Anda di halaman 1dari 74

REPUBLIK

INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN TERKAIT PENYELARASAN RPJMD


DENGAN RPJMN 2015-2019
SERTA DINAMIKA MONEY FOLLOW PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL DAN NAWACITA

Oktorialdi, Ph.D
Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan
Kedeputian Pengembangan Regional
Kementerian PPN/BAPPENAS
Yogyakarta, 1 November 2016

1
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

PENDAHULUAN

22
REPUBLIK
INDONESIA
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH

• Era Otonomi Daerah Saat ini :


• Pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang dilakukan serentak di beberapa daerah;
• Desentralisasi asimetris (keberagaman daerah yang memiliki karakteristik sehingga
pemberlakuan kebijakan desentralisasi tidak dapat diberlakukan sama);
• Pembagian kewenangan dan urusan kepada daerah yang semakin besar;
• Proporsi dana perimbangan (transfer daerah) yang semakin besar dan terus meningkat;

• Permasalahan Yang Dihadapi dalam Pembangunan Daerah Saat ini:


• Pengelolaan potensi daerah yang belum optimal, disisi lain beberapa daerah tidak memiliki
keterbatasan dalam potensi daerah;
• Sumberdaya manusia baik masyarakat maupun aparatur yang rendah;
• Kapasitas fiskal yang masih rendah
• Infrastruktur yang sangat minim dan belum memadai;
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat masih belum terwujud.
• Penyediaan pelayanan publik yang masih minim.

3
REPUBLIK
REPUBLIK
Agenda Prioritas Pembangunan Daerah Dalam Nawa Cita
INDONESIA
INDONESIA

1. Pengurangan kesenjangan antara KBI dan KTI


(Pembangunan bukan Jawa Sentris tapi Indonesia Sentris)
2. Desentralisasi asimetris
3. Penguatan daya saing daerah
4. Peningkatan dana transfer ke pemerintah daerah
5. Peningkatan pelayanan publik
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan
7. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan daerah

44
REPUBLIK
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
INDONESIA

• Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
• Desentralisasi politik  pemilihan kepala daerah secara serentak  pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
• Desentraliasi fiskal  peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
• Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
• Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
• Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
• Kerjasama antar Daerah
• Peran Bappeda sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga kecepatan dan
kualitas pembangunan.
• Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
• Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
• Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.
5
5
KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK
INDONESIA DALAM UU 25 TAHUN 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu


kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat Pusat dan Daerah.

6
6
REPUBLIK
PERAN STRATEGIS DAN MANDAT KEPADA BAPPEDA
INDONESIA

• Menyiapkan dan menyusun


rancangan awal RPJPD, RPJMD,
Pasal 260
dan RKPD, yang akan menjadi
pedoman penyusunan Renstra UU 23/2014 ttg Bappeda mengoordinasikan,
dan Renja SKPD menyinergikan, dan
Pemerintahan mengharmonisasikan
• Mengkoordinasikan penyusunan
rancangan RPJPD, RPJMD dan Daerah Rencana pembangunan
RKPD. Daerah. Dokumen
• Menyelenggarakan Musrenbang perencanaan pembangunan
Jangka Panjang, Jangka
Daerah terdiri atas:
Menengah, dan Tahunan
Daerah.
a. RPJPD;
b. RPJMD; dan

BAPPEDA
• Menyusun rancangan akhir
RPJPD, RPJMD dan RKPD. c. RKPD.
• Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan Susuai UU 25/2004 ttg SPPN
pelaksanaan rencana bertujuan untuk menjamin
pembangunan dari masing-
terciptanya integrasi,
masing pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah sesuai dengan
sinkronisasi, dan sinergi baik
tugas dan kewenangannya. antarDaerah, antarruang,
UU 25/2004 ttg antarwaktu, antarfungsi
• Bappeda menyusun evaluasi
rencana pembangunan Sistem Perencanaan pemerintah maupun antara
berdasarkan hasil evaluasi Pembangunan Pusat dan Daerah
pimpinan Satuan Kerja Nasional
Perangkat Daerah.
7
7
SINERGI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
REPUBLIK
INDONESIA MENURUT UU 25/2004 TENTANG SPPN
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mandat kepada
Bappeda meliputi :
1. Memformulasikan dokumen perencanaan pembangunan di daerah jangka panjang, menengah dan tahunan;
2. Mengoordinasikan, mengharmonisasikan dan menyinergikan perencanaan pembangunan baik yang bersifat
vertikal (antara pusat dan daerah) maupun horizontal (antar OPD);
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah.


Bappeda memiliki peran strategis sebagai mitra Bappenas di daerah untuk menjaga
sinergi perencanaan pembangunan pusat dan daerah, termasuk mengoordinasikan
pencapaian target-target prioritas nasional.

8
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

DASAR PENYELARASAN

99
REPUBLIK
INDONESIA
DASAR HUKUM PENYELARASAN
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “

• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”

• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan
dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam
rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.”

10
REPUBLIK
INDONESIA
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
 Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk
mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
 Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional,
bisa:
 Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan,
politik luar negeri, dll. NKRI
 Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan. RPJM
NASIONAL

 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan,


tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang

PENJABARAN SASARAN

PENCAPAIAN SASARAN
RPJMD
menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan PROVINSI
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari
Kementerian/Lembaga di pusat saja.
RPJMD
 Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak KAB/KOTA
diperlukan.
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua
tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.

11
REPUBLIK
INDONESIA
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN
Tujuan:
• Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
• Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran pembangunan
nasional;
• Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
• Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
• Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
• Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:
• Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi
Kepala Daerah.
12
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

KEBIJAKAN MONEY FOLLOW PROGRAM DENGAN


PENDEKATAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF DAN SPASIAL
UNTUK MENCAPAI SASARAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL

13
13
REPUBLIK
INDONESIA
Pendekatan Substansi Perencanaan
 Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah yang harus
dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya.
 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah,
tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja. Partisipasi
Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan nasional
harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
 Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money
follow program.
 Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial

 Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Nasional/Daerah melalui pelaksanaan multilateral meeting, bilateral meeting atau forum SKPD.

14
14
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
REPUBLIK
INDONESIA INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)
PENGAMANAN PRIORITAS DAN INTEGRASI KEBIJAKAN MELALUI MONEY FOLLOW PROGRAM
Penanganan secara menyeluruh dan
Mengganti pendekatan money follow function
terfokus pada kegiatan yang relevan
menjadi money follow program HOLISTIK
dengan pencapaian tujuan program
TEMATIK
prioritas
Pendanaan langsung mengarah pada kegiatan,
Kegiatan prioritas direncanakan
sasaran hingga lokus tertentu berdasarkan data dan informasi Keterpaduan seluruh kegiatan
yang baik serta lokasi yang jelas TER
Pendanaan meliputi tidak hanya belanja K/L, SPASIAL
yang saling memperkuat dan
sehingga memudahkan proses INTEGRASI selaras dalam mencapai
namun juga Non K/L, Transfer Daerah dan integrasi dan pemantauan sasaran prioritas nasional
Dana Desa, Pembiayaan BUMN dan KPBU kegiatan di lapangan.

PROGRAM KEGIATAN
SEBARAN WILAYAH
PRIORITAS PRIORITAS

15
15
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
REPUBLIK
INDONESIA INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)
CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK
URAIAN MONEY FOLLOW FUNCTION MONEY FOLLOW PROGRAM BENDUNGAN JATI GEDE
 Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L sesuai
Perencanaan Dimulai dari identifikasi Dimulai dari penentuan dengan berdasarkan tusi dan input yang diberikan (pendekatan
Alokasi kebutuhan unit/K/L: program prioritas untuk tusi K/L) .
 Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setiap K/L diluar
Pelaksanaan tusi diturunkan pada unit/K/L
Kem PU PERA tidak melaksanakan kegiatannya.
Dukungan pada prioritas yang terkait  Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana, Kemen PU & PERA
diberikan kewenangan tidak hanya pembangunan infrastruktur
waduk namun juga resettlement (pendekatan program)
Realokasi Kaku karena sekat organisasi Lebih mudah dilakukan
 Proyek diresmikan tahun 2015
anggaran dengan sasarannya masing- karena di arahkan untuk
masing pencapaian sasaran program

Pelaksanaan  Penanggung jawab ada di  Kebijakan kebih mudah IMPLEMETASI MONEY FOLLOW PROGRAM DI PAGU
anggaran masing-masing unit diintegrasikan karena INDIKATIF 2017
• Terjadi realokasi antar K/L untuk mengamankan
 Berpotensi tidak terintegrasi kontrol pada program
prioritas dan pemenuhan amanat perundangan
satu sama lainnya prioritas • Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L mengalami
(kebijakan, spasial maupun  Dapat ditunjuk kenaikan belanja Non Operasionalnya,
urutan pembangunan) penanggung jawab sedangkan 59 K/L mengalami penurunan di
kegiatan yang bersifat banding APBN 2016
lintas unit

16
16
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN
REPUBLIK
INDONESIA
SPASIAL

Multilateral Bilateral Musrenbang Trilateral


PENDEKATAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN Meeting Meeting Meeting
Kab/Kota, Provinsi, Nasional
Holistik - Tematik Terintegrasi Spasial
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)
PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN

Sasaran Arah Kebijakan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan


Pembangunan • Kebijakan menyeluruh 1. Memberikan kemudahan dan 1. Tidak ada tumpang tindih
• Fokus pada pencapaian setiap prioritas nasional mengurangi beban masyarakat fungsi/kewenangan
prioritas nasional • Mainstreaming Revolusi 2. Mendorong potensi kreatif 2. Tata kelola dan hubungan kerja yang
Mental dalam arah 3. Mendorong efektivitas dan efisiensi sinergis antarfungsi/kewenangan
kebijakan prioritas nasional 4. Memiliki nilai tambah atau insentif 3. Tersedianya ASN yang profesional
Kejelasan Pelaksana Kegiatan 4. Memberikan daya ungkit terhadap
Kerangka Kewilayahan
pencapaian hasil
• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda, Swasta) 1.Setiap kegiatan memiliki lokasi yang jelas
• Memiliki indikator yang jelas dan terukur
• Tahapan kegiatan prioritas
(koordinat)
2.Keterkaitan lokasi dalam mencapai sasaran
Kejelasan Sumber Pembiayaan program prioritas (waduk-irigasi-sawah,
• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, PMN, dan KEK-jalan-pelabuhan-listrik)
KPS 3.Distribusi kegiatan antarwilayah
• Kebijakan baru alokasi DAK
17
17
REPUBLIK
INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PRIORITAS NASIONAL DALAM


RKP 2017

18
REPUBLIK
PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017
INDONESIA

 RKP 2017 ditetapkan melalui Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.
 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 memuat :
 Bab 1. Pendahuluan
 Bab 2. Tema dan Sasaran Pembangunan Nasional
 Bab 3. Prioritas Pembangunan Nasional
 Bab 4. Pembangunan Bidang
 Bab 5. Ekonomi Makro, Pembangunan Wilayah,
dan Pendanaan
 Bab 6. Kaidah Pelaksanaan
 Bab 7. Penutup

 RKP 2017 menjadi pedoman bagi :


 Pemeritah dalam menyusun RAPBN 2017
 Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga Tahun 2017
 Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2017.
19
19
REPUBLIK
KETERKAITAN RPJPN 2005-2025, RPJMN 2015-2019 dan RKP 2017
INDONESIA

Visi Pembangunan 2005-2025


INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017 :
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk
Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi
Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah”

 Berdasarkan pelaksanaan pencapaian dan sebagai


keberlanjutan dari RKP 2015 dan RKP 2016
 Kesesuaian dengan tema RPJMN-3 (2015-2019):
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di
berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya
saing kompetitif perekonomian berlandaskan
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019: keunggulan SDA dan SDM berkualitas, serta
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-royong"
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
 Penekanan pada pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: infrastruktur.
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. DIJABARKAN KE DALAM 23 PRIORITAS NASIONAL
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan Masing-masing dengan Sasaran dan Arah Kebijakan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 20
20
REPUBLIK
PRIORITAS NASIONAL RKP 2017
INDONESIA

Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Pemerataan dan Pembangunan
Manusia dan Politik, Hukum &
Sektor Unggulan Kewilayahan Ekonomi
Masyarakat Hankam

1. Revolusi Mental 5. Kedaulatan Pangan 10. Antar Kelompok 17. Reformasi Regulasi, 21. Perbaikan Iklim
6. Maritim dan Pendapatan Kepastian dan Investasi dan
2. Kesehatan
Kelautan 11. Reforma Agraria Penegakan Hukum Iklim Usaha
3. Pendidikan
7. Kedaulatan Energi 12. Daerah 18. Stabilitas 22. Peningkatan
4. Perumahan dan Keamanan dan Ekspor Nonmigas
8. Pembangunan Perbatasan
Permukiman Ketertiban
Pariwisata 13. Daerah Tertinggal 23. Reformasi Fiskal
19. Konsolidasi
9. Percepatan 14. Desa dan Demokrasi dan
Pertumbuhan Kawasan Pedesaan Efektivitas
Industri dan 15. Perkotaan Diplomasi
Kawasan Ekonomi
(KEK) 16. Konektivitas 20. Reformasi Birokrasi

21
21
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan

22
22
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA KESEHATAN (1/3)

23
23
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA KESEHATAN (2/3)

24
24
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA
KESEHATAN (3/3)

25
25
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan

26
26
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PENDIDIKAN (1/2)

27
27
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PENDIDIKAN (2/2)
Sasaran Umum

28
28
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

29
29
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (1/2)

30
30
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (2/2)

31
31
Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata

32
32
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PARIWISATA (1/2)
INDONESIA

33
33
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PARIWISATA (2/2)
INDONESIA

34
34
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Antar Kelompok Pendapatan

35
35
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (1/2)

36
36
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (2/2)

37
37
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Konektivitas

38
38
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONEKTIVITAS (1/2)

39
39
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONEKTIVITAS (2/2)

40
40
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

41
41
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2018:
REPUBLIK
INDONESIA
PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pendekatan Substansi Perencanaan
“HITS”

SASARAN YANG INGIN DITUJU


MELALUI PENDEKATAN HITS
I. INTEGRASI SUBSTANSI
(Hulu-Hilir/Holistik)

II. INTEGRASI SPASIAL


(Keterkaitan kegiatan dalam suatu lokasi)
Holistik, Integratif, Tematik
dan III. PEMBAGIAN KEWENANGAN
Spasial (Kerangka Kelembagaan)
(antar K/L, Provinsi, Kab/Kota)

IV. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN


(Kerangka Pendanaan)
(K/L, APBD, DAK, PNM, KPS)

42
42
REPUBLIK
INDONESIA
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Pengertian

Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah 2018


2017
Yang telah dilakukan : Yang perlu dilakukan:
• Menterjemahkan Nawacita ke dalam Strategi Pembangunan • Melakukan “integrasi substansi “ yaitu melakukan penajaman tema atau
(Dimensi Pembangunan, Kondisi Perlu dan Faktor Pendorong topik prioritas nasional pembangunan  lebih terstruktur dan
Pertumbuhan Ekonomi) komprehensif.
• Menjabarkan strategi pembangunan ke dalam Prioritas Nasional • Integrasi Substansi tema atau topik prioritas nasional secara
• Implementasi Arahan Money Follow Program  pendekatan holisik/komprehensif dari hulu ke hilir
“HITS” • “Intergrasi substansi” memetakan ke dalam tahapan
• Menterjemahkan Prioritas Nasional ke dalam Program persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan tahapan pengembangan.
Prioritas beserta sasarannya • “Integrasi substansi” menjadi penting untuk dapat memastikan tahapan
• Menterjemahkan Program Prioritas ke dalam Kegiatan persiapan telah berjalan dengan baik sebelum tahapan pelaksanaan. Serta
Prioritas beserta sasarannya dan Penanggungjawabnya. memastikan tahap persiapan dan pelaksanaan telah berjalan dengan baik
• Memetakan lokasi pelaksanaan pembangunan.
sebelum tahap pengembangan.
• Menetapkan kegiatan, sasaran dan indikator di setiap kegiatan.

Tahap Tahap
Hulu Persiapan/Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Pengembangan/Monev
Hilir

 Penetapan Kegiatan di setiap tahapan


 Penetapan Sasaran di setiap tahapan
 Penetapan Indikator di setiap tahapan
43
43
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Contoh 1
REPUBLIK
INDONESIA
PN: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas: Produksi Padi dan Pangan Lainnya
Tahapan Tahapan Tahapan
Persiapan/Perencanaan : Pelaksanaan Pengembangan
Hulu Hilir
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Perbaikan Pengendalian Optimasi dan Rehabilitas dan Perluasan Pencetakan Bantuan alat Reformasi subsidi Peningkatan Teknologi
statistik konversi Pemulihan Jaringan Irigasi sawah baru dan mesin pupuk dan benih Pengetahuan peningkatan
(data dan lahan padi dan Rehabilitasi DAS Hulu, dan pertanian serta dan Ketrampilan Produktivitas
Kesuburan Lahan
informasi) sertifikasi - Pemanfaatan
Pembangunan Waduk Perluasan - Penyaluran Pengembangan Pertanian Pertanian
Pertanian Lahan (PRONA) lahan dan Embung areal pangan alat Desa Mandiri Benih - Pelatihan - Intensifikasi
(Badan Pusat - Sertifikasi tanah rawa/gambut - Jaringan irigasi/drainase lain pertanian - Jumlah pupuk Pertanian padi
Statistik, pertanian - Pemanfaatan sudah dibangun atau (Kemen. (Kemen. bersubsidi yang Perdesaan - Penanaman
Kemen. - Informasi lahan di bawah akan dibangun yang Pertanian, Pertanian) disalurkan - Penyuluhan Padi organik
Pertanian, Geospasial tegakan hutan selesainya bersamaan Kemen LHK, - Desa Mandiri pertanian - Desa pertanian
dan Badan Tematik (IGT) luas - Teknologi dengan selesainya Pemerintah Benih - SMK Pertanian Organik
Informasi baku sawah. kesuburan sawah Daerah) (KSP, Kemen. (Kemen. (Kemen.
Geospasial) (Kemen ATR, lahan. dicetak kecuali sawah Keuangan Pertanian, Pertanian,
Kemen. Pertanian, tadah hujan. Kemen. Kemen Diknas, LAPAN, BPPT,
(Kemen.
BIG, Pemda) (Kementan, Kemen.PU Pertanian) Pemda) BATAN, LIPI)
Pertanian, Kemen
LHK, BPPT)
dan Pera, Pemerintah
Daerah)

Hulu Tahapan Perencanaan Cetak Sawah Baru Hilir


a b c d
Pencadangan Informasi Pelaksanaan cetak
Survey Calon Petani
Lahan Hutan Iklim sawah
Calon Lokasi
Untuk (BMKG) - pencetakan sawah
- Calon lokasi tidak
tumpang tindih Pertanian baru, ditujukan
dengan program/ - Air tersedia untuk peningkatan
proyek lain dan atau cukup untuk produksi padi.
program/proyek menjamin (Kemen.
sejenis di tahun pertumbuhan Pertanian, Pemda)
sebelumnya. padi
- Petani ada dan berdomisili sekurang-
di desa calon lokasi atau kurangnya
berdekatan dengan calon satu kali
lokasi serta berkeinginan dalam
untuk bersawah. setahun.
44
44
CONTOH PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
REPUBLIK
INDONESIA (WHO DOING WHAT?) (1/2)
T A H A P A N P E R S I A P A N / P E R E N C A N A A N TAHAPAN PELAKSANAAN
Perbaikan statistik Pencadangan Lahan Pengendalian konversi Optimasi dan Informasi Iklim Rehabilitas dan Perluasan Jaringan Pencetakan sawah baru dan
KEGIATAN (data & informasi) Survey Calon Petani
Hutan lahan padi dan sertifikasi Pemulihan Irigasi Rehabilitasi DAS Hulu, Perluasan areal pangan lain
PRIORITAS Pertanian Calon Lokasi Pembangunan Waduk dan Embung
Untuk Pertanian lahan -PRONA Kesuburan Lahan
• Badan Pusat • Kementerian • Kementerian LH • Kemen Agraria dan • Kemen. Pertanian, • BMKG • Kementan, Kemen.PU dan
Statistik, Pertanian dan Kehutanan Tata Ruang , Kemen. Kemen LHK, BPPT) Pera, Pemerintah Daerah
Kementerian Kementerian Pertanian, Badan
/Lembaga Pertanian dan Badan Informasi Geospasial,
Informasi Pemda
Geospasial

• Satu referensi data • Luas lahan potensi • pemanfaatan dan • Pra sertifikasi lahan • Pemanfaatan lahan • Informasi iklim - Pembangunan
dan peta untuk cetak sawah baru pencadangan tanah pertanian kepada rawa/gambut yang akurat untuk waduk/bendungan, embung,
perencanaan di (Ha) sumber daya alam petani • Pemanfaatan lahan mendukung jaringan irigasi serta
Sasaran bidang pertanian (one (potensi jasa di bawah tegakan pertanian. rehabilitasi jaringan irigasi dan
Kegiatan data dan one map regulator air dan hutan irigasi tersier untuk
policies) jasa penyimpan air) • Teknologi kesuburan mendukung sasaran
lahan. kedaulatan pangan

Indikator Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama :
• Data produksi sawah • Jumlah penetapan • Peta Daya Dukung • Jumlah sertifikasi lahan • Luas Pemanfaatan • Model perkiraan • Pembangunan waduk
Kegiatan dan pangan lainnya dan desain lokasi Daya Tampung iklim dengan /bendungan (jumlah waduk)
(penentuan pertanian (ribu persil) lahan rawa/gambut
• Rehabilitasi dan
indikator utama
adalah indikator
per provinsi (Ton)
• Peta potensi cetak
yang layak untuk
cetak sawah baru
Lingkungan Hidup
per Provinsi (Jumlah Indikator pendukung:
(Ha)
• Luas Pemanfaatan
resolusi 10 km
(jumlah model) pembangunan jaringan itigasi pelaksanaan
sawah per Provinsi. dengan peta) • Jumlah review audit • Layanan informasi tersier (Ha)
yang mendukung
Agenda Nawa Cita (peta Provinsi) pertimbangan lahan (dok)
lahan di bawah
tegakan hutan (Ha) iklim per provinsi • Pembangunan jaringan irigasi cetak
(indikator sasaran lokasi dan adanya • Verifikasi luas baku • Teknologi kesuburan dengan tingkat baru (Ha)
umum)) Indikator Pendukung :
• Data lainnya di
petani per lahan sawah provinsi lahan (Unit) akurasi 65%-75% • Pembangunan embung (Ha) sawah baru
Provinsi (Jumlah (Jumlah Provinsi) (Jumlah Provinsi) • Rehabilitasi jaringan irigasi
bidang pertanian
Provinsi) (Ha)
(fokus statistik
produksi, konsumsi,
harga, usaha tani)

Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu


1) intensifikasi dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), provitas sawah-sawah eksisting; dan
2) penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru)
Bagian tahapan dengan background warna biru merupakan tahapan yang dilakukan apabila peningkatan produksi padi dan pangan lainnya dilakukan
melalui penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru). 45
CONTOH PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
REPUBLIK
INDONESIA (WHO DOING WHAT?) (2/2)
TAHAPAN PELAKSANAAN TAHAPAN PENGEMBANGAN
Peningkatan Pengetahuan
What Next ?
KEGIATAN Bantuan alat dan Reformasi subsidi pupuk dan Teknologi peningkatan
mesin pertanian benih serta Pengembangan Desa dan Ketrampilan Pertanian Produktivitas Pertanian
PRIORITAS Integrasi substansi juga dilakukan dengan Program
Mandiri Benih
Prioritas lainnya di Kedaulatan Pangan :
• Kementerian • Kementerian • Kemen. Pertanian, Kemen • Kemen. Pertanian, LAPAN,
pertanian keuangan, KSP,
1. Peningkatan Mutu Pangan, Kualitas Konsumsi Pangan
Diknas, Pemda BPPT, BATAN, LIPI
Kementerian Kementerian dan Gizi Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap
/Lembaga Pertanian Pengembangan}
2. Kelancaran Distribusi Pangan dan Akses Pangan
Masyarakat. {Misal : Integrasi dengan Tahap
• Tersedianya alat • Tersalurkannya subsidi pupuk • Meningkatnya ketrampilan • Penerapan teknologi tepat Pelaksanaan}
pertanian untuk dan benih pertanian untuk dan pengetahuan petani di guna pertanian untnuk
Sasaran mendukung mendukung peningkatan bidang pertanian meningkatkan produktivitas
3. Penanganan Gangguan terhadap Produksi Pangan.
Kegiatan peningkatan produksi produksi padi dan pangan pertanian. {Misal : Integrasi dengan Tahap Pengembangan}
padi dan pangan lainnya.
lainnya. • Terbangunnya Desa Mandiri
Benih
Penetapan secara spasial (Provinsi/Kabupaten /Kota)
sebagai lokasi peningkatan produksi padi dan pangan
Indikator Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama :
• Jumlah alat • Jumlah pupuk dan benih yang • Jumlah Sertifikasi profesi di • Jumlah penanaman padi
lainnya serta sasaran utama dan sasaran perkegiatan.
Kegiatan pertanian yang tersalurkan (ton) bidang pertanian (jumlah Contoh :
(penentuan organik (Ha)
disalurkan (unit) • Jumlah Desa MandiriBenih orang) • Intensifikasi padi dan Kedaulatan Pangan Provinsi Sumatera Selatan
indikator utama
adalah indikator (desa) • Jumlah Penyelenggaraan pangan lainnya (Ha)
yang mendukung penyuluhan di bidang • Jumlah desa pertanian
Sasaran Utama/Umum :
Agenda Nawa Cita pertanian (Unit Badan organik (desa) Peningkatan Produksi Padi : 12,8 juta ton
(indikator sasaran Penyuluhan Pertanian di Pembangunan Waduk/Bendungan Waduk Komering II
umum)) Kecamatan)
• Bantuan Praktek di Bidang Sasaran Kegiatan :
Pertanian untuk SMK Cetak Sawah Baru : 13,700 Ha sawah baru
Pertanian (jumlah siswa) Desa Mandiri Benih : 125 desa mandiri benih
Bantuan praktek pertanian : 521 siswa SMK Pertanian
dan seterusnya.
Tujuan Integrasi Substansi adalah untuk melihat keterpaduan dan keterhubungan dilihat dari:
• Kegiatan (Keterkaitan satu kegiatan dgn kegiatan lainnya (dari hulu sampai dengan hilir)
• Sasaran (Sasaran yang saling mendukung antar kegiatan. Pencapaian sasaran pada tahapan sebelumnya menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
selanjutnya untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan).
• Indikator (Indikator yang jelas dan terukur)
46
II. INTEGRASI SPASIAL:
REPUBLIK
INDONESIA
Kesiapan secara Spasial

Peta Indikasi Jasa


Ekosistem Tinggi
Ekoregion Jawa Jasa ekosistem penyedia dan penyimpan air bernilai tinggi dicirikan
dan terdistribusi pada
kondisi ekoregion yang mempunyai morfologi dataran dengan hasil
pembentukan bumi
yang dipengaruhi oleh proses bekerjanya sungai dan solusional-
karst yaitu Dataran Fluvial dan
Dataran dan Perbukitan Solusional Karst dengan tutupan kondisi
lahan adalah sawah dan hutan lahan kering

Jasa ekosistem pengatur tata air


dan pengendali
banjir bernilai tinggi dicirikan dan
terdistribusi pada
kondisi ekoregion bermorfologi
pegunungan dan
perbukitan dengan hasil
pembentukan bumi yang
dipengaruhi oleh proses
pembentukan gunungapi
yaitu Pegunungan Vulkanik dan
Perbukitan Vulkanik
dengan kondisi tutupan lahan
adalah hutan lahan kering

47
47
II. INTEGRASI SPASIAL:
REPUBLIK
INDONESIA
Keterkaitan Fungsional Lokasi dari Kegiatan dan Sasaran

Provinsi DI Yogyakarta
Tujuan Integrasi Spasial Sawah yang jaringan irigasi tersiernya Sleman
dibangun/direhabilitasi 3500 Ha
• Menjabarkan sasaran nasional ke daerah Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan D.I. Kalibawang 350 Ha
(Provinsi, Kabupaten dan Kota). pascasertifikasi 2000 Ha
• Memastikan seluruh proses tahapan yang telah
Review hasil audit lahan pertanian 5 Review
disusun dari hulu ke hilir terlaksana di setiap
Bantuan Alat dan Mesin Pertanian 527 Unit
lokasi (khususnya daerah yang menjadi lokasi
cetak sawah baru). Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 91850 Pupuk

• Jika ada satu tahapan yang terlewatkan di daerah


lokasi cetak sawah baru, maka akan lebih mudah
diketahui sehingga beberapa permasalahan Kulon Progo

dapat dihindari, misalnya : Rehabilitasi Jaringan Irigasi


D.I. Kalibawang 350 Ha
• Dilakukannya pembangunan waduk atau bendungan,
sementara di lokasi tersebut tidak ada rencana
pengembangan sawah (tidak memiliki potensi jasa
regulator air dan jasa penyimpan air atau tidak ada
calon petani).
• Peningkatan penyaluran alat pertanian dan subsidi
benih, sementara di lokasi tersebut pembangunan
bendungan/waduk dialihkan, ditunda atau belumm Sawah dan Ladang
selesai dibangun. Pertanian Lainnya Gunung Kidul
• Sementara daerah yang bukan lokasi cetak
Cetaki Sawah Baru
sawah baru hanya perlu dipastikan pelaksanaan
Cetak Sawah Baru 50 Ha
kegiatan pada tahapan-tahapan berikutnya.

48
48
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi

Banyak Sasaran dalam RPJMN 2015-2019 untuk pencapaiannya melibatkan Pemerintah


Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota sesuai dengan kewenangannya.

Pangan
Sasaran/ Kawasan Kesehatan
(Pembangunan dan
Kewenangan Industri/KEK (Hidup Sehat)
Rehab Irigasi)

Jalan Nasional,
Kebijakan
Pusat > 3000 ha Bandara,
Pelabuhan, KA Antar K/L

Jalan Provinsi, Perda Anti


Provinsi 1000-3000 ha SMK Rokok

Jalan Kabupaten, Lapangan OR,


Kab/Kota <1000 ha Tanah, Badan
Taman-Taman
Pengelola

49
49
III. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
REPUBLIK
INDONESIA
(Belanja K/L, APBD, Transfer Daerah, PNM, KPS, Swasta)
Ilustrasi Usulan DAK
Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.
Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar.
Kebutuhan Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2017
• Sesuai dengan Kewenangan
akan berimplikasi pada
sumber pendanaan.
• Kekurangan Pendanaan bagi
Daerah bisa diusulkan
melalui Dana Transfer
Daerah (DAK)
• Bisa juga dilakukan dengan
kerjasama dengan swasta
(KPS)
• Memberikan tambahan
modal ke BUMN/BUMD Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp. 45.665,64 juta
Kemampuan Pendanaan APBD = Rp. 25.000,00 juta
Dibiayai melalui DAK Penugasan Rp. 20.665,64 juta

DAK Penugasan
Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan
menu terbatas dan lokus yang ditentukan 50
50
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

PENDAKATAN PENYELARASAN RPJMD


DENGAN RPJMN 2015-2019

51
51
REPUBLIK
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN NASIONAL
INDONESIA

DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)

MISI

NAWACITA

DIMENSI PEMBANGUNAN DOMAIN


+ Faktor Pendukung PERENCANAAN
Pertumbuhan Ekonomi

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


MULTILATERAL
MEETING
PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
PROGRAM
KEGIATAN PRIORITAS

PENYEDERHANAAN DOMAIN PROGRAM & KEGIATAN KL dan


BILATERAL MEETING NOMENKLATUR URUSAN PEMERINTAHAN SKPD
PELAKSANAAN

52
REPUBLIK
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN DAERAH
INDONESIA

DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)

MISI

PROGRAM KDH

TUJUAN DAN SASARAN DOMAIN PERENCANAAN

STRATEGI DAN ARAH


MULTILATERAL KEBIJAKAN
MEETING
PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS

PENYEDERHANAAN Program dan Kegiatan Perangkat Daerah


NOMENKLATUR dan Lintas Perangkat Daerah
BILATERAL MEETING
DOMAIN PELAKSANAAN

53
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
REPUBLIK
INDONESIA
NASIONAL DAN DAERAH

DOMAIN POLITIK (GIVEN) DOMAIN POLITIK (GIVEN)


VISI VISI

MISI
MISI

NAWACITA
PROGRAM KDH

DOMAIN PERENCANAAN DIMENSI PEMBANGUNAN


Kondisi Perlu + Faktor
TUJUAN & SASARAN Pendukung Pertumbuhan
Ekonomi

STRATEGI & STRATEGI & ARAH


MULTILATERAL ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN
MULTILATERAL
MEETING/FORUM
MEETING
PERANGKAT DAERAH PROGRAM PRIORITAS PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS
PROGRAM

BILATERAL MEETING/ URUSAN PEMERINTAHAN


PENYEDERHANAAN PROGRAM & KEGIATAN
FORUM PERANGKAT NOMENKLATUR serta PROGRAM DAN KEGIATAN Kementerian/Lembaga BILATERAL MEETING
PERANGKAT DAERAH
DAERAH
DOMAIN PELAKSANAAN

Daerah Nasional
54
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

STRATEGI PENYELARASAN RPJMD


DENGAN RPJMN 2015-2019

55
55
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (1/5)
INDONESIA

Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan RPJMN


2015-2019 terbagi beberapa strategi, yaitu;
1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah;
2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Daerah;
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Daerah;
4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah;
5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan
Daerah;
6. Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis
Nasional di Daerah.
56
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (2/5)
INDONESIA

DOMAIN DAERAH (RPJMD) NASIONAL (RPJMN) STRATEGI PENYELARASAN

Isu Strategis Daerah Isu Strategis Nasional Strategi 1:


Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan
Daerah

Domain Politik Visi Visi


Misi Misi
Program KDH Nawa Cita

Domain Perencanaan Tujuan Dimensi Pembangunan Nasional Strategi 2:


(Money Follow Program & Sasaran Sasaran Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran,
Pendekatan Holistik- Pembangunan Daerah
Tematik, Integratif, dan Strategi dan Arah Kebijakan Strategi dan Arah Kebijakan Strategi 3:
Spasial) Prioritas Daerah Prioritas Nasional Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan
Program Prioritas Daerah Program Prioritas Nasional Pembangunan Daerah
Kegiatan Perioritas Daerah Kegiatan Perioritas Nasional

Domain Pelaksanaan Urusan dan Sub Urusan Program Kementerian/Lembaga Strategi 4:


(Penyederhanaan Program Perangkat Daerah Kegiatan Kementerian/Lembaga Penyelarasan Program Prioritas
Nomenklatur) Kegiatan Perangkat Daerah Pembangunan Daerah

Kerangka Pendanaan Daerah Kerangka Pendanaan Nasional Strategi 5:


Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program
Daerah

Indikasi Lokasi Pembangunan Daerah Indikasi Lokasi Pembangunan Nasional Strategi 6:


Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Strategis Nasional di Daerah
57
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (3/5)
INDONESIA

1. PENYELARASAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin konsistensi sinergitas isu strategis yang tertuang atau yang akan
dituangkan dalam RPJMD, dengan isu strategis yang tertuang dalam RPJMN
Tujuan: mendorong daerah dalam merumuskan isu strategis pembangunan jangka
menengah, yang selaras dengan isu strategis nasional sesuai RPJMN.

2. PENYELARASAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara sasaran pembangunan daerah yang tertuang
atau yang akan dituangkan dalam RPJMD dengan sasaran pembangunan nasional dalam
RPJMN.
Tujuan: agar daerah memasukkan sasaran dari visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah,
yang selaras dengan sasaran pembangunan nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.

58
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (4/5)
INDONESIA

3. PENYELARASAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara strategi dan arah kebijakan pembangunan
daerah yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD, sejalan dengan strategi
dan arah kebijakan pembangunan nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan strategi dan arah kebijakan pembangunan yang
selaras dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan nasional yang telah tertuang
dalam RPJMN.

4. PENYELARASAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi program prioritas pembangunan daerah
yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD dengan Kegiatan Prioritas,
Program Prioritas, dan Prioritas Nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan program prioritas pembangunan daerah yang selaras
dengan Kegiatan Prioritas, Program Prioritas, dan Prioritas Nasional yang telah tertuang
dalam RPJMN.
59
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (5/5)
INDONESIA

5. PENYELARASAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi Program, Indikator, Target, dan Pendanaan
Pembangunan Daerah yang mendukung prioritas nasional.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan Program, Indikator, Target, dan Pendanaan
Pembangunan Daerah yang selaras dengan Target dan Pendanaan Prioritas Nasional baik
dalam pencapaian Tujuan Nasional maupun dalam Pencapaian Visi, Misi, Kepala Daerah
sehingga tercapai keselarasan dan kesinambungan pembiayaan melalui APBN, APBD
Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota.

6. PENYELARASAN INDIKASI LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL


DI DAERAH
Maksud: mengetahui kontribusi kegiatan daerah beserta lokasi yang terindikasi mendukung
kegiatan strategis nasional sesuai dokumen RTRW.
Tujuan: agar daerah dapat mengidentifikasi kontribusi kegiatan daerah beserta lokasinya
yang selaras dan saling mendukung dengan kegiatan strategis nasional berdasarkan
kesesuaian dengan dokumen RTRW.
60
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (1/6)
1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah
Upaya penyelarasan Provinsi
dilakukan dengan No
Isu Strategis
RPJMD Provinsi Dinamika Nasional (RPJMN 2015-2019)
menelaah narasi (1) (2) (3)
Gambaran Umum Kondisi 1 Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan
1. putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah yang didominasi anak usia 16 – 18
1.3 Pendidikan
1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang
Daerah, Gambaran tahun;
2. anak usia sekolah yang bekerja;
berkualitas;

Pengelolaan dan Proyeksi 3. aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah;
4. ruang kelas untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih terbatas dan
1.3.5 Peningkatan akses dan kualitas PAUD;
1.3.2 Peningkatan kualitas pembelajaran;
Keuangan Daerah, dan rusak serta ruang lainnya (laboratorium, perpustakaan); 1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.
5. kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan
Analisis Isu-isu Srategis dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;

yang akan dituangkan


Kabupaten/Kota
dalam RPJMD untuk No
Isu Strategis

kemudian diselaraskan (1)


RPJMD Kab/Kota
(2)
RPJMD Provinsi
(3)
RPJMN 2015-2019
(4)

dengan Lingkungan
1 Pendidikan Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan 1.3 Pendidikan
kesehatan
1. Wajib belajar bukan hanya hingga 12 1. Putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah 1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang berkualitas;
Strategis, Kerangka tahun tetapi hingga 15 tahun yang didominasi anak usia 16 – 18 tahun;

Ekonomi Makro, Kebijakan 2. Tenaga pendidik 90 persen telah


2. anak usia sekolah yang bekerja;
3. kualitas dan relevansi serta tata kelola 1.3.2 Peningkatan kualitas pembelajaran;
Pembangunan Nasional, bersertifikasi pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;
1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.

sesuai RPJMN 2015-2019. 3. Mengalokasikan anggaran untuk beasiswa


perguruan tinggi
4. biaya pendidikan menengah dan tinggi mahal 1.3.4 Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan
tinggi;
1.3.9 Peningkatan efisiensi pembiayaan pendidikan;

61
61
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (2/6)
2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah
Provinsi
Upaya penyelarasan RPJMD Provinsi RPJMN
No.
dilakukan dengan (1)
Visi
(2)
Misi
(3)
Tujuan
(4)
Sasaran/Indikator Sasaran/Impact
(5)
Sasaran/Indikator Sasaran/Impact
(6)

menelaah narasi misi, 1 Jawa Barat


Maju dan
Membangun
Masyarakat yang
Membangun sumber daya
manusia Jawa Barat yang
1) Meningkatnya aksesibilitas dan
kualitas pendidikan yang unggul,

tujuan, dan sasaran Sejahtera


Untuk
Berkualitas dan
Berdaya saing
menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi, senantiasa berkarya,
terjangkau dan merata;
a. Angka Melek Huruf Rata-rata angka melek aksara penduduk usia

sebagai penjabaran visi


Semua kompetitif, dengan tetap di atas 15 tahun
mempertahankan identitasdan ciri
b. Angka Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas
khas masyarakat yang santun dan
pembangunan daerah berbudaya
c. APK Sekolah Menengah
15 Tahun
a. Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk

yang akan dituangkan termiskin dan 20% penduduk terkaya


b. Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20%
dalam RPJMD untuk penduduk termiskin dan 20% penduduk
terkaya
diselaraskan dengan Kabupaten/Kota
sasaran yang telah RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN
Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator
tertuang dalam
No.
Visi Misi Tujuan
Sasaran/Impact Sasaran/Impact Sasaran/Impact

RPJMN 2015-2019.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya Kota Cirebon 4. Meningkatkan kualitas 1. Mengoptimalkan 1. Terbukanya 1) Meningkatnya
Sebagai Kota yang Religius, sumber daya Kota Cirebon pemerataan dan kesempatan yang luas aksesibilitas dan kualitas
Aman, Maju, Aspiratif dan dalam bidang pendidikan, perluasan akses bagi masyarakat untuk pendidikan yang unggul,
Hijau (RAMAH) pada Tahun kesehatan, ekonomi dan pendidikan bagi mengenyam terjangkau dan merata;
2018 sosial untuk kesejahteraan masyarakat pendidikan
masyarakat a. Meningkatnya Lama a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara
Harapan Sekolah pada 20% penduduk termiskin
usia max 18 tahun dan 20% penduduk terkaya
b. Rasio APK SMA/SMK/MA
antara 20% penduduk
termiskin dan 20%
penduduk terkaya

62
62
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (3/6)
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Provinsi
Upaya penyelarasan RPJMD Provinsi RPJMN RPJMD Provinsi RPJMN
dilakukan dengan
No
Sasaran Strategi Strategi Arah Kebijakan Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
menelaah narasi 1 Meningkatnya aksesibilitas dan
kualitas pendidikan yang unggul,
1. Menyelenggarakan
pendidikan dasar,
a. Melaksanakan Wajib
Belajar 12 Tahun dengan
1. Pendidikan gratis dasar
dan menengah
Pemberian dukungan bagi anak dari
keluarga kurang mampu untuk dapat
strategi dan arah terjangkau dan merata menengah dan tinggi
dengan biaya terjangkau
melanjutkan upaya untuk
memenuhi hak seluruh
mengikuti Program Indonesia Pintar
pendidikan dasar sembilan tahun
kebijakan penduduk mendapatkan
layanan pendidikan dasar 1. Peningkatan akses
melalui Kartu Indonesia Pintar
Penanganan akses pendidikan di
pembangunan daerah sembilan tahun
berkualitas
transportasi sekolah
daerah terpencil
daerah tertinggal secara lintas sektor
untuk mengatasi berbagai masalah
yang akan dituangkan secara komprehensif seperti sulitnya
jangkauan lokasi dan budaya
dalam RPJMD untuk
Kabupaten/Kota
diselaraskan dengan RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN
strategi dan arah No.
Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
kebijakan yang telah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

tertuang dalam
1 Terwujudnya Kota 4. Meningkatkan 1. Mengoptimalkan 1. Terbukanya kesempatan 1) Meningkatnya
Cirebon Sebagai Kota kualitas sumber pemerataan dan yang luas bagi masyarakat aksesibilitas dan kualitas

RPJMN 2015-2019. yang Religius, Aman, daya Kota Cirebon perluasan akses untuk mengenyam pendidikan yang unggul,
Maju, Aspiratif dan dalam bidang pendidikan bagi pendidikan terjangkau dan merata;
Hijau (RAMAH) pada pendidikan, masyarakat a. Meningkatnya Lama Harapan a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara 20%
Tahun 2018 kesehatan, ekonomi Sekolah pada usia max 18 penduduk termiskin dan 20%
dan sosial untuk tahun penduduk terkaya
kesejahteraan b. Rasio APK SMA/SMK/MA antara
masyarakat 20% penduduk termiskin dan
20% penduduk terkaya

63
63
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (4/6)
4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah
Provinsi
• Upaya penyelarasan dilakukan
dengan menelaah Program dan Bidang Urusan
Pemerintahan
Prioritas
Pembangunan
Indikator RPJM Nasional

Kegiatan Perangkat Daerah yang Kode


dan Program
Daerah Arah Kebijakan Daerah Kinerja Daerah
Kegiatan Prioritas Program Prioritas
Prioritas
Nasional
akan dituangkan dalam RPJMD Pembangunan Daerah (Y/T) (Outcome)

untuk kemudian diselaraskan 1


(1) (2)
Urusan Wajib
(3) (4) (5) (6) (7) (8)

dengan Prioritas Nasional, 1 01 Pendidikan


Program Prioritas, dan Kegiatan 1 01 01 Program wajib belajar Ya Pendidikan gratis dasar 1. Angka melanjutkan Bantuan Afirmasi Penduduk Penyediaan Bantuan Pendidikan
pendidikan dasar dan menengah SD/MI ke SMP/MTS Tidak Mampu/Daerah Khusus Pendidikan Yang
Prioritas berdasarkan pembagian Efektif
urusan dan sub urusan 2. SMP terbuka, SD SMP
satu atap
Afirmasi Sarpras Khusus, Peningkatan Pendidikan
Daerah 3T dan PT Luar Jawa ketersediaan sarana
pemerintahan. dan prasarana yang
berkualitas

• Penjabaran Program dan Kabupaten/Kota


Bidang Urusan
Kegiatan Prioritas ke dalam Bidang Urusan
Pemerintahan
Prioritas Indikator Pemerintahan
Pembangunan RPJM Nasional
Urusan dan Sub-Urusan Kode dan Program Daerah Arah Kebijakan Daerah Kinerja Daerah dan Program

berdasarkan pembagian urusan Pembangunan Daerah


RPJMD Kab/Kota (Y/T) (Outcome)
Pembangunan Daerah
Kegiatan Prioritas Program Prioritas Prioritas Nasional
RPJMD Provinsi
dan sub urusan sebagaimana (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
tertuang dalam UU Nomor 23 1
1 01
Urusan Wajib
Pendidikan
Tahun 2014 tentang 1 01 16 Program Wajib Ya Meningkatkan APK SD/MI Program wajib belajar Bantuan Afirmasi Penyediaan Bantuan Pendidikan
Belajar Pendidikan Penyelenggaraan Pendidikan pendidikan dasar Penduduk Tidak Pendidikan Yang
Pemerintahan daerah serta Dasar Sembilan 12 Tahun melalui BOP, Mampu/Daerah Efektif
disesuaikan dengan Tahun Penyediaan Buku Mata
Pelajaran dan LKS serta APM SD/MI
Khusus
Program wajib belajar Bantuan Afirmasi Penyediaan Bantuan Pendidikan
kewenangannya. sarana prasarana pendidikan pendidikan dasar Penduduk Tidak Pendidikan Yang
dan Beasiswa bagi siswa Mampu/Daerah Efektif
Berprestasi Khusus

64
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (5/6)

5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan Daerah


Provinsi
Upaya penyelarasan Kode
Bidang Urusan
Pemerintahan dan Program
Status Program
Indikator
Satuan
Target Provinsi
Satuan
Target Nasional APBD Provinsi
APBN (Dana Prioritas
Nasional/KL)
APBN (DAK)

dilakukan dengan Pembangunan Daerah Prioritas/ Kinerja


RPJMD Provinsi Pendukung 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

menelaah Pendanaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)
Urusan Wajib
Program dan Kegiatan
Perangkat Daerah yang
mendukung prioritas Dst .....

nasional dan akan


dituangkan dalam RPJMD Kabupaten/Kota
untuk dibiayai melalui Bidang Urusan
Pemerintahan dan Program
Status Program
Indikator Target Kabupaten/Kota Target Provinsi Target Nasional APBD Kabupaten/Kota APBD Provinsi
APBN (Dana Prioritas
APBN (DAK)
Nasional/KL)
APBD Kabupaten/Kota, Kode
Pembangunan Daerah Prioritas/ Kinerja
Satuan Satuan Satuan
Pendukung 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
APBD Provinsi dan APBN RPJMD Kab/Kota
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)
(1)
Urusan Wajib

Program.........

Dst .....

65
65
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (6/6)
6. Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional Di Daerah
Provinsi
Upaya penyelasaran dilakukan Pusat Kontribusi Provinsi
berdasarkan penelaahan indikasi No
Kegiatan Strategis
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW Provinsi

lokasi pelaksanaan program Nama Kegiatan Lokasi Nama Kegiatan Lokasi


(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
terhadap RTRW Kabupaten/Kota, 1 Pengembangan Pengembangan Kota Cirebon - - Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029:
RTRW Provinsi, RTRW Pulau, dan Pelabuhan Laut Cirebon
di Kota Cirebon
pelabuhan Cirebon
sebagai pintu gerbang
• Pasal 14 ayat 6 terkait Pengembangan Struktur Ruang
Pelabuhan Laut Internasional Cirebon
RTRW Nasional, dengan tingkat ekspor perdagangan Jawa • Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan Infrastruktur
Barat bagian timur
kedalaman rencana rinci Perhubungan Ciayumajakuning
2 Pengembangan Bandar Bandara Pusat Kota Cirebon Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029:
pemafaatan ruang, dalam pola Udara Cakrabhuwana Penyebaran Tersier • Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan Infrastruktur
jejaring kawasan-kawasan Kab. Cirebon Cakrabhuwana Perhubungan Ciayumajakuning

strategis.
Pada kelompok penyelasaran Kabupaten/Kota
Provinsi indikasi lokasi Pusat Kontribusi Provinsi
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW
Kontribusi Kabupaten/Kota
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung
No Keterkaitan dalam RTRW Kabupaten/Kota
pelaksanaan program berpedoman
Kegiatan Provinsi
Nama Nama Nama Nama
Strategis Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
kepada RTRW Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Pengembangan Pengemban Kota - - Perda 22/2010 tentang - - - - Perda 8/2012 tentang RTRW Kota Cirebon
dan RTRW Propinsi. Pada Pelabuhan Laut gan Cirebon RTRW Provinsi Jawa 2011-2031:
Cirebon di Kota pelabuhan Barat 2009-2029: • Pasal 28 ayat 1 terkait rencana
kelompok penyelasaran Pusat Cirebon Cirebon • Pasal 14 ayat 6 terkait struktur ruang, sistem jaringan

indikasi lokasi pelaksanaan


sebagai Pengembangan transportasi laut, Pelabuhan Utama
pintu Struktur Ruang Cirebon

program berpedoman kepada gerbang


ekspor
Pelabuhan Laut
Internasional Cirebon
• Pasal 62 ayat 3 terkait penetapan KSK
Pelabuhan Utama Cirebon
RTRW Propinsi, RTRW Pulau, dan perdaganga
n Jawa
• Pasal 56 ayat 3 terkait
Wilayah
RTRW Nasional. Barat
bagian
Pengembangan
Infrastruktur
timur Perhubungan
Ciayumajakuning

66
66
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (1/2)
MEKANISME PENYELARASAN DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMD
REPUBLIK
INDONESIA

67
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA KEDUDUKAN PENYELARASAN DALAM APLIKASI PENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
OTHER BAPPEDA TAPD PD
D/B
D/B Data
Data D/B
D/B Data
Data
Statistik
Statistik Dasar
Dasar Statistik
Statistik Sektor
Sektor
i-Cloud
i-Cloud
INAGEOPORTAL
INAGEOPORTAL D/B
D/B Data
Data
RTRW
RTRW Hasil
KAB/KOTA Hasil Keuangan
Keuangan Daerah
Daerah
KAB/KOTA Evaluasi
Evaluasi
Kinerja
Kinerja

ANALISA ANALISA
GAMBARAN UMUM, CAPAIAN
POTENSI DAN MASALAH
EVALUASI DAN
e-Musrenbang ANALISA MAKRO Prog Pembangunan
(SIMLARAS) EKONOMI DAERAH Urusan
SP. 1 Program Prioritas
RPJMN
RPJMN ISU - ISU Indikator Kinerja
STRATEGIS Indikasi Pendanaan

SP. 2
RPJMD
RPJMD VISI
PROV
PROV MISI
RPJPD
RPJPD 1
TUJUAN 3
SASARAN
VISI e-PLANNING
e-PLANNING 4
VISI MISI
MISI
KDH
KDH (e-SSH)
(e-SSH) e-PLANNING
Strategi Kerangka
Kerangka e-PLANNING
Arah Kebijakan Ekonomi
Ekonomi Makro
Makro (e-RenstraSKPD)
(e-RenstraSKPD) 2
Program Pembangunan
Urusan
Program Prioritas Ranc
Ranc Awal
Awal
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
Indikator Kinerja
SP. 3 & 4 Indikasi Pendanaan Forum SKPD :
ANALISA
· Prog Pembangunan
HARGA SATUAN
· Prog, Keg, Indikator Output,
KEGIATAN
DPRD Target, Dana SKPD
DPRD
1 2 Dokumen
Dokumen Rancangan
Rancangan SP. 5 & 6
Awal
Awal RPJMD
RPJMD
Masyarakat Forum
Masyarakat
Konsultasi Publik 3
e-PLANNING
e-PLANNING 4
(e-RPJMD)
(e-RPJMD) 6 5 Dokumen
Dokumen
Rancangan Musrenbang
Rancangan RPJMD
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Dokumen
Dokumen 7
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Kab/Kota Dokumen
Dokumen
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
EVALUASI
RPJMD Kab/Kota

68
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

KAIDAH PELAKSANAAN, KERANGKA KELEMBAGAAN


DAN KERANGKA REGULASI

69
69
KAIDAH PELAKSANAAN :
REPUBLIK
INDONESIA Kerangka Pelaksanaan

1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan


dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya, melaksanakan penyelarasan
dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil penetapan


dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan penyelarasan atas dokumen
RPJMD Provinsi yang telah ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi
bahan masukan untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau
sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
setiap tahun berjalan.

70
KAIDAH PELAKSANAAN :
REPUBLIK
INDONESIA Kerangka Kelembagaan dan Kerangka Regulasi

Kerangka Kelembagaan
Kerangka kelembagaan merupakan bagian instrumen pelaksanaan penyelarasan
kebijakan pembangunan, yang ditandai dengan adanya lembaga-lembaga yang tepat
fungsi, tepat ukuran, dengan tatakelola hubungan inter dan antarlembaga yang
harmonis dan sinergis, serta didukung oleh aparatur sipil negara yang profesional,
beretika, dan berintegritas.

Kerangka Regulasi
Kerangka Regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka
memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara
Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

71
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA

PENUTUP

72
72
REPUBLIK
PENUTUP
INDONESIA

 Pembangunan Provinsi D.I Yogyakarta harus memperhatikan norma-norma pembangunan :


 Pembangunan untuk manusia dan masyarakat
 Pembangunan diarahkan untuk tidak menambah kesenjangan antarwilayah atau antarindividu
 Pembangunan memperhatikan daya dukung lingkungan
 Untuk mendukung prioritas nasional, maka penyusunan program dan kegiatan dengan SKPD di
daerah juga perlu dilakukan melalui pendekatan:
 Money follow function diubah menjadi Money follow program serta pendekatan holistik,
tematik, terintegrasi, dan spasial. Dalam arti fokus anggaran hanya pada program-program yang
sudah terbukti manfaatnya.
 Perencanaan dan penganggaran yang baik, berbasis kinerja, terukur, tepat sektor dan tepat lokasi
serta SINKRONISASI PERENCANAAN PUSAT-DAERAH merupakan prasyarat terwujudnya visi,
misi, tujuan dan sasaran RPJMD;
 Perencanaan dan penganggaran merupakan suatu rangkaian yang saling berkaitan dan tak
terpisahkan sehingga penetapan program dan kegiatan yang tercantum dalam RPJMD, Renstra
SKPD, RKPD, Renja SKPD, RKA-SKPD, KUA-PPAS dan RAPBD harus selalu sinkron, efisien, efektif,
adil dan saling mendukung;

73
REPUBLIK
INDONESIA

TERIMA KASIH

74

Anda mungkin juga menyukai