Anda di halaman 1dari 19

KESADARAN PAJAK

ANGGOTA:
 Rizka 151210042
 Rina Maulidiyah 151210030
 Yana Vivanda 151210041
 Teguh Wicakulla 151210047
 Pipin 151210032
Pajak menurut para ahli

 Leroy Beaulieu(1899)

 “Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak yang dipaksakan oleh kekuasaan
publik dari penduduk atau dari barang, untuk menutup belanja pemerintah”.

 P. J. A. Adriani (1949)

 Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang
wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan .
 Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH (1988)

 Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Definisi tersebut kemudian dikoreksinya
yang berbunyi Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk
membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan
sumber utama untuk membiayai public investment.

 Ray M. Sommerfeld, Herschel M. Anderson, dan Horace R. Brock (1972)

 Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat
pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih
dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat
melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan.
Tujuan dari Ide bisnis Tukang Cukur
Online

 Tujuan:

Peluang usaha tukang cukur online merupakan usaha yang memiliki prospek yang
menjanjikan, mengingat semua orang membutuhkan jasa pangkas rambut. Selama ada orang yang
mau dipangkas rambutnya, sejauh itu pula bisnis pangkas rambut mengalirkan pundi-pundi rupiah.
Melalui perpaduan teknologi dengan jasa, kami meyakini bahwa akan ada peningkatan profit dan
aliran pundi-pundi rupiah yang sangat menjanjikan. Tukang cukur online selain sebagai bisnis
dengan profit yang menjanjikan juga bertujuan untuk menghadirkan layanan cukur rambut semakin
dekat dengan para pengguna jasanya tanpa terkendala dengan waktu antrian dan waktu perjalanan
untuk menuju lokasi cukur, selain itu fleksibiltas dan kenyamanan kepada pengguna jasa merupakan
tujuan utama dari sistem bisnis ini.
Pajak di lihat dari perspektif ekonomi

 Yaitu pajak dipahami sebagai beralihnya sumber daya dari sektor privat kepada sektor publik.
Pemahaman ini memberikan gambaran bahwa adanya pajak menyebabkan dua situasi menjadi
berubah. Pertama, berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk
kepentingan penguasaan barang dan jasa. Kedua, bertambahnya kemampuan keuangan negara
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.
pajak dari perspektif hukum

 Merupakan suatu perikatan yang timbul karena adanya undang-undang yang menyebabkan
timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah penghasilan tertentu kepada
negara, negara mempunyai kekuatan untuk memaksa dan uang pajak tersebut harus
dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan. Dari pendekatan hukum, hal tersebut
memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-undang sehingga

menjamin adanya kepastian hukum ,


Unsur unsur pungutan resmi pajak
 Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi) yang dapat ditunjukkan secara
langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak, secara tidak langsung akan menerima
manfaat dalam bentuk seperti rasa aman karena mendapat perlindungan negara. Perlindungan
negara didapatkan karena negara mampu membiayai operasional kemanan (baik dari institusi Polri
maupun TNI) yang didapat dari uang pajak yang dibayarkan.

 Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka
menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.

 Pemungutan pajak dapat dipaksakan. Pajak dapat dipaksakan apabila Wajib Pajak tidak
memenuhi kewajiban perpajakan dan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

 Selain fungsi budgeter (anggaran), yaitu fungsi mengisi Kas Negara/Anggaran Negara yang
diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai
alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam sektor ekonomi dan sosial (fungsi
mengatur/regulatif).
Jenis jenis pungutan pajak resmi
 Retribusi

 Retribusi adalah iuran rakyat yang disetorkan melalui kas negara atas dasar pembangunan tertentu
dari jasa atau barang milik negara yang digunakan oleh orang-orang tertentu. Jadi, dalam
pemungutan retribusi tidak terdapat unsur paksaan dan ikatan pembayaran tergantung pada kemauan
si pembayar, serta tidak selalu menggunakan sarana undang-undang. Dengan demikian, retribusi
pada umumnya berhubungan dengan imbalan jasa secara langsung. Misalnya, pembayaran listrik,
pembayaran abonemen air minum, dan sebagainya.

 Bea Cukai

 Cukai adalah iuran rakyat atas pemakaian barang-barang tertentu, seperti minyak tanah, bensin,
minuman keras, rokok, atau tembakau.
 Bea Masuk

 Bea masuk adalah bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang dimasukkan ke dalam daerah
pabean Indonesia dengan maksud untuk dikonsumsi di dalam negeri. Sementara itu, bea keluar
adalah bea yang dikenakan atas barang-barang yang akan dikeluarkan dari wilayah pabean
Indonesia dengan maksud barang tersebut akan diekspor ke luar negeri.

 Sumbangan

 Sumbangan adalah iuran orang-orang atau golongan orang tertentu yang harus diberikan kepada
negara untuk menutupi pengeluaran-pengeluaran negara yang sifatnya tidak memberikan prestasi
kepada umum, dan pengeluarannya tidak dapat diambil dari kas negara. Sumbangan bersifat
insidentil dan sukarela, serta jumlah sumbangan juga tidak mengikat dan tidak harus berupa uang,
tetapi dapat berupa barang.
Fungsi Anggaran (Budgetair)
 Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan sumber pembiayaan. Sumber
pembiayaan ini salah satunya dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Pajak
digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin negara, seperti belanja barang,
belanja pegawai, belanja pemeliharaan, dan lain sebagainya.

 Di dalam fungsi anggaran, terdapat fungsi demokrasi, dimana pajak merupakan


salah satu penjelmaan dari sistem kekeluargaan dan kegotongroyongan rakyat
yang sadar akan baktinya kepada negara. Rakyat memberikan sejumlah
penghasilannya dalam bentuk uang untuk membiayai pengeluaran negara bagi
kepentingan umum. Dengan membayar pajak, rakyat berperan serta dalam
pelaksanaan kehidupan kenegaraan, termasuk kegiatan pemerintahan dan
pembangunan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Fungsi Mengatur (Regulerend)

 Pemerintah dapat mengatur kebijakan di bidang ekonomi dan sosial melalui kebijakan
fiskal. Dalam menjalankan fungsi mengatur, pajak dapatdigunakan sebagai alat untuk
mencapai tujuan negara. Contohnya, dalam rangka mendorong penanaman modal, baik
dalam negeri maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk
yang tinggi untuk produk luar negeri. Menurut pendapat Musgrave dan Musgrave
(dalam Winarno dan Ismaya, 2003: 403) Fiscal Function/Regulerend memiliki 3 (tiga)
fungsi utama, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.
Sejarah Pajak di Era Reformasi
 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP);

 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (PPh);
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000 yang merupakan perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah;

 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor
21 tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;

 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 6. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perubahan Tarif Bea Meterai.
Definisikan Pajak Daerah sebagai
berikut

 Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah.
 “Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.”

 Dengan berlakunya Undang-Undang tersebut, daerah memiliki kewenangan untuk


menentukan besarnya tarif dan iuran yang ditetapkan bagi Wajib Pajak. Setiap daerah
dapat membuat ukuran dan ketetapan terkait besarnya tarif dan iuran bagi wajib pajak
yang

selanjutnya diatur dalam peraturan pemerintah daerah setempat. Saat ini, berbagai
daerah berlomba-lomba untuk membuat peraturan terkait pajak daerah dan retribusi
daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan daerahnya.
FUNGSI PAJAK DALAM
PEMBANGUNAN

 pajak memiliki salah satu fungsi, yaitu fungsi budgetair (sumber penerimaan negara).
Pajak merupakan sumber utama pendapatan negara. Fungsi penting ini telah berjalan
sejak zaman kerajaan-kerajaan, pemerintahan Hindia Belanda, pemerintahan
pendudukan Jepang, dan juga sejak masa kemerdekaan sampai dengan sekarang.
 Selain memiliki fungsi budgetair, pajak juga merupakan salah satu alat untuk mencapai
suatu tujuan tertentu di luar bidang keuangan yang lazimnya disebut kebijakan fiskal
(Fiscal policy). Istilah fiskal dalam arti luas adalah segala sesuatu yang bertalian
dengan keuangan negara dan bukan semata-mata mengenai pajak. Istilah fiskal adalah
sinonim dari istilah fiscus (bahasa Yunani), atau fisc (bahasa Perancis), yang berarti
“keranjang uang” atau kas negara. Oleh karena itu, pada mulanya kata fiscal dalam
fiscal policy memiliki arti yang sama dengan keuangan negara yang dalam bahasa
Inggris lazim mencakup revenue, expenditures, and debt policy (Sumitro, 1988: 245-
246).
5 (lima) ciri yang melekat pada
pengertian pajak, yaitu:

 pajak dipungut berdasarkan ketentuan undang-undang;


 dalam pembayaran pajak, tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi kepada
individual oleh pemerintah;
 pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah;
 Pajak di peruntuhkan bagi pengeluaran pengeluaran pemerintah apabilah dari
pemasukanya masih terdapat surplus maka di pergunakan untuk membiayai investasi
publik.
 pajak juga digunakan sebagai alat untuk mengatur (regulerand)
Visi dan Misi Pembangunan Nasional

 Upaya untuk mewujudkan visi ini dilaksanakan melalui 7 (tujuh) misi pembangunan, yaitu:

 mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang


kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan;

 mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum;


 mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim;
 mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera;
 mewujudkan bangsa yang berdaya saing;

 mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional;

 mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.


Pajak Sebagai Sumber Terpenting
Pendapatan Negara

 Untuk mewujudkan visi, misi, strategi, dan 9 (sembilan) Agenda Prioritas (Nawacita) tersebut
dibutuhkan sumber pembiayaan pembangunan yang tidak sedikit. Hal ini berarti diperlukan adanya
peningkatan sumber-sumber pendapatan negara untuk membiayai kegiatan pembangunan tersebut.
Menurut Brotodihardjo (2013: 9), sumber-sumber penghasilan negara tersebut pada umumnya
terdiri dari:

 perusahaan-perusahaan negara;

 barang-barang milik pemerintah atau yang dikuasai pemerintah, dalam hubungan ini disebutkan
tanah-tanah yang dikuasai pemerintah yang diusahakan untuk mendapatkan penghasilan; saham-
saham yang dipegang negara, dan sebagainya;

 denda-denda dan perampasan-perampasan untuk kepentingan umum;


 hak-hak waris atas harta peninggalan terlantar;
 hibah-hibah wasiat dan hibahan lainnya, misalnya sumbangan dari PBB;
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai