Anda di halaman 1dari 25

Obtaining evidence in performance auditing

(memperoleh bukti dalam audit kinerja)

Kelompok 8:
Kurnia rahmadani 1602110264
Novia rahmatika 1602122618
Yolanda Rahmadani 1602114173
Fakta dan informasi sebagai bukti

Jenis-jenis bukti audit


Kualitas dan keandalan bukti

Sumber bukti audit.

Pertimbangan lebih lanjut tentang bukti.

Analisis studi kasus


“Bukti Adalah Fakta Atau Informasi Yang
Digunakan Untuk Membuktikan Atau
Membantah Sebuah Pernyataan Atau
Proposisi.”
FAKTA DAN INFORMASI
SEBAGAI BUKTI
 Harus direncanakan, dikumpulkan,
dan dianalisis
 Harus terkait dengan kriteria tujuan
audit (relevan) dan harus signifikan
(material)
 Diperlukan sebagai data latar
belakang deskriptif untuk audit
JENIS BUKTI AUDIT
Bukti yang diperoleh langsung dari
sumber yang kompeten dan
berwenang,
Bukti yang diperoleh auditor dari hasil
penerapan pengetahuan dan Bukti langsung
keahliannya atas fakta dan informasi
yang diperolehnya selama pekerjaan
audit berlangsung.

Bukti analisis
6
LANJUTAN..

bukti ini diperoleh dari Bukti terbaik dapat diartikan sebagai bukti
sumber bukan utama asli (dokumen asli), sementara bukti sekunder
dapat dikatakan sebagai duplikat (kopi) dari
Bukti tidak langsung bukti atau dokumen asli

Bukti terbaik (primer)


dan sekunder
KUALITAS DAN KEANDALAN BUKTI AUDIT

bukti yang
berkaitan erat bukti yang
diperoleh dari bukti yang
dengan pokok bukti yang akan
permasalahan sumber
sangat berwenang memberikan
yang sedang mempengaruhi kesimpulan
dibahas auditor dan
auditor dalam independen yang yang
mengambil sama dengan
keputusan auditor

Bukti yang Bukti yang Bukti yang Bukti yan


relevan material kompeten g cukup
SUMBER BUKTI AUDIT

Berdasarkan persyaratan ini, bukti audit, hanya dapat berasal dari


tiga sumber:
1. apa yang dirasakan auditor terkait dengan dunia nyata; yang
disebut dengan “bukti observasi”
2. apa yang orang lain rasakan yang terkait dengan dunia nyata dan
memberi tahu auditor; yang disebut dengan “bukti kesaksian”.
3. karakteristik khusus dari item yang terkait dengan kenyataan
yang dapat dirasakan oleh siapa pun.
Setiap klasifikasi konseptual teknik pengumpulan
bukti harus berkaitan dengan dua sifat ini: terkait
dengan persepsi dan terkait dengan keadaan
sebenarnya
SUMBER BUKTI AUDIT

CATATAN BUKTI
BUKTI KESAKSIAN

BUKTI PENGAMATAN PENGAMBILAN SAMPEL


UNTUK BUKTI AUDIT
Catatan bukti
 Sebagai pernyataan umum, satu-satunya sumber fakta dan informasi
terpenting yang digunakan auditor sebagai bukti adalah catatan.
 Dengan munculnya komputer, beberapa auditor takut bahwa mereka akan
kehilangan kendali atas informasi di dalam komputer karena catatan tidak
selalu dapat dilihat atau disentuh.
 Untuk meyakinkan orang lain bahwa informasi komputer itu andal,
prosedur ini sering diperlihatkan bukti dalam laporan.

Bukti kesaksian
 Adalah berupa informasi yang diterima dari orang lain, atau diri sendiri,
yang bertindak sebagai saksi ahli sebagai hasil dari permintaan langsung.
Permintaan informasi tersebut dapat ditulis, lisan, atau analitis.
 Berikut ini adalah klasifikasi permintaan untuk bukti kesaksian: Bukti
Wawancara Pribadi, Surat dan Bukti Konfirmasi, Bukti Analitik
Bukti pengamatan
 Bukti pengamatan merupakan sumber informasi penting untuk audit-M
dan audit-P.
 Bukti pengamatan harus berasal dari orang yang telah melatih dirinya
untuk jeli.
 Auditor harus mengembangkan kebiasaan pengamatan yang baik untuk
meyakinkan orang lain bahwa apa yang telah dilihatnya akurat dan dapat
diandalkan

Pengambilan sampel untuk bukti audit


• Banyak informasi dari catatan, kesaksian, atau pengamatan yang
digunakan sebagai bukti dapat diperoleh melalui proses pengambilan
sampel
Pertimbangan lanjut tentang bukti audit

Bukti yang dibutuhkan di


kedua sisi tujuan
Menyajikan bukti Tidak ada kepastian
dalam Alaporan absolut untuk
kesimpulan tentang
tujuan audit
Merekan dan
mengevaluasi bukti Pemberitahuan
yudisial

lima poin lebih lanjut tentang bukti yang harus dipertimbangkan oleh auditor
CASE 2: THE WORKPLACE INSPECTION PROGRAM
Conclusion :

a. Bahaya di tempat kerja yang serius kadang- kadang tidak diidentifikasi selama
inspeksi. Mendeteksi bahaya dapat ditingkatkan jika Buruh [Departemen Tenega
Kerja] dan negara-regara bagian memberikan panduan yang lebih baik tentang
apa yang harus dicari selama inspeksi, laporan inspeksi yang dievaluasi lebih baik,
dan kinerja petugas kepatuhan yang dipantau dengan lebih baik di tempat kerja .
b. Banyak bahaya serius tidak disebutkan dan mungkin tidak diperbaiki karena
petugas kepatuhan tidak mengetahui penerapan beberapa standar dan percaya
bahwa yang lain tidak dapat diterapkan. Meskipun Buruh menyadari masalah ini,
mereka tidak bertindak untik menyelesaikannya.
c. Diperlukan inspeksi tindak lanjut untuk memastikan penghapusan dari bahaya
serius yang kadang-kadang lidak dilakukan dan seringkali, ketika dibuat, tidak
tepat waktu
d. Kutipan untuk beberape bahaya serius ditarik, kadang-kadang tanpa alasan
yang baik atau diskusi dengan petugas kepatuhan yang telah mengutip
bahaya tersebut. Tidak ada ulasan yang dibuat untuk memastikan bahwa
penarikan dibenarkan. Ketika kutipan ditarik karena inspeksi yang tidak
memadai, inspeksi ulang tidak dilakukan
e. Banyak bahaya serius disebut sebagai pelanggaran tidak serius. Akibatnya,
inspeksi lanjutan tidak dilakukan
f. Permintaan waktu tambahan untuk memperbaiki bahaya disctujui secara
rutin tanpa menentukan apakah pengusaha berusaha memperbaiki bahaya
dan bahwa upaya koreksi akan menghasilkan kepatuhan terhadap standar.
1. Pada kasus di Maryland februari pegawai kehilangan jari akibat tidak adanya
penjagaan pada mesin. selama investigasi selanjutnya petugas kepatuhan hanya fokus
pada mesin yang terlibat kecelakaan dan tidak mengutip dua mesin yang tidak dijaga
yang mana mesin tersebut juga berbahay dan perlu penjagaan.
Kasus lainnya pada bulan november, petugas kepatuhan hanya mengutip 13
pelanggaran tidak serius dan melewatkan bahaya serius yang ada berupa standar
pemeliharaan lantai panggung geledak kayu yang bolong dan pagar yang tidak
memenuhi standar.

1. Pada bulan November 1976, OSHA memeriksa sebuah pabrik di Pittsburgh.


Compliance Officer mengutip atasan untuk satu pelanggaran serius (kurangnya
penjagan terhadap Power Press) dan empat pelanggaran tidak serius, termasuk toilet
dan ruang makan siang yang kotor. Kami mendampingi Compliance officer OSHA
yang berbeda untuk memeriksa kembali tempat kerja ini pada bulan Desember 1976.
2. Dia menemukan empat tenaga tambahan, satu rem pers, dan satu gergaji radial tanpa
penjagaan yang diperlukan. Karena beratnya bahaya ini, compliance officer
menyatakan bahwa itu sebagai pelanggaran yang serius.
17
1. Pada bulan Agustus 1975, OSHA memeriksa sebuah pabrik di Georgia dan mengutip
15 pelanggaran tidak serius. Namun, pejabat OSHA memberi tahu kami bahwa
beberapa bahays seharsnya disebut sebagai pelanggaran serius. Kami menemani
Compliance Officer OSHA yang berbeda untuk memeriksa kembali tempat kerja ini
pada November 1976.
2. Dia menemukan tujuh rem pers untuk membengkokkan lembaran baja tanpa
pelindung mesin dan menyebut hal tersebut sebagai pelanggaran serius. Salah satu
rem pers dikutip sebagai pelanggaran tidak serius pada inspeksi sebelumnya.

1. Pada bulan Desember 1976, OSHA menginspeksi produsen area Philadelphia.


Petugas kepatuhan mengutip karyawan untuk dua pelanggaran tidak serius -
kurangnya penjagaan pada pisau gergaji pita dan sabuk horizontal dari mesin
bor.
2. Kami menemani Compliance Officer OSHA yang berbeda dalam memeriksa
ulang tempat kerja yang sama pada bulan Maret 1977. Dia menemukan rem
pers yang tidak dijaga dan pisau yang tidak dijaga pada gergaji radial disebut
sebagai pelanggaran serius.
Diminta:

1. Nyatakan tujuan audti untuk audit ini


2. Identifikasi jenis bukti tertentu- langsung atau tidak langsung - yang
digunakan untuk sampai pada kesimpulan ini
3. Identifikasi sumber bukti yang digunakan - misalnya, catat bukti, bukti
wawancara, bukti analitis, dan pengamatan.
Jawaban :

 Tujuan audit
Berdasarkan kesimpulan maka tujuan audit tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Untuk melihat apakah pedoman yang ada sudah baik dan telah dijalankan atau
tidak.
2. Untuk menentukan jenis bahaya (berat/ringan) yang terdapat dalam perusahaan,
sehingga inspeksi lanjutan dapat dilakukan.
3. Untuk menentukan efektifitas pemantauan terkait dengan kinerja kepatuhan kerja
4. Untuk memperbaiki upaya koreksi dengan melakukan inspeksi dalam
menghasilkan kepatuhan sesuai dengan standar
Berdasarkan setiap masalah yang terjadi dalam setiap kasus adalah:

 Kasus maryland
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian terhadap 2 mesin rem lainnya yang sama sama tidak dijaga
(akibat).

 Kasus pittsburgh
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaiaan pada power press tambahan, satu rem press, dan satu gergaji
radial tanpa penjagaan yang diperlukan (akibat).
 Kasus georgia
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian pada 7 rem press untuk membengkokkan baja tanpa
perlindungan (akibat).

 Kasus philadelpia
Tujuannya: petugas kebutuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian pada pisau dan gergaji serta mesin bor yang kurangnya
pengabaian (akibat).

Note : secara garis besar tujuan audit untuk ke 4 kasus ini sama dalam
elemen sebab dan kriteria, perbedaannya terletak pada elemen akibat
24
25

Kesimpulan :
• Bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan kematian atau cedera serius
kadang-kadang tidak diidentifikasi selama inspeksi. Mendeteksi bahaya dapat
ditingkatkan jika Buruh [Departemen Tenaga Kerja] dan negara-negara bagian
memberikan panduan yang lebih baik tentang apa yang harus dicari selama
inspeksi, laporan inspeksi yang dievaluasi lebih baik, dan kinerja petugas
kepatuhan yang dipantau dengan lebih baik di tempat kerja.
• Banyak bahaya serius tidak disebutkan dan mungkin tidak diperbaiki karena
petugas kepatuhan tidak mengetahui penerapan beberapa standar dan percaya
bahwa yang lain tidak dapat diterapkan. Meskipun Buruh menyadari masalah ini,
mereka tidak bertindak untuk menyelesaikannya.
• Diperlukan inspeksi tindak lanjut untuk memastikan penghapusan dari bahaya
serius yang kadang-kadang tidak dilakukan dan seringkali, ketika dibuat, tidak
tepat waktu.

Anda mungkin juga menyukai