Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN TEKNIS

PERATURAN DI DESA

Sesuai dengan
Permendagri
NO. 111 TAHUN 2014 & Regulasi
Terkait
Pengertian Desa
 Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus daerahnya sesuai dengan hak asal usul, dan/atau hak
tradisional.
(Pasal 1 angka 43 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah )
 Hal ini menunjukkan bahwa selain menganut demokrasi, di desa
juga memiliki otonomi asli yang diakui dan dihormati dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia. Desa menjadi desa yang mandiri
Hak Asal Usul (Rekognisi) & Hak
Lokal Berskala Desa (Subdiaritas)
 kedudukan Pemerintahan Desa menggunakan asas rekognisi dan asas
subsidiaritas. (Pasal 3 UU No.6 Tahun 2014, tentang Desa).
 Asas rekognisi adalah pengakuan terhadap hak asas usul. Bisa
diartikan juga asas rekognisi adalah pengakuan dan penghormatan
negara terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat, Artinya
negara mengakui secara utuh Desa adalah merupakan kesatuan
hukum adat dan merupakan bagian dari sistem ketatanegaraan
Indonesia.
 Asas subsidiaritas yaitu penetapan kewenangan yang berskala lokal
dan pengambilan keputusan secara lokal guna kepentingan
masyarakat Desa.
Lanjutan....
 Yang dimaksud dengan “hak asal usul” adalah hak yang merupakan
warisan yang masih hidup dan prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat
Desa sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, antara lain
sistem organisasi masyarakat adat, kelembagaan, pranata dan hukum
adat, tanah kas Desa, serta kesepakatan dalam kehidupan masyarakat
Desa (Penjelasan Pasal 19 Huruf a)
 Yang dimaksud dengan “kewenangan lokal berskala Desa”
(subsidiaritas) adalah kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau
mampu dan efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa, antara lain
tambatan perahu, pasar Desa, tempat pemandian umum, saluran
irigasi, sanitasi lingkungan, pos pelayanan terpadu, sanggar seni dan
belajar, serta perpustakaan Desa, embung Desa, dan jalan Desa.
(Penjelasan Pasal 19 Huruf b)
Jenis jenis Peraturan di Desa Pasal 2

 Peraturan Desa  Peraturan Perundang-undangan yang


ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama BPD.
 Peraturan Bersama Kepala Desa  Peraturan yang
ditetapkan oleh dua atau lebih Kepala Desa dan
bersifat mengatur.
 Peraturan Kepala Desa  Peraturan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa dan bersifat mengatur.
Pengertian Desa
Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus daerahnya sesuai dengan hak asal usul, dan/atau hak
tradisional.
(Pasal 1 angka 43 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah )
Muatan Peraturan di Desa Pasal 4

 Peraturan Desa  berisi materi pelaksanaan


kewenangan desa dan penjabaran lebih lanjut dari
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
 Peraturan Bersama Kepala Desa  berisi materi
kerjasama desa.
 Peraturan Kepala Desa  berisi materi pelaksanaan
peraturan desa, peraturan bersama kepala desa dan
tindak lanjut dari peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
PERATURAN
DESA
PERENCANAAN PERDES Pasal 5

 Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Desa ditetapkan oleh


Kepala Desa dan BPD dalam rencana kerja Pemerintah Desa.
 Lembaga kemasyarakatan, lembaga adat dan lembaga desa lainnya di
desa dapat memberikan masukan kepada Pemerintah Desa dan atau BPD
untuk rencana penyusunan rancangan Peraturan Desa.
PENYUSUNAN PERDES OLEH KADES Pasal 6

 Penyusunan rancangan Peraturan Desa diprakarsai oleh Pemerintah


Desa.
 Rancangan Peraturan Desa yang telah disusun, wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat desa dan dapat dikonsultasikan
kepada camat untuk mendapatkan masukan.
 Rancangan Peraturan Desa yang dikonsultasikan diutamakan
kepada masyarakat atau kelompok masyarakat yang terkait
langsung dengan substansi materi pengaturan.
 Masukan dari masyarakat desa dan camat digunakan Pemerintah
Desa untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan Peraturan
Desa.
 Rancangan Peraturan Desa yang telah dikonsultasikan disampaikan
Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama.
PEMBAHASAN Pasal 8 - 10

 BPD mengundang Kepala Desa untuk membahas dan menyepakati


rancangan Peraturan Desa.
 Dalam hal terdapat Ranperdes prakarsa Pemerintah Desa dan usulan BPD
mengenai hal yang sama untuk dibahas dalam waktu pembahasan yang
sama,  didahulukan Raperdes usulan BPD sedangkan Raperdes usulan
Kepala Desa digunakan sebagai bahan untuk dipersandingkan.
 Raperdes yang belum dibahas dapat ditarik kembali oleh pengusul.
Apabila telah dibahas tidak dapat ditarik kembali kecuali atas
kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa dan BPD.
 Raperdes yang telah disepakati bersama disampaikan oleh pimpinan BPD
kepada kepala Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa paling
lambat 7 Hari terhitung sejak tanggal kesepakatan.
 Raperdes wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan membubuhkan
tanda tangan paling lambat 15 Hari terhitung sejak diterimanya
rancangan peraturan Desa dari pimpinan BPD.
PENETAPAN, PENGUNDANGAN DAN
PENYEBARLUASAN Pasal 11 - 13
 RAPERDES yang telah dibubuhi tanda tangan disampaikan
kepada Sekretaris Desa untuk diundangkan.
 Dalam hal Kepala Desa tidak menandatangani RAPERDES, wajib
diundangkan dalam Lembaran Desa dan sah menjadi Peraturan
Desa.
 Sekretaris Desa mengundangkan peraturan desa dalam lembaran
desa  dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan
hukum yang mengikat sejak diundangkan.
 Penyebarluasan sejak penetapan rencana penyusunan rancangan
Peraturan Desa, penyusunan Rancangan Peratuan Desa,
pembahasan Rancangan Peraturan Desa, hingga Pengundangan
Peraturan Desa  dilakukan oleh Pemerintah Desa dan BPD 
untuk memberikan informasi dan/atau memperoleh masukan
masyarakat dan para pemangku kepentingan.
EVALUASI RAPERDES
Pasal 14 – 18 Permendagri 111 Tahun 2014, tentang petunjuk Teknis PERDES

 RAPERDES tentang APB Desa, pungutan, tata ruang, dan


organisasi Pemerintah Desa yang telah dibahas dan disepakati
oleh Kepala Desa dan BPD, disampaikan oleh Kepala Desa kepada
Bupati Melalui camat : paling lambat 3 (tiga) hari sejak
disepakati untuk dievaluasi.
 Dalam hal Bupati tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas
waktu, Peraturan Desa tersebut berlaku dengan sendirinya.
 Hasil evaluasi RAPERDES diserahkan oleh Bupati paling lama 20
(dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan
Peraturan tersebut.
 Dalam hal Bupati telah memberikan hasil evaluasi, Kepala Desa
wajib memperbaikinya.
EVALUASI RAPERDES (Lanjut)

 Kepala Desa memperbaiki RAPERDES paling lama 20 (dua puluh)


hari sejak diterimanya hasil evaluasi  dapat mengundang BPD
untuk memperbaiki RAPERDES.
 Hasil koreksi dan tindaklanjut disampaikan Kepala Desa kepada
Bupati melalui camat.
 Dalam hal Kepala Desa tidak meninjaklanjuti hasil evaluasi dan
tetap menetapkan menjadi Peraturan Desa, Bupati membatalkan
PERDES dengan Keputusan Bupati.
 Bupati dapat membentuk tim evaluasi RAPERDES  dengan SK
Bupati
KLARIFIKASI PERDES Pasal 19 - 20

 PERDES yang telah diundangkan disampaikan oleh Kepala Desa kepada


Bupati paling lambat 7 Hari sejak diundangkan untuk diklarifikasi.
 Bupati melakukan klarifikasi PERDES dengan membentuk tim
klarifikasi paling lambat 30 hari sejak diterima.
 Hasil klarifikasi dapat berupa:
 sesuai dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi;
 bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau ketentuan
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
 Dalam hal hasil klarifikasi: tidak bertentangan  Bupati menerbitkan
surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.
 Dalam hal hasil klarifikasi : bertentangan Bupati membatalkan
Peraturan Desa dengan Keputusan Bupati.
PERATURAN BERSAMA
KEPALA DESA
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN Pasal 21 - 23

 Perencanaan penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa


ditetapkan bersama oleh dua Kepala Desa atau lebih dalam rangka kerja
sama antar-Desa.
 Perencanaan penyusunan tsb ditetapkan setelah mendapatkan
rekomendasi dari musyawarah desa.
 Penyusunan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa dilakukan oleh
Kepala Desa pemrakarsa.
 Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah disusun, wajib
dikonsultasikan kepada masyarakat desa masing-masing dan dapat
dikonsultasikan kepada camat masing-masing untuk mendapatkan
masukan.
 Masukan dari masyarakat desa dan camat tsb digunakan Kepala Desa
untuk tindaklanjut proses penyusunan rancanan Peraturan Bersama
Kepala Desa.
PEMBAHASAN, PENETAPAN PENGUNDANGAN PASAL 24
- 26

 Pembahasan rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa


dilakukan oleh 2 (dua) Kepala Desa atau lebih.
 Kepala Desa yang melakukan kerja sama antar-Desa
menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa dengan
membubuhkan tanda tangan paling lambat 7 (tujuh) hari
terhitung sejak tanggal disepakati.
 Rancangan Peraturan Bersama Kepala Desa yang telah
dibubuhi tanda tangan diundangkan dalam Berita Desa oleh
Sekretaris Desa masing-masing desa.
 Peraturan Bersama Kepala Desa mulai berlaku dan
mempunyai kekuatan hukum mengikat sejak tanggal
diundangkan dalam Berita Desa pada masing-masing Desa.
 Peraturan Bersama Kepala Desa disebarluaskan kepada
masyarakat Desa masing-masing.
PERATURAN
KEPALA DESA
PERATURAN KEPALA DESA PASAL 27 - 28

 Penyusunan rancangan Peraturan Kepala Desa dilakukan


oleh Kepala Desa.
 Materi muatan Peraturan Kepala Desa meliputi materi
pelaksanaan Peraturan di Desa dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi.
 Peraturan Kepala Desa diundangkan dalam Berita Desa oleh
Sekretaris Desa.
TAMBAHAN
 Pembiayaan pembentukan Peraturan di Desa dibebankan pada
APB Desa.
 Kepala Desa dapat menetapkan Keputusan Kepala Desa untuk
pelaksanaan Peraturan di desa, peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dan dalam rangka pelaksanaan
kewenangan desa yang bersifat penetapan.
 Ketentuan mengenai teknik penyusunan Peraturan di Desa dan
Keputusan Kepala Desa sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan.
 Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan
peraturan di desa diatur dalam Peraturan Bupati.
TAMBAHAN
 Dasar hukum memuat: Dasar kewenangan pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan atau Peraturan Perundang-
undangan yang memerintahkan pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
 Peraturan Perundang–undangan yang digunakan sebagai dasar
hukum hanya Peraturan Perundang–undangan yang tingkatannya
sama atau lebih tinggi.
 Peraturan Perundang-undangan yang akan dicabut dengan
Peraturan Perundang-undangan yang akan dibentuk, Peraturan
Perundang–undangan yang sudah diundangkan tetapi belum
resmi berlaku,tidak dicantumkan dalam dasar hukum.
Lanjutan....
 Rancangan PERDES tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes), tata ruang, pungutan, dan organisasi Pemerintah Desa
harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan
menjadi Peraturan Desa sesuai dengan Pasal 69 ayat 4 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014.
Kewenangan BPD dalam menyusun
RAPERDES
1.BPD dapat menyusun dan mengusulkan rancangan Peraturan
Desa.
2.Kecuali untuk rancangan Peraturan Desa tentang rencana
pembangunan jangka menengah Desa, rancangan Peraturan
Desa tentang rencana kerja Pemerintah Desa, rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa dan rancangan Peraturan Desa
tentang laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APB
Desa.
3.Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat diusulkan oleh anggota BPD kepada pimpinan BPD untuk
ditetapkan sebagai rancangan Peraturan Desa usulan BPD.
Peran Pemerintah Daerah
 Peran untuk melakukan pembinaan dan pengawasan Bagian Hukum
Sekretariat Daerah adalah pihak yang sesuai dengan bidangnya,
artinya memiliki peranan terhadap pengawasan terhadap penbentukan
Peraturan Desa. (Pasal 112 sampai dengan 115 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014)
 Peraturan Desa yang telah selesai dibentuk harus disampaikan kepada
Bupati/Walikota untuk dijadikan bahan evaluasi atau klarifikasi. (Pasal
84 PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksana Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa).
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman Pembentukan dan
mekanisme penyusunan Peraturan Desa diatur dengan Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Menteri. (Pasal 62
PP No 72 Tentang Desa)
 Pengawasan dan pembinaan berupa evaluasi dan klarifikasi
(Permendagri No. 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di
Desa)
Lanjutan....
 Rancangan PERDES tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes), tata ruang, pungutan, dan organisasi Pemerintah Desa
harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan
menjadi Peraturan Desa sesuai dengan Pasal 69 ayat 4 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014.
Lanjutan....
 Rancangan PERDES tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes), tata ruang, pungutan, dan organisasi Pemerintah Desa
harus mendapatkan evaluasi dari Bupati/Walikota sebelum ditetapkan
menjadi Peraturan Desa sesuai dengan Pasal 69 ayat 4 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai