Anda di halaman 1dari 29

NUR EVA YANTI

1129040081
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan
interaksi unsur-unsur manusiawi adalah
sebagai suatu proses dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran. Guru dengan sadar
berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik.

Salah satu usaha yang tidak pernah guru


tinggalkan adalah, bagaimana memahami
kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
Metode Sebagai Alat Motivasi
Ekstrinsik
Metode ini menempati peranan yang tidak kalah
pentingnya dari komponen lainnya dalam
kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun
kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti
guru memahami benar kedudukan metode
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar.

Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman. A.M.


(1988:90) adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya, karena adanya perangsang dari
luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat
rangsangan dari luar dan dapat membangkitkan
belajar seseorang.
Metode Sebagai Strategi
Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar,
menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989: 1),
guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan
efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk
memiliki strategi itu adalah harus
menguasai teknik-teknik penyajian atau
biasanya disebut metode mengajar.
Metode Sebagai Alat untuk
Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan
dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Tujuan adalah pedoman yang memberi
arah kemana kegiatan belajar mengajar
akan dibawa.

Antara metode dan tujuan jangan bertolak


belakang. Jadi, guru sebaiknya
menggunakan metode yang dapat
menunjang kegiatan belajar mengajar,
sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang
efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
NUR EVA YANTI
1129040081
Pemakaian metode yang satu
digunakan untuk mencapai tujuan yang
satu, sementara penggunaan metode
yang lain, juga digunakan untuk
mencapai tujuan yang lain. Begitulah
adanya, sesuai dengan kehendak tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.
Nilai Strategis Metode
Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan
pengajaran salah satunya disebabkan oleh
pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang
kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang
kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang
sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran

Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah


suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam
kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah
metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan
belajar mengajar.
Efektivitas Penggunaan Metode
Penggunaan metode yang tidak sesuai
dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. Cukup banyak bahan
pelajaran yang terbuang dengan
percuma hanya karena penggunaan
metode menurut kehendak guru dan
mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas,
serta situasi kelas.
Seharusnya penggunaan metode dapat
menunjang pencapaian tujuan
pengajaran, bukannya tujuan yang
harus menyesuaikan diri dengan
metode. Karena itu, efektivitas
penggunaan metode dapat terjadi bila
ada kesesuaian antara metode dengan
semua komponen pengajaran yang
telah diprogramkan dalam satuan
pelajaran, sebagai persiapan tertulis.
Pentingnya Pemilihan dan
Penentuan Metode
Pemilihan dan penentuan metode ini
didasari adanya metode-metode tertentu
yang tidak bisa dipakai untuk mencapai
tujuan tertentu. Misalnya, tujuan
pengajaran adalah agar anak didik
dapat menuliskan sebagian dari ayat-
ayat dalam surah AI-Fatihah, maka guru
tidak tepat menggunakan metode
diskusi, tetapi yang tepat adalah metode
latihan.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan
Metode
 Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi
yang menghajatkan pendidikan. Di
sekolah, gurulah yang berkewajiban
untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru
akan berhadapan dengan sejumlah
anak didik dengan latar belakang
kehidupan yang berlainan. Status sosial
meteka juga bennacam-macam.
 Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dari
setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan
dalam pendidikan dan pengajaran
berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara
hierarki tujuan itu bergerak dari yang
rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan
instruksional atau tujuan pembelajaran,
tujuan kurikuler atau tujuan kurikulum,
tujuan institusional, dan tujuan pendidikan
nasional.
 Situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang
guru ciptakan tidak selamanya sama
dari hari ke hari. Pada suatu waktu
bolehjadi guru ingin menciptakan situasi
belajar mengajar di alam terbuka, yaitu
di luar ruang sekolah. Maka guru dalam
hal ini tentu memilih metode mengajar
yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan itu.
 Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan
metode mengajar. Fasilitas adalah
kelengkapan yang menunjang belajar anak
didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas
belajar akan mempengaruhi pemilihan
metode mengajar, Ketiadaan laboratorium
untuk praktik IPA, misalnya, kurang
mendukung penggunaan metode
eksperimen atau metode demontrasi.
 Guru
Latar belakang pendidikan guru diakui
mempengaruhi kompetensi. Kurangnya
penguasaan terhadap berbagai jenis
metode menjadi kendala dalam memilih
dan menentukan metode. Itulah yang
biasanya dirasakan oleh mereka yang
bukan berlatar-belakangkan pendidikan
guru. Apalagi belum memiliki
pengalaman mengajar yang memadai.
Macam-macam Metode Mengajar

1. Metode Proyek
Cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak
dari suatu masalah, kemudian dibahas dari
berbagai segi yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna.
Kelebihannya
 Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna
dalam menghadapi masalah kehidupan.
 Dapat membina siswa dengan kebiasaan
menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
dalam kehidupan sehari hari secara terpadu.

Kekurangannya
 Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik
secara vertikal maupun horizontal, belum
menunjang pelaksanaan metode ini.
 Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa, cukup fasilitas dan sumber-
sumber belajar yang diperlukan, bukanlah
merupakan pekerjaan yang mudah.
2. Metode Eksperimen
Cara penyajian pelajaran, dimasa siswa
melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajar.
Kelebihannya
 Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya.
 Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-
terobosan baru dengan penemuan dari hasil
percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan
manusia.

Kekurangannya
 Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang
sains dan teknologi.
 Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan
dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan
mahal.
 Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan
ketabahan.
3. Metode Tugas/Resitasi
Metode penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar.

Ada langkah-Iangkah yang harus diikuti


dalam penggunaan metode tugas atau
resitasi, yaitu:
• Fase Pemberian Tugas
• Langkah Pelaksanaan Tugas
• Fase Mempertanggung jawabkan Tugas
Kelebihannya
 Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas
belajar individual ataupun kelompok.
 Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar
pengawasan guru.
 Dapat membina tanggungjawab dan disiplin siswa.

Kekurangannya
 Siswa sulit dikontrol, apakah benar ia yang
mengerjakan tugas ataukah orang lain.
 Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai
dengan perbedaan individusiswa.
 Sering memberikan tugas yang monoton (tidak
bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.
4. Metode Diskusi
Cara penyajian pelajaran, di mana siswa
siswa dihadapkan kepada suatu masalah
yang bisa berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk
dibahas dan dipecahkan bersama.
Kelebihannya
 Merangsang kreativitas anak didik dalam bentuk ide,
gagasan-prakarsa, dan terobosan baru dalam
pemecahan suatu masalah.
 Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang
lain.
 Memperluas wawasan.

Kekurangannya
 Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga
memerlukan waktu yang panjang.
 Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
 Peserta mendapat informasi yang terbatas.
5. Metode Sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan
tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial.

Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan


metode sosiodrama antara lain adalah:
 Agar siswa dapat menghayati dan menghargai
perasaan orang lain.
 Dapat belajar bagaimana membagi tanggung
jawab.
 Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan
dalam situasi kelompok secara spontan.
 Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan
masalah
Kelebihanya
 Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan
mengingat isi bahan yang akan didramakan.
 Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
 Bakat yang dimiliki siswa dapat dipupuk sehingga
akan muncul atau tumbuh bibit seni drama dari
sekolah.

Kelemahanya
 Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama
mereka menjadi kurang kreatif.
 Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan
dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran
maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
 Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat
bermain sempit menjadi kurang bebas.
6. Metode Demontrasi
Cara penyajian pelajaran dengan
meragakan atau mempertunjukkan kepada
siswa suatu proses, situas, atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik
sebenarnya ataupun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisa.
Kelebihannya
 Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih
konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman
secara kata-kata atau kalimat).
 Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
 Proses pengajaran lebih menarik.

Kekurangannya
 Metode ini memerlukan keterampilan guru secara
khusus, karena tanpa ditunjang dengan hal itu,
pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
 Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik.
 Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan
yang matang di samping memerlukan waktu yang cukup
panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau
jam pelajaran lain.

Anda mungkin juga menyukai