K E P E R A W ATA N
T B PA R U
SYAHRIR
PENGERTIAN
ETIOLOGI
• Tuberkulosis Primer
PATHOLOGIS
• Tuberkulosis Sekunder
• AKTIF
AKTVIVTAS RADIOLOGIS
• PASIF
Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman
dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei
dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam
udara bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya
sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.
Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan. Partikel infeksi ini
terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada
jalan nafas atau paru-paru. Kuman akan dihadapi pertama
kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.
Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh
PATOFISIOLOGI makrofag keluar dari cabang trakea bronchial bersama
gerakan silia dalam sekretnya.
Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan
berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Disini
kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila,
masuk ke arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran ke
seluruh bagian paru menjadi TB milier.
Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah
bening menuju hilus dan juga diikuti pembesaran kelenjar
getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8
minggu.
MANIFESTASI KLINIK
• Demam
• Gejala sistemik lain:
Gejala sistemik malaise, keringat,
anoreksia dan berat badan
menurun.
PEME
RIKS
AAN
PENU
NJAN
G
PENGOBATAN
Efusi pleura
PENCEGAHAN
Diagnosis dan
pengobatan
Vaksinasi tuberculosis
Terapi
BCG pada pengobatan
pencegahan
bayi dan anak. (+) untuk
mencegah
penularan
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
• Identitas Pasien
Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.
• Riwayat Kesehatan
– Keluhan utama
Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang
lebih dari 3 minggu.
– Riwayat keluhan utama
Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu
tubuh, penurunan nafsu makan dan kelemahan tubuh.
Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)
– Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan
Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien
menangani penyakitnya.
– Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan mengalami penurunan
akibat nafsu makan yang kurang / malaise.
– Eliminasi
Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB
dan BAK.
– Kognitif Perseptual.
Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami
gangguan.
– Konsep Diri
Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien
tidak mengalami gangguan konsep diri.
– Pola Koping
Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah
dengan meminta pertolongan orang lain.
–Pola seksual reproduksi
Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis
kelamin. Kebanyakan pasien tidak melakukan hubungan seksual
karena kelemahan tubuh
4. Hidrasi yang
adekuat
memnamtu
mengencerkan
sekret dan
mengefektifkan
pembersihan
jalan napas.
5. Bersihkan sekret 5. Mencegah
dari mulut dan obstruksi dan
trakhea, bila aspirasi. Pengisapan
perlu lakukan diperlukan bila
pengisapan/sucti klien tidak mampu
on. mengeluarkan
6. Kolaborasi sekret.
dengan dokter
dalam 6. Pengobatan
pemberian obat tuberkulosis
sesuai indikasi terbagi menjadi 2
•OAT fase , yaitu fase
•Agen mukolitik intensif (2-3 bulan)
•Bronkodilator dan fase lanjutan
•kortikosteroid (4-7 bulan ). Paduan
obat yang
digunakan terdiri
atas obat utama
dan obat
tambahan. Jenis
obat utama yang
digunakan sesuai
dengan
rekomendasi WHO
adalah Rifampisisn,
INH, Pirazinamid,
Streptomisisn, dan
Etambutol.
•Agen mukolitik
menurunkan
kekentalan dan
perlengketan
sekret paru untuk
memudahkan
pembersihan.
•Bronkodilator
meningkatkan
diameter lumen
percabangan
trakeobronkhial
sehingga
menurunkan
tahanan terhadap
aliran udara.
•Kortikosteroid
berguna dengan
keterlibatan luas
pada hipoksemia
dan bila reaksi
inflamasi
mengancam
kehidupan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
4.SBunyi napas
dapat menurun/
tak ada pada area
kolaps yang
meliputi satu lobus,
segmen paru, atau
seluruh area paru
(unilateral).
5. Kaji 5. Ekspansi paru
pengembangan menurun pada area
dada dan posisi kolaps. Deviasi
trakhea trakhea kearah sisi
yang sehat pada
6. Kolaborasi untuk tension
tindakan pneumothoraks.
thorakosentesis
atau kalau perlu 6. Bertujuan
WSD. sebagai evakuasi
cairan atau udara
dan memudahkan
ekspansi paru
secara maksimal.
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
5.Memaksimalkan
intake nutrisi tanpa
kelelahan dan
energi besar serta
menurunkan iritasi
saluran cerna.
6. Kolaborasi untuk 6. Menilai kemajuan
pemeriksaan terapi diet dan
laboratorium membantu
khususnya BUN, perencanaan
protein serum dan intervensi
albumin. selanjutnya.
• 5. EVALUASI