Anda di halaman 1dari 25

BUAH-BUAH ROH

Nama:
ALESSANDRO(X-MIA3/1)
HADRYAN(X-MIA3/7)
HENDY (X-MIA3/8)
HENDY.J(X-MIA3/9)
IMANUEL .H(X-MIA3/11)
STEVEN.T(X-MIA3/29)
Buah Roh
•Dalam Galatia 5:22-23
ditulis 9 buah-buah Roh.
•1. kasih
2. sukacita
3. damai sejahtera
4. kesabaran
5. kemurahan
6. kebaikan
7. kesetiaan
8. kelemahlembutan
9. penguasaan diri
KASIH

Dalam Perjanjian Baru terdapat empat kata yang apabila diterjemahkan berarti Kasih. Keempat kata itu ialah Agape, Philia,
Storge dan eros.
Agape

Agape. Kata agape menunjuk pada kasih yang sifatnya tulus, tidak
mengharapkan balas jasa, dan tidak bersyarat. Kasih Agape rela
mengorbankan dirinya bagi orang yang dikasihi. Rasul
Paulus menjabarkan arti kasih agape ini dalam I Korintus 13: 4-
7 sebagai “Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, ia
tidak memegahkan diri dan tidak sombong…”
Philia

Philia adalah kasih persahabatan atau kasih persaudaraan.


Kasih ini terbatas pada hubungan sahabat dan sifatnya
bersyarat, yaitu akan mengasihi apabila dikasihi,
menghormati apabila dihormati.
Storge

Storge adalah kasih yang timbul karena adanya ikatan keluarga.


Misalnya seorang anak kepada orangtua; kakak kepada adik dan
sebagainya. Kasih ini terbatas pada lingkungan keluarga. Sehingga
bersifat eksklusif dan menutup kemungkinan untuk mengasihi
anggota kelompok yang lain.
Eros

Eros adalah kasih yang bersumber pada daya tarik seksual kepada
jenis kelamin lain. Eros cenderung kepada nafsu syahwat. Puncak
dari kasih eros ini adalah hubungan seksual antara pria dan wanita
dalam ikatan pernikahan. Pada prinsipnya kasih eros ini baik sebab
Allah sendiri yang memberikannya. Eros bukan sesuatu yang najis
tetapi kasih eros dapat menjadi sumber dosa apabila dilepaskan dari
prinsip-prinsip iman kepada Alah.
SUKA CITA

Buah Roh Sukacita diterjemahkan dari kata Yunani ‘Khara’. Menurut I Samuel 2:
1, kehidupan sukacita terjadi karena manusia berlindung kepada Allah. Jadi,
sumber sukacita yang abadi hanya pada Tuhan Allah saja. Oleh sebab itulah,
Paulus dalam suratnya kepada jemaat Roma mengatakan, Semoga Allah, sumber
pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita.”
Ciri dari kehidupan kristen adalah bersukacita. Kita senantiasa bersukacita
karena Kristus Yesus telah mati bagi kita dan Ia telah bangkit. Oleh sebab itu,
kita dapat bersukacita dalam keadaan apa pun (Matius 28: 5-8).
DAMAI SEJAHTERA

Buah Roh “Damai sejahtera” diterjemahkan dari kata ‘Eirene’ (Yunani). Dalam
bahasa ibrani, damai sejahtera diungkapkan dengan kata “Syaloom.” Sebenarnya
damai sejahtera endiri hadir di tangah-tengah umatNya untuk membawa damai-
sejahtera dan keselamatan. Damai sejahtera adalah pemberian istimewa yang
diberikan Tuhan Yesus kepada para pengikutNya (Yohanes 14: 27).
Kehadiran Allah yang membawa damai sejahtera yang penuh selamat bagi
manusia tampak dalam Lukas 2: 1-4. Allah, dalam Yesus Kristus berada di
tengah-tengah kehidupan sejarah umat manusia. Sehingga para malaikat
bernyanyi: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha Tinggi dan damai
sejahtera (eirene) di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya.”
Damai sejahtera yang penuh keselamatan dari Kristus juga nampak dalam
peristiwa kebangkitanNya. Setelah kebangkitanNya, Yesus menyapa para
muridNya dengan sapaan: “Damai sejahtera bagi kamu.” (Yohanes 20:19).
KESABARAN

Buah Roh kesabaran diterjemahkan dari kata Yunani ‘Makrothumia.’


Makrothumia menunjuk kepada sikap kesabaran yang begitu besar dan hati yang
sabar. Sikap seperti ini hanya dapat kita wujudkan apabila kehidupan kita
berakar pada kehidupan pribadi Tuhan sendiri. Sebab Allah adalah Allah yang
panjang sabar dan penuh kasih setia. Sebagaimana Alah sabar terhadap manusia,
maka Paulus menganjurkan, “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan
ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendan
terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
juga demikian” (Kolose 3: 13). Jadi jelas bahwa sikap panjang sabar berkaitan
erat dengan sikap mengampuni.
Sedangkan pengertian sabar dalam menanggung penderitaan
dipergunakan kata ‘Hupomone’. Orang yang mempunyai ‘hupomone
dalam hidupnya tidak akan mudah menyerah, tidak cepat putus asa. Justru
sebaliknya akan mencari jalan keluar dan melihat apa makna di balik
peristiwa yang tengah dihadapinya.
KEMURAHAN

Buah Roh kemurahan diterjemahkan dari kata ‘Khrestotes.’ Pada prinsipnya khrestotes berkaitan
dengan sikap kemurahan Allah. Roma 2:4 menyatakan bahwa maksud kemurahan Allah adalah
menuntun kita kepada sikap pertobatan.
Dengan demikian, kemurahan Allah yang kita terima bukan karena hasil perbuatan baik, jasa,
amal yang kita lakukan tetapi hanya berdasarkan anugerah Alah semata. Hal ini sejajar dengan
apa yang dikatakan Paulus dalam Efesus 2: 8-9, sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan,
itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah…”
Rasul Paulus menasihatkan kita demikian, “…demi kemurahan Allah aku menasijatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan
yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.” Dan kita dipanggil juga untuk
melakukan kemurahan Allah itu di dalam kesukacitaan (Roma 12;8).
KEBAIKAN

Pada dasarnya kebaikan adalah sifat Allah. Dia adalah Sang


Kebaikan itu sendiri. Sehingga hnya Allah saja yang dapat menjadi
sumber kebaikan. Mazmur 31: 20 berkata, “Alangkah limpahnya
kebaikanMu yang telah Kau simpan bagi orang yang takut akan
Engkau…” Bahkan sebenarnya sejarah kehidupan manusia diwarnai
oleh kebaikan Allah. Hal ini dapat kita lihat dari kesaksian Mazmur
65: 12, “Engkau memahkotai tahun dengan kebaikanMu.”
Kebaikan tidak pernah ditujukan kepada diri sendiri. Demikian juga dengan kebaikan
Allah. KebaikanNya selalu ditujukan kepada kita. Jika Allah masih mau
memedulikan orang-orang berdosa itu adalah karena kebaikanNya semata. Kadang ada
orang yang yakin bahwa ia memperoleh keselamatan dari Allah karena perbuatan baiknya.
Sebenarnya, bukan kebaikan kita yang menolong tetapi karena kebaikan Dia kepada kita.
Kita diselamatkan bukan karena kita baik; melainkan karena Dia baik pada kita. Pertobatan
adalah pengakuan bahwa kita sama sekali tidak baik. Sehingga berbalik dari dosa dan
kejahatan kita lalu menyerahkan segenap kehidupan kita kepada Allah. Jadi karena
bertobat orang dapat berbuat baik
KESETIAAN

Buah Roh “kesetiaan” diterjemahkan dari kata Yunani “Pistis”. Kata


pistis selain diterjemahkan dengan kata kesetiaan; juga dapat
diterjemahkan dengan arti “iman”. Kedua arti ini saling
melengkapi. Dengan demikian bila kita berbicara tentang kesetiaan
maka kita harus mengaitkan dengan iman. Sebab tindakan iman baru
dapat terwujud apabila dilandasi oleh sifat kesetiaan.
Allah begitu setia kepada kita, maka sudah sepatutnya apabila kita setia
kepadaNya. Dalam kitab Wahtu 2: 10 terdapat seruan mengajak kita
demikian, “Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan
mengarunikan kepadamu mahkota kehidupan”. Dari kitab Wahyu ini
kita dapat melihat bahwa kesetiaan yang diminta Tuhan adalah
kesetiaan di dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
KELEMAH LEMBUTAN

• Buah Roh “kelemahlembutan” diterjemahkan dari kata Yunani ‘prautes’.


Sering kali sifat kelemahlembutan dipahami sebagai sifat yang lemah dan
tidak tegas. Tetapi dalam Matius 5: 5 Tuhan Yesus mengatakan,
“Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki
bumi.”
Mengapa Yesus mengatakan bahwa orang yang lemah lembut akan memiliki bumi?

Untuk menjawab pertanyaan ini maka kita perlu melihat arti kata lemahlembut (prautes) itu
sendiri. Di dalam kata prautes ini terkandung makna rendah hati, patuh pada kehendak
Allah, tidak sombong untuk menerima teguran dan pengajaran serta dapat mengendalikan
amarah; dan apabila ia marah maka kemarahannya itu tidak untuk kepentingannya
sendiri/kepuasan hatinya tetapi untuk kepentingan orang lain. Sehingga orang tersebut tetap
terpelihara iman percayanya kepada Tuhan.
Dari uraian arti kata lemahlembut sebelumnya maka kita dapat melihat bahwa
memang sudah sewajarnya apabila orang yang lemahlembut dikatakan
memiliki bumi. Kata “memiliki bumi” adalah bahasa kiasan untuk
memperlihatkan bahwa dimana pun orang yang lemahlembut ini berada
kehadirannya diterima dan disambut baik oleh semua orang. Sebab ia adalah
orang yang berprinsip, tegas, rendah hati, mau menerima teguran dan
nasehat orang lain serta rela membimbing orang lain ke jalan yang benar.
PENGUASAAN DIRI

Buah Roh penguasaan diri diterjemahkan dari kata “egkrateia”. Makna pengertian
egkrateia menunjuk pada kemampuan diri untuk menguasai dan mengendalikan
diri sedemikian rupa sehingga tidak membiarkan diri terbawa oleh perasaan dan
tindakan yang tidak terkendali. Dengan demikian, unsur yang dikendalikan adalah
segenap aktivitas kepribadian yang menyangkut akal budi, emosi atau perasaan
dan kehendak atau kemauan. Apabila kita tidak dapat menguasai diri maka kita
akan jatuh ke dalam berbagai perbuatan dosa. Kita akan menjadi manusia yang
kasar dan liar tindakannya. Oleh sebab itulah dalam II Timotius 4: 5 kita
mendengar seruan sebagai berikut, “Kuasailah dirimu dalam segala hal.” Juga
dalam Titus 2: 6 kita mendengar seruan, “…Supaya mereka menguasai diri dalam
segala hal.”
Sekian dan Terima Kasih

Semoga bermanfaat
Mohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan

Anda mungkin juga menyukai