NOREPINEFRIN

Ike Husen,dr
Mimin Supriatin, S.Ked

Program PPCD
Fakultas Kedokteran UNPAD
2006
 Peran
 Sumber
 Syntesa
 Regulasi
 Penghentian aktivitas
 Fisiologi
 Modifikasi
farmakologi
 Simpatomimetik
 Simpatolitik

23/05/2019 2
 Introduction

 Sistem saraf
berkoordinasi dengan
sistem endokrin untuk
mengatur dan
mengintegrasikan fungsi
tubuh.

23/05/2019 3
 Komunikasi antar
neuron, maupun antara
neuron dan sel efektor
terjadi melalui
pelepasan sinyal kimia
spesifik, yang disebut
neurotransmiter.

23/05/2019 4
23/05/2019 5
 EPINEFRIN
 katekolamin
 gugus amin-berikatan
dengan kelompok 3,4 –
dihydroxybenzene dan
mempunyai ikatan metil
pada rantai nitrogen amin,
 Sebag bsr dihasilkan oleh
serabut postganglionik
simpatis,
 respon terhadap stimulus
”fight or flight” .
 ergotropik

23/05/2019 6
 Sumber
 SSP : hipotalamus, system limbic , pons & formatio
retikularis

 SSO : postganglionic simpatis

Neuron yang mensintesis & melepaskan adrenalin/epinefrin
 neuron adrenergik

 Medulla adrenal :
(embriologis: analog simpatis postganglion,
bedanya yang dihasilkan disini adalah hanya NE dan E)

23/05/2019 7
23/05/2019 8
SYNTHESIS OF NE Inhibitor:
Tyr
1= reserpine
Tyr
Inactive 2= guanethidine
metabolite bretylium
DOPA
METABOLISM

Dopamine

1 uptake

VESICLES: REMOVAL OF NE
Dopamine
Inhibitor: cocaine
& imipramine
NE
2
BINDING TO Intracellular
release RECEPTOR response
23/05/2019 9
Penghentian aksi katekolamin:
 Re-uptake ke terminal saraf
 Larut secara difusi keluar celah junction
pada ekstraneuron
 Metabolisme:
 COMT (GI & liver)
 MAO (GI)
 Metabolites in urine : metanephrine and
vanillylmandelic acid

23/05/2019 10
23/05/2019 11
 Regulasi pre sinaptik
Regulasi ini berupa negative feedback melalui
ikatan NE dengan reseptor 2

 Regulasi pasca sinaptik

Berlangsung dengan dua mekanisme:
 Aktivitas reseptor primer
(up- atau down-regulation: termasuk jumlah dan
desensitisasi reseptor)
 Regulasi temporer berkaitan dengan kejadian
tertentu, neurotr sama atau tdk sama

23/05/2019 12
23/05/2019 13
Respon organ
terhadap impuls
sistem adrenergik
diperantarai
berbagai reseptor
adrenergik .

23/05/2019 14
 Adrenoreceptor

1 1
• Vasokonstriksi
• RP   Tek darah 
• Midriasis
• Penutupan spinkter 2
int. VU  2
• Inhibisi NE
release
• Inhibition of
insulin release

D1 D2

23/05/2019 15
 Adrenoreceptor

1 1
• Inotropik (+)
• Kronotropik (+)
• Lipolisis 
2
2
• Vasodilatasi
• RP  sdkt
• Bronkhodilatasi
 Glikogenolisis 

D2   release of glucagon
D1
 Relaks. Ot polos uterus
Dilatation RBF Transmitter
23/05/2019 release 16
 reseptor  pr. fisiologis yg berbeda  mengatur
sintesa atau pelepasan berbagai 2nd messengger

23/05/2019 17
Modifikasi farmakologik pada
fungsi otonom

1. Mekanisme kerja obat simpatomimetik:

 Memfasilitasi pelepasan neurotransmitter
– indirect acting
 Menghambat re-uptake – indirect acting
 Agonis reseptor – direct acting

23/05/2019 18
Modifikasi farmakologik pada
fungsi otonom (cont’)

2. Mekanisme kerja obat simpatolitik:

Menghambat sintesa neurotransmitter –
indirect acting
Menghambat pelepasan NE – indirect
acting
Antagonis reseptor - direct acting

23/05/2019 19
23/05/2019 20
DIRECT- ACTING ADRENERGIC AGONISTS

Epinefrin* ( 1-2,1,2)
Norepinepfin* (,1>> 2)
Fenilefrin, Metoxamin (1>2>>>>)
Klonidin, Metilnorepinefrin (2>1>>>>)
Isoproterenol* (1=2 >>>> )
Dobutamin* (1>2 >>>> )
Dopamin* (D1=D2>> >> )
Fenoldopam (D1>>D2)
Metaproterenol, Terbutalin, Albuterol,
Ritodrin (2>1 >>>> )
*: Cathecolamine
23/05/2019 21
Epinefrin

  and 
 Efek predominan pd sist. vaskuler
– tergantung pd dosis:
 Do rendah : 
 Do tinggi : 

23/05/2019 22
EFEK EPINEFRIN

 1 : inotropik & kronotropik (+) CO

konsumsi O2
 : arteriol konstrik (kulit, memb. mukosa, visera)
2 : vasodilator (otot skelet), bronkhodilator ;
dispnea (-)
Tek darah sistolik BP  - Diastolik  sdkt

23/05/2019 23
 EFEK EPINEFRIN (cont)
 Hiperglikemia:
glikogenolisis  and release glucagon (2 ),
insulin release ()
 Lipolisis

23/05/2019 24
INDIKASI
Bronkhospasme:
Serangan asma akut and syok anafilaktik

Glaukoma : topikal  tekanan IO pressure pd

open angle glaucoma

Anestesi lokal  DOA

23/05/2019 25
FARMAKOKINETIK

 OOA cepat
 DOA singkat

Cara pemberian :
Sc.
Inhalasi
Topikal
23/05/2019 26
EFEK SAMPING

 Gangguan SSP: cemas, takut, tegang, sakit kep, tremor

 Perdarahan : pdrhn serebral
 Aritmia kordis
 Edema pulmo

23/05/2019 27
 Obat Antagonis Adrenergik
AFINITAS RESEPTOR
Antagonis-
Prazosin, terazosin, doksazosin 1 >>>> 2
Fenoksibenzamin 1 > 2
Fentolamin 1 = 2
Rauwolschin, yohimbin, tolazolin 2 >> 1

Antagonis kombinasi
Labetalol, Carvedilol 1,= 2  1, >2

Antagonis-
Metoprolol, acebutolol, alprenolol, atenolol, 1,>>> 2 (cardioselective)
betaxolol, celiprolol, esmolol
Propranolol, carteolol, penbutolol, pindolol, 1,= 2 (nonselective)
timolol
Butoxamine 2 >>>1
Antagonis- with (+) ISA
Acebutolol, carteolol, celiprolol, penbutolol,
pindolol,
23/05/2019 28
ANTAGONIS ADRENERGIk
(SIMPATOLITIK)

Antagonis = blokade, mengikat adrenoseptor

TAPI TIDAK
Memicu efek intraseluler yang biasanya
dimediasi katekolamin endogen.
Menghambat aktivasi oleh
katekolamin endogen
23/05/2019 29
 Klasifikasi
-BLOKER
• Prazosin, Terazosin, Doxa-
zosin (1>>>> 2)
• Phenoxybenzamine
(1>2)
• Phentolamine(1=2)
• Rauwolscine, yohimbine,
tolazoline (2>> 1)
OBAT YG MEMPENGRUHI
PD NEUROTRANSMITTER
UPTAKE/RELEASE
23/05/2019
-BLOKER
• Propanolol, Timolol,
Carteolol, penbutolol,
Pindolol
• Metoprolol, Acebu-
tolol, alprenolol,
atenolol, betaxolol,
celiprolol, esmolol
• Butoxamine
• Labetalol, Carvedilol
30
ANTAGONIS ADRENERGIK-

Efek utama: tek darah

(Normal: adrenoseptor- :kontrol pembuluh darah)

  tonus simpatis pemb. darah:

 PR  tek darah

23/05/2019 31
EF:
 Hipotensi ortostatik
 Takhikardia (blok )
 Miosis
 Kongesti nasal
 Gangguan sexual

23/05/2019 32
PRAZOSIN(1 –bloker)

Efek: CVS: PR dan tek darah 

Indikasi: hipertensi

ES:
Sinkop (“first pass” effect), minimalisir dg mengatur
Do I : ¼ - 1/3 do normal
Kongesti nasal, retensi urin, hipensi ortostatik
23/05/2019 33
ANTAGONIS ADRENERGIK-

Antagonists kompetitif :
Non kardioselektif
Kardioselektif (1)

ISA (intrinsic sympathomimetic activity)

ISA (+) atau ISA (-)

23/05/2019 34
 EFEK

 CVS: (><1) CO   TD 
bradikardia
 beban jt dan konsumsi O2 (Th/ angina)

 >< 2 V.dil. PR  tek darah 

reflek-vasokonst. Sirkulasi ke jari 

23/05/2019 35
EFEK
 Tek IO  (sekresi H. aqueous .)
 Anestesi lokal (stabilisasi membran)

23/05/2019 36
EFEK SAMPING

 Hipotensi
 Bradikardia
 Lemas, mengantuk
 Bronkhokonstriksi
 Retensi Na+  ( renin)
 Inhibisi glokogenolisis-lipolisis
 Arrhythmias (rapid withdrawal)
 Sexual impairment (mechanism ????)
 Other :  TAG level

23/05/2019 37
INDIKASI
Hipertensi
Glaukom
 Hipertiroidsme (mencegah aritmia kordis)
Angina pectoris
Infark miokard

23/05/2019 38
 Agonist, antagonist and partial agonist of
 adrenoceptor

Agonist
Receptor Epin./NE/agonists agents
Cell. effect antagonists agents
partial agonists agents
Antagonist

blocked

Partial Agonist

Cell. effect
23/05/2019 39
Kesimpulan:
Efek norepinefrin dan obat
simpatomimetiknya - afinitas dan
karakteristik tipe-tipe adrenoseptor
 berguna dalam pemilihan obat
yang tepat (ES terkecil-efikasi
optimal)
23/05/2019 40
Agonis + Res. 1 GDP  GTP

Pho-lipase C  IP3

Activated prot kinase Free Ca stored Ca

Cellular effects
23/05/2019 41