Anda di halaman 1dari 17

MATERI INISIASI V

PEMBUKUAN
DAN PENCATATAN
DALAM PAJAK

Created By Master Tutor Akuntansi


MATERI PEMBAHASAN
Pembukuan Pajak

Pencatatan Pajak

Syarat Menyelenggaran Pembukuan Pajak

Syarat Menyelenggaran Pencatatan Pajak

Tujuan Pembukuan/Pencatatan Pajak

Sanksi Yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan

Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Penggunaan


Bahasa Asing dan Mata Uang Asing
Pembukuan Pajak

Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang


dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan
informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan
penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan
laba/rugi untuk periode tahun pajak tersebut.
Pembukuan Pajak Diwajibkan Bagi :

1 •Wajib Pajak (WP) Badan;

•Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, kecuali

2 Wajib Pajak Orang Pribadi yang peredaran


brutonya dalam satu tahun kurang dari
Rp4.800.000.000,00 (Empat milyar delapan ratus
juta rupiah)
Pencatatan Pajak
Pencatatan adalah pengumpulan data secara teratur
tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah
pajak yang terutang, termasuk penghasilan yang bukan
objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
Pencatatan Pajak Diwajibkan Bagi :
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas yang peredaran brutonya dalam satu
tahun kurang dari Rp4.800.000.000,00 (empat milyar
delapan ratus juta rupiah), dapat menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan norma penghitungan
penghasilan neto, dengan syarat memberitahukan ke
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama
dari tahun pajak yang bersangkutan;
2. Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas
Syarat Menyelenggaran Pembukuan Pajak :

1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan


mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya.
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah dan
disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan
stelsel akrual atau stelsel kas.
Syarat Menyelenggarakan Pembukuan Pajak :

4. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan


mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh
WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.
5. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan
mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat
dihitung besarnya pajak yang terutang
Syarat Menyelenggaran Pencatatan Pajak :
1. Pencatatan harus menggambarkan antara lain :
a. Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jumlah
penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh;
b. Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan
yang pengenaan pajaknya bersifat final.
2. Bagi WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha
dan/atau tempat usaha, pencatatan harus menggambarkan
secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/atau
tempat usaha yang bersangkutan.
3. Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan,
WP orang pribadi harus menyelenggarakan pencatatan
atas harta dan kewajiban
Tujuan Pembukuan/Pencatatan Pajak :

1. Pengisian SPT
2. Perhitungan Penghasilan Kena Pajak
3. Perhitungan PPN dan PPnBM
4. Mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha/pekerjaan bebas
Metode Pembukuan
Padaa dasarnya metode pembukuan yang dianut oleh wajib
pajak harus taat azas, yaitu harus sama dengan tahun-tahun
sebelumnya, misalnya dalam hal penggunaan metode
pengakuan penghasilan dan biaya (stelsel akrual atau
akrual), tahun buku, metode penyusutan harta berwujud dan
amortisasi harta tidak berwujud, dan metode penilaian
persediaan.
 Stelsel akrual adalah suatu metode penghitungan
penghasilan dan biaya dalam arti penghasilan diakui pada
waktu diperoleh dan biaya diakui pada waktu terutang.
 Stelsel kas adalah suatu metode yang penghitungannya
didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya
yang dibayar secara tunai

Perubahan atas metode pembukuan dimungkinkan dengan


syarat telah mendapatkan persetujuan dari Dirjen Pajak
Sanksi Yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan

Dalam ketentuan pasal 39 UU KUP 2007 tersebut


dinyatakan bahwa setiap orang dengan sengaja :
1.Menolak atau dilakukan pemeriksaan pajak
2.Memperlihatkan pembukuan, pencatatan atau dokumen
yang palsu atau dipalsukan seolah-oleh benar atau tidak
menggambarkan keadaan yang sebenarnya
3.Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan.
Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku,
catatan atau dokumen lainnya
Sanksi Yang Tidak Menyelenggarakan Pembukuan
Tidak menyimpan buku, catatan atau dokumen yang menjadi
dasar pembukua atau pencatatan dan dokumen lain
termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yang
dikelola secara elektronik atau diselenggarakan secara
aplikasi online di Indonesia.
Hal tersebut dapat menimbulkan kerugian negara, diancam
dengan pidana penjara paling sedikit 6 bulan dan paling lama
6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali pajak terutang dan
paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar
Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Penggunaan
Bahasa Asing dan Mata Uang Asing
Wajib Pajak yang diperkenankan menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata
uang selain Rupiah yaitu bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat adalah :
1. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing
yaitu Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan
ketentuan Peraturan perundang-undangan Penanaman
Modal Asing;
2. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib
Pajak yang beroperasi berdasarkan kontrak dengan
Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
peraturan Perundang-undangan Pertambangan selain
pertambangan minyak dan gas bumi;
Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Penggunaan
Bahasa Asing dan Mata Uang Asing
3. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Kerja Sama yang
beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan pertambangan minyak dan gas bumi;
4. Bentuk Usaha Tetap, yaitu bentuk usaha sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Pajak
Penghasilan atau menurut Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) yang terkait;
5. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik
sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar negeri;
Penyelenggaraan Pembukuan Dengan Penggunaan
Bahasa Asing dan Mata Uang Asing
6. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan
Reksadana dalam denominasi mata uang Dollar Amerikat
Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan
Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Badan Pengawasa
Pasar Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal;
7. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan
induk di luar negeri, yaitu perusahaan anak (subsidiary
company) yang dimiliki dan atau dikuasai oleh
perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang
mempunyai hubungan istimewa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan b Undang- Undang
Pajak Penghasilan
Terimakasih....

Anda mungkin juga menyukai