Anda di halaman 1dari 48

JOURNAL READING

STASE KULIT

Oleh : Gusti Ayu Christin Permata S – 42170110


Pembimbing : dr. Gabriela Erny, Sp. KK
ACTINIC
FLUROURACIL
KERATOSES
ACTINIC
KERATOSIS
ACTINIC KERATOSIS
 Actinic keratosis menggambarkan
dysplasia in situ yang terjadi akibat
paparan sinar matahari.
 Terutama ditemukan pada permukaan
wajah, telinga, kulit kepala, punggung
tangan, dan lengan bawah.
Actinic keratosis biasanya multiple, diskret, rata atau
mengalami peninggian, verrucous atau keratotic, merah,
berpigmen, dan mengalami perubahan warna.

Biasanya permukaannya ditutupi oleh sisik yang menempel,


namun kadang juga lembut dan mengkilat. Pada palpasi
permukaan kasar seperti kertas amplas, dan kadang-kadang
lesi lebih mudah dilihat daripada dirasakan.

Actinic keratosis merupakan lesi epithelial prekanker yang paling sering.


Disebut prekanker karena keratinosit pada lesi terbatas pada epidermis.
Bila dibiarkan tanpa pengobatan, AK dapat berubah menjadi keganasan
kulit yaitu Squamous Cell Carcinoma

Biasanya muncul pada pasien dengan usia diatas 50, namun


bisa juga muncul pada usia 20-an dan 30-an pada pasien yang
tinggal di daerah yang terpapar matahari dan memiliki kulit
putih.
Mata biru, hijau atau
Lansia cokelat muda secara FAKTOR RESIKO
alami
Bekerja dengan zat yang Kulit berbintik-bitnik
mengandung hidrokarbon
aromatik polisiklik (PAH), atau terbakar ketika di
seperti batubara atau tar. bawah dinar matahari

Kulit putih, Warna rambut yang Paparan matahari


pirang atau merah secara alami kronis
SIGN AND SYMPTOM
DIAGNOSIS
SKIN BIOPSI
 Aktinik keratosis dikarakteristikkan oleh
dysplasia dan kelainan bentuk pada
epidermis meliputi :
 Abnormal keratinosit dari lapisan basal (variasi
dalam ukuran dan bentuk)
 Altered cellular polarity
 Nuclear atypia
 Hyperkeratosis dan parakeratosis dari
epidermis
 Iregular acantosis
DIAGNOSIS

FLUORESCENCE
 Fluorosensi dengan menggunakan
obat fotosensitisasi (methyl ester of 5-
aminolevulinic acid, sebuah
protoporfirin) yang biasa digunakan
selama terapi fotodinamik telah
ditujukan sebagai alat diagnosis untuk
keratosis aktinik.
 Area yang terlibat termasuk area kulit
abnormal yang tersembunui,
memancarkan fluorosensi merah
muda dengan lampu kayi atau lampu
terapi fotodinamik.
TERAPI
• Membekukan dengan menggunakan liquid
nitrogen. Ini merupakan treatment yang
Cryotherapy effective yang normalnya tidak
meninggalkan luka namun dapat menjadi
dangat nyeri

• Memerlukan injeksi anestesi local,


Pembedahan kemudian dilakukan actinic keratosis
dihilangkan dengan pisau.
• Fluorouracil merupakan analog dari
5-fluorouracil pirimidin uracil dan berfungsi sebagai
pirimidin antagonis
TERAPI

• Krim topical imiquimod berfungsi sebagaitoll-


like receptor 7 agonis dan menghambat
Imiquimod
proliferasi tumor dengan memodifikasi
respons imun dan menimbulkan apoptosis

• Menginduksi nekrosis dan memproduksi


Ingenol
mediator neutrophil, sitotoksik selular
mebutate
bergantung antibody

• PDT menggunakan fotosensitizer topical,


Photodynamic seperti asam aminolevulinic (ALA) untuk
therapy. menghasilkan oksigen reaktif yang memediasi
penghacuran sel-sel abnormal.
FLUROURACIL
FLUORO URACIL
 Fluorouracil merupakan analog dari pirimidin uracil dan berfungsi sebagai
pirimidin antagonis
 3 mekanisme yang mungkin :

1. Fluorouracil memetabolit fluorodeoxyuridine monophosphate (FdUMP),


bersaing dengan uracil untuk berikatan dengan thymidylate synthetase (TS) dan
kofaktor. Hal ini akan menghasilkan penurunan produksi thymidine dan akan
menurunkan perbaikan dan sintesis DNA yang akan menurunkan proliferasi sel.
Leucovorin (formyltetrahydrofolate, formyl-FH4) meningkatkan fluorouracil
dengan menstabilkan ikatan FdUMP ke TS
 2. hasil metabolit fluorouracil, fluorodeoxyuridine triphosphate (FdUTP),
masuk ke dalam DNA dan menganggu replikasi DNA.
 3. fluorouracil metabolit fluorouridine-5-trifosfat (FUTP) dimasukkan ke dalam
RNA menggantikan uridine triphosphate (UTP), menghasilkan RNA yang
curang dan mengganggu pemrosesan RNA dan sintesis protein.
JOURNAL
INTRODUCTION Morbiditas

Proliferasi
Actinic
ke Biaya
malignansi Keratosis

Quality of
Life
INTRODUCTION
Pengobatan yang biasanya Topical fluorouracil telat
diberikan pada AK adalah terbukti efektif falam
liquid nitrogen atau menurunkan angka AK
electrosurgery, namun dan meningkatkan
pengobatan pada lesi seperti angka penyembuhan AK
topical (contoh : fluorouracil,
dibandingkan dengan
imiquimod, diclofenac, and
ingenol mebutate) digunakan
palsebo, namun
untuk lesi yang multiple penelitian tersebut
dan/atau kulit yang sering hanya mem-follow up
mengalami kerusakan akibat pasien dalam waktu 6
sinar. bulan saja.
TERAPI
Progresi Kualitas FLUOROURACIL
Morbiditas Biaya DALAM
ke SCC hidup
JANGKA LAMA?
METODE
 Partisipan direkrut dari 12 pusat kesehatan.

 Penelitian dilakukan dibawah koordinasi dengan Declaration of Helsinki


Principles, dan seluruh peserta diberikan informed consent yang tertulis
 Penelitian telah disetujui oleh VA Central Institutional Review Board
METODE

KRITERIA INKLUSI

 1. mampu dan mau untuk mengikuti protokol

 2. tidak ada kanker kulit pada saat pemeriksaan fisik


KRITERIA EKSKLUSI Mengikuti terapi untuk Baru saja mengunakan
AK pada wajah dan fluorouracil sistemik
telinga dalam 3 tahun atau oral dalam 3
terakhir. tahun terakhir.

Alergi terhadap Mempunyai defisiensi


sunscreen, dihydropyrimidine
triamcinolone, atau dehydrogenase
fluorouracil enzyme

Menerima
Terpapar arsenic
transplantasi organ
DESIGN PENELITIAN
 Penelitian ini lanjutan dari penelitian sebelumnya yang merupakan
randomized, double-blind, 2-arm trial yang membanfingkan efikasi dari
topical fluorouracil cream 5% vs vehicle control cream pada populasi berisiko
tinggi untuk menurunkan resiko KC.
 Vehicle control cream merupakan cream vanishing dengan bahan inactive
yang sama seperti fluorouracil
DESIGN PENELITIAN
 Pendaftaran dimulai dari juni 2009 sampai September 2011, kemudian
dilakukan follow up sampai dengan juni 2013
 Partisipan dan peneliti bertanggungjawab untuk menghitung jumlah AK pada
setiap kunjungan, namun mereka tidak tahu ke mana mereka ditugaskan.
Secara terpisah ahli kulit dan perawat penelitian memonitor efek samping
dari penelitian selama periode aktif pengobatan.
DESIGN PENELITIAN
 Partisipan diarahkan untuk mengoleskan krim dua kali sehari pada wajah dan
teling selama 4 minggu.
 Mereka mengikuti wawancara melalui telepon atau menerima kunjungan
untuk mengontrol efek samping selama periode pengobatan.
DESIGN PENELITAN
 Efek samping yang dipantau meliputi eritema, pruritus, terbakar, nyeri, kusta,
erosi, scaling, dan pembengkakan.
 Derajat keparahan dinilai perminggu.

 Bila peserta tidak dapat mentoleransi penggunaan dosis 2 kali perhari,


penelitian dihentikan dan diberikan krim triamcinolone selama 5 hari
dioleskan 2 kali sehari.
 Dan bila peserta tetap tidak dapat mentoleransi maka penelitian dihentikan
dan tidak dicatat.
ANALISIS STATISTIK
 Karakteristik dasar dari fluoro uracil dan control cream dibandingkan
menggunakan 2-tailed t test atau chi-square test.
 Parameter yang digunakan adalah : jumlah total AK, jumlah hipertrofik AK,
persetase tanpa AK, dan jumlah spot treatmen AK setiap 6 bulan.
HASIL
 932 partisipan, 468 menggunakan fluorouracil cream 5 %, dan 464
m4nggunakan cream kontrol.
DISSCUSION

 Belum ada penelitian sebelumnya yang membandingnkan antara penggunaan


fluorouracil 5% dengan placebo.
 Penelitian oleh jorizzo et all dan Weiss et all meneliti partisipan dalam
penggunaan fluorouracil krim 0,5% atau vehicle control cream dalam waktu
1,2, dan 4 minggu untuk pengobatan AK pada wajah dan kulit kepala.
 Kedua penelitian melaporkan penurunan jumlah AK pada kelompok
fluorouracil dari pada kelompok kontrol dalam waktu 4 minggu setelah selesai
treatment.
 Penelitian ini menunjukkan penurunan jumlah AK pada fluorouracil grup
sebanyak 73% dan penurunan sejumlah 26 persen pada vechicle cream group
dalam waktu 6 bulan.
 Penurunan dalam jumlah besar pada kontrol grup diasumsikan sebagai karena
penggunaan spot treatment.
 Penelitian ini tidak bisa langsung dibandingkan dengan penelitian sebelumnya
karena penelitian ini menggunakan fluorouracil 5%, meskipun pada penelitian
lain mengatakaan tidak ada perbedaan pada efikasi kedua krim tersebut.
 Penelitian ini mencatat penurunan besar dalam jumlah AK dan peningkatan
dalam pembersihan AK pada grup fluorouracil dari pada kempok kontrol,
meskipun kelompok fluorouracil menerima lebih sedikit spot treatment.
 Jumlah AK yang secara konsisten berkurang mengindikasikan bahwa terapi
pada lesi dengan fluorouracil mencegah terjadinya dan/atau kambuhnya AK di
daerah tersebut.
 Sebagai tambahan, kami menemukan bahwa penggunaan fluorouracil tunggal
dapat efektif dalam menurunkan angka AK pada 6 bulan pertama, penelitian
ini tidak dapat menunjukkan tingkat efektifitas secara keseluruhan selama
durasi pengobatan.
KELEMAHAN PENELITIAN
 Kelemahan penelitian ini adalah AK di diagnosis secara klinis tanpa informasi
histologi. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa ahli kulit tidak sepakat
mengenai diagnosis AK dan mengadakan pertemuan tiap tahunnya untuk
membandingkan dan meninjau diagnosis AK di antara mereka sendiri .
KEUNTUNGAN PENELITIAN
 Desain penelitian ini memiliki keuntungan untuk direalisasikan di praktik
klinis.
KESIMPULAN
 Temuan ini menunjukkan bahwa merawat pasien dengan satu saja
fluorouracil akan mengurangi jumlah perawatan spot berikutnya dan
perawatan manfaat pasien dengan beberapa AKs lebih lamadari 2 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
 https://www.aad.org/public/diseases/scaly-skin/actinic-keratosis#treatment
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4374063/ - Primary Care Review of
Actinic Keratosis and Its Therapeutic Options: A Global Perspective
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4217291/ - Actinic Keratosis
 Update on Field Therapy
 https://calgaryguide.ucalgary.ca/wp-content/uploads/2015/05/Actinic-Keratosis.jpg
 http://www.bad.org.uk/shared/get-file.ashx?id=66&itemtype=document
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4065271/
 http://www.bccancer.bc.ca/drug-database-
site/Drug%20Index/Fluorouracil_monograph.pdf

Anda mungkin juga menyukai