Anda di halaman 1dari 49

Kegagalan, Penilaian, Pemeriksaan,

Perbaikan Struktur dan Fondasi Gedung


Pendahuluan
► Ada 5 ellemen penting dari suatu
proyek bangunan
Concept
 Design
 Construction / Performance
 Use (penggunaan)
 Maintenance (perawatan)
P

Essential
Elements
pada
Maintenance Construction Construction
Project

Use
Competence Knowledge
(Pelatihan dan
(Experience) Edukasi)
Successful
Project harus
mengandung

Care
(Control)
Building Failure
dan
Forensic Engineering
Kegagalan Bangunan (Building Failure)
Definisi
UU-RI No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi, Bab 1, Pasal 1
ayat 10:
Kegagalan Bangunan adalah suatu keadaan keruntuhan
bangunan dan/atau tidak berfungsinya bangunan setelah
penyerahan akhir hasil Jasa Konstruksi.
Disini perlu dijelaskan pengertian fungsi, karena dalam definisi
tersebut diatas ada kalimat yang mengandung kata fungsi
(kegunaan suatu hal). Pengertian kata fungsi secara umum tidak
hanya mencakup masalah kegunaan saja (kegunaan artinya
dapat dipakai /dimanfaatkan sesuai yang dimaksud), tetapi lebih
luas dari itu.
Fungsi juga dapat ditinjau dari segi Tata-Nilai yang mencakup
unsur-unsur Metoda, Psikologis, Estetika, Ekonomis, Spiritual,
Teknologikal, Kultural dan Intelektual
Kegagalan bangunan dapat terjadi pada setiap
tahapan, yaitu secara garis besar bermula dari
a. Tahapan concept dan feasibility,
b. Contract documents (design, details dan
specifications),
c. Performance of work (actual construction,
control, guidance dan supervisory inspection),
sampai dengan tahapan
d. Pengunaan bangunan dan pemeliharaan
(owner and public use of the completed
facility)….Nonperformance.
Dov Kaminetzky,”Design and Construction Failures”-Lessons from
Forensic Investigation, McGraw-Hill,Inc,1991:
. Kegagalan adalah tindakan manusia dan didefinisikan sebagai:
kelalaian tercapainya suatu kinerja, kurangnya keberhasilan,
kinerja yang tidak terpenuhi, insufisiensi, kehilangan kekuatan,
dan berhentinya fungsi atau kinerja yang sesuai.
N Ananda Coomarasamy, Senior Civil Engineer, Construction &
Maintenance Department Port of Singapore Authority,
“Construction Related Structural Failures”, International
Conference on Structural Failure, ICSF 87, Singapore, 30-31
March 1987:
Kegagalan struktural dapat didefinisikan sebagai
perilaku atau kinerja struktur yang tidak sesuai dengan
kondisi stabilitas yang diharapkan dan layanan yang
diinginkan. Kegagalan juga dapat merujuk kepada
kehancuran total dan cacat alam seperti yang irrepairable
atau tidak ekonomis untuk diperbaiki untuk
penggunaan yang
sesuai.
Dr. Jack E. Snell,
Semua hukum mengatakan bahwa kerugian
yang signifikan dari kehidupan atau potensi
kerugian yang signifikan dari kehidupan dalam
bangunan adalah merupakan kegagalan
bangunan.
Pembahasan mengenai “Kegagalan Bangunan”
sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2000, antara
beberapa Asosiasi Profesi dan pihak Jasa Asuransi
Definisi “Kegagalan Bangunan” (2006):
Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan
dinyatakan mengalami kegagalan bila tidak mencapai
atau melampaui nilai-nilai kinerja tertentu (persyaratan
minimum , maksimum dan toleransi) yang ditentukan
oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang berlaku
saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi dengan
baik

Analisis Kegagalan (Failure Analysis)


Failure Analysis
� Apa yang terjadi?
� Bagaimana terjadi?
� Mengapa itu terjadi
d ?

Menentukan Faktor-faktor Penyebab


(Causes / contributing factors)

Mengusulkan Rekomendasi Perbaikan


Failure Analysis Type of failure
- Kegagalan, kecelakaan - Safety failure
� What happened? collapse - Functional
- Faktor external , loading,
� How it happened? earthquake, wind, flood,
failure
- Ancillary failure
� Why it happened? fire, vibration
- Perubahan fungsi gedung

Umum
• Ketidaktahuan, ceroboh, lalai
Menentukan Faktor-factor • Kelupaan, kesalahan
Penyebab (Causes / - Ketergantungan pada pihak Kesalahan saat :
lain tanpa control yang cukup - Design, planning,
contributing factors) • Under-estimate/over-estimate construction
• Pengetahuan kurang - Masa penggunaan
• Situasi yang tak terduga (service)

Effect Note: Perlu pembuktian


- Setttlement
Mengusulkan - Retak, karat, bocor
Rekomendasi Perbaikan - Defleksi dan lain-lain
Beberapa contoh kegagalan
♦ Lendutan yang berlebihan
♦ Lantai bergetar saat ada yang berjalan
♦ Air menggenang pada lantai:
♦ Beton mengalami pengelupasan atau peretakan lainnya
♦ Terjadi settlement yang berlebihan, differential settlement dan tilting

Beberapa kegagalan struktur yang terkenal,


♦ Menara Pisa
♦ Jembatan Tacoma
♦ Hyatt Regency Hotel Walkway, Kansas City
♦ Rubuhnya New World Hotel - Singapore
Forensic
Pengujian secara ilmiah atau teknis yang
dipergunakan dalam suatu investigasi
termasuk pembuktian.

Forensic dari segi engineering:


Berhubungan dengan investigasi, rekonstruksi,
building failure, structural failure dan system
engineering.
Forensic dari segi legal:
Bertujuan mencari fakta temuan untuk mempelajari
atau mencari penyebab yang paling mungkin
mengakibatkan terjadinya kegagalan.
Forensic Engineering
Forensic Engineering praktis hampir sama dengan Failure
Analysis, Perbedaannya adalah Failure Analysis
diperuntukkan untuk safety recommendation dan Forensic
Engineering untuk yang berkaitan dengan pengadilan

Forensic Engineering merupakan bagian dari


Failure Analysis
Forensic Engineering:
Forensic engineering merupakan
penerapan dari engineering science
untuk investigasi suatu kerusakan
atau performance lainnya.
Forensic Engineering
Forensic engineering mencakup investigasi
fisik dan teknis dari penyebab
kerusakan/kegagalan, analisis kualitas,
analisis kegagalan dan menentukan sumber
penyebabnya
Quality Assurance (QA)
(Jaminan Kualitas):
• Quality assurance (QA) mencakup quality control (QC).

• Dalam Construction Engineering QA dapat dinyatakan sebagai berikut:


- QA dalam aktivitas construction memberikan panduan dalam
memberikan spesifikasi perencanaan struktur yang baik.
- Pemilihan bahan konstruksi dan kualitas pengerjaan yang sesuai
persyaratan
- Pemeliharaan/perawatan struktur pasca konstruksi dengan melakukan
pemeriksaan (assessment), perawatan (maintenance) dan perbaikan
(repair) secara periodik.
Perkembangan kemudian adalah penggabungan antara
Forensic Engineering dan Quality Assurancs. FEQA

FEQA ; “Forensic Engineering - Quality Assurance”


Penggabungan kedua program tersebut akan menghasilkan
kualitas konstruksi, pemeriksaan penyebab kegagalan dan
perbaikan (repair) yang tepat yang pada gilirannya akan
meningkatkan kelayakan struktur dan kualitas hidup
Forensic Engineer
Forensic Engineer adalah Ahli (specialist) yang menerapkan
pengetahuan (knowledge) dan ketrampilannya (skill) dalam
engineering.
Forensic Engineer harus memiliki:
. Professional License
. Professional Certification
. Professional Affiliation
Bertindak seperti
. Ber – Etika (Ethical)
detektif
. Berpengalaman dalam bidang:
- Investigasi – accident
- Construction – reconstruction
- Safety Standard – Regulations
- Product Safety Evaluation
- Building Code dan lain sebagainya
Pengumpulan fakta dan
bukti-bukti fisik
(physical evidence)

Investigasi
Investigasi meliputi: Analysis
- Inspeksi kualitas
- Pengumpulan bukti (evidence)
- Pengukuran (measurements)
- Pengembangan model contoh products
- Melakukan pengujian – experiments

Conclusions
Tujuan dari Evaluasi adalah untuk memperoleh salah
satu atau beberapa informasi berikut ini:
1. Menilai kemunduran struktur akibat kondisi lingkungan
2. Menilai kerusakan struktur yang mungkin disebabkan oleh
berbagai sebab, antara lain beban yang berlebihan atau tidak
wajar, perencanaan yang kurang baik, pelaksanaan yang
buruk, banjir, kebakaran, angin, gempa, penurunan
(settlement) atau karena perawatan yang buruk.
3. Melihat kemungkinan adanya perubahan penggunaan
bangunan
4. Penilaian kapasitas struktur
5. Melihat kemungkinan perubahan dimensi komponen struktur
6. Untuk menentukan kemungkinan untuk dapat dimodifikasi agar
dapat memenuhi building code yang disyaratkan
Analysis

Failure mode effect Fault tree analysis


analysis (FMEA) (FTA)

Pendekatan analitis: Lebih dikenal dengan


Pertimbangan istilah
kemungkinan terjadinya - “ cause-and-effect
failure dalam analysis”
perencanaan yang - Failure analysis
meliputi safety, cost, dimana keadaan
performance, quality suatu sistem yang
dan reliability tidak memenuhi
syarat diinginkan
dianalisis
Failure Mode
& Effect
Risk priority number
(RPN) =
Analysis 3. Probability
number
SEV*OCCUR*DETECT
(FMEA) (OCCUR)

4. Detection
number
(DETECT)
Forensic Engineering in
Structural Design and Construction
Dalam usaha mencapai kualitas, performa dan inovasi (new
techniques) yang baik, seringkali “basic principles, sound
structural design and good construction practice” dilanggar yang
memicu kearah failure.

Penyebab Failures (causes of failures) pada umumnya:


• Ketidaktahuan (ignorance), kecerobohan (carelessness),
kelalaian (negligence)
• Kelupaan (forgetfulness), kesalahan (errors), mistakes
• Ketergantungan pada pihak lain tanpa control yang cukup
• Underestimation dari pengaruh terhadap keputusan yang diambil
• Pengetahuan yang kurang (tidak cukup)
• Situasi yang tak terbayangkan (unimagined)
Berbagai kesalahan dalam Desain,
Perencanaan (planning) dan Pelaksanaan
Kerusakan Struktur, kesalahan dalam design/planning
- Misinterpretation dari codes dan conceptual errors
- Design criteria, analisis struktur
- Misuse dari software (input, asumsi, model dan interpretation)
- Gambar dan spesifikasi teknis
- Rencana dan persiapan
Physical evidence (bukti fisik)
- Metoda konstruksi yang tidak layak
- Kualitas kerja yang buruk
- Kondisi lapangan/lingkungan kerja, mesin dan peralatan
- Kondisi berbagai bahan bangunan
- Perijinan, prosedur kerja, checklist, supervisor dan lain-lain
Berbagai kegagalan dalam masa penggunaan
(service) bangunan
a. Kegagalan, kecelakaan dan keruntuhan
sebagian atau keseluruhan karena operation
dan pemeliharaan gedung yang buruk
sehingga menimbulkan degradasi struktur.

b. Pembebanan dan pengaruh eksternal


Beban gempa, angin, banjir, kebakaran,
longsor, temperature, vibrasi, beban kejut
(blast), abrasi, korosi, fatique, overload dan
lain sebagainya.

c. Perubahan fungsi bangunan


Jenis Kegagalan ( Type of Failures)
Kegagalan (failure) tidak selalu berarti keruntuhan
(collapse), kegagalan dapat berupa:
- Defisiensi struktur
- Disfungsional dalam penggunaan
- Timbul pengaruh sekunder yang merugikan

1. Safety failure
Cedera (injury), kematian (death), risiko dan keamanan
terhadap publik
a. Keruntuhan perancah saat pengecoran
b. Kelongsoran tanah
c. Keruntuhan lantai flat-slab akibat geser pons (punching
Jenis Kegagalan ( Type of Failures)
2. Functional failure
Gagal fungsi (timbul kompromi dalam fungsi)
a. Vibrasi-getaran yang berlebihan pada lantai yang
menyebabkan ketidak-nyamanan public
b. Kebocoran pada pelat lanntai atau pelat atap
c. Air conditioning yang tidak memadai
d. Akustik ruangan yang tidak memadai

3. Ancillary failure (kegagalan tambahan)


Gagal Jadual, pembiayaan (cost) dan penggunaan (use)
a. Keterlambatan (delayed construction)
b. Masalah fondasi yang tak terduga
c. Ketidak tersediaan bahan-bahan yang dibutuhkan
d. Pemogokan dan bencana alam
Kegagalan struktur (structural failure)
Dari informasi diatas telah diungkapkan berbagai jenis
kegagalan yang dapat terjadi, Tetapi dari berbagai
pengalaman dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
kegagalan struktur disebabkan oleh:

1. Kualitas detailing struktur yang buruk


2. Kualitas beton yang buruk
3. Selimut (cover) beton yang tidak sesuai spesifikasi
4. Pengaruh lingkungan
5. Kualitas kerja yang buruk
6. Pengaruh-pengaruh lainnya juga ikut menyumbang.
Keruntuhan gedung/struktur pada umumnya
dapat juga diklasifikasikan sebagai berikut

1. Bad design (desain yang buruk)


2. Faulty construction (salah Konstruksi)
3. Foundation failure (kegagalan
Pondasi)
4. Extraordinary loads (beban luar)
5. Unexpected failure modes (kegagalan
tak terduga)
6. Combination of causes (akibat
pembebanan)
Forensic Engineer melakukan autopsi pada
material, komponen struktur atau keseluruhan
struktur dari gedung, jembatan atau struktur
lainnya untuk menentukan penyebab
sampai dengan terjadinya kegagalan, dan
kemudian menentukan metoda
repair/rehabilitation / replacement
Evaluasi Kekuatan Struktur yang Telah Berdiri
Tujuannya untuk membuktikan bahwa tingkat
keamanan struktur telah memenuhi persyaratan
bangunan yang ada.
Evalusi tersebut dilakukan karena:
a. Bila timbul suatu keraguan mengenai keamanan
suatu struktur atau komponen struktur, maka dapat
dilakukan evaluasi terhadap kekuatan struktur
dengan cara uji beban.
b. Bila pengaruh defisiensi kekuatan struktur tidak
diketahui dengan baik atau bila dimensi struktur
serta sifat bahan yang dibutuhkan untuk tujuan
analisis tidak memungkinkan untuk diukur nilainya,
maka uji beban harus dilakukan bila struktur
tersebut diinginkan untuk tetap berfungsi
Haruskah
Effect Sebab/ di Repair Yes Repair
cause atau cukup Evaluasi analysis
di proteksi

Design
Leakage Materials Kebutuhan
SALAH Construction Public safety
User
Settlement
Struktur tidak
Deflection memadai
Overloading
Wear RUSAK Chemical
Earthquake Leakage
Fire
Spalling Sebab Kegunaan Kebutuhan
Mempengaruhi struktur
Desintegrasi lingkungan ?
???
Erosi
Korosi scope Urgensi ? Effect repair
Cracking Reaksi alkali-
BURUK Disfungsi pada struktur
aggregate
Effect Cost
Delaminasi Serangan
Constructability
sulfat Aestetika ??? User technical
Scaling
scope Performance
Lingkungan
Requirement

Kegunaan Aesthetis
Safety
Beberapa teknik uji (testing)
Non-destructive test (NDT)
dan destructive test, termasuk
uji beban
Penyelidikan untuk hasil uji
kuat tekan beton yang rendah
NON DESTRUCTIVE TESTING TECHNIQUES
Berbagai pengalaman pada pembangunan gedung-
gedung tinggi di Jakarta dimana mutu beton jatuh
secara signifikan, sehingga penyelidikan untuk hasil uji
kuat tekan beton yang rendah perlu dilakukan.
Sesuai SNI 2847-2013 pasal 5.6.5.2
5.6.5.2 Jika kepastian nilai kekuatan tekan beton yang rendah
telah diketahui dan hasil perhitungan menunjukkan
bahwa kapasitas pemikul beban berkurang secara
signifikan, maka uji beton inti (cores) diperbolehkan
diambil dari daerah yang dipermasalahkan sesuai
dengan ASTM C42M. Dalam kasus tersebut, tiga benda
uji harus diambil untuk setiap uji kekuatan tekan yang
jatuh dibawah nilai yang diberikan dalam 5.6.3.3(b).
Penyelidikan Untuk Hasil Uji Kekuatan Tekan Beton
Yang Rendah. SNI 2847-2013-5.6.5 (lanjutan)
Penerimaan 5.6.5.4 Beton di daerah yang diwakili oleh uji beton inti harus
dianggap cukup secara struktur jika kekuatan tekan
rata-rata dari tiga beton inti adalah minimal sama
dengan 85 persen dari fc’ , dan tidak ada satupun beton
inti yang kekuatan tekannya kurang dari 75 persen dari
fc’. Tambahan pengujian beton inti diizinkan untuk
diambil dari lokasi yang memperlihatkan hasil kekuatan
beton inti yang cenderung salah.
Krriteria

5.6.5.5 Bila kriteria 5.6.5.4 tidak dipenuhi dan bila kekuatan


struktur masih meragukan, maka pihak yang berwenang
dapat meminta untuk dilakukan pengujian lapangan
pada kekuatan struktur beton sesuai dengan Bab 20
untuk bagian-bagian struktur yang bermasalah tersebut,
atau melakukan langkah-langkah lainnya yang
dianggap tepat.
Prosedur Uji Beban

a. Perencanaan pengaturan pola beban pada balok


atau panel yang ditinjau harus dipilih sedemikian
rupa agar didapatkan nilai lendutan dan tegangan
maksimum di daerah yang diinginkan (kritis) dari
komponen struktur yang kekuatannya diragukan.
b. Beban uji total, termasuk beban mati yang sudah ada
pada struktur, tidak boleh kurang daripada 0,85(1,4D
+1,7L).
c. Uji-beban boleh dilakukan terhadap struktur atau
bagian struktur yang sudah berumur 56 hari.
Kriteria Pembebanan
1. Pengukuran (lendutan, rotasi, regangan, slip, lebar retak) harus
dilakukan pada lokasi dimana respon maksimum diharapkan
akan terjadi.
2. Beban uji harus diaplikasikan dalam tidak kurang dari empat
tahapan peningkatan beban yang sama.
3. Beban uji merata harus diaplikasikan sedemikian untuk
menjamin tercapainya keseragaman distribusi beban pada
struktur atau bagian struktur yang diuji.
4. Rangkaian pengukuran respon struktur harus dilakukan bertahap
setelah pembebanan diaplikasikan sampai dengan 24 jam
setelah , beban total diaplikasikan.
5. Pengukuran ber-akhir 24 jam setelah beban uji dilepaskan.
Kriteria Penerimaan (Acceptance Criteria)
1. Bagian struktur yang diuji tidak boleh
memperlihatkan tanda- tanda
kegagalan/keruntuhan. Retak-belah
dan pecah pada bagian beton yang
tertekan dapat dianggap sebagai indikasi
kegagalan/keruntuhan.
Beberapa catatan penting yang perlu diperhatikan
1. Keamanan selama pelaksanaan uji beban perlu diutamakan dan
tindakan yang perlu dilakukan, bila terlihat adanya tanda-tanda
kearah keruntuhan perlu diinformsikan sejak awal
2. Disarankan selama uji beban semua perilaku struktur yang dibebani
diamati dan diukur dengan cermat, termasuk perkembangan dan
pengukuran retakan yang terjadi.
3. Struktur setelah uji beban perlu dilakukan perbaikan (repair)
pemulihan kekuatan semula.
4. Seringkali terjadi kesalahan bacaan karena penentuan/penetapan
“zero reading” yang kurang cermat/salah

Anda mungkin juga menyukai