Anda di halaman 1dari 25

 Pada bagian ini kita akan

mempertimbangkan sejumlah relative


mineral yang akan membuat clean sand
menjadi lebih komplek.
 Untuk mengidentifikasi mineral-mineral ini
digunakan data-data dari beberapa jenis
log, seperti : Density, neutron, Sonic dan
Spectral Gamma ray.
Pada prinsipnya mineral-mineral utama disini
adalah :
• Sandstone
• Limestone
• Dolomite
• Anhydrite

Sedangkan shale dan sejumlah mineral-mineral lain


dalam jumlah lebih kecil seperti Gypsum, salt,
polyhalite dan sulfur sebagai mineral-mineral
pengganggu
 Identifikasi mineral pembentuk matrik
menjadi penting pada tight formation
dengan beberapa alasan :
◦ Porositas mendekati harga cut-off porosity
◦ Tight formation seringkali dilakukan acidizing
atau acid fracturing. Kedua jenis stimulasi ini
akan berhasil apabila jenis mineral pembentuk
matriknya diketahui.
 Untuk mengidentifikasi kandungan mineral
ini ada 3 metode yang semuanya didasarkan
pada porosity tool, yaitu :
M – N Plot
MID Plot
Litho – Density – Neutron
 M-N Plot ini menggunakan 3 kombinasi dari
ketiga alat pengukur porositas, yaitu Sonic,
Density dan Neutron log.
 Besarnya harga M dan N didefinisikan
dengan persamaan berikut ini :
 t f  t 
M  0.01 
  
 b f 

N
 Nf   N 
 b   f 
dimana :
t = Sonic travel time (sec/ft)
b = Densitas batuan (g/cc)
N = Porositas Neutron (fraksi)

indeks ”f” adalah harga masing-masing untuk fluida.

Lumpur tf (sec/ft) bf (g/cc) Nf (fraksi)

Fresh Water 189 1 1


Salt Water 185 1,1 1
1,1

M – N PLOT GYPSUM

1,0 SECONDARY
POROSITY S
GA R T
O AL
S

0,9

CALCITE
M
0,8 SILIKA
DOLOMITE

0,7 ANHYDRITE

APPROX
0,6 SHALE
REGION

0,5

0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8

N
 Dua segitiga matrik tergambar untuk
kombinasi :
Sandstone – calcite – dolomite
Calcite – dolomite – anhydrite
 LANGKAH KERJA
◦ 1. Siapkan data pendukung :
 • Jenis lumpur yang digunakan
 • Waktu perambatan gelombang suara di dalam fluida t
 • Kerapatan jenis fluida ( f )
 • Porositas neutron fluida ( Nf )
◦ 2. Baca defleksi Log Density ( b ), Log Neutron (
N ) dan Log Sonic (t)
◦ 3. Hitung harga M dan N
◦ 4. Plot harga M dan N pada M-N Plot
 Jika plot M-N jatuh pada garis sisi segitiga, maka
batuan tersebut mempunyai komposisi yang terdiri
atas dua mineral dengan besarnya prosentase
ditentukan oleh letak titik tersebut terhadap
ujung-ujung sisi segitiga tersebut.
 Jika plot M-N jatuh di dalam segitiga maka batuan
tersebut mempunyai komposisi yang terdiri dari
tiga mineral dengan prosentase masing-masing
mineral ditentukan oleh jarak relatif jauh dekatnya
terhadap sudut segitiga yang menyatakan
komposisi tunggal (100%) mineral yang
bersangkutan.
 Jika plot M-N jatuh diluar “mineral triangle”,
penentuan mineral utama pembentuk batuan
ditentukan oleh jarak terdekat terhadap salah satu
sudut “mineral triangle” dan daerah-daerah
tertentu di dalam Gambar 1 tersebut.
 Mid plot (matrix identification plot) adalah
metode lain untuk mengidentifikasi mineral,
dengan menggunakan data log sama
seperti M – N Plot.

 Metode ini didasarkan pada penentuan


apparent matrix density (ma) dan apparent
matrix transit time (tma).
 Keuntungan dari MID plot dibandingkan
dengan M – N Plot adalah :
◦ tidak diperlukan suatu perhitungan
◦ Matrik tidak tergantung pada porositas
Data yang diperlukan :
• densitas batuan (b) dan
• koefisien photoelectric absorpsion (Pe)
dari log litho-density dan
• porosity dari neutron log.

b dan Pe itu sendiri sudah bisa digunakan untuk menentukan


lithology dan porositas apabila hanya ada 2 mineral. Dengan
ditambah Neutron porosity, maka ada 3 mineral yang dapat
diperkirakan.
 Photoelectric absorpsion (U) pada tiap-tiap formasi
diperoleh dari harga b dan Pe, sebagai berikut :

U  Pe .e
dimana :

  b  0.1883 
e     Densitas electron
 1.0704 
Sehingga :

   0.1883 
U  Pe b 
 1.0704 
 Atau pendekatan untuk menentukan ”U” pada
suatu formasi dengan porositas () adalah :

U   .U f  (1   )U ma

dimana : Uf = index absorpsion untuk fluida


Uma = index absorpsion untuk matrik
 Harga “Uma” tidak tergantung pada harga porositas
sehingga dapat disamakan harganya dengan
apparent matrix absorpsion index (Umaa).

(U  U f . )
(U ma ) a 
(1   )
Tabel Harga Koefisien Photoelectric absorpsion
 Langkah Kerja :
 Baca harga N , b dan Pe dari log pada
kedalaman yang di interpretasi.
 Masukkan harga tersebut pada Gambar 6-8 dan
tentukan apparent matrix density (ma)a dan
apparent total porosity (ta).
 Harga Pe, b dan ta dimasukkan ke Gambar 6 –
11 untuk menentukan besarnya (Uma)a.
Gambar/Nomogram ini sebenarnya menyelesaikan
persamaan diatas.
 Setelah harga (ma)a dan (Uma)a didapat,
kemudian dimasukkan ke Gambar 6-10.
 Perkirakan besarnya prosentase dari limestone,
sandstone dan dolomite. Contoh titik “C”
menunjukkan matriknya didominasi oleh dolomite
dan calcite dengan sedikit quartz.

Anda mungkin juga menyukai