INDONESIA
REPUBLIK INDONESIA
Oktorialdi, Ph.D
Direktur Pengembangan Wilayah dan Kawasan
Kedeputian Pengembangan Regional
Kementerian PPN/BAPPENAS
Yogyakarta, 1 November 2016
1
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
PENDAHULUAN
22
REPUBLIK
INDONESIA
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DI ERA OTONOMI DAERAH
3
REPUBLIK
REPUBLIK
Agenda Prioritas Pembangunan Daerah Dalam Nawa Cita
INDONESIA
INDONESIA
44
REPUBLIK
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH
INDONESIA
• Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
• Desentralisasi politik pemilihan kepala daerah secara serentak pemberian sebagian kewenangan pusat
kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
• Desentraliasi fiskal peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang diberikan kepada daerah
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
• Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
• Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah baik dari masyarakat
maupun pemimipin.
• Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
• Kerjasama antar Daerah
• Peran Bappeda sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun juga kecepatan dan
kualitas pembangunan.
• Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam perencanaan juga
mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan
inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
• Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber dari APBD saja,
namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta pembangunan oleh pihak swasta (proyek
yang menguntungkan secara ekonomi, finansial serta bisnis)
• Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan pembangunan.
5
5
KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
REPUBLIK
INDONESIA DALAM UU 25 TAHUN 2004
6
6
REPUBLIK
PERAN STRATEGIS DAN MANDAT KEPADA BAPPEDA
INDONESIA
BAPPEDA
• Menyusun rancangan akhir
RPJPD, RPJMD dan RKPD. c. RKPD.
• Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil pemantauan Susuai UU 25/2004 ttg SPPN
pelaksanaan rencana bertujuan untuk menjamin
pembangunan dari masing-
terciptanya integrasi,
masing pimpinan Satuan Kerja
Perangkat Daerah sesuai dengan
sinkronisasi, dan sinergi baik
tugas dan kewenangannya. antarDaerah, antarruang,
UU 25/2004 ttg antarwaktu, antarfungsi
• Bappeda menyusun evaluasi
rencana pembangunan Sistem Perencanaan pemerintah maupun antara
berdasarkan hasil evaluasi Pembangunan Pusat dan Daerah
pimpinan Satuan Kerja Nasional
Perangkat Daerah.
7
7
SINERGI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
REPUBLIK
INDONESIA MENURUT UU 25/2004 TENTANG SPPN
Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, mandat kepada
Bappeda meliputi :
1. Memformulasikan dokumen perencanaan pembangunan di daerah jangka panjang, menengah dan tahunan;
2. Mengoordinasikan, mengharmonisasikan dan menyinergikan perencanaan pembangunan baik yang bersifat
vertikal (antara pusat dan daerah) maupun horizontal (antar OPD);
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah.
“
Bappeda memiliki peran strategis sebagai mitra Bappenas di daerah untuk menjaga
sinergi perencanaan pembangunan pusat dan daerah, termasuk mengoordinasikan
pencapaian target-target prioritas nasional.
8
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
DASAR PENYELARASAN
99
REPUBLIK
INDONESIA
DASAR HUKUM PENYELARASAN
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program
Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan
RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah,
kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat
Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “
• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi,
arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah
dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”
• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam
rencana strategis perangkat daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselaraskan
dengan pencapaian sasaran, program, dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam
rencana strategis kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk
tercapainya sasaran pembangunan nasional.”
10
REPUBLIK
INDONESIA
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah alat untuk
mencapai tujuan bernegara di semua tingkat pemerintahan
Dalam pencapaian sasaran dan prioritas pembangunan nasional,
bisa:
Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, keamanan,
politik luar negeri, dll. NKRI
Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan. RPJM
NASIONAL
PENJABARAN SASARAN
PENCAPAIAN SASARAN
RPJMD
menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan PROVINSI
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari
Kementerian/Lembaga di pusat saja.
RPJMD
Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak KAB/KOTA
diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran
prioritas pembangunan nasional harus dijabarkan ke semua
tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
11
REPUBLIK
INDONESIA
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN
Tujuan:
• Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang tertuang dalam
RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
• Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian sasaran pembangunan
nasional;
• Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan;
• Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
• Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
• Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.
Sasaran:
• Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di dalam RPJMD yang
selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form Kesepakatan Penyelarasan;
• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi anggaran
berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas Nasional yang dituangkan
pada Form Dukungan Penyelarasan.
• Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian Visi dan Misi
Kepala Daerah.
12
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
13
13
REPUBLIK
INDONESIA
Pendekatan Substansi Perencanaan
Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah yang harus
dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat kewenangannya.
Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah,
tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil bisa dicapai dengan
hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja. Partisipasi
Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan nasional
harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money
follow program.
Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial
Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas
Nasional/Daerah melalui pelaksanaan multilateral meeting, bilateral meeting atau forum SKPD.
14
14
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
REPUBLIK
INDONESIA INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)
PENGAMANAN PRIORITAS DAN INTEGRASI KEBIJAKAN MELALUI MONEY FOLLOW PROGRAM
Penanganan secara menyeluruh dan
Mengganti pendekatan money follow function
terfokus pada kegiatan yang relevan
menjadi money follow program HOLISTIK
dengan pencapaian tujuan program
TEMATIK
prioritas
Pendanaan langsung mengarah pada kegiatan,
Kegiatan prioritas direncanakan
sasaran hingga lokus tertentu berdasarkan data dan informasi Keterpaduan seluruh kegiatan
yang baik serta lokasi yang jelas TER
Pendanaan meliputi tidak hanya belanja K/L, SPASIAL
yang saling memperkuat dan
sehingga memudahkan proses INTEGRASI selaras dalam mencapai
namun juga Non K/L, Transfer Daerah dan integrasi dan pemantauan sasaran prioritas nasional
Dana Desa, Pembiayaan BUMN dan KPBU kegiatan di lapangan.
PROGRAM KEGIATAN
SEBARAN WILAYAH
PRIORITAS PRIORITAS
15
15
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
REPUBLIK
INDONESIA INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)
CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK
URAIAN MONEY FOLLOW FUNCTION MONEY FOLLOW PROGRAM BENDUNGAN JATI GEDE
Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L sesuai
Perencanaan Dimulai dari identifikasi Dimulai dari penentuan dengan berdasarkan tusi dan input yang diberikan (pendekatan
Alokasi kebutuhan unit/K/L: program prioritas untuk tusi K/L) .
Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setiap K/L diluar
Pelaksanaan tusi diturunkan pada unit/K/L
Kem PU PERA tidak melaksanakan kegiatannya.
Dukungan pada prioritas yang terkait Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana, Kemen PU & PERA
diberikan kewenangan tidak hanya pembangunan infrastruktur
waduk namun juga resettlement (pendekatan program)
Realokasi Kaku karena sekat organisasi Lebih mudah dilakukan
Proyek diresmikan tahun 2015
anggaran dengan sasarannya masing- karena di arahkan untuk
masing pencapaian sasaran program
Pelaksanaan Penanggung jawab ada di Kebijakan kebih mudah IMPLEMETASI MONEY FOLLOW PROGRAM DI PAGU
anggaran masing-masing unit diintegrasikan karena INDIKATIF 2017
• Terjadi realokasi antar K/L untuk mengamankan
Berpotensi tidak terintegrasi kontrol pada program
prioritas dan pemenuhan amanat perundangan
satu sama lainnya prioritas • Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L mengalami
(kebijakan, spasial maupun Dapat ditunjuk kenaikan belanja Non Operasionalnya,
urutan pembangunan) penanggung jawab sedangkan 59 K/L mengalami penurunan di
kegiatan yang bersifat banding APBN 2016
lintas unit
16
16
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-TEMATIK, INTEGRATIF, DAN
REPUBLIK
INDONESIA
SPASIAL
18
REPUBLIK
PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017
INDONESIA
Pembangunan Pembangunan
Pembangunan Pemerataan dan Pembangunan
Manusia dan Politik, Hukum &
Sektor Unggulan Kewilayahan Ekonomi
Masyarakat Hankam
1. Revolusi Mental 5. Kedaulatan Pangan 10. Antar Kelompok 17. Reformasi Regulasi, 21. Perbaikan Iklim
6. Maritim dan Pendapatan Kepastian dan Investasi dan
2. Kesehatan
Kelautan 11. Reforma Agraria Penegakan Hukum Iklim Usaha
3. Pendidikan
7. Kedaulatan Energi 12. Daerah 18. Stabilitas 22. Peningkatan
4. Perumahan dan Keamanan dan Ekspor Nonmigas
8. Pembangunan Perbatasan
Permukiman Ketertiban
Pariwisata 13. Daerah Tertinggal 23. Reformasi Fiskal
19. Konsolidasi
9. Percepatan 14. Desa dan Demokrasi dan
Pertumbuhan Kawasan Pedesaan Efektivitas
Industri dan 15. Perkotaan Diplomasi
Kawasan Ekonomi
(KEK) 16. Konektivitas 20. Reformasi Birokrasi
21
21
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan
22
22
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA KESEHATAN (1/3)
23
23
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA KESEHATAN (2/3)
24
24
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA
KESEHATAN (3/3)
25
25
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan
26
26
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PENDIDIKAN (1/2)
27
27
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PENDIDIKAN (2/2)
Sasaran Umum
28
28
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman
29
29
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (1/2)
30
30
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
REPUBLIK
INDONESIA
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (2/2)
31
31
Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata
32
32
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PARIWISATA (1/2)
INDONESIA
33
33
REPUBLIK
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PARIWISATA (2/2)
INDONESIA
34
34
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Antar Kelompok Pendapatan
35
35
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (1/2)
36
36
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (2/2)
37
37
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
REPUBLIK
INDONESIA Arah Kebijakan Konektivitas
38
38
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONEKTIVITAS (1/2)
39
39
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
REPUBLIK
INDONESIA
KONEKTIVITAS (2/2)
40
40
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
41
41
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2018:
REPUBLIK
INDONESIA
PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pendekatan Substansi Perencanaan
“HITS”
42
42
REPUBLIK
INDONESIA
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Pengertian
Tahap Tahap
Hulu Persiapan/Perencanaan
Tahap Pelaksanaan
Pengembangan/Monev
Hilir
Perbaikan Pengendalian Optimasi dan Rehabilitas dan Perluasan Pencetakan Bantuan alat Reformasi subsidi Peningkatan Teknologi
statistik konversi Pemulihan Jaringan Irigasi sawah baru dan mesin pupuk dan benih Pengetahuan peningkatan
(data dan lahan padi dan Rehabilitasi DAS Hulu, dan pertanian serta dan Ketrampilan Produktivitas
Kesuburan Lahan
informasi) sertifikasi - Pemanfaatan
Pembangunan Waduk Perluasan - Penyaluran Pengembangan Pertanian Pertanian
Pertanian Lahan (PRONA) lahan dan Embung areal pangan alat Desa Mandiri Benih - Pelatihan - Intensifikasi
(Badan Pusat - Sertifikasi tanah rawa/gambut - Jaringan irigasi/drainase lain pertanian - Jumlah pupuk Pertanian padi
Statistik, pertanian - Pemanfaatan sudah dibangun atau (Kemen. (Kemen. bersubsidi yang Perdesaan - Penanaman
Kemen. - Informasi lahan di bawah akan dibangun yang Pertanian, Pertanian) disalurkan - Penyuluhan Padi organik
Pertanian, Geospasial tegakan hutan selesainya bersamaan Kemen LHK, - Desa Mandiri pertanian - Desa pertanian
dan Badan Tematik (IGT) luas - Teknologi dengan selesainya Pemerintah Benih - SMK Pertanian Organik
Informasi baku sawah. kesuburan sawah Daerah) (KSP, Kemen. (Kemen. (Kemen.
Geospasial) (Kemen ATR, lahan. dicetak kecuali sawah Keuangan Pertanian, Pertanian,
Kemen. Pertanian, tadah hujan. Kemen. Kemen Diknas, LAPAN, BPPT,
(Kemen.
BIG, Pemda) (Kementan, Kemen.PU Pertanian) Pemda) BATAN, LIPI)
Pertanian, Kemen
LHK, BPPT)
dan Pera, Pemerintah
Daerah)
• Satu referensi data • Luas lahan potensi • pemanfaatan dan • Pra sertifikasi lahan • Pemanfaatan lahan • Informasi iklim - Pembangunan
dan peta untuk cetak sawah baru pencadangan tanah pertanian kepada rawa/gambut yang akurat untuk waduk/bendungan, embung,
perencanaan di (Ha) sumber daya alam petani • Pemanfaatan lahan mendukung jaringan irigasi serta
Sasaran bidang pertanian (one (potensi jasa di bawah tegakan pertanian. rehabilitasi jaringan irigasi dan
Kegiatan data dan one map regulator air dan hutan irigasi tersier untuk
policies) jasa penyimpan air) • Teknologi kesuburan mendukung sasaran
lahan. kedaulatan pangan
Indikator Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama :
• Data produksi sawah • Jumlah penetapan • Peta Daya Dukung • Jumlah sertifikasi lahan • Luas Pemanfaatan • Model perkiraan • Pembangunan waduk
Kegiatan dan pangan lainnya dan desain lokasi Daya Tampung iklim dengan /bendungan (jumlah waduk)
(penentuan pertanian (ribu persil) lahan rawa/gambut
• Rehabilitasi dan
indikator utama
adalah indikator
per provinsi (Ton)
• Peta potensi cetak
yang layak untuk
cetak sawah baru
Lingkungan Hidup
per Provinsi (Jumlah Indikator pendukung:
(Ha)
• Luas Pemanfaatan
resolusi 10 km
(jumlah model) pembangunan jaringan itigasi pelaksanaan
sawah per Provinsi. dengan peta) • Jumlah review audit • Layanan informasi tersier (Ha)
yang mendukung
Agenda Nawa Cita (peta Provinsi) pertimbangan lahan (dok)
lahan di bawah
tegakan hutan (Ha) iklim per provinsi • Pembangunan jaringan irigasi cetak
(indikator sasaran lokasi dan adanya • Verifikasi luas baku • Teknologi kesuburan dengan tingkat baru (Ha)
umum)) Indikator Pendukung :
• Data lainnya di
petani per lahan sawah provinsi lahan (Unit) akurasi 65%-75% • Pembangunan embung (Ha) sawah baru
Provinsi (Jumlah (Jumlah Provinsi) (Jumlah Provinsi) • Rehabilitasi jaringan irigasi
bidang pertanian
Provinsi) (Ha)
(fokus statistik
produksi, konsumsi,
harga, usaha tani)
47
47
II. INTEGRASI SPASIAL:
REPUBLIK
INDONESIA
Keterkaitan Fungsional Lokasi dari Kegiatan dan Sasaran
Provinsi DI Yogyakarta
Tujuan Integrasi Spasial Sawah yang jaringan irigasi tersiernya Sleman
dibangun/direhabilitasi 3500 Ha
• Menjabarkan sasaran nasional ke daerah Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan D.I. Kalibawang 350 Ha
(Provinsi, Kabupaten dan Kota). pascasertifikasi 2000 Ha
• Memastikan seluruh proses tahapan yang telah
Review hasil audit lahan pertanian 5 Review
disusun dari hulu ke hilir terlaksana di setiap
Bantuan Alat dan Mesin Pertanian 527 Unit
lokasi (khususnya daerah yang menjadi lokasi
cetak sawah baru). Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 91850 Pupuk
48
48
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN
REPUBLIK
INDONESIA
Pembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi
Pangan
Sasaran/ Kawasan Kesehatan
(Pembangunan dan
Kewenangan Industri/KEK (Hidup Sehat)
Rehab Irigasi)
Jalan Nasional,
Kebijakan
Pusat > 3000 ha Bandara,
Pelabuhan, KA Antar K/L
49
49
III. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
REPUBLIK
INDONESIA
(Belanja K/L, APBD, Transfer Daerah, PNM, KPS, Swasta)
Ilustrasi Usulan DAK
Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.
Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar.
Kebutuhan Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2017
• Sesuai dengan Kewenangan
akan berimplikasi pada
sumber pendanaan.
• Kekurangan Pendanaan bagi
Daerah bisa diusulkan
melalui Dana Transfer
Daerah (DAK)
• Bisa juga dilakukan dengan
kerjasama dengan swasta
(KPS)
• Memberikan tambahan
modal ke BUMN/BUMD Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp. 45.665,64 juta
Kemampuan Pendanaan APBD = Rp. 25.000,00 juta
Dibiayai melalui DAK Penugasan Rp. 20.665,64 juta
DAK Penugasan
Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas Nasional dengan
menu terbatas dan lokus yang ditentukan 50
50
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
51
51
REPUBLIK
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN NASIONAL
INDONESIA
DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)
MISI
NAWACITA
52
REPUBLIK
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN DAERAH
INDONESIA
DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)
MISI
PROGRAM KDH
53
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
REPUBLIK
INDONESIA
NASIONAL DAN DAERAH
MISI
MISI
NAWACITA
PROGRAM KDH
Daerah Nasional
54
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
55
55
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (1/5)
INDONESIA
58
REPUBLIK
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-2019 (4/5)
INDONESIA
Pengelolaan dan Proyeksi 3. aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah;
4. ruang kelas untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih terbatas dan
1.3.5 Peningkatan akses dan kualitas PAUD;
1.3.2 Peningkatan kualitas pembelajaran;
Keuangan Daerah, dan rusak serta ruang lainnya (laboratorium, perpustakaan); 1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.
5. kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan
Analisis Isu-isu Srategis dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;
dengan Lingkungan
1 Pendidikan Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan 1.3 Pendidikan
kesehatan
1. Wajib belajar bukan hanya hingga 12 1. Putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah 1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun yang berkualitas;
Strategis, Kerangka tahun tetapi hingga 15 tahun yang didominasi anak usia 16 – 18 tahun;
61
61
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (2/6)
2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah
Provinsi
Upaya penyelarasan RPJMD Provinsi RPJMN
No.
dilakukan dengan (1)
Visi
(2)
Misi
(3)
Tujuan
(4)
Sasaran/Indikator Sasaran/Impact
(5)
Sasaran/Indikator Sasaran/Impact
(6)
RPJMN 2015-2019.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Terwujudnya Kota Cirebon 4. Meningkatkan kualitas 1. Mengoptimalkan 1. Terbukanya 1) Meningkatnya
Sebagai Kota yang Religius, sumber daya Kota Cirebon pemerataan dan kesempatan yang luas aksesibilitas dan kualitas
Aman, Maju, Aspiratif dan dalam bidang pendidikan, perluasan akses bagi masyarakat untuk pendidikan yang unggul,
Hijau (RAMAH) pada Tahun kesehatan, ekonomi dan pendidikan bagi mengenyam terjangkau dan merata;
2018 sosial untuk kesejahteraan masyarakat pendidikan
masyarakat a. Meningkatnya Lama a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara
Harapan Sekolah pada 20% penduduk termiskin
usia max 18 tahun dan 20% penduduk terkaya
b. Rasio APK SMA/SMK/MA
antara 20% penduduk
termiskin dan 20%
penduduk terkaya
62
62
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (3/6)
3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah
Provinsi
Upaya penyelarasan RPJMD Provinsi RPJMN RPJMD Provinsi RPJMN
dilakukan dengan
No
Sasaran Strategi Strategi Arah Kebijakan Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
menelaah narasi 1 Meningkatnya aksesibilitas dan
kualitas pendidikan yang unggul,
1. Menyelenggarakan
pendidikan dasar,
a. Melaksanakan Wajib
Belajar 12 Tahun dengan
1. Pendidikan gratis dasar
dan menengah
Pemberian dukungan bagi anak dari
keluarga kurang mampu untuk dapat
strategi dan arah terjangkau dan merata menengah dan tinggi
dengan biaya terjangkau
melanjutkan upaya untuk
memenuhi hak seluruh
mengikuti Program Indonesia Pintar
pendidikan dasar sembilan tahun
kebijakan penduduk mendapatkan
layanan pendidikan dasar 1. Peningkatan akses
melalui Kartu Indonesia Pintar
Penanganan akses pendidikan di
pembangunan daerah sembilan tahun
berkualitas
transportasi sekolah
daerah terpencil
daerah tertinggal secara lintas sektor
untuk mengatasi berbagai masalah
yang akan dituangkan secara komprehensif seperti sulitnya
jangkauan lokasi dan budaya
dalam RPJMD untuk
Kabupaten/Kota
diselaraskan dengan RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN
strategi dan arah No.
Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
kebijakan yang telah (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
tertuang dalam
1 Terwujudnya Kota 4. Meningkatkan 1. Mengoptimalkan 1. Terbukanya kesempatan 1) Meningkatnya
Cirebon Sebagai Kota kualitas sumber pemerataan dan yang luas bagi masyarakat aksesibilitas dan kualitas
RPJMN 2015-2019. yang Religius, Aman, daya Kota Cirebon perluasan akses untuk mengenyam pendidikan yang unggul,
Maju, Aspiratif dan dalam bidang pendidikan bagi pendidikan terjangkau dan merata;
Hijau (RAMAH) pada pendidikan, masyarakat a. Meningkatnya Lama Harapan a. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara 20%
Tahun 2018 kesehatan, ekonomi Sekolah pada usia max 18 penduduk termiskin dan 20%
dan sosial untuk tahun penduduk terkaya
kesejahteraan b. Rasio APK SMA/SMK/MA antara
masyarakat 20% penduduk termiskin dan
20% penduduk terkaya
63
63
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (4/6)
4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah
Provinsi
• Upaya penyelarasan dilakukan
dengan menelaah Program dan Bidang Urusan
Pemerintahan
Prioritas
Pembangunan
Indikator RPJM Nasional
64
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (5/6)
menelaah Pendanaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)
Urusan Wajib
Program dan Kegiatan
Perangkat Daerah yang
mendukung prioritas Dst .....
Program.........
Dst .....
65
65
REPUBLIK
INDONESIA
TATA CARA PENYELARASAN (6/6)
6. Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional Di Daerah
Provinsi
Upaya penyelasaran dilakukan Pusat Kontribusi Provinsi
berdasarkan penelaahan indikasi No
Kegiatan Strategis
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW Provinsi
strategis.
Pada kelompok penyelasaran Kabupaten/Kota
Provinsi indikasi lokasi Pusat Kontribusi Provinsi
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW
Kontribusi Kabupaten/Kota
Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung
No Keterkaitan dalam RTRW Kabupaten/Kota
pelaksanaan program berpedoman
Kegiatan Provinsi
Nama Nama Nama Nama
Strategis Lokasi Lokasi Lokasi Lokasi
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
kepada RTRW Kabupaten/Kota (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
1 Pengembangan Pengemban Kota - - Perda 22/2010 tentang - - - - Perda 8/2012 tentang RTRW Kota Cirebon
dan RTRW Propinsi. Pada Pelabuhan Laut gan Cirebon RTRW Provinsi Jawa 2011-2031:
Cirebon di Kota pelabuhan Barat 2009-2029: • Pasal 28 ayat 1 terkait rencana
kelompok penyelasaran Pusat Cirebon Cirebon • Pasal 14 ayat 6 terkait struktur ruang, sistem jaringan
66
66
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (1/2)
MEKANISME PENYELARASAN DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMD
REPUBLIK
INDONESIA
67
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (2/2)
REPUBLIK
INDONESIA KEDUDUKAN PENYELARASAN DALAM APLIKASI PENDUKUNG PERENCANAAN PEMBANGUNAN
OTHER BAPPEDA TAPD PD
D/B
D/B Data
Data D/B
D/B Data
Data
Statistik
Statistik Dasar
Dasar Statistik
Statistik Sektor
Sektor
i-Cloud
i-Cloud
INAGEOPORTAL
INAGEOPORTAL D/B
D/B Data
Data
RTRW
RTRW Hasil
KAB/KOTA Hasil Keuangan
Keuangan Daerah
Daerah
KAB/KOTA Evaluasi
Evaluasi
Kinerja
Kinerja
ANALISA ANALISA
GAMBARAN UMUM, CAPAIAN
POTENSI DAN MASALAH
EVALUASI DAN
e-Musrenbang ANALISA MAKRO Prog Pembangunan
(SIMLARAS) EKONOMI DAERAH Urusan
SP. 1 Program Prioritas
RPJMN
RPJMN ISU - ISU Indikator Kinerja
STRATEGIS Indikasi Pendanaan
SP. 2
RPJMD
RPJMD VISI
PROV
PROV MISI
RPJPD
RPJPD 1
TUJUAN 3
SASARAN
VISI e-PLANNING
e-PLANNING 4
VISI MISI
MISI
KDH
KDH (e-SSH)
(e-SSH) e-PLANNING
Strategi Kerangka
Kerangka e-PLANNING
Arah Kebijakan Ekonomi
Ekonomi Makro
Makro (e-RenstraSKPD)
(e-RenstraSKPD) 2
Program Pembangunan
Urusan
Program Prioritas Ranc
Ranc Awal
Awal
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
Indikator Kinerja
SP. 3 & 4 Indikasi Pendanaan Forum SKPD :
ANALISA
· Prog Pembangunan
HARGA SATUAN
· Prog, Keg, Indikator Output,
KEGIATAN
DPRD Target, Dana SKPD
DPRD
1 2 Dokumen
Dokumen Rancangan
Rancangan SP. 5 & 6
Awal
Awal RPJMD
RPJMD
Masyarakat Forum
Masyarakat
Konsultasi Publik 3
e-PLANNING
e-PLANNING 4
(e-RPJMD)
(e-RPJMD) 6 5 Dokumen
Dokumen
Rancangan Musrenbang
Rancangan RPJMD
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Dokumen
Dokumen 7
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Kab/Kota Dokumen
Dokumen
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
EVALUASI
RPJMD Kab/Kota
68
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
69
69
KAIDAH PELAKSANAAN :
REPUBLIK
INDONESIA Kerangka Pelaksanaan
70
KAIDAH PELAKSANAAN :
REPUBLIK
INDONESIA Kerangka Kelembagaan dan Kerangka Regulasi
Kerangka Kelembagaan
Kerangka kelembagaan merupakan bagian instrumen pelaksanaan penyelarasan
kebijakan pembangunan, yang ditandai dengan adanya lembaga-lembaga yang tepat
fungsi, tepat ukuran, dengan tatakelola hubungan inter dan antarlembaga yang
harmonis dan sinergis, serta didukung oleh aparatur sipil negara yang profesional,
beretika, dan berintegritas.
Kerangka Regulasi
Kerangka Regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka
memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara
Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
71
REPUBLIK
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA
PENUTUP
72
72
REPUBLIK
PENUTUP
INDONESIA
73
REPUBLIK
INDONESIA
TERIMA KASIH
74