KLINIK DASAR
(KKD)
Reno D. Rumbino, dr
Interaksi Dokter dan Pasien
1. Dapat menerapkan etika kedokteran dengan
baik
2. Dapat mengumpulkan data pasien se-
banyak-banyaknya melalui anamnesis
(wawancara medis)
3. Dapat melakukan pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemeriksaan fisis umum dan khusus
4. Dapat membuat catatan medik penderita
(medical record)
5. Dapat melakukan Penilaian (dignosis dan
diagnosis banding) ?
7. Dapat menelusuri literatur (Riview of the
literature)
8. Dapat berkonsultasi dengan pembimbing
9. Dapat merencanakan pemeriksaan
pendukung diagnosis
10. Dapat merencanakan pengobatan ?
11. Dapat melakukan evaluasai
PROSES
DIAGNOSIS
Proses diagnosis
1. Hubungan dokter dan pasien
2. Mengambil riwayat penyakit
a. Keluhan utama
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Riwayat penyakit dahulu
d. Riwayat penyakit keluarga
e. Riwayat sosial
f. Anamnesis sistem
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital
4. Pemeriksaan fisis umum
5. Pemeriksaan fisis khusus
6. Analisis penyakit (Health Assessment)
7. Merencanakan pemeriksaan penunjang
8. Evaluasi
9. Pemeriksaan pasien kritis /emergensi
10. Membuat catatan medik penderita
KOMUNIKASI
• Inti komuknikasi :
1. Pemberi pesan (verbal dan non verbal)
2. Penerima pesan ( mengerti pesan = dpt
mengiterpretasi)
3. Pesan (mempunyai arti = meanings)
• Pemberi pesan dipengaruhi oleh
(internal):
1. Sikap dan perilaku (menyenangkan dan
optimistik ( = liking others))
2. Empati (emphaty): menyadari dan
mengerti perasaan org lain, tanpa ikut
larut dgn perasaan org tsb)
3. Kemampuan utk mendengar (ability to
listen)
Faktor eksternal :
2. Palpasi :
• Meraba dgn satu atau dua tangan (ladies
hand)
• Palpasi membedakan tekstur (bentuk),
ukuran, konsistensi, suhu, dll.
3. Perkusi :
• Mengetuk dengan tangan atau alat bantu
• Penilaian bunyi meliputi : frekuensi,
intersitas, durasi dan kualitas.
• Bunyi pada saat ketuk (perkusi), bunyi ini
timbul oleh karena resonansi.
4. Auskultasi :
• Mendengar bunyi dgn stetoskop
• Mendengarkan bunyi dari dalam tubuh
dengan stetoskop.
• Penilaian bunyi meliputi : frekuensi,
intersitas, durasi dan kualitas
5. Bau :
• penciuman yang baik bau dapat menduga
diagnosis suatu penyakit
• Misalnya bau keton pada penderita
Ketoasidosis diabetik, Foetor Hepaticum,
dll
Alat :
1. Stetoskop,
2. Sfigmomanometer (Tensimeter),
3. Senter,
4. Hammer refleks,
5. Spatel lidah,
6. Termometer,
7. Otoskopi,
8. Spekulum hidung dan
9. Optalmoskop.
Tingkat kesadaran
1. Kompos mentis = Sadar sepenuhnya
2. Apatis = Segan berhubungan dgn sekitar /
acuh tak acuh
3. Somnolent = Pasien selalu mau tidur
4. Letargi = Tampak lesu dan mengantuk
3. Delirium = Penurunan kesadaran disertai
peningkatan aktifitas psikomotor
• gelisah, disorientasi (orang, tempat,
waktu), memberontak, berteriak-teriak,
berhalusinasi, kadang berhayal
5. Sopor (Stupor)
= Mirip koma,
dpt bereaksi
dgn
rangsangan
nyeri
6. Koma = refleks
negatif
A. Membuka mata
Glagow Coma Scale (GCS)
o Spontan 4
o Terhadap bicara (perintah buka mata) 3
o Dgn rangsang nyeri 2
o Tdk bereaksi dgn rangsang nyeri 1
B. Respon verbal (bicara)
o Baik dan tdk ada disorientasi 5
o Kacau (confused); ada disorientasi waktu 4
o Dapat mengucapkan kata-kata, tapi tdk tepat 3
o Mengerang 2
o Tidak ada jawaban 1
C. Respon motorik (gerakan)
o Menurut perintah 6
o Mengetahui lokasi nyeri 5
o Reaksi menghindar 4
o Reaksi fleksi (dekortikasi) 3
o Reaksi ekstensi (deserebrasi) 2
o Tidak ada reaksi 1
Interpretasi Nilai GCS :
a. Skor 14 -1 5 : compos mentis
b. Skor 12 - 13 : apatis
c. Skor 11 - 12 : somnolent
d. Skor 8 - 10 : stupor
e. Skor < 5 : koma
Kekuatan Otot