Anda di halaman 1dari 51

TUMBUH KEMBANG ANAK

Disampaikan

KULIAH ANAK DI BLOK REPRODUKSI


WAN NEDRA
Tumbuh Kembang
PERTUMBUHAN
Bertambah: ukuran fisik dan struktur tubuh
Diukur: berat badan,
panjang/tinggi badan,
lingkar kepala

PERKEMBANGAN
Bertambah: fungsi / kemampuan OTAK
–Sensorik (dengar, lihat, raba, rasa, cium)
–Motorik (gerak kasar, halus)
–Komunikasi / berbahasa
–Kognitif (pengetahuan, kecerdasan)
–Emosi - sosial
–Kemandirian
Pertumbuhan fisik
HORMON PERTUMBUHAN
(GROWTH HORMON)

18-25 th
Perlu asupan cukup gizi mikro dan makro dan terhindar dari Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Menyiapkan Generasi Emas
Bonus Demografi
tahun 2025-2035 —>
Ledakan aset SDM
usia potensial/kerja :
penduduk usia
produktif 70 % dari
total jumlah penduduk

Bonus Demografi
Berkah? >< Bencana?

SDM sehat dan


berkualitas —> Indeks
Pembangunan Manusia
meningkat

Kesempatan menyiapkan SDM Berkualitas


SUSTAINABEL DEVELOPMENT GOAL
INSTRUMEN / HUKUM INTERNASIONAL

Universal Declaration
Of Human Rights

International Covenant
International Covenant On Economic,
Social And Cultural Rights
On Civil & Political Rights
(ICESCR) (ICCPR)
Kovenan Ekosob Kovenan Si-pol
Ratifikasi Oleh RI Ratifikasi Oleh RI
melalui UU No 11 Tahun 2005 melalui UU No 12 Tahun 2005

CRC
Convention on the Rights
Of The Child (KHA)
OP : ARMED CONFLICT UU NO 9 TAHUN 2012
OP : JUAL,PROST,PORNO ANAK UU NO 10 TAHUN 2012
OP : PROSEDUR KOMUNIKASI, 2011 (BELUM RATIFIKASI)
KEWAJIBAN ( OBLIGATION )
NEGARA
TERHADAP RAKYAT MENURUT
HAM :

MELINDUNGI (TO PROTECT)

MENGHORMATI (TO RESPECT)

MEMENUHI (TO FULFIL)


KONVENSI HAK-HAK
ANAK (KHA)
VIII. Langkah-langkah Perlindungan KLASTER
I. Langkah-Langkah
Khusus :
Umum Implementasi
1.Anak dalam situasi darurat
2.Anak yang berkonflik dengan
hukum II. Definisi
3.Anak dalam situasi eksploitasi : Anak
• Eksploitasi ekonomi;
III. Prinsip-
• Dieksploitasi sebagai Pengguna
Prinsip Umum
dan atau Pengedar Narkoba
• Ekspl Seksual & Kekerasan
KHA KHA
Seksual (perkosaan, Incest, IV. Hak Sipil
pelecehan seksual, sodomi) dan
• Penculikan, perdagangan dan Kebebasan
trafiking V. Lingkungan
• Eks. Bentuk lain keluarga dan
VII. Pendidikan,
4. Kelompok minoritas & suku VI. Kesehatan & pengasuhan
terasing Waktu Luang & Kesejahteraan alternatif
Kegiatan Budaya Dasar
CLUSTER VI
BASIC HEALTH AND
WELFARE
23. Hak anak (Konvensi Hak Anak)
disabilitas
• Negara peserta mengakui
6. (2) hak anak untuk
Hak-hak hidup, kelangsungan
anak Cacat untuk menikmati hidup dan
secara perkembangan
penuh kehidupannya : semaksimum mungkin
Negara menjamin
 Martabat
kelangsungan hidup dan
 Meningkatkan rasa
perkembangan anak
percaya diri
semaksimal mungkin
 Partisipasi aktif di
dalam masy.
• Hak anak cacat atas
perawatan khusus
• Menjamin tersedianya
kebutuhan
khusus anak cacat
 Gratis
 Pendidikan
Lanjutan CLUSTER VI
BASIC HEALTH AND WELFARE
(Konvensi Hak Anak) 24. Hak anak atas
kesehatan dan
layanan kesehatan
• Hak anak untuk menikmati
standard
kesehatan yang tertinggi
• Menjamin akses kesehatan
26. Hak anak tak tercabut
atas manfaat • Implementasi sepenuhnya
jeminan sosial atas hak ini
khususnya :
• Mengakui hak  Mengurangi angka kematian
anak atas bayi dan
jaminan sosial anak
termasuk  Menjamin bantuan medis dan
asuransi sosial kesehatan/PHC
 Memerangi penyakit dan
• Melaksanakan malnutrisi
realisasi  Menjamin perawatan
penuh atas hak ini kesehatan bagi
para ibu ketika sebelum dan
sesudah
Lanjutan CLUSTER VI
BASIC HEALTH AND WELFARE
(Konvensi Hak Anak)
18. (3) 27. (1-3)
Tanggungjawab Hak anak atas
bersama orangtua standar hidup
dibantu oleh yang layak
negara
• Orangtua/Wali • Mengakui hak anak atas
bertanggung standard
jawab membesarkan kehidupan yang layak
dan bagi
mengembangkan anak perkembangannya :
 Fisik
• Negara memberi
 Mental
bantuan kepada
 Spiritual
orangtua/wali yang
 Moral
syah
 Sosial
• Menjamin anak • Negara harus mengambil
(orangtua yang langkah
bekerja) berhak langkah untuk membantu
memperoleh orangtua
Mekanisme Terjadinya Pencemaran
Lingkungan
• Industri • Rumahtangga
• Energi SUMBER • Pengelolaan limbah
• Transportasi PENCEMAR • Pertanian
• Alam

UDARA

TANAH AIR
erosi   drainase

Pangan & peralatan dosis, dosis diserap, target organ


Pangan & peralatan
rumahtangga rumahtangga

Dampak: gejala, kesakitan, kematian


Sumber pencemaran lingkungan
tambang emas rakyat cemaran alami rumatangga Jamban tidak layak

industri pencemaran sungai

asap rokok
kendaraan
bermotor

pengolahan limbah pembuangan sampah pertanian


Hasil Rikus Cemarling
Badan Litbangkes: Laporan Riset Khusus Pencemaran
Lingkungan (2012): Setting Pertanian

 20 sampel air  85% positif mengandung residu acephate dan


pethoxamide
 20 sampel tanah  100% positif mengandung residu acephate
dan 2,4-dichlorophenoxyacetic (2,4-D)
 22 sampel bahan makanan  3 (13,6%) positif residu pestisida
(Dichlorvos, Dimethoate, Isoprocarb, Propamocarb): bayam, jambu biji,
kentang
 Dari 200 sampel urin WUS  64 (32,0%) positif metabolit OP

• Acephate dan 2,4-D merupakan bahan kimia yg masuk dalam daftar skrining Endocrine
Disruptor Screening Program (EDSP)
• 2,4-D dapat menimbulkan efek toksik pada thiroid dan gonads
Kejadian Stunting dan Hipotiroid di daerah
pajanan dan non pajanan

p = 0,165
PR = 1,45 (0,967-2,182)

Hipotiroidisme Pajanan Kontrol


(n=44) (n=44)
•Ya, n (%) 16 (36,4) 6 (13,6)
• Tidak, n (%) 28 (63,6) 38 (86,4)
p=0,027; PR=2,1 (95% CI: 1,04-4,31)
Badan Litbangkes: Laporan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan (2014):
Setting Pengolahan Aki Bekas
• Lokasi: Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
• Responden: anak usia 7-13 tahun

SUMBER LINGKUNGAN BIOMARKER PENYAKIT

• Pb tanah: 0,01- • Pb darah: 3,80-


62,10 (13,19-16,83)
• Pencemaran 3863,9 (312,9)
– NAB 10 μg/l • Asma: 4,72%
• Pb air: 0,007-0,042
dari aktifitas
(0,010) – NAB 10 • Pb urine: 0,001- • Anemia:
pengolahan μg/l 378.82 (0,18-2,40) 8,49%
aki bekas • Pb udara: 0,01- • Pb rambut: 0,01-
78,04 (2,96) – NAB 700,21 (22,10-
0,5 μg/l 36,21)
• Pb sayuran (0,01- • Hb darah (7,70-
174,41 (8,14) 16,10 (11,93-12,03)

Simpul-1 Simpul-2 Simpul-3 Simpul-4

• sudah terjadi pencemaran Pb pada tanah, air, udara dan tanaman


• Sudah terindikasi anak-anak terpajan Pb.
Badan Litbangkes: Laporan Riset Khusus Pencemaran Lingkungan (2014):
Setting Tambang Emas Rakyat
• Lokasi: Pasaman (Sumbar), Merangan (Jambi), Mandor (Kalbar), Pangkut
(Kalteng), Mountong (Sulteng)
• Responden: usia dewasa (9 – 65 tahun)
SUMBER LINGKUNGAN BIOMARKER PENYAKIT

• Hg tanah: 0,0005-0,83 • Hg urine ptambang:


• Pencemaran dari 0,005-6,490 (0,422) • Tremor: P=10,69%;
– NAB 10 μg/l
aktifitas tambang • Hg urine non-ptbg: NP=0,26%
• Hg air: 0,0005-0,62 –
emas rakyat 0,005-5,000 (0,445) – • Gangguan mata:
NAB 0,001 μg/l
NAB 30 μg/g P=9,64%;NP=2,31%
• Hg udara: 0,0001-
• Hg rambut ptambang: • Gangguan hidung:
76,13- NAB 0,1 mg/m3
0,005-293,51 (7,51) P=13,07%; NP=2,02%
• Hg ikan: 0,0005-6,09
• Hg rambut non-ptbg: • Gangguan memori:
– NAB 0,5 mg/l
0,005-70,10 (3,359) P=13,42%; NP=2,93%
• Hg sayuran: 0,001-
NAB 50 μg/g • Gangguan dengar:
9,71 – NAB 0,003
P=11,11%; NP=2,94%
mg/l
• Cd, Pb, As, Cr <NAB
• Cd, Pb, As, Cr <NAB

Simpul-1 Simpul-2 Simpul-3 Simpul-4

• sudah ada indikasi lingkungan tercemar Hg, Pb dan Cd.


• gangguan kesehatan yang banyak dialami oleh petambang adalam
gangguan memori dan penciuman
Badan Litbangkes: Laporan Riset Khusus Pencemaran
Lingkungan (2014): Setting Pertanian
• Lokasi: Batu (Jatim), Brebes (Jateng), Bandung Barat (Jabar)
• Responden: WUS

SUMBER LINGKUNGAN BIOMARKER PENYAKIT


• Gangguan
• Pencemaran • Air minum: 4,0%-4,9% • Metabolit organofosfat keracunan akut:
terdeteksi organofosfat pada urine WUS:
dari aktifitas <<<: P > NP
• Badan air: 0,0%- P=62,8%, NP=54,4%
penyemprot- • Metabolit organofosfat • Gangguan kelenjar
47,1% terdeteksi
organofosfat pada urine anak: tiroid: <<<: P=NP
an/pemupukan • Gangguan
• Tanah: 0,0%-10,0% P=73,7%, NP=72,4%
di pertanian terdeteksi organoklorin kesehatan
• Buah dan sayur: reproduksi: <<<
13,3%-45,2% P=NP
• Gangguan syaraf:
• Karbamat, pyretroid
<<<: N=P

Simpul-1 Simpul-2 Simpul-3 Simpul-4

• sudah terdeteksi pestisida pada lingkungan dan rantai makanan


• sudah terdeteksi pestisida pada biomarker yang potensi membahayakan
kesehatan
Kebijakan Program Imunisasi

20
LANDASAN HUKUM

UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh &
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat
tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan

UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002


“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009


• Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya penyakit
yg dapat dihindari melalui imunisasi
• Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak

MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”


“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
Target 4.A. Menurunkan Angka Kematian Bayi & Balita
hingga 2/3 dalam kurun waktu 1990 - 2015
Acuan Dasar Target Capaian
Indikator
(1991) MDGs 2015 2007 2012

4.1. Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup 97 32 44 40

4.2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup 23 34 32


68

4.3 Persentase anak usia 1 tahun yang diimunisasi campak 44,5% 95% 76,4% 80,1%

ANGKA KEMATIAN BAYI


80 Target dan Capaian

68 Target RPJMN
60
57

46
40

35 32
34 24
23
20

Capaian Target MDGs


0
1991 1995 1999 2003 2007 2012 2014 2015

Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) terutama karena :


• Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih sudah mencapai 88,64 persen namun kualitas pelayanan dan kompetensi tenaga kesehatan belum
sepenuhnya sesuai standar pelayanan.
24
• SDKI 2012 melaporkan cakupan imunisasi dasar lengkap meliputi HBV, BCG, DPT, Polio, dan Campak baru mencapai 66 persen, meskipun khusus
imunisasi campak sudah mencapai 80,1 persen.
0
20000
25000

10000
15000
30000

5000
JABAR 26684
JATIM 22946
JATENG 21405
SUMUT 10733
BANTEN 7031
NTB 5300
LAMPUNG 4716
SUMSEL 4465
DKI 4369
ACEH 4366
NTT 4355
SULSEL 4150
KALSEL 3297
SULTENG 3157
SUMBAR 2951
KALBAR 2815
RIAU 2747
BALI 2330
KALTENG 2239
JAMBI 2172
SULTRA 2077
PAPUA 2059
DI YOGYAKARTA 1786
25% kematian (36863)
25% kematian (35018)
50% kematian (88800)

SULUT 1548
KALTIM 1542
ESTIMASI JUMLAH KEMATIAN BAYI, 2012

GORONTALO 1441
SULBAR 1436
MALUT 1331
KEPRI 1215
PAPBAR 1164
MALUKU 1144
BENGKULU 1028
BABEL 682
0
10000
15000
20000
25000
30000
35000

5000
JABAR 33799
JATIM 26006
JATENG 25419
SUMUT 14489
BANTEN 8350
NTB 6974
DKI 6156
SULSEL 6142
LAMPUNG 5974
SUMSEL 5696
NTT 5613
ACEH 4831
SULTENG 4626
PAPUA 4385
KALSEL 4271
SUMBAR 3716
KALBAR 3360
RIAU 3204
BALI 2652
KALTENG 2559
SULTRA 2538
JAMBI 2300
KALTIM 2276
25% kematian (47444)
25% kematian (46012)

DI YOGYAKARTA 2143
50% kematian (108063)

MALUKU 1907
MALUT 1824
ESTIMASI JUMLAH KEMATIAN BALITA, 2012

SULUT 1735
PAPBAR 1714
GORONTALO 1677
SULBAR 1675
KEPRI 1458
BENGKULU 1241
BABEL 809
Penyebab kematian bayi dan balita
Penyebab Kematian Bayi 0-11 bulan Penyebab Kematian Balita 0-59 bulan

Meningtis, 4.5 % Tidak diketahui penyebabnya, 5.5 %


Tidak diketahui
penyebabnya, 3.7 % Tetanus, 1.5 %
Kelainan Kongenital,
5.7 % Meningtis, 5.1 %

Kelainan
Kongenital
4.9 %
Pneumonia, 12.7 %
Masalah
Neonatal Masalah Neonatal
46,2 % 36 % Pneumonia,
13.2 %

Diare, 15 %

Tetanus, 1.7 %
Diare, 17.2 %

Masalah neonatal :
- Asfiksia
- BBLR
Sumber : Riskesdas 2007 - Infeksi, dll
Angka Kematian Anak
Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

S. pneumoniae
28%

WHO 2004 Global Immunization Data


CDC. MMWR 2006 55:511-515

Campak  Penyebab Kematian Utama No 2, diantara Penyakit yg sebenarnya


dapat dicegah dg Imunisasi di seluruh dunia
Situasi global tahun 2008 diketahui 164.000 kematian campak di
dunia, dengan 450 kematian setiap hari atau 18 kematian jam
WHO 2004 Global Immunization Data
CDC. MMWR 2006 55:511-515
Tujuan Program Imunisasi

Menurunkan kesakitan &


kematian akibat Penyakit-
penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I)
Mengapa imunisasi?
Upaya Pencegahan Paling
Cost Effective

selain dapat mencegah penyakit bagi


diri sendiri tetapi juga dapat
melindungi orang disekitarnya

Menggunakan vaksin produksi


dlm negeri sesuai standar aman
WHO
DAMPAK IMUNISASI

DUNIA

INDONESIA

MASYARAKAT

ANAK DI
SEKITARNYA

DIRI
SENDIRI
Penyakit yg Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I)
Polio

Difteri

Tuberculosis

Pertusis Tetanus

Campak
Sejarah Imunisasi di Indonesia
Th. 1956  Imunisasi Cacar
Th. 1973  Imunisasi BCG
Th. 1974  Imunisasi TT pada ibu hamil
Th. 1976  Imunisasi DPT untuk bayi
Th. 1977  WHO mulai pelaksana program imunisasi sebagai
upaya Global (EPI-Expanded Program on Immunization)
Th. 1980  Imunisasi Polio
Th. 1982  Campak
Tn. 1990  Indonesia mencapai UCI Nasional
Th. 1997  Imunisasi Hepatitis.B
Th. 2004  Introduksi DPT/HB di 4 propinsi (Tahap I)
Tn. 2007  DPT/HB di seluruh Indonesia
Tn. 2007  Pilot Project IPV (Inactive Polio Vaccine) di Provinsi DIY
Th. 2010  Imunisasi Td untuk penanggulangan KLB & BIAS Kelas II & III
Tn. 2013  Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di 4
Provinsi Tahap I yaitu Jawa Barat, DIY, Bali dan NTB
Th. 2014  Introduksi Vaksin Pentavalent (DPT/HB/Hib) di seluruh
Provinsi di Indonesia
Tujuan & Konsep Imunisasi
Dasar Penyelenggaraan Program
Imunisasi
Dasar Penyelenggaraan Program
Imunisasi
Hep B /
(HB) O
-BCG
-Polio 1
-DPT/HB/Hib 1
-Polio 2
-DPT/HB/Hib 2
-Polio 3
-DPT/HB/Hib 3 CAMPAK
-Polio 4

0-7 hr

1 Bulan

2 Bulan

3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
Pendekatannya:
- Imunisasi lanjutan - Melalui Posyandu
DPT/HB/Hib - Melalui PAUD
CAMPAK

18 Bulan

24 Bulan
JADWAL IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Jadwal Imunisasi Pada WUS
PEMBERIAN SELANG WAKTU MASA
IMUNISASI
IMUNISASI PEMBERIAN MINIMAL PERLINDUNGAN

TT WUS T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 Tahun

T3 6 Bulan setelah T2 5 Tahun

T4 1 Tahun setelah T3 10 Tahun

T5 1 Tahun setelah T4 25 Tahun

INDONESIA TELAH BERHASIL


MEMVALIDASI STATUS ELIMINASI
TETANUS MATERNAL DAN NEONATUS DI
3 REGIONAL YAITU JAWA-BALI,
SUMATERA, DAN SULAWESI-
KALIMANTAN-NUSA TENGGARA
40
Case Fatality Rate= 5-10%
Reported: 10,365 cases
2001: Estimated: 50 million cases and 300,000 deaths (0.6%) Reported: 160,821 cases
(0.3%) Case Fatality Rate: up to 4% in infants
Routine Measles Immunization Coverage and Measles Cases*
Indonesia, 1983-2012
110 200000

100 180000

90 160000

80 140000

70
120000

Measles Cases
% Coverage

60
100000
50
80000
40
60000
30
40000
20
10 20000

0 0
19 3
19 4
19 5
19 6
19 7
19 8
19 9
19 0
19 1
19 2
19 3
19 4
19 5
19 6
19 7
19 8
20 9
20 0
20 1
20 2
20 3
20 4
20 5
20 6
20 7
20 8
20 9
20 0
20 1
12
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
19

Measles Cases Routine Measles Coverage


*Source:
Routine Data: SST (before 2004); Measles Validation & Integrated : SIAs
VPD Surveillance data (2004-2009) Data as of 28 February 2013 -
Outbreak Data: Monthly Outbreak report (before 2005); Integrated www.surveilans.org
VPD Surveillance report (2005-2009)
KLB Polio
Indonesia, 2005 (lap. 17/03/06)
Mop Up
50 PIN
45

40

Deteksi
35

30kasus
Kasus

indeks
25

20

15

10

0
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 1 3 5 7 9 11 13 15

Minggu
Daerah Mop Up Virus
Luar Daerah Mop Up Virus Virus
0
10
20
30
40
50
6-12 Mar
13-19 Mar
20-26 Mar
27 Mar-2 Apr
3-9 Apr
10-16 Apr
17-23 Apr
24-30 Apr
1-7 May
8-14 May
15-21 May
22-28 May
29 May-4 Jun
5-11 Jun
12-18 Jun
*Mop-Up

19-25 Jun
31 May ‘05

26 Jun-2 Jul
3-9 Jul
10-16 Jul
17-23 Jul
*Mop-Up
28 June ‘05

24-30 Jul
31 Jul-6 Aug
NID

7-13 Aug
14-20 Aug
Total Wild cases = 305 cases

(1st

21-27 Aug
28Aug-3 Sep
4-10 Sep
11-17 Sep
30 August ‘05
round)

18-24 Sep
25 Sep-1 Oct
2-8 Oct
9-15 Oct
16-22 Oct

*Mop-up conducted in 3 provinces : Banten, DKI Jakarta, West Java


23-29 Oct
30 Oct-5 Nov
6-12 Nov
NID (2nd round)
27 September ‘05

13-19 Nov
20-26 Nov
27 Nov-3 Dec
4-10 Dec
11-17 Dec
18-24 Dec
25-31 Dec
NID (3rd round)
30 November ‘05

1-7Jan
8-14 Jan
15-21 Jan
22-28 Jan
29 Jan-4 Feb
sNID

5-11 Feb
12-18 Feb
30 January ‘06

19-25 Feb
26 Feb-4 Mar
5-11 Mar
12-18 Mar
19-25 Mar
26 Mar-1 Apr
Indonesia 2005-2006

NID (4th round)


27 February ‘06

2-8 Apr
9-15 Apr
16-22 Apr
23-29 Apr
30 Apr-6 May
12 April ‘06

7-13 May
NID (5th round)

14-20 May
21-27 May
28 May-3 Jun
4-10 Jun
11-17 Jun
18-24 Jun
Wild Polio Cases by Week of Onset,

25 Jun-1 Jul
2-8 Juli
sNID

9-15 Juli
16-22 Juli
Onset of last case 20 February (week 08, 2006) in Aceh Tenggara district, NAD

27 June ‘06

23-29 Juli
30 Jul- 5 Aug
6-12 Aug
13-19 Aug
sNID

20-26 Aug
27 Aug-2 Sep
29 Aug ‘06

3-9 Sep
10-16 Sep
Keberhasilan Imunisasi
 Eradikasi penyakit cacar tahun 1974
 Eliminasi Maternal dan Neonatal Tetanus di 3 regional
(Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa
Tenggara)
 Tidak dijumpainya lagi kasus polio sejak tahun 2006
(tahapan eradikasi polio)
 Menurunnya angka kematian campak (eliminasi campak)

Rojudin, Campang
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-07-’05
Alasan Penarikan trivalent OPV
 Sejak 1999, type 2 wild poliovirus telah dieradikasi (sertifikasi tahun 2015)

 Komponen type 2 tOPV:


 Menyebabkan >97% VDPVs
 Menyebabkan sekitar 40% kasus vaccine-associated paralytic polio (VAPP)
 Mengganggu respon imun terhadap types 1 and types 3

Sekarang, risiko komponen Type 2 tOPV lebih


besar daripada manfaatnya

47
RENCANA NASIONAL INTRODUKSI
IPV

• Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan Juli


2016
• Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada usia 4
bulan bersamaan dengan DPT-HB-Hib dan OPV
• Vaksin IPV kemasan 5 dosis per vial

• Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin OPV,


namun menambah
PENYESUAIAN JADWAL IMUNISASI
DASAR SETELAH INTRODUKSI IPV

PELAYANAN DALAM GEDUNG PELAYANAN LUAR GEDUNG

UMUR UMUR
ANTIGEN ANTIGEN
(BULAN) (BULAN)
0 Hep B 0, BCG, OPV1 0 Hep B 0
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2 2 DPT/HepB/Hib1, OPV2

3 DPT/HepB/Hib2, OPV3 3 DPT/HepB/Hib2, OPV3

4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV 4 DPT/HepB/Hib3, OPV4,


IPV
TANTANGAN
 Mempertahankan status MNTE di 3 Regional dan
mencapai status MNTE di Regional ke-4 (Papua, Papua
Barat, Maluku, dan Malut)
 Memperoleh sertifikasi bebas polio
 Tercapainya eliminasi campak tahun 2018
 Pencapaian target imunisasi rutin  UCI desa 100%
 Masih terjadi penolakan kegiatan imunisasi oleh
kelompok tertentu di beberapa daerah
TERIMA KASIH
aku ingin sehat dan ceriaaaa....

Warisan paling berharga untuk masa


depan bangsa adalah anak-anak yang
sehat dan cerdas

Anda mungkin juga menyukai