Anda di halaman 1dari 37

PERNIKAHAN, PERCERAIAN DAN

PENYALAHGUNAAN SEKS

Apakah pernikahan
Menurut Konsepsi
Alkitab?

Suatu peraturan dan tata tertib


suci yang ditetapkan Allah untuk
mengatur hubungan antara laki-laki
dan perempuan (Kej. 2:24)
Kejadian 2:24

“Sebab itu seorang laki-laki akan


meninggalkan ayahnya dan ibunya dan
bersatu dengan isterinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging”.

Pernikahan merupakan panggilan Allah :


 Realitasnya: ada orang yang tidak
menikah sepanjang hidup.
 Hakitkatnya tidak boleh dipaksakan
 Manusia tidak berhak untuk
menceraikannya (Mat. 19:6)
Pernikahan merupakan ciptaan Allah
yang suci (kudus) dan murni :
 Kekudusan itu didasari pada arti Theologis
perkawinan  perjanjian antara Tuhan Allah dengan
manusia.
 Kekudusan itu ditandai dengan tidak
diperbolehkannya perkawinan polygami dan
polyandri.
 Mengacu kepada Kej. 2:25 “Mereka keduanya
telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka
tidak merasa malu. Karl Barth berkata, “Dengan
mata terbuka mereka bagi (untuk) masing-masing
sebagaimana mereka ada, yakni sebagai suami bagi
istri dan sebagai istri bagi suami” (melayani satu
dengan yang lain)
 Karena tanpa adanya peraturan suci dalam
pernikahan, maka kehidupan seksuil manusia
akan kacau. Orang yang berhubungan seks di
luar pernikahan suci disebut zinah (bnd.
Titah VII)

“Itulah sebabnya di dalam semua


agama dan kebudayaan bangsa-
bangsa, pernikahan dianggap sebagai
peraturan dari Allah yang melindungi
manusia dari kekacauan seksuil”
Namun perlu diingat bahwa
pernikahan tidak berarti hanya
sebagai sesuatu yang bersifat
biologis dan psichologist.

Kegagalan hubungan seksuil


dalam pernikahan tidak dapat
dijadikan alasan untuk
menceraikan pasangannya
Kesimpulan
Dalam pernikahan, hubungan laki-
laki dengan perempuan telah diatur
Allah menurut kehendakNya dalam
suatu perjanjian yang mencakup
seluruh hakikat manusia, yaitu
TUBUH, JIWA dan ROH secara utuh
Perceraian

Markus 10:9 “Apa yang telah dipersatukan


Allah, tidak boleh diceraikan
manusia”
Pernikahan tidak dapat diurungkan, sebab
setiap individu yang telah menyerahkan tubuh
dan jiwanya kepada individu lain, maka ia
tidak dapat membatalkan penyerahan tersebut.
 Kedua mempelai (laki-laki dan
perempuan)berada di bawah pimpinan Tuhan,
harus tetap bersatu, sebab ketentuan menikah
adalah hak prerogatif Allah (band. Nikah
sebagai Panggilan)
Mat. 5:32
Setiap orang yang menceraikan isterinya
kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya
berzinah; dan siapa yang kawin dengan
perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Talmut Yahudi : Seorang suami berhak mengusir
istrinya Hanya karena nasi yang dimasak istrinya
hangus (gosong)

Dalam hal ini, kita pahami Yesus tidak bermaksud


mengatakan bahwa setiap perzinahan merupakan
alasan yang dapat digunakan untuk bercerai
Lalu bagaimana
sikap Kristiani
kalau seorang suami.
/istri ketahuan berzinah?

Jika seorang istri/suami yang telah melakukan


perzinahan karena keadaan tertentu, namun ia
sangat menyesali perbuatan zinah tersebut, maka
perbuatan zinah tidak dapat dijadikan alasan
untuk bercerai, melainkan suami dan istri
tersebut terpanggil untuk saling memaafkan
dengan rasa penyesalan masing-masing.
Sebagai Perbandingan: 1 Korintus 7:15
“Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau
bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang
demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi
Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai
sejahtera”
Ada hal yang luar biasa yang memungkinkan suami/
istri bercerai , JIKA SEORANG SUAMI/ISTRI YANG
BUKAN KRISTEN TIDAK MAU LAGI HIDUP
Maksud BERSAMA SUAMI ATAU ISTRI, KARENA SUAMI/
Paulus ISTRI ITU ADALAH SEORANG KRISTEN MAKA
KEMUNGKINAN BERCERAI TIDAK DAPAT DI-
HALANGI, NAMUN INISIATIF CERAI TIDAK
BOLEH BERSUMBER DARI SEORANG KRISTEN!
Gereja Katolik : Tidak ada alasan apa pun
bagi seorang Kristen untuk bercerai
Alasan perceraian yang teradapat dalam Mat.
5 dipahami sebagai sebagai suatu syarat untuk
berpisah, tidak diakui sebagai alasan untuk
bercerai. (band. Mat. 19:4-9)

Di sisi lain, Gereja Katolik sebagai suatu


lembaga dapat menceraikan pernikahan
suami istri yang pernikahannya tidak
diteguhkan gereja oleh karena si suami
atau istri belum dibaptis.
Bahkan, PAUS berhak menceraikan
pernikahan orang-orang yang sudah
dibaptis bila pernikahan tersebut dilakukan
secara terpaksa, misalnya suami/istri tidak
ingin punya anak, atau si suami menderita
penyakit impotensi
Agama Islam:
Kitab Fiqh menyebutkan bahwa seorang suami
berhak mengusir istrinya dengan alasan tertentu, atau
sama sekali dengan tanpa alasan (talak)
Penjelasan senderhana tentang TALAK

Masa “iddah”. Sesudah terjadi talak suami wajib


membutuhi istrinya dalam arti sandang pangan.

Dalam masa “iddah”, yaitu selama seratus hari si


suami berhak memanggil istrinya untuk kembali
kepadanya
Tetapi sesudah talak tiga, perceraian harus terjadi
walaupun si suami ingin rujuk kembali.
Kesimpulan
Pada hakekatnya, agama-agama tidak
mentolerir adanya perceraian. Namun
dengan suatu situasi yang memaksa,
perceraian tidak dapat dihindarkan
(band. Mat. 19:8 “Karena Ketegaran hati”.
Perceraian tidak akan pernah berbuahkan
kebaikan (hal yang postitif , melainkan akan
selalu berdampak negatif, karena perceraian
akan merusak kasih terhadap anak-anak yang
dianugerahkan TUHAN, menambah ketakutan
akan masa lalu dan dapat menempa anak
menjadi berperilaku sinis. Perceraian juga
dapat merusak kasih terhadap sesama, sebab
perceraian tidak hanya menjadi dosa terhadap
TUHAN, melainkan juga terhadap manusia.
PORNOGRAFI APAKAH ITU?

Budaya Timur (Indonesia) :


Kecenderungan yang menganggap TABU segala bentuk
pembicaraan dan Informasi yang berkaitan dengan
kehidupan seksual.

Segala upaya yang menginformasikan masalah


kehidupan seksual secara terbuka, cenderung dipahami
sebagai pornografi.
Pandangan Etika Kristen
Segala penampilan aneka film, majalah, koran, foto
dan aneka poster yang diproduksi dengan leluasa
(termasuk “shop sex” yang menyebarkan aneka
bahan-bahan pornografis. Hal ini bertentangan
dengan Etika Kristen (dianggap sebagai dosa)
Buku-buku roman yang memuat kehidupan seksuil,
namun berazaskan perikemanusiaan yang
mendalam serta dalam batas-batas etika umum yang
berlaku, tidak dipahami sebagai pornografi

Film dan buku-buku yang menginformasikan aneka


segi-segi jasmani dan rohani dari kehidupan seksuil,
perbincangan dan diskusi ilmiah (mis. Dalam ilmu
kedokteran) juga tidak dianggap sebagai pornografis
yang bertentangan dengan etika kekristenan.
Abortus Provocatus dan Problematikanya
1. Zaman dulu praktek abortus provocatus
yang dilakukan paramedis, memerlukan
resiko kematian yang sangat tinggi.
(berkaitan dengan teknologi medis).
Tetapi akhir-akhir ini, resiko kematian
dapat di diminimalisir.
2. Perhatian dunia melihat urgensi
pengendalian pertumbuhan penduduk
dunia. Salah satu cara mengendalikan
adalah abortus.
3. Sudah ada negara-negara yang
menetapkan dalam UU, praktek abortus
diizinkan bila ada indikasi medis yang
menyatakan bahwa hidup seorang ibu
terancam bila kehamilannya tidak
dicegah melalui abortus.
4. Pertumbuhan kesadaran akan diri
sendiri dalam kaum perempuan yang
sering disebut “kesetaraan gender” atau
“emansipasi perempuan” menuntut
diberi hak untuk diberi izin melakukan
abortus untuk keadaan-keadaan
tertentu.
Mengapa Abortus Dilarang Kebanyakan Orang?

Kenyataan yang tidak dapat disangkal:


Awal kehidupan manusia terjadi pada saat
pembuahan terjadi, yaitu ketika spermatozoit
“bersarang” pada sel telur, merupakan,
“AWAL KEHAMILAN” atau “AWAL
KEHIDUPAN”

Pendapat yang keliru :


Dalam tahap tertentu dari perkembangan,
janin masih merupakan pra-manusia. Jadi
membunuh janin dalam tahap perkembangan
tertentu dapat dianggap sebagai tindakan
yang tidak melanggar susila. Benarkah?
Pemahaman sebagai realita faktual dalam
memahami aborsi:
1. Kehidupan manusia sudah terjadi saat
terjadi pembuahan di dalam rahim.
2. Hidup janin di dalam rahim wajib
dilindungi sebagaimana manusia
lajimnya.
3. Tindakan pembinasaan terhadap hidup
awal suatu makhluk hidup juga
merupakan pembunuhan terhadap
manusia.
Problematikanya:

Adakah situasi dan keadaan, di mana


orang-orang yang berkompeten
berhak dan mempunyai keberanian
untuk mencabut nyawa janin?
Pendapat umum:
1. Nyawa janin di dalam rahim dapat dikorbankan bila
ada indikasi medis yang menyebutkan bahwa
keselamatan sang ibu akan tertolong hanya dengan
mengorbankan janin dalam rahimnya.
2. Ada ahli etika dan ahli ilmu kedokteran mengatakan
bahwa abortus dapat dilakukan apabila seorang
perempuan hamil akibat suatu perkosaan.
3. Ada yang berpendapat melakukan abortus
disebabkan hal ekonomi yang minim dapat diterima
Beberapa perenungan dan bahan
refleksi untuk solusi abortus
1. Suami/Istri atau teman sekutu yang
melakukan hubungan seksual dan
mengakibatkan suatu kehamilan, harus
bertanggungjawab atas pertumbuhan
dan kehidupan janin. Mereka harus
bertanggungjawab kepada Allah atas
keputusan yang mereka lakukan dan
atas kehidupan janin.
2. Mereka tidak boleh mengalihkan
tanggungjawab atas keputusan yang
telah dilakukan kepada dokter, yang
sama sekali tidak ambil bagian dalam
proses terjadinya anak (janin) mereka.
Kehamilan yang berkaitan dengan
indikasi medis tidak dapat begitu saja
digeser kepada seorang dokter yang
tidak seharusnya bertanggungjawab
3. Setiap perempuan yang mempunyai masalah
akibat kehamilannya harus diupayakan
memperoleh solusi melalui aneka pelayanan
pastoral dan medis. Mereka harus dibantu
dalam memahami kehamilannya secara
psichis dan medis.

Sehingga bila abortus tidak dapat dihindari


lagi, tindakan tersebut harus dilakukan
dengan keputusan suara hati yang sungguh-
sungguh. Sebab abortus adalah tindakan yang
memilukan hati.
4. Abortus tidak akan pernah menjadi solusi
terbaik dalam menanggulangi kehamilan.
Yang paling perlu adalah, setiap lembaga
keagamaan dan medis harus bekerja
menyadarkan semua pihak bahwa perbuatan
seksuil membutuhkan suatu
pertanggungjawaban yang penting .

ABORTUS PROVOCATUS ADALAH


PEMBUNUHAN MANUSIA, YAITU
PEMBUNUHAN SESEORANG YANG
KALAU DIBIARKAN HIDUP, AKAN
BERPARTISIPASI DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA.
HOMOSEKSUAL
Homoseksual > Kecenderungan ingin
berhubungan kelamin dengan orang yang
mempunyai jenis kelamin yang sama. Homo
(Yunani: Homoos = sama)
KONSEP ALKITAB TENTANG
HOMOSEKS
1. PL = Imamat 18:22 ; 20:13 ...Dua ayat
yang secara gamblang memberikan
pandangan/konsep Alkitab tentang
homoseksuil. Memang celaan terhadap
perbuatan homseksual dalam nats ini,
secara eksplisit (tersirat) merupakan celaan
yang berkaitan dengan praktek ibadah
berhala dalam kebudayaan Kanan dan
Astarte (zaman nabi Elia) yang melawan
para imam Baal.
2. PB = Paulus dalam Roma 1:26-27; I Kor.
6:9-10; 1 Tim. 1:9-10, jelas-jelas antipati
dengan perbuatan homseks. Kalau
ditelusuri latar belakang teks, pada
umumnya perailaku homoseks memang
berkaitan dengan praktek-praktek ibadah,
namun dalam beberapa hal, praktek
homseks juga terjadi dalam konteks
heteroseksual (sebagai perilaku untuk
memuaskan hasrat.
Paulus dengan tegas melawan kedua
praktek homoseks tersebut karena
dengan perilaku homoseks, humanitas
sudah disalahgunakan dan dilecehkan.

Tapi perlu diperhatikan: Paulus tidak


pernah menyinggung bentuk
homoseksuil yang menyatakan cinta
kasih dan humanitas yang hakiki. Unsur
cinta kasih dan humanitas perlu
mendapat perhatian dalam memahami
homseksuil.
Dengan demikian, etika
Kristen tidak dapat
memvonis setiap individu
yang memiliki pembawaan
homoseksuil yang terjadi
sebagai akibat ganggunagn
psikologis yan dialaminya.
INSEMINASI BUATAN
1. Homolog : Memasukkan sperma
seorang suami ke rahim is`trinya
dengan tujuan memperoleh
kehamilan
2. Heterolog : Memasukkan sperma
seorang donor (anonim) ke rahim
seorang perempuan untuk
memperoleh kehamilan.
Penolakan Gereja Katolik Terhadap
Inseminasi Buatan
Tahun 1949 Paus Pius XII menolak Inseminasi Buatan
(baik yang homolog dan heterolog) dengan alasan :
1. Setiap penghamilan dan pembiakan manusia tidak
boleh menyimpang dari cara wajar yang telah
diciptakan Tuhan (yaitu melalui persetubuhan)
2. Konsep Lex Naturalis (Hukum Kodrati), paham
lex Naturalis memberikan arti bahwa sperma
tidak dihasilkan dengan persetubuhan yang wajar.

Namun para moralis Katolik tidak menolak “inseminasi


Setengah buatan yaitu: yang dilaksanakan dengan
persetubuhan dan setelah selesai persetubuhan, tenaga
medis menolong mendorong spermatozoit agar dapat
Masuk ke dalam rahim!
PANDANGAN PROTESTAN
1. Memahami Inseminasi buatan yang
homolog bukan tindakan yang bertentangan
dengan kesusilaan, melainkan sebagai suatu
upaya pertolongan bagi pasangan keluarga
yang mengalami kesulitan teknis
memperoleh keturunan. Inseminasi buatan
yang homolog SAH karena inseminasi ini
menggunakan sprematozoit suami yang sah.
2. Menolak inseminasi buatan heterolog, yang
bertitik tolak dari pemahaman pernikahan
sebagai suatu perjanjian persekutuan
seorang laki-laki dengan seronag
perempuan (yang diikat di hadapan Tuhan
dan kekal). Dari hasil persetubuhan
(sebagai suami-istri yang sah) inilah akan
lahir keturunan.
Dari sini kelahiran anak tidak dipahami
sebagai suatu praktek biologis, melainkan
sebagai penciptaan yang timbul dari
persekutuan hidup suami-istri.
Oleh karena itu
inseminasi buatan
heterolog merupakan
penyelewengan atas
janji pernikahan

Anda mungkin juga menyukai