Journal Reading Stase Kulit
Journal Reading Stase Kulit
STASE KULIT
FLUORESCENCE
Fluorosensi dengan menggunakan
obat fotosensitisasi (methyl ester of 5-
aminolevulinic acid, sebuah
protoporfirin) yang biasa digunakan
selama terapi fotodinamik telah
ditujukan sebagai alat diagnosis untuk
keratosis aktinik.
Area yang terlibat termasuk area kulit
abnormal yang tersembunui,
memancarkan fluorosensi merah
muda dengan lampu kayi atau lampu
terapi fotodinamik.
TERAPI
• Membekukan dengan menggunakan liquid
nitrogen. Ini merupakan treatment yang
Cryotherapy effective yang normalnya tidak
meninggalkan luka namun dapat menjadi
dangat nyeri
Proliferasi
Actinic
ke Biaya
malignansi Keratosis
Quality of
Life
INTRODUCTION
Pengobatan yang biasanya Topical fluorouracil telat
diberikan pada AK adalah terbukti efektif falam
liquid nitrogen atau menurunkan angka AK
electrosurgery, namun dan meningkatkan
pengobatan pada lesi seperti angka penyembuhan AK
topical (contoh : fluorouracil,
dibandingkan dengan
imiquimod, diclofenac, and
ingenol mebutate) digunakan
palsebo, namun
untuk lesi yang multiple penelitian tersebut
dan/atau kulit yang sering hanya mem-follow up
mengalami kerusakan akibat pasien dalam waktu 6
sinar. bulan saja.
TERAPI
Progresi Kualitas FLUOROURACIL
Morbiditas Biaya DALAM
ke SCC hidup
JANGKA LAMA?
METODE
Partisipan direkrut dari 12 pusat kesehatan.
KRITERIA INKLUSI
Menerima
Terpapar arsenic
transplantasi organ
DESIGN PENELITIAN
Penelitian ini lanjutan dari penelitian sebelumnya yang merupakan
randomized, double-blind, 2-arm trial yang membanfingkan efikasi dari
topical fluorouracil cream 5% vs vehicle control cream pada populasi berisiko
tinggi untuk menurunkan resiko KC.
Vehicle control cream merupakan cream vanishing dengan bahan inactive
yang sama seperti fluorouracil
DESIGN PENELITIAN
Pendaftaran dimulai dari juni 2009 sampai September 2011, kemudian
dilakukan follow up sampai dengan juni 2013
Partisipan dan peneliti bertanggungjawab untuk menghitung jumlah AK pada
setiap kunjungan, namun mereka tidak tahu ke mana mereka ditugaskan.
Secara terpisah ahli kulit dan perawat penelitian memonitor efek samping
dari penelitian selama periode aktif pengobatan.
DESIGN PENELITIAN
Partisipan diarahkan untuk mengoleskan krim dua kali sehari pada wajah dan
teling selama 4 minggu.
Mereka mengikuti wawancara melalui telepon atau menerima kunjungan
untuk mengontrol efek samping selama periode pengobatan.
DESIGN PENELITAN
Efek samping yang dipantau meliputi eritema, pruritus, terbakar, nyeri, kusta,
erosi, scaling, dan pembengkakan.
Derajat keparahan dinilai perminggu.