Anda di halaman 1dari 53

PRESENTASI KASUS

Keratitis Pungtata Superfisialis


11-2015-008
Pembimbing:
dr. Indah PuspajayaSp.M
Identitas Pasien
• Nama Pasien : Tn. S
• Umur : 48 tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Alamat: : jl. Ratu Dibalau, Lampung
Anamnesa
• Keluhan Utama :
- Pasien mengeluh adanya rasa mengganjal pada mata kanan 3 hari yang lalu

• Keluhan Tambahan :
- Mata kanan berair (tidak terlalu banyak ), dan merah
RPS

• Pasien datang ke poliklinik Rumah Sakit Imanuel dengan keluhan ada


rasa mengganjal pada mata kanan disertai penglihatan yang menurun
sejak 3 hari yang lalu. Gejala diawali mata merah terasa perih disertai
silau, dan mengganjal seperti berpasir secara tiba-tiba. Satu hari yang
lalu pasien menggunakan obat tetes yang dibeli di apotek dan merah
menghilang sesaat. Pasien juga mengatakan bahwa mata terasa
lengket pada pagi hari setelah bangun tidur pada mata kanan.
RPD
Umum:
• Hipertensi (-)
• Diabetes Mellitus (-)
• Alergi (-)
Mata
• Riwayat sakit mata sebelumnya (-)
• Riwayat operasi mata (-)
• Riwayat trauma mata sebelumnya (-)
Status Oftalmologi
• Visus
KETERANGAN OD OS

Tajam penglihatan 0,8 1.0

Koreksi - -

Addisi - -

Distansia Pupil -

Kacamata lama - -
• Kedudukan Bola Mata

KETERANGAN OD OS

Eksoftamus Tidak ada Tidak ada

Endoftalmus Tidak ada Tidak ada

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Gerakan bola mata Normal ke segala arah Normal ke segala arah


Palpebra Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Konjungtiva Tarsalis Superior Inferior
KETERANGAN OD OS

Hiperemis Ada Tidak ada

Folikel Tidak ada Tidak ada

Papil Tidak ada Tidak ada

Sikatriks Tidak ada Tidak ada

Anemia Tidak ada Tidak ada

Kemosis Tidak ada Tidak ada


Konjungtiva Bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada

Injeksi Siliar Ada Tidak ada

Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada

Pterigium Tidak ada Tidak ada

Pinguekula Tidak ada Tidak ada

Nevus Pigmentosus Tidak ada Tidak ada

Kista dermoid Tidak ada Tidak ada


Sklera

KETERANGAN OD OS

Warna Merah Putih

Ikterik Tidak ada Tidak ada


Kornea
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Keruh
Permukaan Ada titik-titik halus Tidak rata
Ukuran 11 mm 11 mm
Sensibilitas Normal Normal
Infiltrat ada Tidak ada
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Bilik Mata Depan
KETERANGAN OD OS

Kedalaman Dalam Sulit dinilai

Kejernihan Jernih Keruh

Hifema Tidak ada Tidak ada

Hipopion Tidak ada Tidak ada


Iris
KETERANGAN OD OS

Warna Coklat coklakt

Kriptae Jelas Jelas

Sinekia Tidak ada Tidak ada


Pupil
KETERANGAN OD OS

Letak Di tengah Ditengah

Bentuk Bulat Bulat

Ukuran 3mm 3mm

Refleks cahaya langsung Positif posotif

Refleks cahaya tidak Positif Positif

langsung
Lensa
KETERANGAN OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Letak Di tengah Ditengah

Shadow Test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Badan Kaca

KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Fundus Okuli
Retina
KETERANG OD OS
- Edema Tidak ada
AN
Reflex Positif positif - Perdarahan Tidak ada

Fundus - Exudat Tidak ada


Papil - Sikatrik Tidak ada
- Bentuk Bulat
Makula Lutea
- Warna Kuning
- Reflex Fovea Ada
- Batas Tegas
- CD Ratio 0,4 0.4 - Edema Tidak ada
Arteri Vena 2:3 2:3
Palpasi

KETERANGAN OD OS

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada


Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Kampus
Tensi Visi
Okuli Normal Normal

Tonometri

KETERANGAN OD OS
Tes Konfrotasi Normal Normal
Pemeriksaan Penunjang
• Slitlamp
• Uji fluoresein
Resume
Pasien datang ke poliklinik Rumah Sakit Imanuel dengan keluhan ada
rasa mengganjal pada mata kanan disertai penglihatan yang menurun
sejak 3 hari yang lalu. Gejala diawali mata merah terasa perih disertai
silau, dan mengganjal seperti berpasir secara tiba-tiba.
Pada pemeriksaan ophtalmologis:
• Visus OD 0.8
• Visus OS 1.0
• Konjungtiva bulbi OD ada injeksi siliar.
• Kornea OD ada infiltrat bercak halus.
Pada pemeriksaan penunjang:
• Slitlamp : ditemukan adanya infiltrate bercak halus pada OD
• Uji fluoresein : ditemukan adanya pewarnaan hijau.
• Wd/:
Keratitis Pungtata Superfisial OD

• Dd/:
• Keratitis herpes zoster
• Keratitis bacterial
• Keratitis virus
PENATALAKSANAAN
• Terapi yang diberikan tergantung penyebabnya
• Virus : idoxuridin, trifluridin atau asiklovir (5x400 mg
selama 7-10 hari)
• Bakteri gram positif : cefazolin, penisilin G dan
Vencomisin
• Bakteri gram negatif : tabramisin, gentamisisn,
• Jamur : fluconazol, natamicin
• Antibiotik
Terapi tambahan
• Air mata buatan
• kortikosteroid
• Lindungi mata dari debu, sinar uv
Tinjauan Pustaka
KORNEA
 Lapisan bening bola mata, media refraksi
 5 lapisan :
 Epitel
 Membran Bowman
 Stroma
 Membran Descemet
 Endotel
 Perdarahan : Arteri Siliaris  Limbus
 Persyarafan : N. Trigeminus cabang Oftalmicus
Klasifikasi keratitis
 1. Keratitis superfisialis
a. Keratitis epitelial
1) Keratitis pungtata superfisialis
2) Herpes simplek
3) Herpes zoster
b. Keratitis subepitelial
1) Keratitis didiformis dari Westhoff
2) Keratitis numularis dari Dimmer

 2. Keratitis profunda
a. Keratitis stromal
1)Keratitis neuroparalitik
b. Keratitis sklerotikan
c. Keratitis intersisial
d. Keratitis disiformis
Keratitis Pungtata
• Keratitis yang terkumpul di daerah membran Bowman dengan
infiltrat berbentuk bercak-bercak halus.
• Disebut juga dengan “Thygeson’s disease” karena ditemukan
pertama kali oleh dr. Phillip Thygeson
• Kekerutan epitel yang meninggi berbentuk lonjong dan jelas, yang
menampakkan bintik-bintik pada pemulasan dengan fluoresein.
Gambaran Klinis
Symptom Sign

Sensasi Injeksi
benda asing

Fluoresin +
Mata berair

Infiltrat
Fotofobia

Penglihatan
kabur

Mata
merah

Nyeri
Reaksi terhadap obat tetes
mata, kosmetik, polusi, atau
Etiologi Adanya benda asing di mata
partikel udara seperti debu,
serbuk sari, jamur, atau ragi

Mata kering yang disebabkan


oleh kelopak mata robek atau
Virus Efek samping obat tertentu1
tidak cukupnya pembentukan
air mata

Iritasi dari penggunaan


Bakteri
berlebihan lensa kontak.

Paparan sinar ultraviolet


seperti sinar matahari atau
sunlamps. Hubungan ke
Jamur
sumber cahaya yang kuat
lainnya seperti pengelasan
busur
Patofisiologi
Mata yang kaya akan pembuluh darah dapat dipandang sebagai pertahanan imunologik yang alamiah.

Pada proses radang, mula-mula pembuluh darah mengalami dilatasi,

terjadi kebocoran serum dan elemen darah yang meningkat dan masuk ke dalam ruang ekstraseluler.

Elemen-elemen darah makrofag, leukosit polimorf nuklear, limfosit, protein C-reaktif imunoglobulin pada
permukaan jaringan yang utuh membentuk garis pertahanan yang pertama.

Karena tidak mengandung vaskularisasi, mekanisme kornea dimodifikasi oleh pengenalan antigen yang
lemah. Keadaan ini dapat berubah, kalau di kornea terjadi vaskularisasi.

Rangsangan untuk vaskularisasi timbul oleh adanya jaringan nekrosis yang dapat dipengaruhi adanya
toksin, protease atau mikroorganisme.

Sel-sel ini bergerak ke arah sumber antigen di kornea dan dapat menimbulkan reaksi imun di tepi kornea. Sindrom iskhemik dapat
dimulai oleh berbagai stimuli. Bahwa pada proses imunologik secara histologik terdapat sel plasma, terutama di konjungtiva yang
berdekatan dengan ulkus.

Penemuan sel plasma merupakan petunjuk adanya proses imunologik.


Keratitis Bakteri
• etiologi
Manifestasi Klinis
 mata merah,
 berair,
 nyeri pada mata yang terinfeksi,
 penglihatan silau,
 adanya sekret
 penglihatan menjadi kabur.

Pada pemeriksaan bola mata eksternal


 hiperemis perikornea,
 blefarospasme,
 edema kornea,
 infiltrasi kornea
Terapi
. Keratitis Fungi (Jamur)
• etiologi
Jamur berfilamen Jamur difasik. Pada jaringan
Jamur ragi (yeast) yaitu
(filamentous fungi) Bersifat hidup membentuk ragi
jamur uniseluler dengan
multiseluler dengan cabang- sedang media pembiakan
pseudohifa dan tunas :
cabang hifa, terdiri dari: membentuk :
• Jamur bersepta : Furasium • Candida albicans, • Blastomices sp,
sp, Acremonium sp, • Cryptococcus sp, • Coccidiodidies sp,
Aspergillus sp, • Rodotolura sp. • Histoplastoma sp,
Cladosporium sp,
• Sporothrix sp.
Penicillium sp,
Paecilomyces sp,
Phialophora sp, Curvularia
sp, Altenaria sp.
• Jamur tidak bersepta :
Mucor sp, Rhizopus sp,
Absidia sp.
Manifestasi klinis
• Riwayat trauma terutama tumbuhan, pemakaian
steroid topikal lama
• Lesi satelit
• Tepi ulkus sedikit menonjol dan kering, tepi yang
ireguler dan tonjolan seperti hifa di bawah endotel
utuh
• Plak endotel
• Hypopyon, kadang-kadang rekuren
• Formasi cincin sekeliling ulku
• Lesi kornea yang indolen
• Keratitis fungi
Terapi
• Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan meliputi:
• Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin
B.
• Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole,
Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole
Keratitis Virus
• Etiologi

Herpes Simpleks Virus (HSV) merupakan salah satu


infeksi virus tersering pada kornea
Patofisiologi

Pada kerusakan terjadi akibat


pembiakan virus
mengakibatkan
kerusakan sel epitel dan
membentuk tukak
epitelial : intraepitelial
kornea superfisial.

terjadi reaksi imunologik Sel radang ini


Pada tubuh terhadap virus
yang menyerang yaitu
mengeluarkan bahan
proteolitik untuk
reaksi antigen-antibodi merusak virus tetapi
stromal : yang menarik sel radang
ke dalam stroma.
juga akan merusak
stroma di sekitarnya.
Manifestasi Klinis
• nyeri,
• fotofobia,
• penglihatan kabur,
• mata berair,
• mata merah,
• tajam penglihatan turun terutama jika bagian pusat
yang terkena
• Keratitis Virus Herpes Simplek
Terapi
Debridement
Terapi Obat
◦ IDU (Idoxuridine) analog pirimidin (terdapat dalam larutan 1% dan
diberikan setiap jam, salep 0,5% diberikan setiap 4 jam)
◦ Vibrabin: sama dengan IDU tetapi hanya terdapat dalam bentuk salep
◦ Trifluorotimetidin (TFT): sama dengan IDU, diberikan 1% setiap 4 jam
◦ Asiklovir (salep 3%), diberikan setiap 4 jam.
◦ Asiklovir oral dapat bermanfaat untuk herpes mata berat, khususnya pada
orang atopi yang rentan terhadap penyakit herpes mata dan kulit agresif.

Terapi Bedah
◦ Keratoplasti penetrans mungkin diindikasikan untuk rehabilitasi
penglihatan pasien yang mempunyai parut kornea yang berat
Keratitis Alergi
Etiologi

• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua


mata,
• biasanya penderita sering menunjukkan gejala alergi
terhadap tepung sari rumput-rumputan
Manifestasi Klinis
 Bentuk palpebra: cobble stone (pertumbuhan papil
yang besar), diliputi sekret mukoid.
 Bentuk limbus: tantras dot (penonjolan berwarna abu-
abu, seperti lilin)
 Gatal
 Fotofobia
 Sensasi benda asing
 Mata berair dan blefarospasme
Terapi
• Biasanya sembuh sendiri tanpa diobati
• Steroid topikal dan sistemik
• Kompres dingin
• Obat vasokonstriktor
• Cromolyn sodium topikal
• Koagulasi cryo CO2.
• Pembedahan kecil (eksisi).
• Antihistamin umumnya tidak efektif
• Kontraindikasi untuk pemasangan lensa kontak
Klasifikasi
Keratitis
Flikten

Keratitis Sika
Bentuk klinis
Keratitis
Neuroparalitik

Keratitis
Numuralis
Keratitis Flikten/Skrofulosa/Eksemtosa
Flikten merupakan benjolan berdiameter 1-3 mm berwarna abuabu pada
lapisan superfisial kornea.

Epitel diatasnya mudah pecah dan membentuk ulkus.

Ulkus ini dapat sembuh atau tanpa meninggalkan sikatrik.

Adapula ulkus yang menjalar dari pinggir ke tengah, dengan pinggir


meninggalkan sikatrik sedangkan bagian tengah nya masih aktif, yang disebut
wander phlyctaen.

Keadaan ini merupakan proses yang mudah sembuh, tetapi kemudian kambuh
lagi di tempat lain bila penyebabnya masih ada dan dapat menyebabkan
kelainan kornea berbentuk bercak-bercak sikatrik, menyerupai pulaupulau
yang disertai ‘geographic pattern’.
Keratitis Sika
Merupakan peradangan konjungtiva dan kornea akibat keringnya permukaan kornea dan konjungtiva.

 Berkurangnya komponen lemak, seperti pada blefaritis

 Berkurangnya airmata, seperti pada syndrome syrogen, setelah memakai obat diuretik, atropin atau
dijumapai pada usia tua.

 Berkurangnya komponen musin, dijumpai pada keadaan avitaminosis A, penyakit-penyakit yang


menyebabkan cacatnya konjungtiva, seperti trauma kimia, Sindrom Steven Johnson, trakoma.

 Penguapan yang berlebihan seperti pada kehidupan gurun pasir, lagoftalmus, keratitis
neuroparalitika.

 Adanya sikatrik pada kornea.


Keratitis Numularis
 Diduga dari virus.
 Pada klinis, tanda-tanda radang tidak jelas, terdapat
infiltrat bulat-bulat subepitelial di kornea, dimana
tengahnya lebih jernih, disebut halo (diduga terjadi
karena resorpsi dari infiltrat yang dimulai di tengah).
 Tes fluoresen (-).
 Keratitis ini kalau sembuh meninggalkan sikatrik yang
ringan
Komplikasi

Gangguan Jaringan parut


Ulkus kornea
refraksi permanent

Perforasi Glaukoma
kornea sekunder
Prognosis

Keratitis dapat • ditangani dengan tepat


• tidak diobati dengan baik dapat menimbulkan
sembuh dengan ulkus yang akan menjadi sikatriks dan dapat
baik mengakibatkan hilang penglihatan selamanya.

Prognosis visual
• Virulensi organisme
tergantung pada • Luas dan lokasi keratitis
beberapa faktor, • Hasil vaskularisasi dan atau deposisi kolagen
tergantung dari:
KESIMPULAN
• merupakan suatu infeksi pada kornea yang ditandai dengan adanya infiltrat
Keratitis yang disebabkan oleh beberapa faktor.

Berdasarkan • keratitis pungtata superfisialis


• keratitis marginal
tempatnya • keratitis interstitial.

• keratitis bakterialis,
Berdasarkan • keratitis fungal,
penyebabnya • keratitis viral
• keratitis akibat alergi.
• keratitis sika,
Berdasarkan bentuk • keratitis flikten,
klinisnya • keratitis nurmularis
• keratitis neuroparalitik

• visus turun mendadak,


Gejala umum • mata merah,
• rasa silau,
keratitis • merasa ada benda asing di matanya.

• tergantung dari jenis-jenis keratitis yang diderita


Gejala khususnya oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai