Anda di halaman 1dari 43

Hormon dan Zat Pengatur Tumbuh

Kelompok 2
• Fitria Diah Arum ( 2017130021 )
• Ilham Winata ( 2017130026 )
• Indiraisha Putri Sandi ( 2017130028)
• Lia Permatasari ( 2017130030 )
• Moneta Resyana ( 2017130032 )
• Nadila Qurnianingsih ( 2017130033 )
Konsep Hormon dan Cara Kerjanya

 Hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis


di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan kebagian
lain, dan pada konsentrasi yang sangat rendah mampu
menimbulkan suatu respons fisiologis.
 Hormon harus disintesis oleh tumbuhan, maka ion
anorganik seperti K+ atau Ca2+, yang dapat menimbulkan
respon penting dikatakan bukan hormon.
 Setiap hormon mempengaruhi respon pada banyak bagian
tumbuhan. Respon itu tergantung pada spesies, bagian
tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon,
interaksi antar hormon yang diketahui, dan berbagai faktor
lingkugan.
 Konsep Sachs yang mengatakan bahwa jaringan yang
berbeda akan memberikan respon yang berbeda terhadap
zat kimia yang berbeda, memang dapat diterima.
Konsep Perbedaan Kepekaan Terhadap
Hormon
Agar hormon tumbuhan dalam jumlah mikromolar atau
submikromolar bersifat aktif dan khas harus terdapat tiga bagian
utama dalam sistem respon
 Hormon harus ada dalam jumah cukup di sel yang tepat.
 Hormon harus dikenali dan diikat erat oleh setiap kelompok sel
yang tanggap terhadap hormon ( sel sasaran)
 Protein penerima harus menyebabkan perubahan metabolik lain
yang mengarah pada penguatan isyarat atau kurir hormon.
Efek Hormon Pada Aktivitas Gen

Pengaktifan gen terjadi proses penguatan yang tinggi. Ini karena


transkripsi berulang DNA menjadi RNA-kurir (mRNA), yang diikuti oleh
translasi mRNA menjadi enzim yang memiliki aktivitas katalis yang
tinggipada konsentrasi rendah, menghasilkan salinan produk sel yang
penting . Lalu, produk ini menentukan jenis organismenya, dan tentu saja
wujud penampilannya (fenotipe nya)
Tampak Ativitas Hormon

 Pada sel parenkima tumbuhan yang vakuola pusatnya besar,


sebagian besar Ca2+ disimpan bukan di retikulum endoplasma,
melainkan di vakuola dan konsentrasinya sering beberapa mM
(sekurangnya 1000 kali lipat konsentrasi di sitosol).
 Pemacu hormon pertama menyebabkan perubahan aktivitas enzim,
proses metabolik yang berbeda, dan akhirnya jenis sel yang berbeda
secara fisiologis dan morfologis. Perubahan itu disebabkan berbagai
macam hormon dan memacu lingkungan, berinteraksi untuk
membantu membentuk jaringan, organ, atau tumbuhan yang
berlainan.
Hormon Dalam Proses Penuaan dan
Pengguguran
Proses penuaan kondisi yang menyertai pertambahan umur, yang mengarah pada
kematian organ atau organisme, disebut penuaan (senesensi). Penuaan daun disertai
dengan terlalu cepatnya terjadi kehilangan klorofil, RNA, dan protein, termasuk
berbagai macam enzim. Karena keempat kandung sel ini dan kandungan lainnya
secara terus-menerus disintesis dan rusak, maka hilangnya suatu senyawa dapat
terjadi akibat sintesis yang lambat dan / atau perusakan yang cepat.
Pengambilan hara oleh bunga atau buah buakn satu-satunya penyebab penuaan, juga
pada kedelai, sebab bunga muda tak mungkin mampu menyerap hara hingga
menyebabkan kematian daun. Pada tumbuhan cocklebur, keadaan hari pendek dan
hari panjang menginduksi pembungaan dan penuaan daun, namun walaupun semua
kuncup bunga dipetik, penuaan daun tetap terjadi.
 Berlawanan dengan efek sitokinin, etilen dan ABA mendorong penuaan.
Efek etilen pada buah terlihat dari proses pemasakan yang cepat, diikuti
oleh pengguguran; pada bunga, akibat yang lazim adlah pengerutan,
warna memudar, hara bergerak keluar, layu, kemudian gugur, pada daun
terjadi kehilangan klorofil, RNA dan protein, pengangklutan hara, lalu
gugur. Efek etilen pada penuaan dan pengguguran tanpa jauh lebih kuat
dari pada efek ABA.
 Untuk buah, kelanggengan spesies merupakan manfaat yang jelas, sebab
buah mengandung biji; untuk bunga, diduga alasannya dalah membuang
organ yang tak berguna yang mungkin akan menjadi sumber infeksi yang
potensial, dan pada beberapa spesies, untuk memberi tempat pada daun-
baru yag akan tumbuh pada musim berikutnya.
Zat pengatur

AUKSIN GIBERELIN SITOKININ

ASAM SENYAWA
ETILEN
ABSISAT LAIN
Auksin

 Auksin dari bahasa yunani auxein , “meningkatkan”


 Suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin
menyebabkan pembengkokan koleoptil oat ke arah cahaya.
Fenomena pembengkokan ini disebut fototropisme.
 Aktivitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil
yang terjadi akiat terpacunya pemanjangan pada sisi yang di
tempeli potongan agar.
Tumbuhan mengandung tiga senyawa lain yang strukturnya mirip
dengan IAA dan menyebabkan banyak respon yang sama dengan IAA,
senyawa tersebut dianggap sebagai hormon auksin.
1. Asam 4-kloroindolasetat, ditemukan pada biji muda berbagai jenis
kacang-kacangan
2. Asam fenilasetat (PAA), ditemukan pada jenis tumbuhan sering lebih
banyak jumlahnya daripada IAA
3. Asam indolbutirat (IBA), ditemukan pada daun jagung dan berbagai
jenis tumbuhan dikotil
 Zat yang berperan sebagai prazat auksin yaitu :
indolasetaldehid, indolasetonitril, indoletanol
 Zat pengatur tumbuh tanaman yaitu : Asam a-naftalenasetat
(NAA), asam 2,4-diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan asam 2-
metil-4-klorofenoksiasetat (MCPA)
Pengangkutan Auksin
IAA bergerak melalui tabung tapis diberikan di permukaan daun
cukup matang untuk mengangkut gula keluar, pengangkutan pada
batang dan tangkai daun berasal dari daun muda menuju arah bawah
sepanjang berkas pembuluh.
 Pengangkutan ini memiliki keistimewaan :
1. Pergerakan auksin lambat, sekita 1cm jam -1 diakar dan batang.
2. Pengangkutan aukisn berlangsung secara polar pada batang, arahnya
sering basipetal.
3. Pergerakan auksin memerlukan energi metabolisme, ditunjukan oleh
kemampuan zat penghambat sintesis ATP
Pengangkutan Auksin Secara Polar
Sel menggunakan ATPase membran plasma untuk memompa
H+ dari sitosol menuju dinding sel. pH dinding sel lebih rendah
mempertahankan gugus karboksil auksin menjadi kurang
terdisosiasi.
Di sitosol , pH yang lebih tinggi menyebabkan gugus karboksil
auksin terdisosiasi menjadi bermuatan negatif, meningkatkan
konsentrasi auksin bermuatan disitosol, pergerakan keluarnya
lebih dipermudah secara termodinamika. Pengangkutan secara
polar melalui organ mensyaratkan auksin untuk bergerak keluar
dari ujung dasar sel.
Ekstrasi dan Pengukuran Auksin
dan Hormon Lain
Untuk menganalisis hormon, dibutuhkan metode yang tidak hanya
sangat peka, tapi juga sangat khas sehingga unsur sel lain tidak
mengganggu.
1. Mengekstrak hormon menggunakan pelarut organik yang tidak
melarutkan banyak macam senyawa pencemar, tidak merusak hormon
yang akan dicari
2. Memisahkan hormon dalam pelarut lain yang tidak saling campur
dengan menggnakan berbagai prosedur kromatografi agar hormon
dapat dimurnikan lebih lanjut.
Efek Lain Giberelin

Giberelin menyebabkan perkembangan buah partenokarpik


(tanpa biji) pada beberapa spesies, yang menunjukkan fungsi
normalnya dalam pertumbuhan buah. Efek penting lain dari
giberelin adalah menunda penuaan daun dan buah jeruk, dan
berpengaruh pada bentuk daun.
Mekanisme kerja giberelin
Pemacuan pemanjangan batang oleh keseluruhan tumbuhan,
disebabkan oleh :

1. Pembelahan sel dipacu di apeks tajuk.

2. Giberelin memacu pertumbuhan sel karena zat itu meningkatkan


hidrolisis pati, fruktan, dan sukrosa menjadi molekul glukosa dan
fruktosa.

3. Giberelin meningkatkan plastisitas dinding sel.


Penggunaan Giberelin Dalam
Kehidupan Ekonomi
Giberelin digunakan juga untuk kepentingan bernilai ekonomi.
Dua faktor pembatas utama ialah harga dan sifat yang sering memacu
pertambahan bobot segar, tapi bobot kering.

Giberelin digunakan untuk mendorong produksi benih di kebun


benih, mempercepat laju pertumbuhan malt dalam pembuatan bir,
meningkatkan pertumbuhan tanaman tebu dan hasilnya, dan masih
banyak lagi.
Sitokinin

Sitokinin merupakan senyawa yang memacu pembelahan sel


(sitokinesis) yang menghasilkan kambium-gabus dan memulihkan
luka pada umbi kentang yang terpotong.

Sitokinin juga dapat ditemukan pada lumut, ganggang coklat


dan ganggang merah. Sitokinin tersebut memacu pertumbuhan
ganggang.
Tapak Sintesis dan Pengangkutan
Sitokinin

Umumnya sitokinin paling banyak terdapat di organ muda


(biji, buah,daun) dan di ujung akar. Sintesis terjadi di ujung akar,
sebab jika akar dipotong mendatar, sitokinin akan mengalir keluar
(karena tekanan akar) dari xilem potongan bawah akar itu. Ujung
akar mensintesis sitokinin dan mengangkutnya melalui xilem ke
seluruh bagian tumbuhan.
Sitokinin Menunda Penuaan dan Meningkatkan
Aktivitas Wadah Penampung Hara

Terdapat dua bukti utama yang menyatakan


keterlambatan sitokinin yaitu :
 Banyak jenis sitokininmampu menggantikan
sebagian faktor yang dibutuhkan akar untuk
menunda penuaan
 Kandungan sitokinin helai daun meningkat
berlipat ganda ketika akar liar terbentuk
Cara sitokinin memperlambat penuaan pada daun oat dipetik dan
diapungkan dilarutan garam mineral encer, daun tersebut mulai menua
yang mula-mula dicirikan dengan terurainnya protein menjadi asam
amino dan kemudian hilangnya klorofil. Penuaan ini terjadi jauh lebih
cepat ditempat gelap di banding di tempat terang.Thimman (1987)
menyatakan bahwa sitokinin mampu melakukan hal tersebut dengan
cara mempertahankan keutuhan membran tonoplas.
Penundaan penuaan oleh sitokinin tampaknya merupakan fenomena
alam yang sebagian dikendalikan oleh akar, dan berkaitan dengan
fenomena lain yang menarik. Sitokinin mendorong pengangkutan banyak
linarut dari bagian daun yang lebih tua dan bahkan dari daun tua
kedaerah yang diberi perlakuan
Sitokinin Memacu Perkembangan
Kuncup Samping Tumbuhan Dikotil

Jika sitokinin diberikan pada kuncup samping yang


tumbuh karena kalah oleh pertumbuhan apeks tajuk yang
terletak di atasnya (keadaan itu diistilahkan dominasi apikal
),sering kuncup samping itu bisa tumbuh. Pemanjangan
kuncup untuk rentang waktu lebih lama dapat diperoleh
hanya dengan menambahkan IAA atau giberelin pada kuncup
tersebu.
Efek Sitokinin Pada Batang dan
Akar
Pertumbuhan normal batang dan akar diduga
membutuhkan sitokinin, namun sitokinin endogen jarang
ditemukan sebagai faktor pembatas pertumbuhan. Akibatnya,
pemberian sitokinin eksogen pun tidak berhasil meningkatkan
pertumbuhan organ tersebut. Cara untuk memastikan
perlunya sitokini bagi pertumbuhan normal batang dan akar
adalah dengan membuat irisan jaringan dan
menumbuhkannya in vitro.
Sitokinin Memacu Perkembangan
Kloroplas dan Sintesis Klorofil

Dalam keadaan gelap, klorofil tidak terbentuk dan


perkembangan kloroplas terhambat. Kemampuan sitokinin
dalam mengaktifkan sintesis protein yang mengikat klorofil a
dan b berkenaan dengan mekanisme kerja sitokinin akan
diuraikan lebih banyak lagi.
Mekanisme Kerja Sitokinin
Sitokinin alami terdapat pada biji jagung disebut dengan zeatin.
Selain sitokinin alami, terdapat pula sitokinin sintesis, seperti kinetin
dan benziladenin. Sitokinin berkeja sama dengan auksin dalam
berbagai proses fisiologis pada tumbuhan. Diproduksi di ujung akar
dan ditranslokasikan melalui pembuluh xilem. Jumlah sitokinin
terbesar terdapat pada daerah meristematik dan jaringan yang
berkembang secara berkelanjutan, seperti akar, daun muda,
pengembangan buah dan biji.
Sitokinin bekerja berlawanan dengan auksin pada proses fisiologis
tumbuhan. Variasi konsentrasi sitokinin dan auksin akan menyebabkan
perbedaan pada pertumbuhan. Contohnya:
1. Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin, yang terjadi adalah
pertumbuhan tunas dan daun
2. Jika konsentrasi sitokinin relatif sama dengan konsentrasi auksin, maka
tunas, akar dan batang tumbuh seimbang
3. Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin, yang terjadi adalah
pembentukan akar akan lebih aktif.
Etilen, Hormon Yang Menguap

Hormon Etilen merupakan hormon yang diproduksi dari


metabolisme tanaman. Hormon ini ditemukan dalam tanaman dan
kadang disebut dengan gas etilen. Etilen mempengaruhi
pertumbuhan tumbuhan.
Sintesis Etilen

Produksi etilen oleh berbagai macam organisme sering


mudah dilacak dengan kromatografi gas, sebab molekulnya
dapat diserap dari jaringan dalam keadaan hampa udara dan
juga karena kromatografi gas sangat peka. Hanya beberapa
jenis bakteri yang dihasilkan beberapa etilen , dan belum
diketahui adanya ganggang yang mensintesis etilen. Etilen
biasanya berpengaruh kecil pada pertumbuhan organisme
tersebut
Efek Etilen Pada Perpanjangan
Batang dan Akar
Gas etilen memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya, di antaranya sebagai berikut :
 Pematangan buah. Para pedagang sering menyimpan buah dalam wadah
yang diberi gas CO2 pada saat pengiriman agar buah lebih lama matang dan
matang setelah sampai tujuan.
 Gas etilen menghambat perbungaan pada banyak tumbuhan. Beberapa jenis
tumbuhan, gas etilen merangsang perbungaan. Contohnya pada pohon
mangga dan nanas.
 Merangsang absisi (pengguguran daun).
Bersama giberelin menentukan ekspresi organ kelamin tumbuhan,
contohnya mentimun.
 Biasanya etilen menghambat pemanjangan batang dan
akar, khususnya pada tumbuhan dikotil.
 Bila pemanjangan terhambat, batang dan akar menjadi
lebih tebal, karena pemelaran sel kesamping lebih terpacu
 Pada spesies ini bengkokan pada epikotil atau hipokotil
terbentuk sebagai responsnya terhadap etilen endogen.
Kemudian bengkokan ini menerobos keatas tanah dan
membentuk lubang, sehingga kotiledon atau daun muda
dapat tertarik keluar dengan aman..
Efek Etilen Pada Pembungaan
 Induksi pembungaan pada tanaman mangga dan bromelia oleh etilen
tidaklah lazim, sebab pada sebagian besar spesies, gas ini
menghambat pembungaan.
 Bahan yang melepaskan etilen, yang dinamakan Ethrel (nama
dagang) atau etepon (nama umum) tersedia di pasaran. Bahannya
adalah asam 2-kloroetilfosfonat, cepat terurai dalam air pada pH netral
atau basa menjadi etilen serta sebuah ion. Karena etepon dapat
perpindah dalam tubuh tumbuhan, zat itu dapat menggantikan NAA
sebagai pemacu pembungaan pada nenas, dan digunakan dalam
berbagai aspek hortikultura lainnya, misalnya produk buah.
Efek Etilen Lainnya

 Etilen menyebakan banyak efek lain pada tumbuhan. Contoh yanng


diteliti agak baik adalah induksi penuaan pada bunga.
 Efek lain etilen pada beberapa spesies lainnya adalah terpacunya
pembentukan akar liar, efek yang disebabkan oleh auksin
(bekerjanya secara terpisah). Etilen berpengaruh pula pada
terbentuknya jenis kelamin bunga pada spesies monoesius. Contohya
ada jenis timun-timunan seperti labu, labu kuning dan melon.
Cara Kerja Etilen

Banyak efek etilen disertai meningkatnya sintesis enzim;


jenis enzim bergantung pada jaringan sasaran. Kini beberapa
muatan etilen telah dihasilkan dari biji yang diberi
perlakuan mutagen kimia seperti etil metansalfonat (Reid,
1990; Scott, 1990; Guzman dan Ecker, 1990). Beberapa di
antaranya adalah muatan-sintesis dan beberapa lainnya
mutan-respons. Semua mutan-sintesis menghasilkan etilen
berlebihan (seperti pada kapri, Arabidopsis thaliana, dan
tomat), kecuali hanya satu muatan yang tidak.
Triakontanol, Brasin, Asam Salisilat,
dan Turgonin

Triakontanol adalah alkohol primer jenuh yang terdiri dari 30 karbon,


dan pertama kali diisoiasi dari tajuk alfalfa. Zat tersebut dikenal potensial
untuk meningkatkan hasil tanaman.
Brasin atau brasinostreroid baru dikenal sebagai sieroid pemacu
pertumbuhan. pertama kali diisolasi dari serbuk sari tumbuhan mustard.
Senyawa tersebut memberikan berbagai efek pada pertumbuhan dari
bekerja dengan cara meningkatkan kepekaan terhadap auksin.
Asam salisilat ( asam 2-hidroksibenzoat), bahan aktif dalam
aspirin (asam asetil-salisilat) merupakan hormon tumbuh yang
penting bagi beberapa respons fisiologis yamg sudah dikenal.
Efek asam salisilat adalah meningkatkan ketahanan terhadap
patogen tumbuhan tertentu, termasuk virus mosaik tembakau (
Malamy dkk, 1990), virus nekrosis tembakau, dan cendawan
patogen colletotrichum lagenarium (Metraux dkk, 1990)
Asam Absisat (ABA)

Etilen dapat dianggap sebagai hormon stres, sebab diproduksi dalam jumlah
jauh lebih besar saat tumbuhan mengalami berbagai keadaan rawan. Namun,
masih ada hormon lain yang disebut asam absisat yang sering memberi isyarat
kepada organ tumbuhan akan datangnya keadaan rawan fisiologis. Keadaan
rawan tersebut antara lain: kurang air, tanah beragam, suhu dingin atau pana,
dan cuaca beku.
Kimia, Metabolisme, dan Pengangkut
Asam Absisat
 ABA adalah sekuiterpenoid berkarbon 15, yang disintesis sebagai di kloroplas
dan plastid lain melalui lintasan asam mevalonat. Jadi, reaksi awal dalam
sintesis ABA sama dengan reaksi sintesis isoprenoid seperti giberelin, sterol,
dan karotenoid. Kloroplas daun mengandung karotenoid yang menjadi bahan
dasar ABA, sementara diakar, buah, embrio biji, serta bagian tumbuhan
tertentu lainnya, karotenoid penting berada di kromoplas lain, leukoplas, atau
proplastid.
 ABA diangkut dengan mudah dalam xilem dan floem, dan juga dalam sel
parenkima di luar berkas pembuluh. Pada sel parenkim, biasanya tak ada
polaritas (berbeda halnya dengan auksin), sehinggga pengangkut ABA dalam
tumbuhan serupa dengan pengerakan giberelin.
ABA Menginduksi Penutupan Stomata

 ABA yang dipasok oleh akar sebagaian besar berasal dari ujung akar dangkal yang
mengalami rawan air dan ABA berlaku sebagai isyarat bagi daun apabila air tanah
mulai habis. Stomata menutup sebagian responsnya terhadap ABA yang berasal dari
daun atau akar, sehingga terlindung dari kekeringan. ABA menyebabkan stomata
menutup dengan cara menghambat pompa proton yang kerjanya bergantung pada
ATP dimembran plasma sel penjaga.

 Pompa ini biasanya mengangkut proton keluar dari sel penjaga, sehingga
menyebabkan terjadinya aliran masuk cepat dan penimbunan K+, kemudian terjadi
penyerapan air secara osmotik serta pebukaan stomata. Tapi, ABA yang bekerja di
ruang-bebaspada pemukaan luar membran plasma sel penjaga membatasi masuknya
k+, sehingga k+ dan air erembes keluar, turgo berkurang dan stomata menutup.
ABA dan Pengguguran

Peran ABA dalam meyebabkan gugur daun, bunga, dan buah masih
dipertentangkan. Para penilai mengevaluasi data yang sudah diterbitkan dari
berbagai sudut pandang.

ABA eksogen menyebabkan pengguguran, terutama dibandingkan


dengan etilen eksogen. Efek etilen dan ABA pada proses pengguguran dan
ABA mungkin tidak berperan langsung. Sebaliknya, ABA bekerja secara tak
langsung dengan menyebabkan penuaan prematur pada sel organ yang akan
gugur, dan itu mendorong naiknya produksi etilen.
Cara Kerja ABA
ABA mempunyai tiga efek utama yang ditentukan oleh
jaringan yang terlibat:
1. Memberikan efek pada membran plasma sel akar,
2. Menghambat sintesis protein, dan
3. Mengaktifkan serta mengnonaktifkan gen tertentu secara
khas (efek transkripi).
Zat Pengatur Tumbuh Lain Yang
Bersifat Menghambat
 ABA merupakan zat pengatur tumbuh ynag tersebar luas dan sering berlaku
sebagai penghambat, tapi telah ditemukan pula banyak senyawa lain yang biasa
menghambat pertumbuhan. Pada lumut hati, asam lunularat ditemukan pada
gema (propagul vegetatif berdiameter sekitar 1 mm, terbentuk didalam mangkuk
gema dipermukaan atas talus tumbuh induk).
 Batasin adalah senyawa yang ditemukan pada tumbuhan gadung (Dioscorea
batatus) yang diduga menyebabkan dormansi paqda siungan (stuktur reprodukdi
vegetatif yang muncul dari pembengkakan kuncup samping yang terletak
diudara.
 Asam jasmonat dan metil esternya (metil jasmonat) terdapat pada beberapa spesies
tumbuhan dan didalam minyak melati. Jasmonat terbentuk melalui biosintesis,
dari asam linolenat-bebas, yang mungkin merupakan hasil kerja enzim
lipoksigenase. Senyawa ini telah diketahui menghambat pertumbuhan beberapa
bagian tumbuhan tertentu dan sangat kuat mendorong terjadinya penuaan daun.
Sumber Pustaka

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid III.
Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Anda mungkin juga menyukai