Kelompok 8:
Kurnia rahmadani 1602110264
Novia rahmatika 1602122618
Yolanda Rahmadani 1602114173
Fakta dan informasi sebagai bukti
Bukti analisis
6
LANJUTAN..
bukti ini diperoleh dari Bukti terbaik dapat diartikan sebagai bukti
sumber bukan utama asli (dokumen asli), sementara bukti sekunder
dapat dikatakan sebagai duplikat (kopi) dari
Bukti tidak langsung bukti atau dokumen asli
bukti yang
berkaitan erat bukti yang
diperoleh dari bukti yang
dengan pokok bukti yang akan
permasalahan sumber
sangat berwenang memberikan
yang sedang mempengaruhi kesimpulan
dibahas auditor dan
auditor dalam independen yang yang
mengambil sama dengan
keputusan auditor
CATATAN BUKTI
BUKTI KESAKSIAN
Bukti kesaksian
Adalah berupa informasi yang diterima dari orang lain, atau diri sendiri,
yang bertindak sebagai saksi ahli sebagai hasil dari permintaan langsung.
Permintaan informasi tersebut dapat ditulis, lisan, atau analitis.
Berikut ini adalah klasifikasi permintaan untuk bukti kesaksian: Bukti
Wawancara Pribadi, Surat dan Bukti Konfirmasi, Bukti Analitik
Bukti pengamatan
Bukti pengamatan merupakan sumber informasi penting untuk audit-M
dan audit-P.
Bukti pengamatan harus berasal dari orang yang telah melatih dirinya
untuk jeli.
Auditor harus mengembangkan kebiasaan pengamatan yang baik untuk
meyakinkan orang lain bahwa apa yang telah dilihatnya akurat dan dapat
diandalkan
lima poin lebih lanjut tentang bukti yang harus dipertimbangkan oleh auditor
CASE 2: THE WORKPLACE INSPECTION PROGRAM
Conclusion :
a. Bahaya di tempat kerja yang serius kadang- kadang tidak diidentifikasi selama
inspeksi. Mendeteksi bahaya dapat ditingkatkan jika Buruh [Departemen Tenega
Kerja] dan negara-regara bagian memberikan panduan yang lebih baik tentang
apa yang harus dicari selama inspeksi, laporan inspeksi yang dievaluasi lebih baik,
dan kinerja petugas kepatuhan yang dipantau dengan lebih baik di tempat kerja .
b. Banyak bahaya serius tidak disebutkan dan mungkin tidak diperbaiki karena
petugas kepatuhan tidak mengetahui penerapan beberapa standar dan percaya
bahwa yang lain tidak dapat diterapkan. Meskipun Buruh menyadari masalah ini,
mereka tidak bertindak untik menyelesaikannya.
c. Diperlukan inspeksi tindak lanjut untuk memastikan penghapusan dari bahaya
serius yang kadang-kadang lidak dilakukan dan seringkali, ketika dibuat, tidak
tepat waktu
d. Kutipan untuk beberape bahaya serius ditarik, kadang-kadang tanpa alasan
yang baik atau diskusi dengan petugas kepatuhan yang telah mengutip
bahaya tersebut. Tidak ada ulasan yang dibuat untuk memastikan bahwa
penarikan dibenarkan. Ketika kutipan ditarik karena inspeksi yang tidak
memadai, inspeksi ulang tidak dilakukan
e. Banyak bahaya serius disebut sebagai pelanggaran tidak serius. Akibatnya,
inspeksi lanjutan tidak dilakukan
f. Permintaan waktu tambahan untuk memperbaiki bahaya disctujui secara
rutin tanpa menentukan apakah pengusaha berusaha memperbaiki bahaya
dan bahwa upaya koreksi akan menghasilkan kepatuhan terhadap standar.
1. Pada kasus di Maryland februari pegawai kehilangan jari akibat tidak adanya
penjagaan pada mesin. selama investigasi selanjutnya petugas kepatuhan hanya fokus
pada mesin yang terlibat kecelakaan dan tidak mengutip dua mesin yang tidak dijaga
yang mana mesin tersebut juga berbahay dan perlu penjagaan.
Kasus lainnya pada bulan november, petugas kepatuhan hanya mengutip 13
pelanggaran tidak serius dan melewatkan bahaya serius yang ada berupa standar
pemeliharaan lantai panggung geledak kayu yang bolong dan pagar yang tidak
memenuhi standar.
Tujuan audit
Berdasarkan kesimpulan maka tujuan audit tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut :
1. Untuk melihat apakah pedoman yang ada sudah baik dan telah dijalankan atau
tidak.
2. Untuk menentukan jenis bahaya (berat/ringan) yang terdapat dalam perusahaan,
sehingga inspeksi lanjutan dapat dilakukan.
3. Untuk menentukan efektifitas pemantauan terkait dengan kinerja kepatuhan kerja
4. Untuk memperbaiki upaya koreksi dengan melakukan inspeksi dalam
menghasilkan kepatuhan sesuai dengan standar
Berdasarkan setiap masalah yang terjadi dalam setiap kasus adalah:
Kasus maryland
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian terhadap 2 mesin rem lainnya yang sama sama tidak dijaga
(akibat).
Kasus pittsburgh
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaiaan pada power press tambahan, satu rem press, dan satu gergaji
radial tanpa penjagaan yang diperlukan (akibat).
Kasus georgia
Tujuannya : petugas kepatuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian pada 7 rem press untuk membengkokkan baja tanpa
perlindungan (akibat).
Kasus philadelpia
Tujuannya: petugas kebutuhan melakukan inspeksi (sebab) yang tidak
mengikuti pedoman dalam inspeksi (kriteria) sehingga melakukan
pengabaian pada pisau dan gergaji serta mesin bor yang kurangnya
pengabaian (akibat).
Note : secara garis besar tujuan audit untuk ke 4 kasus ini sama dalam
elemen sebab dan kriteria, perbedaannya terletak pada elemen akibat
24
25
Kesimpulan :
• Bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan kematian atau cedera serius
kadang-kadang tidak diidentifikasi selama inspeksi. Mendeteksi bahaya dapat
ditingkatkan jika Buruh [Departemen Tenaga Kerja] dan negara-negara bagian
memberikan panduan yang lebih baik tentang apa yang harus dicari selama
inspeksi, laporan inspeksi yang dievaluasi lebih baik, dan kinerja petugas
kepatuhan yang dipantau dengan lebih baik di tempat kerja.
• Banyak bahaya serius tidak disebutkan dan mungkin tidak diperbaiki karena
petugas kepatuhan tidak mengetahui penerapan beberapa standar dan percaya
bahwa yang lain tidak dapat diterapkan. Meskipun Buruh menyadari masalah ini,
mereka tidak bertindak untuk menyelesaikannya.
• Diperlukan inspeksi tindak lanjut untuk memastikan penghapusan dari bahaya
serius yang kadang-kadang tidak dilakukan dan seringkali, ketika dibuat, tidak
tepat waktu.