
kaos merah dan pakai sadal jepit mengajak duduk
untuk ngobrol sebentar. Ia kemukakan niatnya dan
janji akan membantu jualkan kaos kepada teman-
teman di kampus dengan komisi lima prosen.
Dari luar ia dengar Dedy ketawa terkekeh-kekeh
karena lihat sebuah karikatur yang lucu tentang
seorang caleg yang sedang rebutan kursi, dan kursi
itu akhirnya rusak, keduanya guling ke sisi meja
sidang.
 Dalam situasi resmi/formal, penggunaan
bahasa juga harus formal.
 Kata yang seharusnya berimbuhan harus
digunakan secara lengkap unsur
imbuhannya.
 Kata-kata yang tidak baku (ketemu,
ngobrol, ketawa) dihindari, diganti dengan
bentuk kata yang baku.
 Standardisasi bahasa dilakukan terhadap
ejaan, ucapan atau lafal, istilah,
perbendaharaan kata, dan tata bahasa.

 Melihat perkembangan bahasa yang sejalan


dengan perkembangan budaya manusia, maka
perlu dibuat aturan baku untuk mengatur
perkembangan bahasa agar tidak terjadi
kesimpangsiuran di dalam pemakaian bahasa.
 Apa yang dijadikan alat ukur bahasa yang
baik, dan apa alat ukur bahasa yang benar?
 Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa
Indonesia yang pemakaiannya sesuai
dengan situasi, kondisi, dan maksud
pembicaraan.
 Kriteria yang dipakai untuk pemakaian
bahasa yang benar adalah kaidah tata
bahasa yang baku. Kaidah itu meliputi
aspek: (1) tata bunyi (fonologi), (2) tata
bahasa (kata dan kalimat), (3) kosakata
(istilah), (4) ejaan, dan (5) makna.
 Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa
Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan
kaidah tata bahasa yang baku.
 Bahasa yang mengenai sasaran tidak selalu
perlu beragam baku, contoh dalam menawar
barang di pasar.

Anda mungkin juga menyukai