Anda di halaman 1dari 52

DINAMIKA KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

KELAS XI
SEMESTER GENAP
DINAMIKA KEPENDUDUKAN DAN
PROYEKSI PENDUDUK
3.2 Menganalisis dinamika 3.2.1 Memahami Pengertian Penduduk, Kependudukan dan
kependudukan di Indonesia Demografi
untuk perencanaan
3.2.2 Mengidentifikasi faktor-faktor dinamika kependudukan
pembangunan
3.2.3 Menganalisis Kelahiran yang terjadi di Indonesia
3.2.4 Menganalisis kematian yang terjadi di Indonesia
3.2.5 Menganalisis perpindahan penduduk (migrasi) yang
terjadi di Indonesia
3.2.6 Menghitung pertumbuhan penduduk
3.2.7 Memahami pengertian komposisi penduduk
3.2.8 Menganalisis piramida penduduk
3.2.9 Menghitung Sex Ratio
3.2.10 Menghitung Dependensi Ratio
3.2.11 Menghitung Kepadatan penduduk
3.2.12 Memahami pengertian proyeksi penduduk
PENDUDUK
• Penduduk adalah orang yang berdomisili atau
bertempat tinggal menetap di wilayah suatu
negara dan telah memiliki syarat menurut
undang-undang. Sedangkan yang disebut bukan
penduduk adalah orang yang berada di wilayah
negara untuk sementara serta tidak bermaksud
bertempat tinggal tetap di negara itu.
KEPENDUDUKAN
• Kependudukan adalah ilmu yang mempelajari dinamika
kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran,
struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana
jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis
kependudukan dapat merujuk masyarakat secara
keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan
kriteria seperti pendidikan, kewarganegaraan, agama,
atau etnisitas tertentu.
DEMOGRAFI
• Demografi berasal dari Bahasa Yunani, Demos dan
Grafein. Dimana demos adalah rakyat sedangkan
Grafein adalah menulis. Artinya adalah tulisan-tulisan
tentang rakyat atau penduduk.
DINAMIKA PENDUDUK
• Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan
penduduk. Perubahan perubahan tersebut dipengaruhi
oleh beberapa hal. Dinamika atau perubahan lebih
cenderung pada perkembangan jumlah penduduk
suatu negara atau wilayah tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DINAMIKA PENDUDUK
• 1. Kelahiran (Natalitas)
• 2. Kematian (Mortalitas)
• 3. Perpindahan Penduduk (Migrasi)
ANGKA KELAHIRAN ( NATALITAS)

Natalitas atau sering disebut angka kelahiran,


faktor-faktor pendukungnya (pro natalitas)
seperti :
1. Anggapan banyak anak banyak rezeki
2. Kawin usia muda
3. Rendahnya tingkat kesehatan.
4. Anak adalah harapan orang tua
5. Anak menjadi kebanggaan orang tua
6. Anak laki-laki dianggap penerus keturunan
Faktor faktor penghambat kelahiran (anti
natalitas) seperti :
1. Keinginan punya anak dalam jumlah kecil
2. Penundaan usia kawin
3. Waktu retaknya hubungan suami isteri
4. Perasaan wanita yang terbatas ruang geraknya jika
mempunyai jumlah anak banyak
5. Tingkat keberhasilan KB
6. Adanya UU Perkawinan (UU No. 1 Th 1974)
ANGKA KELAHIRAN KASAR
Angka kelahiran kasar (crude birth rate disingkat CBR)
menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun,
dengan rumus sebagai berikut.
CBR = B  1000
P
Keterangan: :
B = banyaknya anak yang lahir (birth) pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk (population) pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :
Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk
ANGKA TINGGKAT KELAHIRAN UMUM

GFR (General Fertility Rate)


atau tingkat kelahiran umum

GFR = B  k
Fm (15-49)

Keterangan:
B : jumlah kelahiran hidup
Fm(15-49) : jumlah wanita usia subur (15-49) tahun
k : konstanta (umumnya 1000)
A S F R (AGE SPECIFIC FERTILITY RATE)
ATAU TINGKAT KELAHIRAN UMUR SPESIFIK

ASFR ialah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1.000 wanita
golongan umur tertentu setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.

ASFR = Bx  1000
Px
Keterangan:
• Bx = jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur x
• Px = jumlah wanita pada kelompok umur x
• k = konstanta (1.000) ,
Kelompok umur bisa digolongkan dalam rentang tertentu, misalnya lima tahunan
(20-24), (25-29),(30-34), dan seterusnya.
ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS)
Mortalitas atau sering disebut angka kematian, faktor
yang mendukung kematian (PRO mortalitas) adalah:
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
2. Sarana kesehatan yang kurang memadai,
3. Adanya tindakan bunuh diri dan pembunuhan
4. Terjadi berbagai bencana alam
5. Terjadi peperangan
6. Terjadi kecelakaan lalu lintas dan industri
7. Tindak kejahatan.
Faktor yang menghambat kematian (anti
mortalitas) adalah:
1. Lingkungan hidup sehat
2. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap
3. Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang
lain
4. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi
5. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
ANGKA KEMATIAN KASAR
• Angka kematian kasar (crude death rate/CDR) adalah angka
yang menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk
setiap tahun, dengan rumus sebagai berikut.
CDR = D  1000
P

Keterangan:
• D = jumlah kematian
• P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
• k = konstanta (1.000)
Penggolongan angka kematian kasar :
• angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
• angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
• angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk
ANGKA KEMATIAN MENURUT UMUR
Angka kematian menurut umur (Age Specific Death Rate/ASDR) adalah angka yang
menyatakan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu setiap 1.000 penduduk
dalam kelompok umur yang sama. Adapun rumus untuk menghitung angka kematian
menurut umur adalah sebagai berikut.

ASDR = Dx  1000
Px
Keterangan:
• Dx = jumlah kematian dalam kelompok umur x
• Px = jumlah penduduk pada kelompok umur x
• k = konstanta (1.000)
• Kelompok umur bisa digolongkan dalam rentang tertentu, misalnya lima tahunan (20-
24), (25-29), (35-39), dan seterusnya.
Penggolongan kematian adalah sebagai berikut :
• kurang dari 10 perseribu, tingkat kematian rendah
• antara 10 – 20 perseribu, tingkat kematian sedang
• lebih dari 20 perseribu, tingkat kematian tinggi
TINGKAT KEMATIAN BAYI /
INFANT MORTALITY RATE (IMR )
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian bayi yang usianya
kurang dari satu tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun x.
IMR dihitung dengan rumus :
IMR = Do  1000
B

Keterangan :
Do : kematian bayi di bawah umur satu tahun
B : kelahiran hidup
K : konstanta (1000)

Penggolongan angka kematian bayi :


• kurang dari 35, tingkat kematian rendah
• antara 35 – 75, tingkat kematian sedang
• antara 75 – 125, tingkat kematian tinggi
• lebih dari 125, tingkat kematian sangat tinggi
PERPINDAHAN (MIGRASI) PENDUDUK
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan
melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.
Adapun beberapa faktor yang mendorong terjadinya migrasi antara lain:
• Faktor keamanan
• Faktor ekonomi, seperti kemudahan mencari lahan pekerjaan dan biaya
hidup yang murah.
• Faktor kelengkapan sarana dan prasarana, seperti sarana pendidikan,
hiburan, dan sarana pemenuhan kebutuhan komunikasi dan transportasi.
JENIS-JENIS MIGRASI
• Migrasi Internasional,
• Imigrasi,
• Emigrasi,
• Remigrasi atau repatriasi,
• Migrasi Nasional atau Internal,
• Urbanisasi,.
• Transmigrasi
TRANSMIGRASI
Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang
penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di
Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.

JENIS-JENIS TRANSMIGRASI
• Transmigrasi Khusus,
• Transmigrasi Spontan (waktu, Individual.)
• Transmigrasi swakarsa (Kelompok, direncanakan)
• Transmigrasi Lokal,
• Transmigrasi Umum,
• Ruralisasi,
PERTUMBUAHAN PENDUDUK

Jumlah penduduk mengalami perkembangan yang


dinamis, hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
: kelahiran (fertilitas/natalitas), kematian (mortalitas),
dan perpindahan penduduk (migrasi).

Faktor kelahiran dan penduduk yang datang (imigrasi)


akan menambah jumlah, sedangkan kematian dan
penduduk yang keluar (emigrasi) akan mengurangi
jumlah penduduk.
PERTUMBUHAN PENDUDUK ALAMI
(NATURAL INCREASE)

Pertumbuhan penduduk alami adalah selisih jumlah kelahiran dengan


jumlah kematian. Dalam pertumbuhan alami, jumlah imigran dan emigran
tidak diperhitungkan karena jumlahnya dianggap tidak signifikan. Rumus
untuk menghitung pertumbuhan penduduk alami adalah sebagai berikut.

T = (L – M)
Keterangan:
• T = pertumbuhan penduduk
• L = jumlah kelahiran
• M = jumlah kematian
PERTUMBUHAN PENDUDUK TOTAL
Berbeda dengan pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan
penduduk total memperhitungkan migrasi (imigrasi dan emigrasi),
dengan rumus sebagai berikut.

T = (L – M) + (I – E)
Keterangan:
• T = pertumbuhan penduduk
• L = jumlah kelahiran
• M = jumlah kematian
• I = jumlah imigrasi
• E = jumlah emigrasi
PERTUMBUHAN PENDUDUK DALAM PERSEN
Rumus:

T = (L – M) + (I – E) x 100%
Po

Keteranagan:
• T = pertumbuhan penduduk Pertumbuhan penduduk dikatakan rendah jika
T kurang dari 1%, pertumbuhan penduduk
• L = jumlah kelahiran dikatakan sedang jika T antara 1 - 2%, dan
• M = jumlah kematian pertumbuhan penduduk dikatakan tinggi jika T
di atas 2%.
• I = jumlah imigrasi
• E = jumlah emigrasi
• Po = Jumlah penduduk tahun sebelumnya
KOMPOSISI PENDUDUK

Komposisi penduduk yaitu pengelompokkan


penduduk berdasarkan kriteria (ukuran)
tertentu.
Dasar untuk menyusun komposisi penduduk
yang umum digunakan adalah
umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan
tempat tinggal. Pengelompokkan penduduk
dapat digunakan untuk dasar dalam
pengambilan kebijakan dan pembuatan
program dalam mengatasi masalah-masalah
di bidang kependudukan
KOMPOSISI PENDUDUK

Komposisi penduduk berdasarkan umur


dan jenis kelamin.

Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3


yaitu :
- Umur 0 – 14 tahun dinamakan usia muda/
usia belum produktif.
- Umur 15 – 64 tahun dinamakan usia
dewasa/ usia kerja/usia produktif.
- Umur 65 tahun keatas dinamakan usia tua/
usia tak produktif/usia jompo
STRUKTUR PENDUDUK

Sesuai dengan pengelompokkan umur di


atas, maka struktur (susunan) penduduk
negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu:
- Struktur penduduk muda : bila suatu
negara atau wilayah sebagian besar
penduduk usia muda.
- Struktur penduduk dewasa : bila suatu
negara sebagian besar penduduk
berusia dewasa.
- Struktur penduduk tua : bila suatu negara
sebagian besar terdiri penduduk berusia
tua.
PIRAMIDA PENDUDUK

Komposisi penduduk menurut


umur dan jenis kelamin dapat
ditampilkan dalam bentuk
grafik yang dinamakan piramida
penduduk.
PIRAMIDA PENDUDUK
MUDA
Piramida penduduk muda
berbentuk limas

Piramida ini menggambarkan jumlah


penduduk usia muda lebih besar
dibanding usia dewasa. Di waktu yang
akan datang jumlah penduduk
bertambah lebih banyak.
Jadi penduduk sedang mengalami
pertumbuhan
PIRAMIDA PENDUDUK
MUDA
PIRAMIDA PENDUDUK
STASIONER

Piramida penduduk stasioner atau


tetap berbentuk granat

Bentuk ini menggambarkan jumlah


penduduk usia muda seimbang dengan usia
dewasa. Hal ini berarti penduduk dalam
keadaan stasioner sehingga pertambahan
penduduk akan tetap diwaktu yang akan
datang
PIRAMIDA PENDUDUK
STASIONER
PIRAMIDA PENDUDUK TUA

Piramida penduduk tua berbentuk batu


nisan

Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah


penduduk usia muda lebih sedikit bila
dibandingkan dengan usia dewasa.
Di waktu yang akan datang jumlah
penduduk mengalami penurunan karena
tingkat kelahiran yang rendah dan kematian
yang tinggi
tinggi
PIRAMIDA PENDUDUK TUA
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2010
KEGUNAAN PIRAMIDA PENDUDUK

1. Mengetahui perbandingan jumlah


antara laki-laki dan perempuan.
2. Mengetahui keadaan jumlah
penduduk di waktu yang akan
datang.
3. Untuk mengetahui struktur umur
penduduk suatu negara secara
umum.
SEX RATIO

Sex Ratio adalah


perbandingan antara jumlah
penduduk laki-laki dan
perempuan di daerah/negara
tertentu pada tahun tertentu
SEX RATIO

Rumus untuk menghitungnya :


DEPENDENCY
RATIO

Angka perbandingan yang


menunjukkan besar beban
tanggungan dari kelompok
usia produktif
DEPENDENCY
RATIO

Usia produktif
(15 – 64 tahun) selain menanggung
kebutuhan hidup dirinya juga
menanggung
kebutuhan hidup golongan usia muda
(0 – 14 tahun) dan golongan tua (65
tahun ke
atas).
DEPENDENCY
RATIO
Rumus :

Makin besar rasio ketergantungan,


makin besar beban yang ditanggung
oleh kelompok usia produktif
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk merupakan angka yang menunjukkan jumlah
rata-rata penduduk setiap km2 pada suatu wilayah. Faktor – faktor
yang mempengaruhi persebaran penduduk suatu wilayah adalah :

1. Faktor fisiografis
Penduduk selalu memilih tempat tinggal yang baik, strategis, subur,
relief yang baik cukup air dan daerahnya aman

2.Faktor biologis
Tingkat pertumbuhan penduduk di setiap daerah berbeda. Hal ini
disebabkan oleh tingkat kelahiran, kematian dan angka perkawinan

3.Faktor kebudayaan dan teknologi


Daerah yang masyarakatnya maju, pola berfikirnya bagus, dan
keadaan pembangunan fisiknya maju akan tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan daerah terbelakang.
KEPADATAN PENDUDUK
1. Kepadatan penduduk Aritmetika, yaitu jumlah rata-rata penduduk setiap
km2. Kepadatan penduduk Arimetika dapat dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk Aritmetik =
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas wilayah (km2)

2. Kepadatan penduduk Agraris yaitu jumlah rata-rata penduduk petani


setiap satuan luas lahan pertanian. Kepadatan penduduk agraris dapat
dihitung dengan rumus :
Kepadatan penduduk agraris =
Jumlah penduduk (jiwa)
Luas lahan pertanian (Ha)
PROYEKSI PENDUDUK

Proyeksi penduduk merupakan


perkiraan atau peramalan jumlah
penduduk, contoh untuk menghitung
jumlah penduduk pada tahun tertentu,
bisa juga untuk memperkirakan waktu
yang dibutuhkan untuk menjadikan
jumlah penduduk menjadi dua kali
lipat.
PROYEKSI PENDUDUK
Rumus untuk memperkirakan jumlah penduduk pada tahun tertentu

Aritmetik : Pn = Po (1 + rn)
Geometrik : Pn = Po (1 + r)n
Eksponensial : Pn = Po e rn

Keterangan rumus :
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk tahun awal (dasar)
r = angka pertumbuhan penduduk
n = jangka waktu antara Pn dengan Po
e = bilangan pokok dari sistem logaritma natural yang besarnya
2,782818
KEGUNAAN PROYEKSI PENDUDUK

Pada dekade akhir-akhir ini, pemerintah memerlukan


proyeksi penduduk sehubungan dengan tanggung
jawabnya untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi dari
rakyatnya melalui pembangunan yang terencana.
DIBIDANG PANGAN
• menentukan kebutuhan akan bahan pangan sesuai dengan gizi
serta susunan penduduk menurut umur.
DIBIDANG KESEHATAN;
• menentukan jumlah medis, dokter, obat-obatan, jumlah tempat tidur di
rumah-rumah sakit yang diperlukan selama periode proyeksi.
DIBIDANG PENDIDIKAN;
• proyeksi penduduk dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan jumlah penduduk usia
sekolah, jumlah murid, jumlah guru, gedung-gedung sekolah, pendidikan pada masa yang
akan datang.
DIBIDANG TENAGA KERJA;
• menentukan jumlah angkatan kerja, penyediaan lapangan kerja yang erat
hubungannya denganproyeksi tentang memungkinkan perencanaan untuk
memperhitungkan perubahan tingkat pendidikan, “skilled” dan pengalaman
dari tenaga kerja.
DIBIDANG PRODUKSI BARANG DAN JASA;
• dengan proyeksi angkatan kerja dalam hubungannya dengan data mengenai
produktivitas merupakan dasar estimasi produksi barang-barang dan jasa di
masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai