KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN

STRATEGI
PEMBANGUNAN
RUMAH SWADAYA 2020
“Penuntasan Backlog dan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)”

Disampaikan pada acara Sinkronisasi dan Koordinasi

Program Pusat dan Daerah Tahun 2019

Makasar, 25 April 2019

 Tantangan Dalam Penyediaan Perumahan
19%
Permasalahan/Tantangan Jumlah

4% Backlog rumah (Kepemilikan) 11.4 juta

Backlog rumah (Penghunian) 7,6 juta
7% Pertumbuhan kebutuhan 800 rb - 1 jt
70% rumah/tahun
Jumlah RTLH Nasional 3,4 juta

Dapat menimbulkan terjadi

Membangun Sendiri (Swadaya)
Membeli dari bukan pengembang
Membeli dari Pengembang
Lainnya (Warisan, Hibah, dll)
nya perumahan kumuh, jika
tidak dicegah/dikendalikan
Sumber: Renstra Kementerian PUPR 2015-2019
PENANGANAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
Sumber : Data Satu Juta Rumah per 31 Desember 2018

PROGRAM TAHUN TAHUN TAHUN TAHUN

TOTAL
PENANGANAN 2015 2016 2017 2018
BSPS 82.245 97.888 110.019 200.884 491.036
DAK - 10.576 56.975 55.592 123.143
PEMDA 13.746 120.180 136.551 102.391 372.868
TOTAL 95.991 228.644 303.545 358.867 987.047

Data RTLH 3,4 juta dari tahun 2015 hingga 2018

pengurangan terhadap RTLH sejumlah 987.047

SISA RTLH 2.412.953

 Pengertian Rumah Swadaya dan
BSPS
DEFINISI
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
RUMAH (BSPS)
bangunan gedung yang berfungsi
sebagai tempat tinggal yang layak Bantuan Pemerintah bagi MBR untuk mendorong
huni, sarana pembinaan keluarga,
cerminan harkat dan martabat
dan meningkatkan keswadayaan dalam
penghuninya, serta aset bagi peningkatan kualitas rumah dan pembangunan
pemiliknya. (UU 1 Tahun 2011)
baru rumah beserta PSU.
Rumah Swadaya √ Keselamatan Bangunan √ Kesehatan √ Kecukupan Luas
adalah Rumah yang JENIS BENTUK
dibangun atas PKRS PBRS
prakarsa dan
upaya masyarakat.
*UU No. 01 Tahun 2011 tentang Perumahan PENINGKATAN PEMBANGUNAN
dan Kawasan Permukiman KUALITAS BARU UANG BARANG
PRINSIP PELAKSANAAN BSPS

BSPS sebagai bantuan

NAH
BSPS sebagai
Masyarakat sebagai pemerintah untuk pengungkit
P
pelaku utama kesejahteraan keswadayaan
masyarakat. masyarakat.

Tenaga Fasilitator
Kegotongroyongan BSPS tanpa pungutan
Lapangan (TFL)
dan keberkelanjutan biaya.
sebagai pendamping
kegiatan.
masyarakat.

Tepat sasaran, tepat

Output kegiatan:
Tidak melewati tahun prosedur, tepat waktu
rumah layak dan
anggaran. , tepat pemanfaatan,
terhuni.
dan akuntabel.
 Bentuk dan Sumber Keswadayaan

Bentuk – Bentuk Keswadayaan

• Tenaga kerja (tukang/buruh)

• Bahan bangunan

Sumber-Sumber Keswadayaan

• Keluarga Inti
• Keluarga besar (extended family)
• Lingkungan
 Readiness Criteria Usulan BSPS
• Usulan Dari Bupati/Walikota/ Kementerian/ Lembaga
• Usulan dilengkapi lokasi desa/ kelurahan yang
memiliki data RTLH dan kekurangan rumah
(diutamakan dari Basis Data Terpadu TNP2K yang
diverifikasi oleh Pemda atau hasil pendataan
Pemda);
• Jumlah data yang diusulkan minimal 20 unit per
desa/ kelurahan;
• Legalitas tanah calon penerima bantuan/Tidak
dalam sengketa dan sesuai RTRW.
Pertimbangan Alokasi:
a. tingkat kemiskinan di kabupaten/kota;
b. proporsi jumlah RTLH terhadap jumlah
Rumah di kab/kota;
c. proporsi jumlah kekurangan Rumah
terhadap jumlah rumah tangga di
kab/kota;
d. kepedulian pemerintah daerah dalam
bidang perumahan; dan
e. program prioritas Pemerintah Pusat.

1 KRITERIA PENERIMA BANTUAN 5

WNI yang sudah Penghasilan ≤ UM
3
berkeluarga Belum memiliki rumah atau memiliki dan Provinsi
menempati satu-satunya RTLH 6
2
Memiliki atau 4 Berswadaya dan
menguasai tanah Belum pernah memperoleh BSPS atau membentuk KPB
dengan alas hak bantuan pemerintah untuk dengan pernyataan
yang sah program perumahan tanggung renteng
 Jenis dan Besaran Bantuan
BESARAN BANTUAN (Rp.)
JENIS
No KRITERIA/SYARAT Bahan Upah
KEGIATAN Total
Bangunan Kerja
• PB pengganti rumah
Pembangunan
rusak total,
1 Baru Rumah Swadaya 30.000.000,- 5.000.000,- 35.000.000,-
• PB diatas kavling
(PBRS)
tanah matang.
Kondisi rumah tidak layak
huni, Belum memenuhi
persyaratan:
Peningkatan
 Keselamatan
2 Kualitas Rumah Swadaya 15.000.000,- 2.500.000,- 17.500.000,-
bangunan
(PKRS)
 Kesehatan penghuni
 Kecukupan minimum
luas bangunan
• Mengelompok dalam
satu hamparan
• Minimal 15 (lima belas)
3 Pembangunan PSU PSU (jalan dan/atau drainase lingkungan)
unit PB
• Mendapat rekomendasi
dari Dinas
 Kriteria Rumah Tidak Layak Huni
Rumah Tidak memenuhi standar minimal:
NAH
P

1
Persyaratan

2 3
Kecukupan
Keselamatan Kesehatan luas ruang
Bangunan Bangunan 9 m2/orang
 KOMBINASI RUMAH LAYAK HUNI (SDGS)
MEMENUHI
SEMUA
KRITERIA
ALADIN
> 7.2 m2 LAYAK

KETAHANAN LUAS AIR

SANITASI
BANGUNAN BANGUNAN MINUM

TIDAK TIDAK
< 7.2 m2
LAYAK LAYAK
SALAH SATU
BAHAN
LAYAK
ATAU LEBIH,
TIDAK
LAYAK
RUMAH
TIDAK LAYAK RUMAH
HUNI LAYAK HUNI
 CAPAIAN RUMAH LAYAK HUNI NASIONAL TAHUN 2015-2018
100%
90%
89.97% 90.70% 91.55% 91.09%
80% 80.04% Rumah tangga yang
70% 77.47% 78.43% 79.60% 01 menempati rumah
71.78% 73.07% 74.58% layak huni (nasional)
60% 67.95% tahun 2018 hanya
58.92% 61.12% 59.07% 61.29% sebesar 38,30%
50%
38.30%
40% 37.20% 36.58%
34.24%
30% Aspek dengan
02 tingkat kelayakan
20% paling rendah
10% adalah air minum
0%
2015 2016 2017 2018
Rumah Layak Huni Luas Bangunan Fisik Bangunan
Air Minum Sanitasi
Sumber: Susenas 2015 – 2018, diolah
 PROPORSI RUMAH TANGGA BERDASARKAN
KOMBINASI INDIKATOR RUMAH LAYAK HUNI 2017

Sumber:
Susenas 2017, diolah
SYARAT RUMAH LAYAK HUNI
MELALUI KEGIATAN BSPS
 SINERGI PROGRAM
MELALUI KEGIATAN BSPS
YANG TELAH DILAKUKAN
PERPRES NO.56 TAHUN 2018 MENETAPKAN
KSPN 10 KSPN PRIORITAS + 2 LOKASI TAMBAHAN

SETWAPRES/TNP2K PADA RAPAT KOORDINASI

KPPN TINGKAT MENTERI 12 JULI 2017

PERKA BNPP 1/2015: RENDUK PENGELOLAAN

BNPP PERBATASAN NEGARA TAHUN 2015-2019

PULAU-PULAU KEPRES NO.6 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN

PULAU-PULAU KECIL TERLUAR
KECIL

DAERAH PERPRES 131 TH. 2015 TENTANG DAERAH

TERTINGGAL TERTINGGAL

DUKUNGAN KEPUTUSAN DIRJEN CIPTA KARYA

Keterangan: NO. 110/KPTS/DC/2016 TENTANG PENETAPAN
KSPN: Kawasan Strategis Pariwisata Nasional PENCEGAHAN
KPPN: Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional KUMUH LOKASI KOTAKU
BNPP: Badan Nasional Pengelola Perbatasan
 USULAN KEGIATAN
RUMAH SWADAYA TA 2020
Mendukung program penanganan kawasan
Pembangunan Baru kumuh (100-0-100)
Rumah Swadaya
Mendukung pengembangan kawasan destinasi
10.000 Unit wisata (KSPN)
Mendukung percepatan pembangunan
Peningkatan Kualitas kawasan perbatasan
Rumah Swadaya
Mendukung kawasan perdesaan prioritas
218.000 Unit nasional (KPPN)
Mendukung pengembangan Kawasan Pulau-
PSU Pulau Kecil Terluar
Rumah Swadaya
Mendukung Pengembangan Daerah Tertinggal
1.000 Unit
PSU untuk Pembangunan Baru Rumah Swadaya
•Berdasarkan Surat Menteri PUPR Kepada Menteri Keuangan perihal
Usulan Pagu Indikatif Kementerian PUPR Tahun 2020
Berkelompok 1 (satu) Hamparan
 DAK Bidang
Perumahan dan Permukiman

REGULER
Kab/kota yang mendukung penanganan
1
PERUNTUKKAN permukiman kumuh sesuai SK Kawasan
Kumuh yang dikeluarkan oleh Bupati/Walikota
DAK 2020

JENIS
AFIRMASI
2 Kab/kota yang memiliki desa tertinggal,
daerah perbatasan dan pulau kecil terluar
Penanganan Rumah Swadaya
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
Dalam Rp. Juta,-

12000
10,002
10000
8,219
8000

6000 5,381
4,040
4000 2,620
2,173 2,218 2,121
2000
450 81
0 23 0 0
0
Total:
2.173 unit 4.513 unit 8.082 unit 10.437 unit 12.123 unit 37.328 Unit
Rp 32.595 Rp 68.361 Rp 124.442 Rp 158.290 Rp 214.954 Rp. 598,6 M
2015 2016 2017 2018 2019
Pembangunan Baru Rumah Swadaya Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya Dana Alokasi Khusus
 DUKUNGAN PEMDA DALAM PROGRAM BSPS
PROVINSI MAUPUN KABUPATEN/KOTA

1. Updating data rumah tidak layak huni (RTLH) dan kekurangan

rumah (Backlog) per desa/kelurahan (e-RTLH).
2. Sebagai Tim Koordinasi dan Tim Teknis.
3. Penyiapan, pendampingan, dan pemberdayaan masyarakat
penerima manfaat dilakukan pada periode pra pelaksanaan,
saat pelaksanaan, serta pasca pelaksanaan program.
4. Verifikasi calon penerima bantuan sesuai kriteria yang berlaku.
5. Pelaksanaan program perumahan swadaya melalui dana APBD.
6. Penyediaan dana pendampingan dalam APBD untuk pengawas
an dan pengendalian.
 19

TERIMA KASIH
Want big impact?
Setiap
USEorang / keluarga
BIG IMAGE. / rumah tangga Indonesia
berhak menempati Rumah Layak Huni ……….