9
W. brancrofti B. malayi
Mean length (m) 290 222
12
BAGAIMANA PENULARAN
FILARIA ?
16
PERKEMBANGAN FILARIA DI TUBUH
MANUSIA
17
The karvae migrate to the
lymphatic system, where
they grow, mate and form Female worms produce
nests. The nests cause microfilariae in lymphatic
blockages resulting swelling system, and live more than
and fever 20 years
1. 2. 3.
Parasit memasuki Di pembuluh limfa Cacing dewasa akan
sirkulasi saat nyamuk terjadi perubahan dari menghasilkan produk –
menghisap darah lalu larva stadium 3 menjadi produk yang
parasit akan menuju parasit dewasa menyebabkan dilatasi
pembuluh limfa dan dari pembuluh limfa
nodus limfa. sehingga terjadi
disfungsi katup yang
mengakibatkan aliran
limfa menjadi
retrograde. Akibat dari
aliran retrograde
tersebut maka akan
terbentuk limfedema.
19
Patofisiologi Filariasis
21
EPIDEMIOLOGY
Data yang dilaporkan oleh dinas kesehatan provinsi dan hasil survei kasus filariasis (kaki gajah)
pada tahun 2014 provinsi Nusa Tenggara Timur paling tinggi jumlah penderita sebanyak 3.175
penderita. Kemudian Aceh sebanyak 2.375 penderita, Papua Barat dengan 1.765 penderita,
Papua 1.184 penderita. Banyak kasus baru ditemukan seiring dengan adanya pendataan
sasaran sebelum Pemberian Obat Pencegah Massal (POPM) Filariasis.
Sumber dari Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan
Terdapat dua FILARIASIS
golongan filariasis, LIMFATIK
yaitu yang Wuchereria bancrofti, Brugia
menimbulkan malayi dan Brugia timori.
kelainan pada
saluran limfe FILARIASIS
(filariasis limfatik) SUBKUTAN
dan jaringan Onchorcercia spp.
subkutis (filariasis
subkutan).
27
Filariasis limfatik merupakan
FILARIASIS
penyebab utama dari kecacatan
LIMFATIK
didaerah endemic sehingga
merupakan masalah kesehatan
Wuchereria bancrofti, Brugia
malayi dan Brugia timori. masyarakat utama.Pada tahun
1997, diperkirakan paling tidak 128
FILARIASIS juta orang terinfeksi, diantaranya
SUBKUTAN adalah anak usia dibawah 15 tahun,
115 juta oleh W. bancrofti dan 15
Onchorcercia spp. juta oleh Brugia spp.
Filariasis limfatik yang disebabkan oleh W.bancrofti disebut juga sebagai Bancroftian
filariasis dan yang disebabkan oleh Brugia malayi disebut sebagai Malayan filariasis.
Filariasis limfatik ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles spp., Culex spp., Aedes
spp. dan Mansonia spp.
28
Perjalanan penyakit
29
Gejala Filariasis………
Pembesaran Kaki
Pembesaran tangan
Pembesaran Payudara
GEJALA :
• Kencing seperti susu
karena kencing banyak
mengandung lemak,
kadang disertai darah
dan protein
• Sukar kencing
• Kelelahan tubuh
• Kehilangan berat badan
Ciri-ciri yang harus di check :
Pembengkakan (hilang , timbul)
Hambatan (Handicap)
Ciri tambahan yang perlu diperhatikan :
STADIUM I
Bengkak pd anggota
tubuh hilang saat
bangun pagi
Lipatan kulit
tidak ada
Kulit masih halus &
normal
STADIUM II
Bengkak pd anggota
tubuh tidak hilang
saat bangun pagi
Lipatan kulit tidak
ada
Kulit masih halus &
normal
Pitting edema
STADIUM III
Bengkak menetap
Lipatan kulit dangkal
Kulit halus & normal
Non pitting edema
STADIUM IV
Bengkak menetap
Lipatan kulit dangkal
Adanya nodul / benjolan
dikulit
STADIUM V
Bengkak
menetap dan bertambah besar
Lipatan kulit dalam
nodul / benjolan
STADIUM VI
Bengkak menetap
bertambah besar
Lipatan kulit
dangkal / dalam
mossy foot gambaran
spt berlumut
STADIUM VII
Diagnosis Imunologi :
Antibody detection assays, :
Indirect fluorescent antibody test (IFAT)
Enzyme linked immunosorbent assay (ELISA)
Detection of filarial-specific IgG4
Detection of circulating antigens :
Immunochromatographic card test (ICT)
Dot Elisa for detection of filarial antigen
McAb-based Immunoradiometric Assay (IRMA) for detection of filarial antigens
Biologi Molekuler PCR (polymerase chain reaction)
Diagnosis Histopatologi
HYDROCELE
Pelebaran kantung buah pelir
dapat menyerang satu atau kedua
kantung buah pelir.
Ukuran scrotum kadang normal
kadang sangat besar sekali, penis
tertarik penis tersembunyi.
Kulit scrotum normal, lunak dan
halus
Kasus banyak ditemukan di
masyarakat, dapat sbg indikator
infeksi W. bancrofti
Kadang akumulasi cairan limfe
dapat terkomplikasi oleh Chyle,
darah atau nanah
Klasifikasi filariasis
TINGKAT 1 TINGKAT 2
Edema pitting pada tungkai yang Pitting/ non pitting edema yang tidak
dapat kembali normal (reversible) bila dapat kembali normal (irreversibel) bila
tungkai diangkat tungkai diangkat.
TINGKAT 3 TINGKAT 4
Edema non pitting, tidak dapat Edema non pitting dengan jaringan
kembali normal (irreversibel) bila fibrosis dan verukosa pada kulit
tungkai diangkat, kulit menjadi tebal. (elephantiasis)
56
M
A Limfagitis
N K
I L
F I
E
Limfadenitis
N
S I
T S
A Occult filariasis
S
I
57
Diagnosa dan Pemeriksaan fisik
Diagnosis Klinik
Anamnesis dan Pada keadaan
pemeriksaan klinik. amikrofilaremik,
penting dalam gejala klinis yang
menentukan angka mendukung dalam
kesakitan akut dan diagnosis filariasis
menahun (Acute and adalah gejala dan
Chronic Disease Rate) tanda limfadenitis
retrograd,
limfadenitis
berulang dan gejala
menahun
58
Diagnosa dan Pemeriksaan fisik
Diagnostik Parasitologik
Ditegakkan dengan ditemukannya
mikrofilaria pada pemeriksaan
darah kapiler jari pada malam hari.
dilakukan siang hari, 30 menit
setelah diberi DEC 100 mg. Dari
mikrofilaria secara morfologis
dapat ditentukan species cacing
filaria.
59
Diagnosa dan Pemeriksaan fisik
Radiodiagnosis
Ultrasonografi (USG) pada skrotum dan
kelenjar limfe inguinal akan memberikan
gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial
dance sign)
60
Diagnosa dan Pemeriksaan fisik
Diagnosis Immunologi
ELISA dan ICT untuk antigen W. bancrofti yang
bersirkulasi (sensitivitas 96-100 %, spesifisitas hampir
100%)
61
Diagnosa Banding Filariasis
62
STRATEGI PENANGGULANGAN
FILARIARIS
MF MF rate
rate>1% <1%
DEC danAlbendazol
(Paracetamol)
SASARAN POPM FILARIASIS
Semuapenduduk di daerah endemis filariasis
Pengobatan dpt ditunda sementarabagi :
1. Anak berusia <2 tahun
2. Ibu hamil
3. Penderita ggnfungsi ginjal
4. Penderita ggn fungsi hati (gagal
hati kronik, akut)
5. Penderita epilepsi
6. Sedang sakitberat
7. Penderita kronis filariasis dalam
serangan akut
8. Anak dengan marasmus dan atau
kwasiorkor
OrangYang Tidak Boleh
Minum Obat PencegahFilariasis
Ibu Menyusui
Boleh Minum
Obat
Pencegah Penyakit
Kaki Gajah
OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA
POPM
1. DEC
• Dapat menurunkan mikrofilaria dengan baik selama setahun
• Pemberian sekali setahun selama 5 tahun
berturut-turut bertujuan untuk mempertahankan
kadar mikrofilaria dalam darah tetap rendah
Mekanisme kerja :
• Terhadap mikrofilaria : melumpuhkan otot mikrofilaria,
mengubah struktur dinding
mikrofilaria
• Terhadap makrofilaria : mematikan cacing dewasa, cacing
dewasa yang masih hidup dapat dihambat memproduksi
mikrofilaria selama 9-12 bulan
1. Albendazole
• Meningkatkan efek DEC
• Dapat melemahkan makrofilaria
Dosis PemberianObat
BerdasarkanUmur
Umur DEC Albendazole
> 14 tahun 3tablet 1tablet
/dewasa
6 – 14tahun 2 tablet 1tablet
2 – 5tahun 1tablet 1tablet
Catatan: semua tablet diminum dalam satu kali waktu
Untuk menghindari muntah saat minum
obat:
• Obat diminum dengan air satu per satu
• Albendazole bisa dikunyah atau
dihancurkan sebelum diminum.
KEJADIAN IKUTAN PASCA POPM FILARIASIS
Ada 2 jenis:
1. Kejadian Ikutan yang tidak diinginkan
Disebabkan oleh efek reaksi obat & reaksi alergi terhadap
obat
2. Kejadian Ikutan karena hasil pengobatan
Disebabkan oleh reaksi perlawanan imun tubuh kita
terhadap mikrofilaria dan cacing dewasa yang mati akibat
obat DEC dan Albendazole.
Gejala :
• Gejala umum : akibat respon imunitas individu terhadap
mikrofilaria yang mati. Dapat terjadi pada 3 hari pertama
setelah pengobatan filariasis.
• Gejala lokal : akibat respon imunitas individu terhadap
makrofilari yang
mati, dapat timbul 1-3 minggu pasca pengobatan filariasis.
PERSIAPAN UNTUK POPM
YANG AMAN
Berikan penjelasan pada masyarakat
• Bahwa reaksi ringan adalah hal umum dan bisa diobati dengan
pengobatan sederhana
• Segera mencari pertolongan medis jika terjadi gejala yang tidak
biasa atau timbul gejala berat
Jika terjadi
hal lain,
segera
hubungi
Puskesmas/d
okter
terdekat.
PENANGANAN PENDERITA FILARIASIS
Tatalaksana
UMUM SPESIFIK
76
Tatalaksana
UMUM
- Tirah baring
77
Tatalaksana
SPESIFIK
PENGOBATAN INFEKSI
- Dietilkarbamazin (DEQ, 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari, dapat
diulangi 1 - 6 bulan kemudian bila perlu, atau selama 2 hari per
bulan (6 - I mg/kgBB/hari)
- Ivermektin, 200 mcg/ kgBB, efektif untuk mikrofilaremia
- Albendazol, 1- 2 x400 mg setiap hari selama 2 - 3 minggu
PENGOBATAN PENYAKIT
- Aspirasi dan operasi, untuk drainase cairan limfe
- Psikoterapi
- Fisioterapi
78
Tatalaksana
SPESIFIK
PENGOBATAN INFEKSI
- Dietilkarbamazin (DEQ, 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari, dapat
diulangi 1 - 6 bulan kemudian bila perlu, atau selama 2 hari per
bulan (6 - I mg/kgBB/hari)
- Ivermektin, 200 mcg/ kgBB, efektif untuk mikrofilaremia
- Albendazol, 1- 2 x400 mg setiap hari selama 2 - 3 minggu
PENGOBATAN PENYAKIT
- Aspirasi dan operasi, untuk drainase cairan limfe
- Psikoterapi
- Fisioterapi
79
Pemberantasan Filariasis
Menurunkan microfilarial
(mf) rate menjadi < 5%
Mempertahankan Chronic
Disease Rate (CDR)
80
Pemberantasan Filariasis
Kegiatan pemberantasan
Daerah endemis lama dengan mf
meliputi pengobatan,
rate > 5%
pemberantasan nyamuk
dan penyuluhan.
Daerah endemis lama dan Pengobatan merupakan
baru yang merupakan daerah kegiatan utama dalam
pembangunan, transmigrasi, pemberantasan filariasis,
pariwisata dan perbatasa
yang akan menurunkan
ADR dan mf rate.
81
Pemberantasan Nyamuk
Anopheles : residual indoor spraying
Nyamuk Dewasa -
Anopheles : Abate 1%
Jentik Nyamuk -
- Menggunakan repellent
82
Prognosis
83
SEHAT DIMULAI DARI
SAYA
TERIMA
KASIH
5
1