Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 12

Tanca maulana putra


Tsany asprilia
Widiya febriyanti
Zallsa bella rezqi
Definisi Kosmetik
KOSMETIKA = berasal dari kata Yunani

- “kosmetikos” : ketrampilan menghias, mengatur.

- Abad 19, fungsi untuk kecantikan dan kesehatan

- Abad 20, ilmu kosmetik & industrinya menjadi bagian dari dunia usaha.
Menurut PERMENKES No. 445
Tahun 1998
Bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, dileetakkan, dituangkan, dipercikkan
atau disemprotkan pada, dimasukkan dalam, dipergunakan pada badan atau bagian
badan maanusia dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya
tarik atau mengubah rupa, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki
bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.
Menurut SK Kepala BPOM RI
No. HK.00.05.42.1018 Tahun 2008
Setiap bahan atau sediaan dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik.
Jenis Kosmetik
• Kosmetika Medik
Merupakan perpaduan antara kosmetik dan obat
• Kosmetika Hipoalergik
Kosmetika yang didalamnya tidak mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan
reaksi iritasi dan sensitifitas.
• Kosmetika Tradisional
Kosmetika yang terdiri dari bahn-bahan yang berasal darai alam dan diolah secara
tradisional yang pengolahannya dilakukan secara modern dengan mencampurkan zat-
zat kimia sintetik ke dalamnya.
Persyaratan Kosmetika
Kosmetik tersebut menggunakan bahan – bahan yang berkualitas
tinggi, tidak menimbulkan reaksi iritasi, alergi pada kulit dan jaringan sekitarnya
Tidak menimbulkan bau yang tidak enak

Harus mempunyai manfaat, antara lain : menghaluskan kulit, melindungi kulit dari gangguan luar serta
mencegah timbulnya kelainan kulit
Mempunyai Ph yang seimbang pada kulit antara 5,5 – 6
Pemeliharaan zat pewarna dan pewangi yang tidak menimbulkan reaksi jika terkena sinar matahari
Kemasan tidak merusak produk maupun kulit pemakai
Diolah secara hygienis
Sebelum disebar luaskan, kosmetik harus mengalami pengujian klinis terlebih dahulu
Bahan – bahan dalam kosmetika
1. Surfaktan
Surfaktan merupakan molekul yang dapat menyatukan campuran minyak dan air. Surfaktan banyak ditemui pada d
eterjen, kosmetik, farmasi, dan teksil. Busa yang Anda temukan pada sabun cuci muka Anda adalah salah satunya.
Contoh surfaktan antara lain adalah SLS (sodium lauryl sufate) dan SLES (sodium lauryl ether sulfate).

2. Polimer
Gliserin adalah komponen alami dari minyak nabati dan lemak hewan, diproduksi secara sintetis dalam industri kos
metik. Polimer berguna sebagai pengemulsi sehingga meningkatkan kestabilan produk. Polimer yang digunakan dal
am produk perawatan rambut berguna untuk melembutkan rambut. Polimer juga terdapat pada krim cukur untuk me
mbuatnya terasa halus dan licin agar tidak menempel pada tangan.

3. Pengawet
Pengawet digunakan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri dan memperpanjang umur simpan produk. Bahan i
ni dapat melindungi dari infeksi pada kulit atau mata. Walaupun begitu, tetap perhatikan bila terdapat iritasi kulit at
au reaksi alergi. Contoh pengawet adalah paraben dan formaldehyde.

4. Zat Pewarna
Zat warna dapat digunakan untuk mewarnai kosmetik agar tampilannya menjadi lebih indah ataupun digunakan seb
agai bahan aktif untuk melapisis bagian tubuh, misalnya untuk produk lipstik, pewarna rambut, dan alas bedak.
Bahan yang dilarang dalam
kosmetika
Dalam pembuatan kosmetika ada beberapa bahan yang dilarang digunakan dalam
kosmetika baik berupa zat warna, substratum, zat pengawet dan tabir surya yang juml
ahnya sekitar 55 macam antara lain antimon dan derivatnya, benzene, fosfor, hormon
e, iodium, kloroform, monoksida, nitrosamina, sel (jaringan atau produk yang dihasil
kan dari manusia), vinil klorida, zirconium.
Wadah dan Pembungkus
Berdasarkan Permenkes RI No. 96/Menkes/Per/V/1977, persyaratan wadah dan pembungkus kosmetika :

1.Wadah harus dibuat dari bahan yang tidak beracun, tidak mempengaruhi mutu, cukup baik melindungi isi terhadap
pengaruh dari luar, ditutup sedemikian rupa sehingga menjamin keutuhan isinya, dibuat dengan mempertimbangkan
keamanan pemakaian.

2. Pembungkus harus diberi etiket seperti wadah dan dibuat dari bahan yang cukup melindungi wadah selama
peredaran. Pembungkus yang berfungsi sebagai wadah harus memenuhi persyaratan wadah.
NO ALAT SPESIFIKASI KEGUNAAN
1 Shampo - Sesuai dengan kondisi - Untuk membersihkan kulit
kepala dan rambut kepala dan rambut
- Berbentuk cairan dan
bebusa
2 Conditioner - Sesuai dengan kondisi - Mengkondisikan rambut agar
rambut nudah diatur sesudah penyampoan
- Berbentuk cairan - Melembutkan rambut

3 Styling Foam - Berbentuk cairan dalam - Untuk di oleskan pada rambut


kaleng dan akan berbusa pada sebelum melakukan blow,agar
saat pemakaian setelah di penataan lebih mudah
keluarkan dari kemasan - Membantu penetepan volume
rambut

4 Hair Tonic - Berbentuk cair - Untuk menyuburkan rambut.


- Mencegah kerontokan.
- Menyegarkan kulit kepala dan
rambut
No. Bahan Kosmetik Penjelasan

1. Emulgator suatu bahan yang memungkinkan tercampurnya


lemak/minyak dengan air menjadi suatu campuran yang
homogen.
Emulgator ini dikenal ada 2 macam emulsi yakni :
- Emulsi w/o (water oil) : jumlah minyak lebih banyak
daripada air, contoh; mentega.
- Emulsi o/w (oil water) : jumlah air lebih banyak daripada
minyak, contoh; santan kelapa, bahan ini berfungsi untuk
mengurangi kekeringan pada kulit kepala dan
menyuburkan rambut.

2. Bahan pengawet untuk mencegah pengaruh kuman-kuman terhadap


kosmetika, sehingga kosmetika rambut tetap stabil. Sebagai
bahan pengawet banyak dipakai senyawa-senyawa asam
benzoat (Nipagin M, Nipagin A, Nipagin M) alkohol,
formaldehyde, sorbic acid
3. Bahan pengikat ion bahan-bahan yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
pengendapan garam-garam kalsium dan magnesium dengan jalan
mengikat ion Ca dan Mg. Ada sequestrants organik misalnya
garam-garam ethylene diamine tetra acetic acid dan ada
sequestrants anorganik, misalnya polyphosphates.
4. Bahan pelarut deterjen tidak mudah larut dalam air, diperlukan bahan pelarut
deterjen deterjen agar shampo tidak menjadi seperti awan pada saat
melakukan penyampoan rambut. Bahan yang biasa dipakai adalah
alkohol, glikol atau gliserol.
5. Bahan pengental Bahan-bahan pengental yang biasa digunakan untuk kosmetika
rambut adalah gums, polyvinyl alcohol, methylselulosa.
6. Bahan pembentuk Bahan-bahan yang dipakai untuk kosmetika dalam perawatan dan
dan penstabil busa penataan rambut. Bahan tersebut antara lain amida-amida asam
lemak.
7. Bahan untuk memberi kecemerlangan kepada rambut. Bahan tersebut
pencemerlang antara lain faty alcohol, stearyl alcohol.
rambut
8. Bahan pelembab untuk melembabkan kulit kepala dan rambut, sehingga fungsi kulit
kulit kepala dan kepala dan rambut tetap stabil. Bahan ini terdiri dari lanolin,
rambut lecithin, cetyl alcohol, oleyl alcohol.
9. Bahan-bahan aktif/obat Maksud bahan aktif/obat ini adalah yang dipakai untuk
anti ketombe seperti selenium sulfide 1-2,5%, zinc
pyrithione 2%.

10. Antiseptik Suatu zat yang sangat berguna untuk pembunuh kuman-
kuman. Di dalam kosmetika rambut sangat diperlukan,
agar kosmetika yang dipakai aman dan tidak
menimbulkan yang tidak diinginkan terhadap kulit kepala
dan rambut.
1. Ketombe
2. Kutu Rambut
1) Kelompok pembersih
Jenis kosmetika pembersih kulit dinamakan dengan cleansing cream milk atau krim/susu pembersih, yang gunanya untuk membersihkan
kotoran, debu atau make up pada kulit.
2) Kelompok penyegar
Kosmetika penyegar kulit umumnya berupa cairan bening atau lotion. Cairan penyegar sering disebut sebagai toning lotion/astringent lotion,
yang gunanya untuk meberikan rasa segar dan meringkaskan pori-pori.
3) Kelompok pelembab
Kosmetika pelembab biasanya berbentuk cream atau lotion, gunanya untuk memberikan kelembaban terutama untuk kulit kering atau normal,
sehingga terjaga kelembabannya.
4) Kelompok pelindung
Kosmetika pelindung biasanya disebut dengan sun screen atau tabir surya, gunanya untuk melindungi kulit dari sengatan matahari.
5) Kelompok penipis
Kosmetika penipis kulit biasanya berbentuk bubuk atau cream, yang disebut dengan peeling. Gunanya untuk mengangkat atau membuang sel-
sel kulit yang sudah mati agar tidak terjadi penebalan kulit dan penyumbatan pori-pori.
6) Kelompok pencegah dan penyembuh kelainan pada kulit
Kosmetika tersebut berupa kosmetika anti jerawat, pemutih kulit dan deodorant (anti keringat) yang fungsinya sesuai dengan jenis kosmetika
tersebut.
7) Kelompok perawatan rambut
Kosmetika perawatan rambut berupa shampoo untuk memcuci rambut, conditioner untuk mengembalikan kondisi rambut dan hair tonic untuk
menyehatkan rambut dan kulit kepala
1. Jerawat
2. Komedo
3. Noda noda hitam (HIPERPIGMENTASI)
Faktor yang Mempengaruhi
Efek Kosmetika
Ada empat faktor yang mempengaruhi efek kosmetika terhadap kulit, yaitu:
1. faktor manusia pemakainya,
2. faktor lingkungan alam pemakai,
3. faktor kosmetika dan
4. faktor gabungan dari ketiganya.
Iritasi
Alergi Fotosensititasi

Penyumbatan
Intoksikasi Jerawat
Fisik
• PENGUJIAN KANDUNGAN MERKURI DALAM SEDIAAN
Untuk itu dilakukan analisis keberadaan senyawa merkuri pada sediaan kosmetik secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif menunjukkan hasil negatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan metoda Spektromotometri
Serapan Atom, dengan kondisi analisis tanpa nyala dan menggunakan lampu katoda Hg berongga sebagai sumber
cahaya pada lebar celah 0,5 nm, arus 3 mA, dan panjang gelombang 253,7 nm. Persamaan kalibrasi kurva regresi
Y= 0,014 X + 0,001 dengan batas deteksi 0,064 ppb. Kadar merkuri terukur pada rentang 0,04 – 6,50 %, dengan
deviasi standar relatif 0,46 %. Kadar ini dapat mengakibatkan dampak negatif pada kesehatan manusia.

• Uji organoleptik
Uji oragnoleptik meliputi pengamatan bau, bentuk, warna.dan rasa

• Uji pH
Prosedur pengujian pH dengan menggunakan pH meter sebagai berikut:
Kalibrasi pH meter dengan menggunakan larutan buffer pH, lakukan setiap saat akanmelakukan pengukuran.
Mencelupkan sensor pH pada sampel. Tunggu angka pada layar stabil kemudian baca nilai pH.
• Uji viskositas
Prosedur pengujian viskositas dengan menggunakan viscometer brookfield adalah sebagai berikut:
1. Memasang isotester pada statif iscotesces
2. Menurunkan angka penurun skala ad batas rotor tercelup kedalam zat yang akan diuji viskositasnya
3. Memasang stop kontak Menyalakan rotor sambil menekan tombol
4. Membiarkan jarum menara berputar dan melihat pada skala
5. Membaca angka yang ditunjukan oleh jarum tersebut

• Uji kelembapan
sampel dioleskan secara merata diatas plastic (kedap air)yang sudah diketahui berat awalnya, kemudian ditimbang
untuk mengetahui berat awal sampel (menit ke 0 atau t0), setelah pemimbangan t0, dilakukan penimbangan lagi
dengan perbedaan waktu 30 menit t1, 60menit t2, 5jam t3.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai