Anda di halaman 1dari 22

PSIKOTERAPI UNTUK

PENYALAHGUNAAN NAPZA

Ns. Ira Erwina, M. Kep, Sp. KepJ


PENDAHULUAN
Intervensi psikososial, suatu pendekatan yang
mengutamakan pada masalah psikologis dan sosial yang
disandang oleh pasien dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien menghadapi setiap masalah (Coping
Mechanism)

• Merupakan komponen kunci untuk terapi gangguan


penggunaan NAPZA yang komprehensif baik secara
individu maupun kelompok
PENDAHULUAN
• Dapat diberikan pada setiap tahapan terapi baik dalam
keadaan intoksikasi sampai pada saat fase rehabilitasi yang
disesuaikan dengan kondisi pasien khususnya pasien
dengan kesadaran penuh
• Untuk melaksanakan intervensi ini diperlukan pelatihan
ketrampilan yang khusus dan memenuhi kriteria tertentu
sesuai dengan jenis intervensi
• Pendekatan psikososial saja bukan yang superior, program
terapi harus didesain sesuai kebutuhan pasien dengan
mempertimbangkan faktor budaya, umur, gender serta
komorbiditas
BEBERAPA MACAM INTERVENSI PSIKOSOSIAL

1. BRIEF INTERVENTION (BI)


2. KONSELING DASAR
3. WAWANCARA MOTIVASIONAL (MI)
4. COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY (CBT)
5. PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
6. PROGRAM 12 LANGKAH
7. LAYANAN PENUNJANG
BRIEF INTERVENTION
Brief Intervention dipertimbangkan untuk berbagai kondisi
yang melibatkan waktu tenaga profesional yang TERBATAS
untuk mencoba merubah penggunaan NAPZA. Berbagai
intervensi membutuhkan waktu antara 5 menit sampai 2
jam.

Intervensi direkomendasikan untuk beberapa kondisi :


• Penggunaan alkohol yang membahayakan tetapi belum
ketergantungan
• Ketergantungan alkohol ringan sampai sedang
• Ketergantungan nikotin/perokok
• Ketergantungan kanabis ringan sampai sedang
BRIEF INTERVENTION
Bl tidak direkomendasikan untuk kondisi
dibawah ini ;
• Pasien yang kompleks dengan isu-isu masalah
psikologis/psikiatrik
• Pasien dengan ketergantungan berat
• Pasien dengan kemampuan membaca yang
rendah
• Pasien dengan kesulitan terkait dengan
gangguan fungsi kognitif
BRIEF INTERVENTION
Enam elemen terapi dalam intervensi singkat yang sering digunakan dan
berhasil adalah:
F : Feedback : memberikan umpan balik hasil asesmen klinis
R : Responsibility : meyakinkan bahwa perilaku penggunaan NAPZA dan
masalah yang ditimbulkannya menjadi tanggung jawab individu .
A : Advice : memberikan kejelasan, anjuran praktis dan materi self help
M : Menu : memberikan beberapa opsi dan intervensi dalam perubahan
perilaku
E : Empathy : memperlihatkan sikap tidak menghakimi dan menghayati
pasien
S : Self-Efficacy : menekankan kepercayaan terhadap kemampuan individu
untuk berubah
KONSELING DASAR
Konseling adalah suatu proses pertolongan dimana seseorang,
dengan tulus dan tujuan jelas, memberikan waktu,
perhatian dan keahliannya membantu pasien untuk
mempelajari situasi mereka, mengenali dan melakukan
pemecahan masalah terhadap keterbatasan yang diberikan
lingkungan mereka.

Tujuannya adl
• Membantu pasien untuk mempelajari dan memperoleh
solusi jangka panjang yang memuaskan bagi masalah-
masalah yang dialaminya.
KONSELING DASAR
Dalam proses konseling agar terbangun suatu hubungan
terapeutik seorang konselor harus mampu :
 Melakukan percakapan yang efektif:
– Mendengarkan dengan aktif
– Mencoba mengerti perasaan pasien
– Menanyakan pertanyaan yang baik
– Menghargai pasien maupun perasaan pasien, dan tidak memaksanya
berubah
– Tidak menyalahkan atau menghakimi
– Mehyediakan informasi yang tepat
– Menyatakan bahwa pasien tidak sendiri menghadapi masalah untuk
mencegah pasien merasa gagal atau ditolak
• Memahami prinsip-prinsip umum dalam konseling
WAWANCARA MOTIVASIONAL
(MI)
Motivasi adalah suatu keadaan kesiapan atau keinginan untuk
berubah, selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu atau dari
situasi ke situasi lain.

Wawancara motivasional adalah sebuah wawancara yang


interaksinya berpusat pada pasien dan bertujuan untuk
membantu seseorang menggali dan mengatasi ambivalensi
tentang penggunaan NAPZA melalui tahap perubahan
WAWANCARA MOTIVASIONAL
(MI)
Prinsip wawancara motivasional :
• Mengekpresikan Empati
Empati yang dilakukan oleh tenaga kesehatan merupakan
faktor penting untuk mengetahui bagaimana respon pasien
terhadap intervensi yang diberikan
• Ketidakcocokan (perbedaan).
Wawancara motivasional bertujuan untuk menciptakan dan
menjelaskan perbedaan antara perilaku saat ini dan tujuan
yang lebih basar dan menilai cara pandang pasien terhadap
hal tersebut.
WAWANCARA MOTIVASIONAL
(MI)
• Menghindari argumentasi
Prinsip utama dari wawancara motivasional adalah dapat
menerima bahwa adanya ambivalensi dan resistensi untuk
berubah adalah suatu hal yang normal dan untuk mengajak
pasien mempertimbangkan antara informasi yang didapat
dan pandangan terhadap penggunaan NAPZA mereka.
Pada saat pasien memperlihatkan resistensinya, tenaga
kesehatan harus dapat menggambarkan kembali atau
merefleksikannya.
• Dukungan keyakinan diri (kepercayaan)
Kepercayaan terapis pada kemampuan pasien untuk
mengubah perilaku mereka juga penting dan dapat menjadi
sugesti diri sendiri.
WAWANCARA MOTIVASIONAL
(MI)
• Keterampilan-keterampilan khusus
Empat keterampilan pertama tersebut sering dikenal
dengan singkatan OARS:
– Open ended questions (Pertanyaan terbuka),
– Affirmation (Penegasan),
– Reflective listening (mendengarkan dengan cara
merefleksikan),
– Summarising(menyimpulkan).
Keterampilan kelima adalah "berbicara mengenai
perubahan" OARS dapat membantu pasien
menyampaikan argumentasi untuk mengubah perilaku
pengguna NAPZA mereka.
COGNITIVE BEHAVIOR THERAPY
(CBT)
Cognitive Behavioral Therapy atau yang lebih dikenal dengan
CBT adalah sebuah psikoterapi yang mulai banyak
digunakan oleh para profesional dan terapis dalam
menghadapi berbagai persoalan-persoalan psikologis
individual, bahkan sampai kepada penggunaan dalam
manajemen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan
produktifitas yang sustainable dan resilience.
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
Strategi yang digunakan dalam pencegahan kekambuhan :
• Tingkatkan komitmen untuk berubah (misal menggunakan
wawancara memotivasi)
• Identifikasi situasi resiko tinggi yang menimbulkan
kekambuhan (Kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana
penggunaan Napza bisa terjadi)
• Mengajarkan kemampuan msnghadapi masalah (coping skill),
misalnya ; ketrampilan sosial, ketrampilan manajemen diri,
monitoring diri dari penggunaan NAPZA,
• Mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi yang
dapat menyebabkan terjadinya kekambuhan :
– apa yang harus dilakukan pasien dalam suatu kejadian
– yang dapat menimbulkan kambuh?
– dimana pasien mendapatkan dukungan?
– apa peran yang dapat diberikan dari teman atau keluarga?
– seberapa cepat pasien harus membuat perjanjian untuk kembali ke
tempat praktek?
PROGRAM 12 LANGKAH

Fokus dari Program 12 Langkah adalah penerapan


langkahlangkah itu dalam kehidupan sehari-hari. Disinilah
penggunaan istilah Falsafah menjadi lebih relevan, karena
langkah-langkah ini menjadi panduan untuk menjalani
kehidupan sebagai seorang pecandu yang ingin
mempertahankan kebersihannya dan pembina perjalanan
spiritualnya.

Jadi, lebih dari sekedar peraturan, 12 Langkah menjadi


"Falsafah Hidup" seorang pecandu, untuk diamalkan ketika
menjalani kehidupan kesehariannya
12 LANGKAH NARCOTIC ANONYMOUS

1. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi


kita, sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.
2. Kita menjadi yakin bahwa ada kekuatan yang lebih besar
dari kita sendiri yang dapat mengembatikan kita kepada
kewarasan.K
3. Kita membuat keputusan untuk menyerahkan kemauan
dan arah kehidupan kita kepada kasih Tuhan sebagaimana
kita memahamiNya.
4. Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara
penuh, menyeluruh dan tanpa rasa gentar.
5. Kita mengakui kepada Tuhan, kepada diri kita sendiri
dan kepada seorang manusia lalnnya, setepat
mungkin sifat dari kesalahan-kesalahan kita.
6. Kita siap sepenuhnya agar Tuhan menyingkirkan
semua kecacatan karakter kita.
7. Kita dengan rendah hati memohon kepadaNya untuk
menyingkirkan semua kekurangan-kekurangan kita.
8. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita
sakiti dan menyiapkan diri untuk meminta maaf
kepada mereka semua.
Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada
orangorang tersebut bilamana memungkinkan,
kecuali bilamelakukannya akan justru melukai mereka
atau orang lain.
10. Kita secara terus menerus melakukan
inventarisasi pribadi kit dan bilamana kita
bersalah, segera mengakui kesalahan kita
11. Kita melakukan pencarian melalui doa dan
meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita
dengan Tuhan sebagaimana
kitamemahamiNya, berdoa hanya untuk
mengetahui kehendakNya atas diri kita dan
kekuatan untuk melaksanakannya.
12. Setelah mengalami pencerahan spiritual
sebagai hasil dari langkah-langkah ini, kita
mencoba menyampaikan pesan ini kepada
LAYANAN PENUNJANG
• Layanan laboratorium terdiri dari
pemeriksaan patologi klinik dan
laboratorium pemeriksaan NAPZA
• Untuk laboratorium patologi klinik yang
diperlukan adalah pemeriksaan darah
lengkap dan pemeriksaan kimia darah
• Untuk pemeriksaan NAPZA, jenis
pemeriksaan yang dilakukan dapat dilihat
pada daftar persyaratan minimal layanan
penunjang

Anda mungkin juga menyukai